Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KEPRIBADIAN EKSTROVERT SISWA SEKOLAH DASAR KELAS 6 DI

SDN TAWANGANOM 2

(Study Kasus: Di Sekolah Dasar Negeri Tawanganom 2 Kec. Magetan Kab. Magetan)

Disusun untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu: Melik Budiarti S.Sos, MA.

Disusun oleh:

Faris Maulana Arafli (2102101073)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepribadian merupakan kebiasaan, sikap, sifat yang di miliki seseorang yang berkembang
ketika seseorang berhubungan dengan orang lain, menurut (Koswara 2005: 35) menegaskan
bahwa definisi kepribadian (personality) adalah suatu istilah yang mengacu pada gambaran-
gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompoknya atau masyarakat,
kemudian individu tersebut diharapakan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan
gambaran sosial (peran) yang di terimanya itu. Kepribadian juga sering diartikan atau
dihubungkan dengan ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Oleh karena itu, definisi
kepribadian menurut pengertian sehari-hari menunjuk pada bagaimana individu tampil atau
menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.

Kepribadian ekstrovert merupakan kepribadian yang dipengaruhi dunia obyektif, yaitu


dunia luar dirinya dan orientasi tertuju keluar serta tindakan-tindakanya ditentukan oleh
lingkungan baik sosial maupun non sosial. Ciri-ciri tipe kepribadian ekstrovert seperti
diungkapkan oleh Suryabrata (1990) digambarkan sebagai individu bersikap ramah, asertif,
aktif, secara fisik bergairah, mudah berubah dan dengan ciri tersebut dapat menyebabkan
individu dengan tipe kepribadian ekstrovert membutuhkan orang lain untuk diajak bicara dalam
memutuskan suatu masalah. Ekstrovert adalah kepribadian yang mendapatkan energi melalui
banyak orang dan interaksi dengan dunia luar.  Hal itulah yang membuat mereka cenderung
mudah bergaul, banyak berbicara, antusias, dan ramah. Orang dengan tipe kepribadian ini juga
senang mencari pengalaman baru, yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan
orang lain sebanyak mungkin. Sebaliknya, mereka akan merasa sangat bosan atau bahkan
cemas ketika menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian.

Kepribadian ekstrovert lebih tertarik pada aktivitas aktif seperti olahraga, waktu luang, dan
faktor fisik yang menarik orang lain. Ekstrovert sering dikaitkan dengan keterampilan
komunikasi, ambisi, keinginan, dan banyak bicara, yang sangat berperan aktif pada dirinya,
disisi lain, orang dengan kepribadian ekstrovert mempunyai kekurangan dalam hal mengambil
atau menimbang keputusan. Kelebihan kepribadian ektrovert adalah berfikir terbuka, yang
dimaksud disini keterbukaan untuk saling bertukar pendapat apapun dan menjadikan dirinya

2
seorang yang penuh keramahan meskipun hanya pertama kali bertemu. Kelemahan kepribadian
ekstrovert salah satunya sulit dalam menjaga ucapan, seseorang yang tidak sadar apa yang
diucapkan menjadi sebuah perkara kecil yang bisa menjadi masalah besar.

Diperkirakan kepribadian siswa dapat memberikan pengaruh terhadap pencapaian hasil


belajar siswa. Pada hakikatnya, setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda dalam
memahami dan menghadapi permasalahan pembelajaran dikelas yang diberikan oleh guru.
Ketika siswa diberikan soal, terdapat siswa yang suka menyelesaikan secara bersama-sama
ataupun menyelesaikannya sendiri. Siswa yang memiliki kepribadian extrovert kemungkinan
memiliki hasil belajar yang baik dalam menyelesaikan soal bersama. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penulis melakukan observasi dan wawancara terhadap salah satu siswa
kelas 6 di sekolah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian
ekstrovet siswa sekolah dasar kelas 6 di SDN Tawanganom 2 saat pembelajaran berlangsung.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana kepribadian ekstrovert siswa sekolah dasar kelas 6 di SDN Tawanganom 2?
1.3 Tujuan
Untuk mendeskripsikan kepribadian ekstrovet siswa sekolah dasar kelas 6 di SDN
Tawanganom 2

