PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
2022
1. Gaya Belajar
Nasution (2011:93) menjelaskan bahwa mengajar itu harus memperhatikan gaya belajar
atau “learning style” siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang
yang diterimanya dlam proses belajar. Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar
pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu. Informasi tentang adanya
gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai pengaruh atas kurikulum, administrasi, dan proses
belajar mengajar.
Untuk mempertinggi efektifitas proses belajar mengajar perlu diadakan penelitian yang
mendalam tentang gaya belajar siswa. Penelitian diadakan dalam tiga bidang yaitu:
a) Gaya kognitif siswa
b) Gaya respon siswa terhadap stimulus
c) Model belajar
a) Gaya kognitif
Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal. Tidak
semua rang mengikuti cara yang sama, masing-masing menunjukkan perbedaan. Gaya belajar ini
berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat
perkembangannya.
b) Tiga model gaya belajar.
Berdasarkan studi longitudinal yang dilakukan oleh H. Witkin atas 1600 mahasiswa sejak
tahun 1954-1970, ia menemukan tes untuk membedakan tipe-tipe gaya belajar mahasiswa.
Pertama secara field dependent artinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau bergantung pada
lingkungan ada pula yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan
1. Field dependent
Ciri-ciri tipe Field dependent
Sangat dipengaruhi oleh lingkungan banyak bergantung pada pendidikan sewaktu kecil
Di didik untuk selalu memperhatikan orang lain
Mengingat hal-hal dalam konteks sosial
Bicara lambat agar dapat dipahami oleh orang lain
Mempunyai hubungan sosial yang luas
Tidak senang pelajaran matematika lebih menyukai bidang humanitas dan ilmu-ilmu sosial
Guru yang field dependent cenderung diskusi dan demokratis
Memerlukan petunjuk yang lebih banyak untuk memahami sesuatu
Lebih peka akan kritik dan perlu mendapat dorongan.
2. field independent
Ciri-ciri field independent
Kurang dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan masa lampau
Di didik untuk berdiri sendiri dan mempunyai otonomi atas tindakannya
Tidak peduli akan norma-norma orang lain
Berbicara cepat tanpa menghiraukan daya tangkap orang lain
Kurang mementingkan hubungan sosial
Dapat juga menghargai humanitas dan ilmu-ilmu sosial, walaupun lebih cenderung pada
matematika dan ilmu pengetahuan alam
Guru yang field independent cenderung untuk memberikan kuliah, menyampaikan pelajaran
dengan memberitahukannya.
Tidak memerlukan petunjuk yang terperinci
Dapat menerima kritik demi perbaikan
3. Impulsive-reflektif
Orang yang implusif mengambil keputusan dengan cepat tanpa memikirkannya secara
mendalam. Sebaliknya orang yang reflektif mempertimbangkan segala alternative sebelum
mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian yang mudah. Jadi
seorang reflektif dan implusif bergantung pada kecendrungan untuk merefleksi atau memikirkan
alternative-alternatif, kemungkinan-kemungkinan pemecahan suatu masalah yang bertentangan
dengan kecendrungan untuk mengambil keputusan yang implusif dalam menghadapi masalah-
masalah yang tidak pasti jawabannya.
4. Preseptif, reseptif, sistematis, intuitif
Ciri-ciri preseptif
Memperhatikan aturan
Memusatkan perhatian pada hubungan diantara informai atau data
Melompat dari data yang satu kepada data yang lain untuk mendapatkan hubungannya
Ciri-ciri reseptif
Memperhatikan dengan detail
Menjauhi, membentuk konsep sebelum memperoleh seluruh keterangan
Mendesak atau menuntut segala keterangan sebelum mengambil kesimpulan
Ciri-ciri sistematis
Mula-mula mencari suatu metode pendekatan dan pemecahan
Menentukan jawaban berdasarkan suatu metode
Segera meniadakan alternative yang tidak sesuai
Melakukan penelitian dengan teratur untuk mencari data yang lebih banyak
Menyelesaikan setiap langkah sebelum meningkat kepada langkah berikutnya
Ciri-ciri intuitif
Memperhatikan keseluruhan masalah
Mempercayai petunjuk perasaan
Melompat-lompat dlaam jalan pikirannya
Sering merumuskan masalah itu kembali
Mempertahankan jawaban atas dasar cocoknya jawaban itu dengan hal-hal lain, jadi tidak
berdasarkan metode yang digunakannya.
b. Model Brigg-Myers
Dikemukakan oleh Isabel Brigg Myers dan Katharine C. model ini meliputi empat dimensi yaitu:
a) Extraversion (E) versus Introversion (I)
Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan abstraksi. Mereka selalu ingin
memahami dunia dan meupakan pemikir reflektif serta konsentrator. Sementara orang yang
extrovert, menemukan energy pada orang dan benda benda. Mereka memilih berinteraksi dengan
orang lain dan berorientasi pada tindakan.
Nasution. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:Bumi
Aksara.