Anda di halaman 1dari 49

PENANGANAN

PERTAMA
KEGAWATDARURAT
AN MATA
dr.Oktarina Nila Juwita, Sp.M
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
RSUD RAA Soewondo Pati
Perforasi (open globe)
Tumpul Non perforasi
1. (closed globe)
Mekanik Penetrasi (open globe)
Tajam Non penetrasi
(closed globe)
Traum Asam
a 2. Kimia
Basa

3. Fisika
Trauma
1. Anamnesa:
• Proses terjadinya trauma (kapan)
• Penanganan pertama
• Perkiraan visus
• Hub. Trauma dengan visus

2. Pemeriksaan:
• Visus
• Keadaan bola mata (bentuk, gerak, kedudukan)
• Segmen depan dan belakang

3. Penunjang:
• Rontgen
• USG mata
• CT Scan
1. HIFEMA
Definisi: Terkumpulnya darah dalam bilik
mata depan
HIFEMA

TRAUMATIKA SPONTAN
Trauma tumpul yang merobek ● Kelainan pembekuan darah.
pembuluh darah iris atau badan siliar Contoh: Hemofilia
● Riwayat pemakaian obat-
obat anti koagulan (aspirin,
NSAID, walfarin)
● Riwayat diabetes melitus
Menegakkan Diagnosis
Anamnesis

● Adakah riwayat trauma? Kapan?


● Kabur?
● Adakah riwayat pemakaian obat-obat antikoagulan? (Aspirin, NSAID, Warfarin)
● Adakah riwayat penyakit pembekuan darah?
● Adakah riwayat DM?

Gejala:

● Kabur
● Mata merah
● Cekot-cekot, nyeri
Menegakkan Diagnosis
Pemeriksaan

● Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan


● Penglihatan terburuk hifema 1/∞ LPB → bila pupil tertutupi oleh hifema
● Konjungtiva & sklera = Injeksi? Ruptur?
KORNEA =
OEDEM?
Glaukoma Sekunder
Bilik mata depan / kamera okuli

anterior (COA) darah? Clot?


DERAJAT?
DERAJAT I DERAJAT II

Darah mengisi < ⅓ COA Darah mengisi ⅓ - ½ COA

DERAJAT IV
DERAJAT III
Darah mengisi seluruh bilik
Darah mengisi ½ COA
mata depan (Blackball)
PEMERIKSAAN
TEKANAN BOLA
MATA
(Bila tersedia alat)
Jangan lakukan pemeriksaan
tekanan bola mata digital
Penatalaksanaan Hifema
Mondokka
1 n
2 Tidur, elevasi kepala 30°-45°

3 Bedrest

4 Steroid topical & sistemik


Antifibrino
5 litik
Antiglauko
6 ma
Tindakan operatif parasintesis
7 (bila perlu)
Penyulit Hifema
Kita waspadai karena dapat mengakibatkan penurunan visus

01 Imbibisi kornea

02 Glaukoma sekunder

03 Perdarahan berulang
TRAUMA
KIMIA
Trauma kimia dibedakan
berdasarkan derajat
keasamannya menjadi asam dan
basa.
TRAUMA ASAM TRAUMA BASA
BAHAN KIMIA PH < 7 BAHAN KIMIA PH >7

Toilet Cleaner Drain Cleaner


Sulfuric Acid (80%) → pH 1,0 Sodium/potasium hidroxide → pH 14,0

Battery Fluid Amonia


Sulfuric Acid (30%) → pH 1,0 Ammonium hidroxide (9%) → pH 12,5

Pool Cleaner Dishwasher Detergent


Calcium Hipochlorite (70%) → pH 1,0 Sodium tripoliphosphate → pH 12,0

Bleaches Oven Cleaner


Sodium Hipochlorite (3%) → pH 1,0 Sodium hydroxide → pH 14,0
TRAUMA ASAM TRAUMA BASA