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perilaku Ekstrovet

Menurut Suryabrata (1993), orang-orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi dunia


objektifnya, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar. Pikiran, perasaan
serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial
maupun non sosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakatya, ini sama artinya dengan hati
terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Bahaya bagi ekstrovert ini adalah
apabila ikatan terhadap dunia luar itu terlalu kuat, sehingga tenggelam dalam dunia objektifnya,
kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri (dalam Nuqui, 2006. Hal: 29

Eysenck, mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki tipe kecenderungan ektrovert


akan memiliki karakteristik sebagai berikut: mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul,
meyukai pesta, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan teman untuk diajak bicara,
tertarik dengan apa yang tejadi disekitar mereka, terbuka, dan sering banyak bicara,
membandingkan pendapat mereka dengan pendapat orang lain seperti aksi dan inisiatif, mudah
mendapat teman dan beradaptasi dalam kelompok baru, mengatakan apa yang mereka pikirkan
tertarik dengan orang-orang baru mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak
diinginkannya. Mereka individu yang periang dan tidak memusingkan suatu masalah, optimis
dan ceria (dalam Atkinson, 1993. Hal: 370)

Sedangkan menurut L. A. Pervin (dalam Nugul, 2006. Hal: 30), bahwa gambaran sifat
tipe kepribadian ekstrovert adalah sebagai orang yang ramah dalam pergaulan, banyak teman,
sangat memerlukan kegembiraan, ceroboh, impulsive. Secara lebih rinci dijabarkan mudah
marah, gelisah agresif, mudah menerima rangsang, berubah-ubah, impulsif, aktif, optimis, suka
bergaul, banyak bicara, mau mendengar, menggampangkan lincah, riang, kepemimpinan.

Menurut Jung, orang ekstrovert dipengauhi dunia objektif, diluar dirinya. Orientasi
tertuju pada pikiran, perasaan terdasarnya terutama ditentukan oleh lingkungan baik sosial
maupun non sosial (Suryabrata, 2006. Hal: 292).

Dapat disimpulkan bahwa orang yang berkepribadian ekstrovert adalah orang yang
mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarya, sehingga fikiran, perasaan
dan tindakan-tindakannya banyak dipengaruhi dunia liar dirinya daripada dunia dalam dirinya.
4
2.2 Aspek Perilaku Ekstrovet

Eysenck dan Wilson (1992) menentukan dimensi dasar yang disebut dengan sifat (trait).
Sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tujuh aspek antara lain:

1. Activity, aspek ini mengukur bagaimana subjek melakukan aktivitasnya. Orang yang
mempunyai tipe kepribadian ekstrovert umumnya aktif dan energik dan orientasinya
lebih banyak tertuju ke luar.
2. Sociability, aspek ini mengukur bagaimana orang melakukan kontak sosial. Orang
dengan tipe kepribadian ekstrovert senang mencari teman yang banyak, menyukai
kegiatan-kegiatan sosial, dan mudah menjumpai orang-orang.
3. Risk taking, aspek ini mengukur bagaimana keberanian orang mengambil resiko dalam
hidupnya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
4. Impulsiveness. Orang impulsif akan terlihat tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,
mudah berubah dan kurang dapat menahan dorongan hati. Orang dengan tipe
kepribadian ekstrovert cenderung lebih impulsif daripada orang introvert.
5. Expressiveness, aspek yang mengukur bagaimana orang memperlihatkan gejolak
perasaannya dengan terbuka seperti marah, benci, cinta, simpati dan rasa suka,
sentimental, dan simpatik.
6. Practically, aspek yang mengukur tingkat kegemaran dan lebih tertarik melakukan hal-
hal yang praktis, tidak sabar dengan kegiatan abstrak atau khayal.
7. Responsibility, aspek yang mengukur bagaimana individu bertanggung jawab terhadap
aktivitas dan pekerjaannya. Orang dengan tipe kepribadian ekstrovert umumnya tidak
menyukai sesuatu yang bersifat resmi atau formal, terlambat menepati janji, pendirian
berubah-ubah, dan kurang bertanggung jawab secara sosial

