Anda di halaman 1dari 12

Persiapan

Pernikahan
Penggolongan Gender
Penggolongan gender merupakan
proses di mana anak mendapatkan Gender-Role
identitas gender sesuai yang Standard
diharapkan masyarakat (Hasan, 2006).

Seperangkat perilaku, motif,


nilai-nilai yang membedakan
cocoknya untuk satu jenis
kelamin dibandingkan dengan
jenis kelamin yang lain.
Peran Ekspresif Peran Instrumental
(Expressive Role) (Instrumental Role)

Bersikap kooperatif, baik hati, memelihara Dominan, mandiri, asertif, kompetitif, dan
dan sensitive terhadap kebutuhan orang lain berorientasi pada tujuan
Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam al-Quran

Artinya:
“Laki-laki itu pemimpin bagi (qawwamuna ala) perempuan, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian harta
mereka. Sebab itu wanita yang saleh adalah yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka)…”
Tahap genital (remaja/pubertas)
merupakan tahap akhir
psikoseksual di mana individu
telah mencapai kematangan alat-
alat reproduksi dan
mengembangkan ketertarikan
kuat terhadap lawan jenisnya,
Tahap Psikoseksual Freud sehingga individu telah siap
untuk melakukan hubungan
heteroseksual.
Dating
Delapan fungsi berkencan (Paul & White, 1990 dalam Santrock, …) :
1.Kencan dapat menjadi bentuk rekreasi, sebab kencan dapat
memberikan kesenangan.
2.Kencan adalah sebagai sumber pencapaian dan sebagai proses
perbandingan status sosial di masa remaja.
3.Kencan sebagai bagian dari proses sosialisasi di masa remaja, hal ini
membantu remaja belajar bagaimana bergaul dengan orang lain dan
membantu dalam belajar sopan santun dan perilaku sosial.
4.Kencan melibatkan belajar tentang keintiman dan berfungsi sebagai
kesempatan untuk membangun huubungan yang unik dan bermakna
dengan lawan jenis.
5.Kencan bisa menjadi konteks untuk eksperimen dan eksplorasi
seksual.
6.Kencan dapat memberikan persahabatan melalui interaksi dan
kegiatan bersama dalam hubungan lawan jenis.
7.Kencan dapat berkontribusi pada pembentukan dan pengembangan
identitas.
8.Kencan bisa menjadi sarana sortir dan seleksi pasangan.
ROMANTIC
DATING
RELATIONSHIP

Keterlibatan romantis melibatkan emosi positif (kesenangan dan kasih sayang)


Pengalaman dan menimbulkan emosi negatif (kekhawatiran, kekecewaan, dan
Emosi kecemburuan). Putusnya suatu hubungan romantis dapat menyebabkan
depresi atau masalah lain.

• Semakin banyak pengalaman romantis, maka tingkat penerimaan sosial,


kompetensi persahabatan, dan kompetensi romantis yang lebih tinggi.
Penyesuaian • Frekuensi kencan yang lebih tinggi pada anak perempuan dikaitkan
Diri dengan memiliki gejala depresi dan orang tua yang tidak tersedia secara
emosional.
• Remaja dengan pasangan romantis yang menyimpang lebih mungkin
untuk terlibat dalam kenakalan.
Pembentukan Romantic
Relationship
ROMANTIC LOVE /
PASSIONATE LOVE / EROS
Memiliki komponen seksual dan
kegilaan yang kuat, dan sering
mendominasi pada bagian awal
hubungan cinta.

AFFECTIONATE LOVE /
COMPANIONATE LOVE
Ketika individu ingin memiliki
orang lain yang dekat dan memiliki
kasih sayang yang mendalam dan
peduli pada orang itu.
Perkawinan dengan Usia Ideal
Maksud dan Tujuan Perkawinan
Bentuk pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT dan
mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Perkawinan merupakan sarana bagi seseorang untuk


menyalurkan hasrat biologisnya secara sah/legal bersama
pasangannya.
Agar manusia memeroleh keturunan dari jenisnya demi
keberlanjutan hidup manusia di bumi sehingga tidak punah
ditelan masa.
“Wanita dinikahi karena empat hal; yakni
karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya, dan agamanya, maka pilihlah
wanita yang beragama niscaya kamu
beruntung”
(HR. Bukhari dan Muslim)

BAGAIMANA Nurcholish Madjid (dalam Alam, 2006) menerangkan bahwa:


PERKAWINAN Perkawinan yang baik adalah sebuah ikatan seumur hidup, yang
disahkan oleh Tuhan. Perkawinan memerlukan sesuatu yang
YANG IDEAL? banyak dari pada sekedar “peduli,” “pemenuhan diri,” dan
“komitmen.” Perkawinan memerlukan adanya kesadaran tentang
kehadiran Tuhan dalam hidup manusia, yang akan membimbing
kita ke jalan yang lurus, jalan kebahagiaan yang sejati dan abadi.

Memasuki usia ideal/cocok untuk perkawinan.


Kedudukan Usia Perkawinan Menurut Undang-Undang tentang
dalam Hukum Perkawinan Islam Perkawinan
Undang-Undang No. 1/1974 tentang
Perkawinan Pasal 7 ayat (1), berbunyi:
Bersifat fleksibel, yang dikondisikan “Perkawinan hanya diizinkan jika
dengan keadaan calon suami yang pihak pria sudah mencapai umur 19
telah siap secara lahir dan batin. Dalam tahun dan pihak wanita mencapai
praktiknya, usia perkawinan dapat umur 16 tahun.”
dikaitkan dengan kesiapan secara fisik
dan mental yang ditandai dengan Undang-Undang Perkawinan Bab II
mencapai usia baligh. tentang Syarat-Syarat Perkawinan,
Selain itu kesiapan material yang dalam Pasal 6 ayat (2), berbunyi:
ditandai dengan pemberian mahar dari “Untuk melangsungkan perkawinan
seorang pria kepada wanita. seseorang yang belum mencapai umur
21 tahun harus mendapatkan izin
kedua orangtua.”

Anda mungkin juga menyukai