SDN TAWANGANOM 2
(Study Kasus: Di Sekolah Dasar Negeri Tawanganom 2 Kec. Magetan Kab. Magetan)
Disusun oleh:
TAHUN 2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian merupakan kebiasaan, sikap, sifat yang di miliki seseorang yang berkembang
ketika seseorang berhubungan dengan orang lain, menurut (Koswara 2005: 35) menegaskan
bahwa definisi kepribadian (personality) adalah suatu istilah yang mengacu pada gambaran-
gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompoknya atau masyarakat,
kemudian individu tersebut diharapakan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan
gambaran sosial (peran) yang di terimanya itu. Kepribadian juga sering diartikan atau
dihubungkan dengan ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Oleh karena itu, definisi
kepribadian menurut pengertian sehari-hari menunjuk pada bagaimana individu tampil atau
menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.
Kepribadian ekstrovert lebih tertarik pada aktivitas aktif seperti olahraga, waktu luang, dan
faktor fisik yang menarik orang lain. Ekstrovert sering dikaitkan dengan keterampilan
komunikasi, ambisi, keinginan, dan banyak bicara, yang sangat berperan aktif pada dirinya,
disisi lain, orang dengan kepribadian ekstrovert mempunyai kekurangan dalam hal mengambil
atau menimbang keputusan. Kelebihan kepribadian ektrovert adalah berfikir terbuka, yang
dimaksud disini keterbukaan untuk saling bertukar pendapat apapun dan menjadikan dirinya
2
seorang yang penuh keramahan meskipun hanya pertama kali bertemu. Kelemahan kepribadian
ekstrovert salah satunya sulit dalam menjaga ucapan, seseorang yang tidak sadar apa yang
diucapkan menjadi sebuah perkara kecil yang bisa menjadi masalah besar.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sedangkan menurut L. A. Pervin (dalam Nugul, 2006. Hal: 30), bahwa gambaran sifat
tipe kepribadian ekstrovert adalah sebagai orang yang ramah dalam pergaulan, banyak teman,
sangat memerlukan kegembiraan, ceroboh, impulsive. Secara lebih rinci dijabarkan mudah
marah, gelisah agresif, mudah menerima rangsang, berubah-ubah, impulsif, aktif, optimis, suka
bergaul, banyak bicara, mau mendengar, menggampangkan lincah, riang, kepemimpinan.
Menurut Jung, orang ekstrovert dipengauhi dunia objektif, diluar dirinya. Orientasi
tertuju pada pikiran, perasaan terdasarnya terutama ditentukan oleh lingkungan baik sosial
maupun non sosial (Suryabrata, 2006. Hal: 292).
Dapat disimpulkan bahwa orang yang berkepribadian ekstrovert adalah orang yang
mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarya, sehingga fikiran, perasaan
dan tindakan-tindakannya banyak dipengaruhi dunia liar dirinya daripada dunia dalam dirinya.
4
2.2 Aspek Perilaku Ekstrovet
Eysenck dan Wilson (1992) menentukan dimensi dasar yang disebut dengan sifat (trait).
Sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tujuh aspek antara lain:
1. Activity, aspek ini mengukur bagaimana subjek melakukan aktivitasnya. Orang yang
mempunyai tipe kepribadian ekstrovert umumnya aktif dan energik dan orientasinya
lebih banyak tertuju ke luar.
2. Sociability, aspek ini mengukur bagaimana orang melakukan kontak sosial. Orang
dengan tipe kepribadian ekstrovert senang mencari teman yang banyak, menyukai
kegiatan-kegiatan sosial, dan mudah menjumpai orang-orang.
3. Risk taking, aspek ini mengukur bagaimana keberanian orang mengambil resiko dalam
hidupnya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
4. Impulsiveness. Orang impulsif akan terlihat tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,
mudah berubah dan kurang dapat menahan dorongan hati. Orang dengan tipe
kepribadian ekstrovert cenderung lebih impulsif daripada orang introvert.
5. Expressiveness, aspek yang mengukur bagaimana orang memperlihatkan gejolak
perasaannya dengan terbuka seperti marah, benci, cinta, simpati dan rasa suka,
sentimental, dan simpatik.