Terjadi kogulasi protein epitel kornea, Bahan kimia basa bersifat lipophilic,
sehingga tidak terjadi penetrasi lebih mudah larut dalam membran sel 🡪
dalam. mengakibatkan proses penyabunan →
kerusakan dan kematian sel, penetrasi
ke jaringan lebih dalam. Substansi
basa dapat masuk ke bilik mata depan
dapat terjadi kurang lebih 5-15 menit.
Menurut Hughes, Thoft & Ropper-Hall, trauma kimia
dibagi menjadi 4 derajat :
● Derajat I :
○ Ada defek kornea tanpa iskemi limbus
○ Prognosis baik
● Derajat II :
○ Ada kekeruhan kornea tetapi detail iris masih
dapat dilihat
○ Iskemia limbus ⅓ limbus
○ Prognosis baik
● Derajat III :
○ Ada kekeruhan kornea
○ Detail iris tidak dapat dilihat
○ Iskemi limbus ⅓-½ limbus
○ Prognosis kurang baik
● Derajat IV :
○ Kornea sangat keruh dan tampak putih
○ Iskemia limbus lebih dari ⅓ limbus
○ Prognosis buruk
Grade II dengan kekeruhan kornea tetapi
detail iris masih terlihat Grade III dengan kekeruhan kornea tetapi detail
iris tidak terlihat
Grade IV Kornea sangat keruh dan tampak putih
Limbus iskemik
Limbus normal
Derajat Trauma Kimia
Berdasarkan Harminder
Grade Prognosis Clinical Finding Conjungtival
involvement
I Very good 0 clock hour of limbal 0%
involvement

II Good ≤ 3 clock hours of limbal ≤ 30%


involvement

III Good >3-6 clock hours of limbal >30-50%


involvement

IV Good to guarded >6-9 clock hours of limbal >50-75%


involvement

V Guarded to poor >9 - <12 clock hours of >75 - <100%


limbal involvement
Pengelolaan Trauma Kimia
1. Beri pantokain 0,5%
2. Irigasi larutan saline steril/tap water→ memutuskan kontak antara mata
dengan bahan kimia penyebab→ irigasi 30 menit→ ukur pH air mata
3. Beri AB topikal
4. Steroid sistemik→ menekan inflamasi
5. As. ascorbate→ epitelisasi sesegera mungkin
6. Hindari obat yang berefek vasokonstriksi→ menurunkan vaskularisasi pada
daerah iskemia
7. Bila terdapat peradangan badan uvea→ beri siklopegi→ sulfas atropin
topikal
8. Antiglaukoma oral → soft eye → mengurangi nyeri
9. Analgetik bila perlu
10. Rujuk ke spesialis mata.
CORPUS ALIENUM (CA)
Di Konjungtiva dan Kornea

● Tetes anestesi topikal (pantocain 0,5%) menempel


● Identifikasi letak corpus alineum kornea menancap
menempel
Limbus
menancap
menempel
konjungtiva menancap
Menggigit (serangga)

Noted: bila ada erosi kornea → eversi eyelid 🡪 amati adakah corpus alineum di konjungtiva palpebra
CORPUS ALINEUM (CA)
Di Konjungtiva dan Kornea
● Ekstraksi corpus alienum
○ Pastikan visualisasi jelas (alat bantu loupe visor, slitlamp, dll)
○ Gunakan aplikator yang tepat

Bila CA dikornea:
- Menempel: cotton bud basah
- Menancap: needle 27G
Bila CA di Limbus: Hati-hati pembuluh darah → pecah → mengganggu visualisasi
- Menempel & menancap: Killman
● Bila CA di konjungiva:
○ Menempel→ cotton bud basah, killman
○ Menancap → killman
○ Menggigit→ killman
Note: Bila ruptur kornea→ COA dangkal, Seidel test (+)→ Rujuk
● Lakukan debridemen
○ Bila ada Corneal Rust Ring atau jaringan nekrotik (bila sudah terjadi ulkus kornea)
● Irigasi:
○ Menggunakan spuit 5 cc/10 cc
○ Cairan RL, Aquabidest
● Beri salep mata
○ Antibiotik = bila ada erosi kornea, keratitis, ulkus kornea
○ Steroid = bila abrasi di limbus & konjungtiva
● Bebat mata

Noted:
● Bila tidak yakin visualisasi jelas dalam tindakan ekstraksi  rujuk dokter mata
● Bila pasien tidak kooperatif dan anak kecil  rujuk dokter mata (Tindakan dengan GA)
● Bila alat tidak memungkinkan  rujuk dokter mata
Tes fluorescein (+) di kornea Tes seidel (+) di kornea
Corpus alienum di intraokular atau
intraorbita
Bahan corpus Mengakibatkan
alienum? visus menurun?

