Usia Dan Kematangan Calon Pasutri Dari Prespektif Psikologi Dan Undang-Undang Pernikahan
Usia Dan Kematangan Calon Pasutri Dari Prespektif Psikologi Dan Undang-Undang Pernikahan
REFERENSI : Maya Mustika Ardina dan Hepi Wahyuningsih, Skripsi: “Hubungan Antara
Kematangan Emosi dengan Perilaku Asertif pada Remaja”, Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia, 2015, hlm. 34
Usia dan Kematangan pasutri
dalam prespektif psikologi
Referensi:
Yukhamid Abadiyah, Mohammad Noviani Ardi, Tali Tulab. Usia Dewasa Dalam Menikah:
Studi Kritis Dalam Ilmu Psikologis Dan Kompilasi Hukum Islam. Jurnal
UU Pernikahan
UU Perkawinan merupakan perwujudan dari negara Indonesia sebagai
negara hukum sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 ayat (3) UUD
1945 dan negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagaimana termuat pada Pasal 29 ayat (1) UUD 1945. Oleh
karenanya pada kehidupan masyarakat Indonesia, wajib menjalankan
syariat Islam bagi orang Islam, syariat Nasrani bagi orang Nasrani,
dan syariat Hindu bagi orang Hindu. Untuk menjalankan syariat
tersebut, diperlukan perantaraan kekuasaan negara. Maka, dalam UU
Perkawinan dasar hukum yang digunakan tidak lain adalah Pasal 29
UUD 1945, sehingga setiap pasal-pasal yang ada di dalam suatu
norma harus dijiwai dan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
Pasal 29 UUD 1945. Artinya, semua ketentuan (termasuk perkawinan)
harus sesuai dengan Pasal 29 UUD 1945 yang menjadi syarat mutlak.
Referensi:
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK
INDONESIA. 2022. Pasal 29 UUD 1945 Menjadi Dasar
Hukum Perkawinan di Indonesia
hukum Perkawinan munurut islam
Adapun yang dimaksud dengan ayat-ayat hukum perkawinan
dan perceraian ialah ayat-ayat yang berisikan tentang
masalahmasalah hukum perkawinan dan perceraian.
Contohnya : QS. An-Nur [24] ayat 32