6. Practically, aspek yang mengukur tingkat kegemaran dan lebih tertarik melakukan hal-
hal yang praktis, tidak sabar dengan kegiatan abstrak atau khayal.
7. Responsibility, aspek yang mengukur bagaimana individu bertanggung jawab terhadap
aktivitas dan pekerjaannya. Orang dengan tipe kepribadian ekstrovert umumnya tidak
menyukai sesuatu yang bersifat resmi atau formal, terlambat menepati janji, pendirian
berubah-ubah, dan kurang bertanggung jawab secara sosial
Dari beberapa aspek perilaku ekstrovet diatas, menurut peneliti aspek perilaku ekstrovet
meliputi:
5
Disini penulis membatasi 2 aspek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) Activity yaitu
bagaimana siswa saat melakukan aktivitasnya di lingkungan sekolah; (2) Sociability yaitu
interaksi sosial siswa dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya; (3) Expressiveness yaitu
bagaimanana orang memperlihatkan rasa simpati pada seseorang.
Berdasarkan teori Carl Gustav jung terdapat salah satu fungsi yang berkembang yaitu superior,
fungsi ini menguasai alam sadar seseorang yang digolongkan dalam tipe ekstrovert. Seseorang
yang bertipe ekstrovert memiliki ciri:
Eysenck (Shelarina, 2011) kepribadian ekstrovert didasarkan pada perbedaan respon, kebiasaan
– kebiasaan, dan sifat yang ditunjukkan oleh seseorang dalam melakukan tindakan yang
memiliki indikator sebagai berikut:
1. Aspek activity
Indikator pada aspek activity meliputi energik, selalu tertuju keluar.
2. Aspek sociability
Indikator pada aspek sociability meliputi aktif berbicara, senang mencari teman yang
banyak, menyukai kegiatan-kegiatan sosial, dan mudah menjumpai orang-orang
6
3. Aspek risk taking
Indikator pada aspek risk tasking meliputi berani bertindak, lincah, berani mengambil
resiko
4. Aspek implusiveness
Indikator pada aspek implusiveness meliputi tergesa – gesa, mudah berubah dan kurang
dapat menahan dorongan hati.
5. Aspek expressiveness
Indikator pada aspek expressiveness meliputi mudah mengungkapkan ekspresi marah,
benci, cinta, simpati dan rasa suka, sentimental, dan simpatik.
6. Aspek practically
Indikator pada aspek practically meliputi tertarik melakukan hal-hal yang praktis, tidak
sabar dengan kegiatan abstrak atau khayal.
7. Aspek responsibility
Indikator pada aspek responsibility meliputi tidak menyukai sesuatu yang bersifat resmi
atau formal, terlambat menepati janji, pendirian berubah-ubah, dan kurang bertanggung
jawab secara sosial.
Disini penulis membatasi indikator sesuai aspek yang telah dijelaskan sebelumnya, yatu:
1. Aspek Activity
a. Mempunyai jiwa pemimpin
b. Periang
2. Aspek Sociability
a. Aktif berbicara
b. Mudah bergaul
3. Aspek expressiveness
a. Rasa simpati dengan tolong menolong
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk menganalisa perilaku ekstrovert seorang siswa di sekolah dasar. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian study kasus. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai
instrumen kunci. Peneliti bertindak sebagai sebagai perencana, pengumpulan dan pengolahan
data yang kemudian digunakan sebagai laporan peneliti.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
diperhatikan dan dihilangkan. Cara yang dapat dilakukan dengan memberi motivasi
secara perlahan apabila diketahui salah dalam berbicara dengan teman atau gurunya.
2. Aspek Sociability
Pada indikator aktif berbicara yang ada pada aspek sosiability ini menjelaskan
tentang keaktifan siswa berbicara saat di kelas, bagaimana siswa tersebut aktif
dalam berinteraksi dengan teman-teman dan guru saat berada di kelas. Diperoleh
hasil bahwa siswa A lebih aktif berinteraksi dikelas, seperti sering menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, menyanggah teman saat berdiskusi bersama, dan
aktif saat kegiatan belajar secara berkelompok. Kepribadian seperti yang membuat
siswa ekstrovert terlihat lebih menonjol dari pada yang lainnya.
Pada indikator mudah bergaul yang ada pada aspek sosiability ini menjelaskan
tentang siswa yang memiliki banyak teman, baik teman kelas maunpun luar kelas.
Diperoleh siswa A memiliki banyak teman. Siswa ini memiliki kepercayaan diri
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan teman-temannya. Siswa ini jauh lebih
sering berkecimbung dengan teman sekelas dan teman beda kelas. Kepribadian
siswa ini seringkali dikaitkan dengan keterampilan dalam berkomunikasi, keinginan
dan ambisi yang besar serta lebih banyak berbicara. Pada indikator ini siswa
memiliki pertemanan yang luas, karena sifat ekstrovet yang di milikinya membantu
untuk lebih mudah beradaptasi dan berkomunikasi dengan temannya meskipun yang
baru dikenal.
3. Aspek Expressiveness
Pada indikator rasa simpati dengan tolong menolong yang ada pada aspek
expressiveness menjelaskan tentang siswa yang tidak bisa melihat seseorang dalam
kesusahan, siswa tersebut akan berusaha menolong atau menanyai seseorang jika
terlihat kesusahan. Diperoleh siswa A memiliki rasa simpati yang cukup tinggi
dengan cara menolong temannya yang tidak bisa mengerjakan tugas atau soal saat
jam pelajaran dikelas berlangsung.
10
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kepribadian ekstrovret adalah orang mudah bergaul dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan disekitarnya, sehingga fikiran dan perasaan dipengaruhi dunia luar dirinya.
Karakter siswa ekstrovret yang sering digambarkan pada penjelasan diatas mengantarkannya
pada keuntungan cepat berkembang, mencapai tujuan, mempunyai banyak relasi dan
pengalaman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa salah satu
siswa di SDN Tawanganom 2 menunjukkan kepribadian ekstrovret. Kepribadian ekstrovret
pada aspek activity yang ditunjukkan oleh siswa yaitu memiliki jiwa pemimpin yang ada pada
aspek activity ini menjelaskan tentang keaktifan siswa dikelas bagaimana siswa mampu
dikatakan mempunyai jiwa pemimpin, mampu menjadi penengah diantara teman sekelasnya
serta lebih sering menghabiskan waktu saat disekolah bersama teman – temannya dibandingkan
menyendiri, jika siswa tersebut mencoba untuk mengabiskan waktu dengan tidak bertemu
orang lain, ia merasa tidak tenang dan akan mencari cara untuk dapat berkomunikasi dengan
orang lain setiap harinya. Kepribadian ekstrovret dalam aspek sociability yang ditunjukan oleh
siswa yaitu bagaimana siswa tersebut aktif dalam berinteraksi dengan teman-teman dan guru
saat berada di kelas serta memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
teman-temannya sehingga siswa tersebut mempunyai banyak teman. Kepribadian ekstrovret
pada aspek expressiveness menunjukkan siswa memiliki rasa simpati yang cukup tinggi dengan
cara menolong temannya yang tidak bisa mengerjakan tugas atau soal saat jam pelajaran
dikelas berlangsung.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13
LAMPIRAN
Tabel Triangulasi
14
memiliki banyak teman? sekolah, tidak hanya teman bergaul dengan temannya
sekelasnya saja karena banyak mengenal dan
dikenal
Verbatim data
15
Observer : Faris
16
Observer: Apakah siswa A punya peran aktif dikelas?
Guru: Iya, siswa A menjadi ketua kelas, karena seringkali saya lihat bisa menjadi penengah diantara teman-temannya.
Observer: Apakah respon siswa A senang saat bersama teman-temannya?
Guru: Iya, siswa A selalu menghabiskan waktu disekolah bersama teman-temannya.
Observer: Apakah siswa A aktif berbicara saat berbicara saat dikelas?
Guru: Iya, siswa A selalu jadi yang pertama menjawab jika ada pertanyaan yang diajukan dikelas.
Observer: Apakah siswa A mempunyai banyak teman akrab?
Guru: Iya, siswa A mempunyai teman banyak disekolah, tidak hanya teman sekelasnya saja.
Observer: Apakah siswa A mempunyai rasa tolong menolong dikelas?
Guru: Iya, siswa A memiliki rasa simpati, jika ada teman sekelasnya yang tidak bisa mengerjakan soal atau tugas dikelas akan
dibantu.
17