Mengganggu Mengakibatkan tekanan


fungsi? Gerak bola bola mata meningkat
mata? (glaukoma sekunder)?
Bahan corpus alienum ada yang dapat
menyebabkan reaksi peradangan →
bahan yang mengalami proses
pembusukan dan bersifat korosif.
Tipe peradangan yang disebabkan
benda asing
Menyebabkan
Menyebabkan
reaksi
reaksi peradangan
peradangan
yang ringan
yang hebat

● Magnetik → nikel ● Magnetik → besi dan


● Non magnetic → baja
alluminium, air ● Non magnetik →
raksa dan seng kuprum dan tumbuh-
tumbuhan
Pengelolaan
1. ATS pertama
Beri antibiotik salep mata +
bebat mata
Konsul atau rujuk ke dokter
spesialis mata
Laserasi Palpebra
1 2 3
Laserasi Fullthickness
Vulnus Ekskoriasi Laserasi Lamelar
● ● Amati
● Oles betadine Jahit. (kulit → benang
non absorsable 6.0) - apakah melibatkan margo
● Atasi peradangan → palpebra?
steroid ● Otot orbikularis okuli →
benang absorsable 6.0 - apakah ada avulsi?
● ATS - apakah melibatkan saluran
● Bebat mata lakrimalis? (kantus medial)
Helena James John Doe - kantusJenna
lateral
● ATS
Here you can talk a bit Here you can talk a bit
● AB
Patterson
Here you can talk a bit
→ bebat mata
about this person about this person about this person
● Rujuk ke dokter mata
Laserasi palpebra 1 hari post
fullthickness yang operasi
melibatkan margo
palpebra
Laserasi palpebra Fullthickness luas
melibatkan saluran lakrimalis serta
kantus medial
Post operasi
hari pertama

Post operasi 1
Avulsi / Defek palpebra
Kurang dari 30%

30 - 50%
50 - 100%

Avulsi = Hilangnya kelopak mata


Laserasi Kornea
Kategori 1: Lamelar
Kategori 2: Luka Tembus :
- Dapat menutup sendiri
- COA dalam
- Humor Aqueous tak keluar secara aktif

Terapi kategori 1 & 2 :


❏ Konservatif ( AB salep, bebat mata)
❏ Rujuk ke dokter mata (Follow up)
Laserasi Kornea
Kategori 3: Luka Tembus:
- HA merembes→ Tes Seidel (+)
- COA dangkal
- Tidak melibatkan uvea/lensa
Kategori 4: Luka Tembus→ melibatkan jaringan
intraokular

Penanganan kategori 3 & 4:


❏ Jangan Manipulasi
❏ AB salep mata + bebat mata (kasa steril)
❏ ATS dan AB parenteral
❏ Rujuk dokter mata (jahit kornea)
Ruptur Sklera

● Tampak koroid warna hitam prolap


● Pupil tidak sentral, tertarik ke arah sklera yang ruptur

Penanganan pertama:
● Antibiotik salap mata
● ATS dan antibiotik parenteral
● Rujuk ke dokter spesialis mata
Trauma Fisika
Trauma fisika: sinar las, radiasi → panas → inflamasi di
palpebra, konjungtiva, kornea, dan badan uvea
Penanganan pertama
1. Beri anestesi lokal pantocain 0,5%
2. Bilas RL/Aquadest
3. Identifikasi kelainan mata
● Erosi kornea → tes fluorescein (+)
● Oedem kornea → detail iris tak terlibat
● Kemosis (oedem konjungtiva)
● konjungtivitis
4. Bila ada keterlibatan kornea → beri AB salep
Bila tidak ada keterlibatan kornea → beri steroid salep
5. Bebat mata
6. konsul/rujuk ke dokter mata
Glaukoma Kongestif Akut (Glaucoma
Attack)
● Pasien datang→ cekot-cekot pada mata, kabur, mata merah → pusing, sakit kepala→

mual, muntah.

● Terdapat riwayat cekot-cekot hilang timbul, cekot-cekot mereda bila minum obat

antinyeri atau tidur→ semakin lama cekot-cekot mulai sering, tidak dapat tidur,

minum obat antinyeri tidak mereda.

● Sering didiagnosa dengan cefalgi.


Primer Sudut terbuka 1. Suspek Glukoma
2. Hipertensi Okuli

Glauko 3. Normotensi Glaukoma

ma 4. Primary Open Angle Glaukoma

Sudut tertutup 1. Primary Angle Closure

2. Glaukoma Kongestif Akut

3. Glaukoma primer sudut tertutup kronis

Sekunder
Gambaran klinis glaukoma kongestif
akut
1. Visus menurun
2. Injeksi konjungtiva/injeksi mixed
3. Kemosis
4. Kornea oedem (detail iris tidak terlihat)
5. COA dangkal
6. Iris atrofi
7. Pupil middilatasi atau dilatasi reflek pupil negatif atau positif lambat
8. Lensa = glucomflecken
9. Tekanan bola mata tinggi
Penanganan Pertama
1. Mondok untuk operasi
2. Turunkan TIO sampai TIO dibawah 30 mmHg dengan obat
antiglaukoma
3. Antinyeri
4. Konsul / rujuk ke dokter mata
(operasi perifer iridektomi, trabekulektomi, tripleprocedure)
Terima
Kasih
Semoga
Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai