Anda di halaman 1dari 82

PENGANTAR AKUNTANSI 1—

ADAPTASI INDONESIA
EDISI 4
Carl S. Warren
James M. Reeve
Jonathan E.Duchac
Ersa Tri Wahyuni
Amir Abadi Jusuf
BAB 6

AKUNTANSI UNTUK
PERUSAHAAN DAGANG
Daftar Isi
Karakteristik Perusahaan Dagang

Seputar Bisnis: PT Angkasa Pura II Versus PT Matahari Putra Prima

Transaksi Perusahaan Dagang


Integritas, Objektivitas, dan Etika dalam Bisnis: Kasus Kecurangan pada Label
Harga
Seputar Bisnis: Pajak Perusahaan Dagang

Laporan Keuangan untuk Perusahaan Dagang

Proses Penyesuaian dan Penutupan

Analisis dan Interpretasi Keuangan: Rasio Penjualan terhadap Aset

Sistem Persediaan Periodik


Karakteristik Perusahaan Dagang
(slide 1 dari 2)
 Aktivitas perusahaan jasa berbeda dengan aktivitas
perusahaan dagang. Perbedaan-perbedaan tersebut tercermin
dalam siklus operasinya serta laporan keuangan mereka.
Karakteristik Perusahaan Dagang
(slide 2 dari 2)
 Perbedaaan antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa
juga tercermin dalam laporan keuangannya. Perbedaan-
perbedaannya diilustrasikan dalam laporan laba rugi sebagai
berikut.
Transaksi Perusahaan Dagang

 Transaksi perusahaan dagang dicatat di akun-akun dengan


menggunakan aturan debit dan kredit seperti yang telah
dijelaskan dan dicontohkan di Bab 2.
 Sebagian besar perusahaan dagang menggunakan sistem
akuntansi terkomputerisasi yang dilengkapi laporan seperti
jurnal khusus dan buku besar pembantu.
Transaksi Pembelian

Perpetual Periodik
Catatan persediaan tidak
Setiap pembelian dan
menunjukkan jumlah yang
penjualan barang dicatat
tersedia untuk dijual atau
dalam akun Persediaan dan
jumlah terjual selama
buku besar yang berkaitan.
periode tertentu.
Jumlah barang tersedia
untuk dijual dan jumlah Daftar persediaan fisik
yang terjual dilaporkan (physical inventory)
dalam catatan persediaan disiapkan pada akhir
secara terus-menerus periode akuntansi.
(perpetual).
Pencatatan Transaksi Perusahaan
Dagang - Perpetual
Tampilan 2: Faktur
Syarat Kredit (slide 1 dari 2)

Syarat kredit (credit terms): Syarat untuk waktu pembayaran


yang disepakati oleh pembeli dan penjual.

Jika pembayaran dilakukan saat pengiriman, syaratnya adalah


tunai atau tunai neto.

Pembeli yang diperbolehkan mendapat kelonggaran waktu untuk


membayar dikenal sebagai periode kredit (credit period).
Syarat Kredit (slide 2 dari 2)

Periode tersebut biasanya dimulai dengan tanggal


penjualan seperti ditunjukkan dalam faktur.

Jika pembayaran jatuh tempo dalam beberapa hari yang


disebutkan setelah tanggal faktur, seperti 30 hari,
syaratnya adalah 30 hari, yang ditulis sebagai n/30.
Jika pembayaran jatuh tempo pada akhir bulan yang
sama dengan bulan penjualan, syaratnya ditulis sebagai
n/eom (end of the month).
Diskon Pembelian
 Tujuan: untuk mendorong pembeli agar membayar sebelum
batas akhir periode kredit.
 Contoh diskon pembelian:
Syarat kredit: 2/10, n/30.
Penjual dapat menawarkan diskon 2% jika pembeli membayar
dalam 10 hari setelah tanggal faktur.
Jika pembeli tidak mengambil diskonnya, jumlah yang tertera
di faktur akan jatuh tempo dalam waktu 30 hari.
Contoh Diskon Pembelian (slide 1 dari 3)
Contoh Diskon Pembelian (slide 2 dari 3)

 Hari terakhir periode diskon adalah 15 Januari (tanggal


faktur 5 Januari ditambah 10 hari).
 Dengan asumsi untuk membayar faktur pada tanggal 15
Januari, SolusiNet meminjam Rp2.940.000 (Rp3.000.000 ×
2%).
 Jika tingkat suku bunga tahunan adalah 6% dan satu tahun
dihitung 360 hari, maka bunga untuk pinjaman sebesar
Rp2.940.000 (Rp3.000.000 – Rp60.000) adalah Rp9.800
(Rp2.940.000 × 6% × 20/360).
Contoh Diskon Pembelian (slide 3 dari 3)

 Penghematan Neto untuk SolusiNet


Tampilan 3: Syarat Kredit
Pencatatan Transaksi Pembelian (slide 1 dari 2)

 SolusiNet akan mencatat faktur Sigma Technologies dan


pembayarannya sebagai berikut.
Pencatatan Transaksi Pembelian (slide 2 dari 2)

 Jika SolusiNet tidak mengambil diskon, namun membayar


faktur pada tanggal 4 Februari, maka pencatatan
pembayarannya adalah sebagai berikut.
Retur dan Potongan Pembelian

Retur
Pengembalian pembelian
Barang
persediaan
rusak Potongan Potongan
harga pembelian
Tampilan 4: Memorandum Debit
Mencatat Retur dan Potongan Pembelian
(slide 1 dari 3)

 SolusiNet mencatat pengembalian barang yang ditunjukkan


dalam memo debit di Tampilan 4 sebagai berikut.
Mencatat Retur dan Potongan Pembelian
(slide 2 dari 3)

 Sebagai contoh, diasumsikan data berikut berkaitan


dengan pembelian persediaan oleh SolusiNet pada
tanggal 2 Mei:
 2 Mei SolusiNet membeli barang senilai Rp5.000.000
dari Fajar Data Link dengan syarat 2/10, n/30.
 4 Mei SolusiNet mengembalikan barang senilai
Rp1.000.000 yang dibeli tanggal 2 Mei.
 12 Mei SolusiNet membayar faktur awal tanggal 2 Mei
dikurangi retur dan diskon.
Mencatat Retur dan Potongan Pembelian
(slide 3 dari 3)

 SolusiNet akan mencatat transaksi-transaksi tersebut


sebagai berikut:
Transaksi Penjualan (slide 1 dari 2)

 Pendapatan dari penjualan persediaan biasanya dicatat sebagai


Penjualan.
 Perusahaan dapat menjual barang secara tunai.
 Asumsikan bahwa pada tanggal 3 Maret, SolusiNet menjual
barang seharga Rp1.800.000.
Transaksi Penjualan (slide 2 dari 2)

 Pada sistem persediaan perpetual:


 beban pokok penjualan, dan
 pengurangan jumlah persediaan juga harus dicatat
 Asumsikan jika beban pokok penjualan pada tanggal 3 Maret
adalah Rp1.200.000.
Transaksi Penjualan Menggunakan Kartu Kredit

 Asumsikan bahwa SolusiNet membayar beban pemprosesan


kartu kredit senilai Rp4.150.000 pada 31 Maret. Beban ini
akan dicatat sebagai berikut.
Penjualan Kredit

 Penjualan sebagai debit pada Piutang Usaha dan kredit pada


Penjualan. Contoh ayat jurnal untuk penjualan secara kredit
senilai Rp18.000.000 untuk SolusiNet adalah sebagai
berikut. Beban pokok penjualannya adalah Rp10.800.000.
Diskon Penjualan (slide 1 dari 2)

 Penjual dapat menawarkan syarat kredit kepada pembeli


yaitu diskon untuk pembayaran awal.
 Penjual menyebut diskon tersebut sebagai diskon penjualan
(sales discounts).
 Diskon penjualan dicatat di akun diskon penjualan yang
terpisah, akun Diskon Penjualan merupakan akun kontra
terhadap Penjualan.
Diskon Penjualan (slide 2 dari 2)

 SolusiNet menjual persediaan sebesar Rp18.000.000 kepada


CV Seruni Digital pada 10 Maret dengan syarat kredit 2/10,
n/30.
 CV Seruni Digital memiliki waktu sampai 20 Maret. CV
Seruni Digital membayar pada tanggal 19 Maret.
 Pembayaran oleh CV Seruni Digital pada 19 Maret dicatat
sebagai berikut:
Retur dan Potongan Penjualan (slide 1 dari 2)

