Anda di halaman 1dari 17

MAGISTER

Application of Nightingale
Theory in Providing
Heliotherapy for Clinical
KEPERAWATAN
Improvement of Tuberculosis
Patients in Depok, Sleman
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
Regency, Yogyakarta
YOGYAKARTA

Liza Novitasari Wijaya


20181050011 Adviser :
Dr. SN Nurul Makiyah, S.Si., M.Kes
Background This Research
The six countries with the Nightingale's theory focuses
highest new TB cases are on the environment, but
China, India, Indonesia, Nightingale uses the term
Nigeria, Pakistan and South environment (environment)
Africa. Indonesia ranks third in his writings. He defines
in the world with the most and explains the concepts of
TB sufferers after India and ventilation, warmth, light,
China, accounting for 45% of diet, cleanliness, and noise.
TB cases globally.
(WHO Global Tuberculosis
Report, 2019)
One concept of the five
components is the concept of
light. Specifically, she identified
According to Nightingale's theory, direct sunlight as a special
holistic care is described using need for patients.
complementary therapy which is
a therapy given to complement
conventional medical therapy.
(Alligood, 2017).
Beberapa studi menyimpulkan
bahwa terapi vitamin D efektif
di samping terapi OAT sehingga
vitamin D disarankan menjadi
Research conducted by Handono profilaksis bagi lingkungan yang
by providing sunlight therapy berkontak langsung dengan
with sunbathing in COPD patients penderita karena mudah
showed decreased breathing, the diterapkan dan biaya yang
patient also looked more diperlukan cukup terjangkau.
comfortable and relaxed. Salah satu cara yang praktis dan
(Handono , 2016) efisien untuk mendapatkan
vitamin D adalah dengan terapi
sinar matahari atau yang lebih
dikenal dengan helioterapi
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Mengidentifikasi penerapan teori
Tujuan Khusus Nightingale dalam pemberian
Menganalisis teori Nightingale  helioterapi terhadap perbaikan
dalam pemberian helioterapi klinis pasien tuberkulosis di
terhadap perbaikan klinis pasien Kecamatan Depok Sleman
tuberkulosis Yogyakarta.
Mengaplikasi pemberian 
helioterapi terhadap perbaikan
klinis pasien tuberkulosis
Mengevaluasi perbaikan klinis 
pasien tuberkulosis pada
kelompok intervensi
Mengevaluasi perbaikan klinis 
pasien tuberkulosis pada
kelompok kontrol
Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu
penyetahuan terutama penerapan
teori keperawatan nightingale
untuk pengobatan pasien
tuberkulosis.
Manfaat Praktisi
Hasil penelitin ini dapat menambah
pengetahuan dalam membantu
pengendalian TB baik penerapan di
masyarakat maupun dipelayanan
kesehatan.
Kerangka Teori

Penyembuhan Tuberkulosis Faktor Penyebab

Konvensional Komplementer Status Gizi


Sanitasi
Sistem Imun
Kategori I Kategori II Pola Hidup
Tahap Awal Kebersihan
Tahap Lanjutan

Helioterapi Teori Nightingale

Vitamin D3 Ventilasi
(Kolekalsiferol) Cahaya
Diet
Kebisingan
Disekresi di hati
Kebersihan
dan ginjal
1,25(OH)2D
(Kalsitriol)

Mengaktifkan
reseptor vitamin D

Merespon antibodi dan respon


makrofag terhadap bakteri
tuberkulosis
Peningkatan Klinis

IMT Sesak Batuk


Kerangka Teori

Pengobatan Konvensional :
1. Kategori 1
• Tahap Awal
• Tahap Lanjutan
2. Kategori 2

Pasien TB Pengobatan TB Peningkatan


Klinis

Pengobatan
Komplementer

Keterangan :
: Diteliti Helioterapi
: Tidak Diteliti
Desain Penelitian   Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian n=2
kuantitatif menggunakan
rancangan quasi experiment Keterangan :
dengan pendekatan two groups Z𝞪 : Nilai standar alpha 5% yaitu 1,960
pretest-postest with control group Z𝞫 : Nilai standar beta 20% yaitu 1,282
design S : Simpang baku selisih skor antara
sesudah dan sebelum perlakuan
berdasarkan kepustakaan yaitu 4,899
Populasi Penelitian d : Selisih rerata kedua kelompok klinis
Populasi pada penelitian ini adalah penting yaitu 4.15
pasien tuberkulosis paru di
Kecamatan Depok Sleman Dengan menambahkan perkiraan drop out, Jadi
Yogyakarta sejumlah 59 pasien. jumlah responden yang dapat diambil sebanyak
17 responden.
Waktu Penelitian Lokasi Penelitian
Penelitian ini rencananya akan Penelitian dilakukan di Kecamatan
dilakukan selama kurang lebih 5 minggu Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta.
pada bulan Februari sampai Maret 2020 Sampel diambil dari Puskesmas
dengan intensitas pertemuan seminggu Depok 3 sebagai kelompok intervensi
4 kali sesuai kontrak waktu. dan Puskesmas Depok 2 sebagai
kelompok kontrol. Pemilihan lokasi
penelitian didasarkan pada hasil studi
pendahuluan oleh peneliti.
Kritria Inklusi Kriteria Ekslusi
• Usia 18 – 69 tahun • Pasien TB ekstra paru
• Pasien TB paru BTA positif • Pasien TB paru dengan komplikasi
• Tidak memiliki alergi matahari • Pasien dengan penyakit melanoma
• Bersedia mengikuti penelitian • Pasien TB kategori 2
Definisi Operasional
Variable
Pemberian Helioterapi

Definisi
Terapi medis yang melibatkan paparan sinar matahari dengan berjemur di bawah sinar matahari.
Operasional Dalam penelitian, helioterapi ini terpantau dilakukan seminggu 4 kali selama 15-20 menit sehari.
Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan klinis pasien tuberkulosis.

Alat Lembar observasi


Ukur

Hasil -
Ukur

Skala
-
Definisi Operasional
Variable
Perbaikan Klinis Pasien Tuberkulosis

Definisi
Keadaan yang memperlihatkan perbaikan kesembuhan secara klinis yang dapat dipantau dari fisik
Operasional meliputi indeks massa tubuh, penurunan sesak dan pengurangan batuk.

Alat
Timbangan badan, stature meter, Borg Scale, dan Leicester cough questioner
Ukur
Pengukuran Body mass index : Pengukuran batuk : Pengukuran Borg Scale :
< 18,5 : Berat badan Kriteria : Nilai 10 : Maximum
kurang < 43 : Berat
Hasil 18,6 – 26,9 : Berat badan 44 – 88 : Sedang
Ukur normal > 89 : Ringan
27 – 34,9 : Overweight
> 35 : Obesitas

Skala
Numerik
Alur Penelitian

Post test pemeriksaan klinis


Pasien TB paru di 5 pada kelompok intervensi
1
Kecamatan Depok dan kelompok setiap akhir
N = 59 minggu.

2 Pasien yang masuk


kriteria inklusi di • Diberikan Intervensi Helioterapi selama 15-20 menit / hari
Puskesmas Depok 2 4 selama 4 hari dalam seminggu.
dan Depok 3 • Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan
N = 34

3 Pre test
pemeriksaan klinis
pasien tuberkulosis
Proses dan Analisis Data

Analisis Univariat Analisis Bivariat


Analisis dalam penelitian ini Dalam penelitian ini analisis bivariat
digunakan untuk menghitung yang dilakukan adalah Uji
distribusi frekuensi gambaran normalitas untuk melihat apakah
karakteristik, variabel dependen data terdistribusi secara normal
atau variabel indepen. Analisis atau tidak untuk menentukan dapat
univariat dalam penelitian ini tidaknya dilakukan uji Paired T-test.
dimaksudkan untuk menjelaskan
atau mendiskripsikan responden
mengenai data demografi
maupun hasil klinis pasien
tuberkulosis.

Anda mungkin juga menyukai