Dari beberapa aspek perilaku ekstrovet diatas, menurut peneliti aspek perilaku ekstrovet
meliputi:

1. Activity yaitu bagaimana siswa saat melakukan aktivitasnya di lingkungan sekolah;


2. Sociability yaitu interaksi sosial siswa dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya.
3. Impulsiveness yaitu adalah sikap ketika seseorang melakukan suatu tindakan tanpa
memikirkan akibat dari apa yang dilakukan.
4. Expressiveness yaitu bagaimanana orang memperlihatkan rasa simpati pada seseorang.

5
Disini penulis membatasi 2 aspek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) Activity yaitu
bagaimana siswa saat melakukan aktivitasnya di lingkungan sekolah; (2) Sociability yaitu
interaksi sosial siswa dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya; (3) Expressiveness yaitu
bagaimanana orang memperlihatkan rasa simpati pada seseorang.

2.3 Indikator Perilaku Ekstrovet

Berdasarkan teori Carl Gustav jung terdapat salah satu fungsi yang berkembang yaitu superior,
fungsi ini menguasai alam sadar seseorang yang digolongkan dalam tipe ekstrovert. Seseorang
yang bertipe ekstrovert memiliki ciri:

1. Sikap kesadaran yang mengarah keluar dirinya


2. Orientasi tertuju keluar, pikiran, perasaan dan tindakannya ditentukan oleh lingkungan
3. Cirinya penyesuaian dengan lingkungan baik tingkah laku baik, cepat, dan tepat
4. Pandai bergaul

Eysenck (Shelarina, 2011) kepribadian ekstrovert didasarkan pada perbedaan respon, kebiasaan
– kebiasaan, dan sifat yang ditunjukkan oleh seseorang dalam melakukan tindakan yang
memiliki indikator sebagai berikut:

1. Mempunyai jiwa pemimpin


2. Periang
3. Tolong menolong
4. Bebas
5. Responsif
6. Aktif bicara
7. Mudah berpartisipasi sosial

Berdasarkan indikator – indikator kepribadian ekstrovert diatas, menurut peneliti indikator


kepribadian ekstrovert, meliputi:

1. Aspek activity
Indikator pada aspek activity meliputi energik, selalu tertuju keluar.
2. Aspek sociability
Indikator pada aspek sociability meliputi aktif berbicara, senang mencari teman yang
banyak, menyukai kegiatan-kegiatan sosial, dan mudah menjumpai orang-orang

6
3. Aspek risk taking
Indikator pada aspek risk tasking meliputi berani bertindak, lincah, berani mengambil
resiko
4. Aspek implusiveness
Indikator pada aspek implusiveness meliputi tergesa – gesa, mudah berubah dan kurang
dapat menahan dorongan hati.
5. Aspek expressiveness
Indikator pada aspek expressiveness meliputi mudah mengungkapkan ekspresi marah,
benci, cinta, simpati dan rasa suka, sentimental, dan simpatik.
6. Aspek practically
Indikator pada aspek practically meliputi tertarik melakukan hal-hal yang praktis, tidak
sabar dengan kegiatan abstrak atau khayal.
7. Aspek responsibility
Indikator pada aspek responsibility meliputi tidak menyukai sesuatu yang bersifat resmi
atau formal, terlambat menepati janji, pendirian berubah-ubah, dan kurang bertanggung
jawab secara sosial.

Disini penulis membatasi indikator sesuai aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, yatu:

1. Aspek Activity
a. Mempunyai jiwa pemimpin
b. Periang
2. Aspek Sociability
a. Aktif berbicara
b. Mudah bergaul
3. Aspek expressiveness
a. Rasa simpati dengan tolong menolong

7
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk menganalisa perilaku ekstrovert seorang siswa di sekolah dasar. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian study kasus. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai
instrumen kunci. Peneliti bertindak sebagai sebagai perencana, pengumpulan dan pengolahan
data yang kemudian digunakan sebagai laporan peneliti.

Penelitian ini dilakukan di SDN Tawanganom 2, Kec.Magetan, Kab.Magetan dengan


subjek penelitian ini yaitu guru kelas dan siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Pengecekan kebahasaan teumuan dilakukan
dengan triangulasi data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif kualitatif

8
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data dan Pembahasan


1. Aspek Activity
Pada indikator memiliki jiwa pemimpin yang ada pada aspek activity ini
menjelaskan tentang keaktifan siswa dikelas bagaimana siswa mampu dikatakan
mempunyai jiwa pemimpin, diperoleh dari hasil data bahwa siswa A mampu
menjadi penengah diantara teman sekelasnya. Seorang ekstrovert lebih dikenal
dengan pribadi ceria, terbuka, dan peramai suasana yang cenderung dianggap cocok
untuk menjadi seorang pemimpin. Dirangkum dari jurnal The Role Of Extroversion
And Introversion In Defining Effective Transformational Leaders oleh Kimberly
Townes, seorang extrovert sebagai seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk
dengan mudah menginspirasi orang lain karena sifat terbukanya. Selain itu sebagai
seorang extrovert, mereka mendapatkan semangat ketika mereka bisa berinteraksi
dengan orang lain, sehingga menyebabkan banyak ide kreatif bisa tersampaikan
baik dari pemimpin pada anggotanya maupun sebaliknya. Cara yang dapat
dilakukan untuk mengarahkan anak dengan jiwa pemimpin bisa dengan
mengajaknya berbicara dengan membahas hal – hal yang mudah dipahami atau
sering mengajak siswa bekerja secara kelompok, dengan begitu siswa akan dapat
mengontrol emosi yang ada dalam dirinya.
Pada indikator periang yang ada pada aspek activity ini menjelaskan tentang
bagaimana siswa saat berada di lingkungan sekolah, siswa yang lebih sering
mengahabiskan waktunya bersama teman – teman. Di peroleh hasil bahwa siswa A
lebih sering menghabiskan waktu saat disekolah bersama teman – temannya
dibandingkan menyendiri, jika siswa tersebut mencoba untuk mengabiskan waktu
dengan tidak bertemu orang lain, ia merasa tidak tenang dan akan mencari cara
untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain setiap harinya. Karena hal ini
perlunya pengarahan pada anak ekstrovert yang memiliki banyak teman yaitu cara
berbicara. Biasanya anak berkepribadian seperti ini secara tidak langsung menyakiti
orang terdekatnya dengan kalimat yang frontal, kondisi yang seperti ini harus

9
diperhatikan dan dihilangkan. Cara yang dapat dilakukan dengan memberi motivasi
secara perlahan apabila diketahui salah dalam berbicara dengan teman atau gurunya.
2. Aspek Sociability
Pada indikator aktif berbicara yang ada pada aspek sosiability ini menjelaskan
tentang keaktifan siswa berbicara saat di kelas, bagaimana siswa tersebut aktif
dalam berinteraksi dengan teman-teman dan guru saat berada di kelas. Diperoleh
hasil bahwa siswa A lebih aktif berinteraksi dikelas, seperti sering menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, menyanggah teman saat berdiskusi bersama, dan
aktif saat kegiatan belajar secara berkelompok. Kepribadian seperti yang membuat
siswa ekstrovert terlihat lebih menonjol dari pada yang lainnya.
Pada indikator mudah bergaul yang ada pada aspek sosiability ini menjelaskan
tentang siswa yang memiliki banyak teman, baik teman kelas maunpun luar kelas.
Diperoleh siswa A memiliki banyak teman. Siswa ini memiliki kepercayaan diri
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan teman-temannya. Siswa ini jauh lebih
sering berkecimbung dengan teman sekelas dan teman beda kelas. Kepribadian
siswa ini seringkali dikaitkan dengan keterampilan dalam berkomunikasi, keinginan
dan ambisi yang besar serta lebih banyak berbicara. Pada indikator ini siswa
memiliki pertemanan yang luas, karena sifat ekstrovet yang di milikinya membantu
untuk lebih mudah beradaptasi dan berkomunikasi dengan temannya meskipun yang
baru dikenal.