 Barang yang sudah terjual dapat dikembalikan oleh pembeli


kepada penjual, yang dari sisi penjual merupakan retur
penjualan (sales return).
 Di samping itu, karena barang rusak, cacat, atau alasan lain,
penjual dapat mengurangi harga barang, yang disebut
sebagai potongan penjualan (sales allowance).
 Dari perspektif penjual, pengembalian dan potongan ini
disebut retur dan potongan penjualan (sales return and
allowances).
Retur dan Potongan Penjualan (slide 2 dari 2)

Memo Kredit tertulis


jumlah kredit
menunjukkan jumlah
(mengurangi)
dan alasan kredit
piutang usaha
pembeli.
Tampilan 5: Memorandum Kredit
Contoh Retur dan Potongan Penjualan

 Sebagai ilustrasi, digunakan memo kredit yang ditunjukkan


pada Tampilan 5.
 CV Saba Sentosa akan mengkredit piutang Bondan & Sons
sebesar Rp900.000 sebagai pengembalian atas barang yang
rusak dalam pengiriman.
 Bondan & Sons setuju untuk menyimpan barang tersebut dan
memperbaikinya.
 CV Saba Sentosa akan mencatat memo kredit sebagai berikut.
Ongkos Kirim (slide 1 dari 2)

 Syarat penjualan harus menunjukkan saat kepemilikan


barang diserahkan kepada pembeli.
 Titik ini menentukan pihak mana, pembeli atau penjual, yang
harus membayar ongkos kirim.
Ongkos Kirim (slide 2 dari 2)

 Titik pengiriman (FOB shipping poin): Kepemilikan barang


dapat beralih kepada pembeli saat penjual mengirim barang
ke perusahaan pengangkutan atau ekspedisi.
 Pembeli menanggung ongkos kirim dari titik pengiriman
(pabrik) ke tujuan akhir.
 Biaya-biaya ini menjadi bagian dari keseluruhan biaya
pembelian persediaan pembeli dan harus ditambahkan ke
dalam biaya persediaan dengan mendebit Persediaan.
Contoh Transaksi Ongkos Kirim (slide 1 dari 2)

 Asumsikan bahwa 10 Juni SolusiNet membeli barang


sebagai berikut.
 10 Juni membeli barang dari CV Data Digital sebesar
Rp900.000 dengan syarat FOB titik pengiriman.
 10 Juni membayar ongkos kirim sebesar Rp50.000.
Contoh Transaksi Ongkos Kirim (slide 2 dari 2)

 SolusiNet mencatat dua transaksi ini sebagai berikut.


FOB Tujuan (FOB Destination)

 Kepemilikan barang dapat dialihkan pada pembeli ketika


pembeli menerima barang.
 Penjual harus menanggung ongkos kirim hingga sampai ke
tujuan akhir.
 Penjual mendebit akun Ongkos Kirim Penjualan (Delivery
Expense atau Freight Out), yang dilaporkan di laporan laba
rugi penjual sebagai beban penjualan.
Contoh FOB Destination (slide 1 dari 2)

 Asumsikan SolusiNet menjual barang sebagai berikut.


 15 Juni

Menjual kepada CV Kalila Eka Buana secara kredit


senilai Rp700.000 dengan syarat FOB tujuan. Beban
pokok penjualannya sebesar Rp480.000.

 15 Juni
SolusiNet membayar ongkos kirim sebesar Rp40.000
untuk penjualan pada 15 Juni.
Contoh FOB Destination (slide 2 dari 2)

 SolusiNet mencatat penjualan, beban pokok penjualan, dan


ongkos kirim sebagai berikut.
Ongkos Kirim

Penjual dapat membayarkan ongkos kirim terlebih dahulu


meskipun syarat pengirimannya adalah FOB titik
pengiriman
Pembeli akan mendebit Persediaan sejumlah yang tertera
dalam faktur, termasuk ongkos kirim.

Syarat diskon atas pembayaran lebih awal tidak akan


dikenakan pada ongkos kirim yang dibayar di muka.
Contoh Ongkos Kirim (slide 1 dari 2)

 Asumsikan SolusiNet menjual barang sebagai berikut.


