Dalam standar akuntansi keuangan, liabilitas lancar mencakup: (1) liabilitas yang akan jatuh tempo dalam
12 bulan; (2) liabilitas yang diperkirakan akan diselesaikan dalam siklus operasi normal entitas; (3)
liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan; (4) liabilitas yang tidak memungkinkan entitas
memiliki hak tanpa syarat untuk menangguhkan penyelesaiannya lebih dari 12 bulan. Kewajiban-
kewajiban lain yang tidak memenuhi kriteria tersebut dikelompokkan sebagai kewajiban jangka panjang.
Perhatikan, persediaan dan utang usaha diukur dengan jumlah rupiah setelah dikurangi diskon
(potongan) pembelian.
Bagaimanakah jurnal untuk mencatat pelunasan utang dagang dalam periode potongan
dalam metode neto? Jika pada tanggal 20 Agustus PT Wiro Waras melunasi faktur, jurnal
pembayaran utang dagang adalah sebagai berikut:
Bagaimana jika PT Wiro Waras gagal memanfaatkan potongan pembelian dan baru
melunasi faktur pada tanggal 25 Agustus? Contoh jurnal pelunasan di luar periode potongan
dengan metode neto adalah sebagai berikut:
Kerugian potongan yang tidak dimanfaatkan menjadi beban (expense), mengurangi laba bersih
yang disajikan di laporan laba-rugi.
Bagaimana jurnal untuk mencatat retur pembelian dalam metode neto? Kembali ke contoh
utang dagang di atas, jika pada tanggal 15 Agustus PT Wiro Waras menerima memo debit terkait
barang yang dikembalikan sehari sebelumnya senilai Rp2.000.000 karena barang itu rusak
dalam perjalanan, jurnal untuk mencatat disetujuinya retur pembelian itu disajikan sebagai
berikut:
Perhatikan, dengan metode neto utang dagang dan persediaan akan disajikan dengan harga
tunai persediaan, yang merupakan nilai kini atau nilai sekarang dari utang dagang. Ketika
perusahaan gagal memanfaatkan potongan pembelian, selisih jumlah yang harus dibayar dengan
nilai kini dianggap sebagai kerugian (beban) yang pada dasarnya identik dengan beban bunga.
Praktik pengelolaan piutang yang baik merekomendasikan perusahaan untuk melunasi faktur
pembelian dalam periode potongan. Kegagalan membayar dalam periode potongan berarti
perusahaan menggunakan fasilitas pembiayaan/pendanaan yang mahal (dalam contoh di atas
adalah 2% untuk periode waktu singkat, dari hari ke-11 sampai dengan hari ke-30 jatuh tempo
faktur).
Bagaimana jika transaksi-transaksi di atas dicatat dengan metode bruto? Metode bruto
lebih umum digunakan karena penerapannya lebih praktis. Dengan mencatat utang dagang
sebesar nilai faktur (nilai jatuh tempo), metode ini sebenarnya mencatat persediaan dan utang
dagang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstated).
Jurnal-jurnal yang diperlukan dalam metode bruto adalah sebagai berikut.
Pada saat faktur pembelian/barang diterima:
Jika faktur dilunasi dalam periode potongan:
Jika faktur dilunasi setelah periode potongan:
Jika barang diretur dan disetujui pemasok:
Sebagai catatan akhir, kepraktisan adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menyelenggarakan sistem akuntansi. Metode bruto, meskipun dianggap lemah dari segi teori
akuntansi, masih menjadi praktik yang lazim saat ini. Standar akuntansi keuangan pun tidak
melarang penggunaan metode bruto dalam mencatat utang dagang.