3. Aspek Expressiveness
Pada indikator rasa simpati dengan tolong menolong yang ada pada aspek
expressiveness menjelaskan tentang siswa yang tidak bisa melihat seseorang dalam
kesusahan, siswa tersebut akan berusaha menolong atau menanyai seseorang jika
terlihat kesusahan. Diperoleh siswa A memiliki rasa simpati yang cukup tinggi
dengan cara menolong temannya yang tidak bisa mengerjakan tugas atau soal saat
jam pelajaran dikelas berlangsung.

10
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kepribadian ekstrovret adalah orang mudah bergaul dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan disekitarnya, sehingga fikiran dan perasaan dipengaruhi dunia luar dirinya.
Karakter siswa ekstrovret yang sering digambarkan pada penjelasan diatas mengantarkannya
pada keuntungan cepat berkembang, mencapai tujuan, mempunyai banyak relasi dan
pengalaman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa salah satu
siswa di SDN Tawanganom 2 menunjukkan kepribadian ekstrovret. Kepribadian ekstrovret
pada aspek activity yang ditunjukkan oleh siswa yaitu memiliki jiwa pemimpin yang ada pada
aspek activity ini menjelaskan tentang keaktifan siswa dikelas bagaimana siswa mampu
dikatakan mempunyai jiwa pemimpin, mampu menjadi penengah diantara teman sekelasnya
serta lebih sering menghabiskan waktu saat disekolah bersama teman – temannya dibandingkan
menyendiri, jika siswa tersebut mencoba untuk mengabiskan waktu dengan tidak bertemu
orang lain, ia merasa tidak tenang dan akan mencari cara untuk dapat berkomunikasi dengan
orang lain setiap harinya. Kepribadian ekstrovret dalam aspek sociability yang ditunjukan oleh
siswa yaitu bagaimana siswa tersebut aktif dalam berinteraksi dengan teman-teman dan guru
saat berada di kelas serta memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
teman-temannya sehingga siswa tersebut mempunyai banyak teman. Kepribadian ekstrovret
pada aspek expressiveness menunjukkan siswa memiliki rasa simpati yang cukup tinggi dengan
cara menolong temannya yang tidak bisa mengerjakan tugas atau soal saat jam pelajaran
dikelas berlangsung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Oktafida, E. A. (2012). Pengaruh kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif wanita


karir di Kantor Imigrasi Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).

Suryabrata, S. (1990). Metodologi Penelitian (Cetakan Kelima). Jakarta: Rajawali.


Suryabrata, S. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shelarina, R. (2011). Hubungan antara Sumber-Sumber Self Esteem pada Tipe Kepribadian
Ekstrovert dan Tipe Kepribadian Introvert dengan Perceived Social Support Pecandu
Narkoba dalam Masa Pemulihan di Lingkungan Yayasan Insan Hamdani Rumah
Cemara (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Widiantari, K. S., & Herdiyanto, Y. K. (2013). Perbedaan intensitas komunikasi melalui
jejaring sosial antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pada remaja. Jurnal
Psikologi Udayana, 1(1), 106-115.
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jiipsi/article/download/253/117/
http://etheses.uin-malang.ac.id/2286/6/08410108_Bab_2.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11083/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y http://repository.iainpurwokerto.ac.id/3851/1/COVER_BAB
%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

12
13
LAMPIRAN

Tabel Triangulasi

 Aspek kepribadian ekstrovert activity

Pertanyaan Siswa Guru Triangulasi


1. Apakah siswa A Iya, saya menjadi ketua kelas Iya, dia jadi ketua kelas karena Siswa A memiliki peran
memiliki peran aktif di sekarang ini sering kali saya lihat bisa sebagai ketua kelas karena
kelas? menjadi penengah di antara memiliki jiwa pemimpin yang
teman - temannya bisa menjadi penengah diantara
teman - temananya
2. Apakah respon siswa Saya lebih senang bersama Iya, dia selalu menghabiskan Siswa A bisa dikatakan anak
senang saat berada teman dibandingkan sendiri waktu disekolah bersama teman yang periang karena memiliki
bersama teman? - temannya banyak teman