 20 Juni
 Menjual barang kepada Pandu Wijaya secara kredit
senilai Rp800.000 dengan syarat FOB titik pengiriman.
 SolusiNet membayar ongkos kirim sebesar Rp45.000 dan
menambahkannya dalam faktur.
 Beban pokok penjualannya adalah sebesar Rp360.000.
Contoh Ongkos Kirim (slide 2 dari 2)

 SolusiNet mencatat transaksi-transaksi ini sebagai berikut.


Tampilan 6: Syarat Pengiriman
Ringkasan: Pencatatan Transaksi
Persediaan
Dua Karakteristik Transaksi Dagang
(slide 1 dari 2)
Dua Karakteristik Transaksi Dagang
(slide 2 dari 2)
Bagan Akun untuk Perusahaan Dagang
SolusiNet
Bagan Akun SolusiNet

Bagan akun SolusiNet menggunakan tiga digit nomor akun.


1. Digit pertama menunjukkan klasifikasi utama laporan
keuangan (1 untuk aset, 2 untuk liabilitas, dan seterusnya).
2. Digit kedua menunjukkan subklasifikasi (11 untuk aset
lancar, 12 untuk aset tidak lancar).
3. Digit ketiga menunjukkan akun spesifik (110 untuk Kas, 123
untuk Peralatan Toko).
Pajak Penjualan dan Diskon Dagang

Pajak Penjualan
• Kebanyakan produk yang dijual oleh
perusahaan dagang dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) 10%.
• Kewajiban atas pajak penjualan timbul
saat penjualan terjadi.
Transaksi Penjualan dan Retur Penjualan
(slide 1 dari 2)

 Penjual akan mencatat penjualan kredit senilai Rp100.000


yang dikenakan pajak 6% sebagai berikut.
Transaksi Penjualan dan Retur Penjualan
(slide 2 dari 2)

 Biasanya, penjual menyetor pajak penjualan yang telah


dipotong ke kantor pajak (Direktorat Jendral Pajak) secara
teratur. Pencatatan untuk penyetoran pajak adalah sebagai
berikut.
Diskon Dagang
 Pedagang besar dapat menawarkan diskon khusus bagi kelompok
pembeli tertentu, seperti badan pemerintah atau pedagang lain yang
membeli dalam jumlah besar.
 Penjual dan pembeli biasanya tidak mencatat harga barang sesuai
katalog dan diskon dagang terkait ke dalam jurnal transaksi.
 Sebagai contoh, diasumsikan suatu barang memiliki harga katalog
Rp1.000.000 dan 40% diskon dagang.
 Penjual mencatat penjualan barang tersebut pada nilai neto
Rp600.000 [Rp1.000.000 dikurangi diskon dagang Rp400.000
(Rp1.000.000 × 40%)].
 Sama halnya, pembeli mencatat pembelian pada harga neto
Rp600.000.
Laporan Keuangan untuk Perusahaan Dagang

 Transaksi persediaan memengaruhi Laporan Laba Rugi.


 Laporan Laba Rugi perusahaan dagang biasanya disiapkan
dalam dua format: Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak
Langsung dan Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung.
Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Langsung
(slide 1 dari 4)
Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Langsung
(slide 2 dari 4)

Pendapatan dari penjualan (revenue from sales) terdiri


atas penjualan, retur dan potongan penjualan, diskon
penjualan,
serta penjualan neto.
Beban pokok penjualan (cost of merchandise sold) biaya
barang yang terjual ke pelanggan. Beban pokok penjualan
juga biasa disebut cost of goods sold or cost of sales.

Laba bruto (gross profit) Selisih lebih atas penjualan neto


dan beban pokok penjualan adalah laba bruto.
Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Langsung
(slide 3 dari 4)

Laba dari kegiatan operasi (income from operations) Kadang


disebut laba operasi (operating income), dihitung dengan
mengurangkan beban operasi dari laba bruto.

Beban operasi (operating expenses) biasanya digolongkan


sebagai beban penjualan atau beban administrasi.

Beban penjualan (selling expenses) Beban yang terjadi secara


langsung dalam menjual barang

Beban administrasi (administrative expenses) atau beban umum


(general expenses) beban yang muncul dalam administrasi atau
kegiatan operasi umum.
Laporan Laba Rugi Bentuk Tidak Langsung
(slide 4 dari 4)

Pendapatan dan beban lainnya (other income and expenses),


komponen yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan.

Pendapatan lainnya (other income), pendapatan dari sumber selain


kegiatan operasi utama perusahaan, pos-pos ini termasuk pendapatan
dari bunga, sewa, dan laba dari penjualan aset tetap.

Beban lainnya (other expenses) adalah beban-beban yang tidak


berhubungan langsung dengan operasi, misalnya, beban bunga yang
berasal dari beban bunga (kegiatan pendanaan) dan kerugian atas
penjualan aset tetap.
Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung
Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan Posisi Keuangan
Proses Penyesuaian dan Penutupan

Pembahasan dititikberatkan
pada elemen dalam siklus
akuntansi yang berbeda dari
perusahaan jasa.
Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Kehilangan
Persediaan (slide 1 dari 4)

 Dalam sistem persediaan perpetual, akun Persediaan yang


terpisah dikelola dalam buku besar dan diperbaharui secara terus-
menerus ketika terdapat transaksi penjualan dan pembelian.
 Perusahaan dagang mungkin mengalami kehilangan persediaan
karena pencurian di toko, pencurian oleh karyawan, atau
kesalahan dalam pencatatan atau penghitungan persediaan.
 Akibatnya, penghitungan persediaan secara fisik yang dilakukan
 pada akhir periode akuntansi dapat berbeda dengan jumlah
persediaan yang ditunjukkan dalam catatan persediaan.
 Selisih tersebut dinamakan penyusutan persediaan (inventory
shrinkage) atau kehilangan persediaan (inventory shortage).
Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Kehilangan
Persediaan (slide 2 dari 4)

 Catatan persediaan SolusiNet per 31 Desember 2017 adalah


sebagai berikut.
Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Kehilangan
Persediaan (slide 3 dari 4)

 Pada akhir periode, jumlah kehilangan tersebut dicatat dalam


ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Ayat Jurnal Penyesuaian untuk Kehilangan
Persediaan (slide 4 dari 4)

 Tidak ada prosedur atau pengamanan yang dapat menihilkan


kemungkinan kehilangan persediaan hingga ke angka nol
persen.
 Jika jumlah persediaan yang hilang sangat besar hingga
dianggap abnormal, maka jumlah tersebut dapat
diungkapkan secara terpisah di laporan laba rugi. Dalam
kasus semacam ini, kehilangan persediaan dapat dicatat
dalam akun terpisah, misalnya Kerugian atas Kehilangan
Persediaan.
Ayat Jurnal Penutup
1. Mendebit akun-akun sementara dengan saldo kredit seperti
Penjualan dan mengkreditkan Ikhtisar Laba Rugi.
2. Mengkredit akun-akun sementara dengan saldo debit seperti
berbagai macam beban termasuk Retur dan Potongan Penjualan,
Diskon Penjualan, dan Beban pokok penjualan dan mendebit akun
Ikhtisar Laba Rugi.
3. Mendebit akun Ikhtisar Laba Rugi sebesar saldonya ( laba neto)
dan mengkredit akun Modal Pemilik. Jika perusahaan mengalami
rugi neto, maka yang dikredit adalah akun Ikhtisar Laba Rugi
sebesar saldonya dan yang didebit akun Modal Pemilik.
4. Mendebit akun Modal Pemilik sebesar saldo akun Prive dan
mengkredit akun Prive.
Contoh Ayat Jurnal Penutup SolusiNet
(slide 1 dari 2)

 Akun Ikhtisar Laba Rugi setelah ayat jurnal penutup di-


posting adalah sebagai berikut.
Contoh Ayat Jurnal Penutup SolusiNet
(slide 2 dari 2)
Analisis dan Interpretasi Keuangan:
Rasio Penjualan terhadap Aset
 Rasio penjualan terhadap aset mengukur seberapa efektif
suatu perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan
penjualan.
 Rasio penjualan terhadap aset dihitung sebagai berikut.
Rasio Penjualan terhadap Aset