 Aspek kepribadian ekstrovert sosiability

Pertanyaan Siswa Guru Triangulasi


1. Apakah siswa aktif Saya sering menjawab Iya, dia selalu jadi yang Siswa A bisa aktif di dalam
berbicara saat dikelas? pertanyaan dari guru pertama menjawab jika ada kelas saat pelajaran karena
pertanyaan yang diajukan di sering menjawab pertanyaan
kelas dari guru
2. Apakah siswa A Saya punya banyak teman Iya, dia kenal banyak teman di Siswa A bisa dikatakan mudah

14
memiliki banyak teman? sekolah, tidak hanya teman bergaul dengan temannya
sekelasnya saja karena banyak mengenal dan
dikenal

 Aspek kepribadian ekstrovert implulsinevess

Pertanyaan Siswa Guru Triangulasi


1. Apakah siswa memiliki Biasanya saya membantu teman Iya, dia suka menolong Siswa A dapat dikatakan
rasa simpati atau suka yang kurang paham dalam temannya yang tidak bisa memiliki rasa simpati yang
menolong pada sesama? mengerjakan tugas di dalam mengerjakan tugas dikelas saat tinggi saat melihat temannya
kelas pelajaran berlangsung dikelas kesusahan

Verbatim data

15
Observer : Faris

Orang yang di wawancarai : Siswa A dan Guru

Tanggal wawancara : 2 Desember 2022

Lokasi wawancara : SDN Tawanganom 2, Kec.Magetan, Kab.Magetan

1. Wawancara dengan siswa A


Observer: Apakah kamu sekarang ini menjadi pengurus kelas?
Siswa A: Iya kak, sekrang saya menjadi ketua kelas.
Observer: Bagaimana kegiatan kamu saat di sekolah?
Siswa A: Biasanya saya kalau istirahat bersama teman-teman.
Observer: Apa cuma teman sekelas aja?
Siswa A: Engga kak, kadang juga teman dari beda kelas.
Observer: Kamu lebih suka berbicara dengan teman sekelas apa teman beda kelas?
Siswa A: Kalau aku lebih suka sama teman sekalas karena teman dikelas lebih sering berkomunikasi.
Observer: Ketika kamu dikelas saat jam pelajaran, biasanya bicara tentang apa ?
Siswa A: kalo jam pelajaran biasanya saya membahas tentag materi yang diajarkan bu guru.
Observer: kalau ada teman yang tidak bisa mengerjakan, biasanya kamu gimana?
Siswa A: Ya tergantung kak, kalau saya bisa ya saya bantuin, tapi sebisa mungkin saya akan bantu sebisa saya.

2. Wawancara dengan Guru

16
Observer: Apakah siswa A punya peran aktif dikelas?
Guru: Iya, siswa A menjadi ketua kelas, karena seringkali saya lihat bisa menjadi penengah diantara teman-temannya.
Observer: Apakah respon siswa A senang saat bersama teman-temannya?
Guru: Iya, siswa A selalu menghabiskan waktu disekolah bersama teman-temannya.
Observer: Apakah siswa A aktif berbicara saat berbicara saat dikelas?
Guru: Iya, siswa A selalu jadi yang pertama menjawab jika ada pertanyaan yang diajukan dikelas.
Observer: Apakah siswa A mempunyai banyak teman akrab?
Guru: Iya, siswa A mempunyai teman banyak disekolah, tidak hanya teman sekelasnya saja.
Observer: Apakah siswa A mempunyai rasa tolong menolong dikelas?
Guru: Iya, siswa A memiliki rasa simpati, jika ada teman sekelasnya yang tidak bisa mengerjakan soal atau tugas dikelas akan
dibantu.

17

Anda mungkin juga menyukai