 Data berikut (dalam miliar) diambil dari laporan tahunan


terakhir PT Midi Utama Indonesia (AlfaMidi), salah satu
supermaket ritel di Indonesia:
Lampiran: Sistem Persediaan Periodik
(slide 1 dari 2)
 Beberapa perusahaan dagang kecil, seperti toko perangkat
keras lokal, menggunakan sistem akuntansi manual.
 Sistem persediaan perpetual manual sangat memakan waktu
dan biaya jika dilakukan .
 Maka sistem persediaan periodik dalam hal ini akan
digunakan.
Lampiran: Sistem Persediaan Periodik
(slide 2 dari 2)

 Menurut sistem persediaan periodik, pembelian biasanya


dicatat sesuai jumlah faktur.
 Apabila faktur tersebut dibayar selama masa diskon,
diskon dicatat dalam akun terpisah yang disebut Diskon
Penjualan.
 Sama halnya, retur pembelian dicatat di akun terpisah
yang disebut Retur dan Potongan Pembelian.
Bagan Akun dalam Sistem
Persediaan Periodik
Lampiran: Mencatat Transaksi Dagang dalam
Sistem Persediaan Periodik (slide 1 dari 2)

 Pembelian persediaan dicatat pada akun Pembelian bukan


pada akun Persediaan.
 Akun Pembelian didebit sebesar jumlah faktur sebelum
diskon pembelian dimasukkan.
 Diskon pembelian biasanya dicatat secara terpisah dalam
akun Diskon Pembelian. Saldo akun ini dilaporkan sebagai
pengurang dari jumlah yang telah dicatat dalam akun
Pembelian untuk periode tersebut. Oleh karena itu, akun
Diskon Pembelian dipandang sebagai akun kontra terhadap
Pembelian.
Lampiran: Mencatat Transaksi Dagang dalam
Sistem Persediaan Periodik (slide 2 dari 2)

 Retur dan potongan pembelian dicatat dalam cara yang


sama dengan diskon pembelian. Akun retur dan potongan
pembelian merupakan akun kontra terhadap pembelian.
 Saat barang dibeli dengan syarat FOB titik pengiriman,
pembeli bertanggung jawab untuk membayar ongkos kirim.
Dalam sistem persediaan periodik, biaya pengiriman dibayar
saat pembelian barang secara FOB titik pengiriman didebit
pada akun Ongkos Kirim Pembelian (transportation in atau
freight in) atau nama akun sejenisnya.
Pencatatan Transaksi Dagang Menggunakan
Sistem Periodik
Lampiran: Proses Penyesuaian dalam Sistem
Persediaan Periodik (slide 1 dari 2)

 Proses penyesuaian yang sama dilakukan dalam sistem


persediaan periodik dan perpetual, kecuali untuk
penyesuaian atas kehilangan persediaan.
 Dalam kedua sistem, persediaan akhir ditentukan melalui
penghitungan fisik.
Lampiran: Proses Penyesuaian dalam Sistem
Persediaan Periodik (slide 2 dari 2)

 Dalam sistem persediaan perpetual, hasil penghitungan fisik


persediaan akhir dibandingkan dengan jumlah dalam buku
besar persediaan, sehingga jumlah kehilangan persediaan
dapat ditentukan.
 Kehilangan ini akan dicatat sebagai debit pada Beban Pokok
Penjualan dan kredit pada Persediaan.
Lampiran: Laporan Keuangan dalam Sistem
Persediaan Periodik

 Pada dasarnya, laporan keuangan yang dihasilkan dalam


sistem persediaan periodik dan perpetual adalah sama. Saat
laporan laba rugi bentuk tidak langsung disiapkan, beban
pokok penjualan dapat disajikan seperti yang ditunjukkan di
Tampilan 16.
Lampiran: Ayat Jurnal Penutup dalam Sistem
Persediaan Periodik (slide 1 dari 2)

 Ayat jurnal penutup dalam sistem persediaan periodik


berbeda karena tidak terdapat akun Beban pokok penjualan
untuk ditutup ke Ikhtisar Laba Rugi.
 Akun Pembelian, Diskon Pembelian, Retur dan Potongan
Pembelian, serta Ongkos Kirim Pembelian ditutup ke
Ikhtisar Laba Rugi.
 Akun Persediaan disesuaikan dengan hasil penghitungan
fisik dalam proses penutupan.
Lampiran: Ayat Jurnal Penutup dalam Sistem
Persediaan Periodik (slide 2 dari 2)

Anda mungkin juga menyukai