Anda di halaman 1dari 8

Jl. Kedungmundu Raya No.

18 Semarang Gedung NRC Universitas Muhammadiyah


Semarang Phone: 02476740287, Fax: 02476740287 Email: mki@unimus.ac.id

Research article

Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post


Chemotherapy Nausea Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients

Agus Suryono1, Fakhruddin Akbar2, Fredi Setia Nugraha3, Yunie Armiyati4


1,2,3 RSUP Dr. Kariadi Semarang
3 Nursing Department, Universitas Muhammadiyah Semarang

Article Info Abstract


Article History: Nasopharyngeal Cancer (NPC) is the 3rd most common type of cancer in
Accepted 26 February 2020 Indonesia after cervical and breast cancer. The method for controlling the
growth of cancer cells is chemotherapy which has side effects of nausea.
Keywords: Post-chemotherapy nausea makes the patient uncomfortable and if not
Deep Breathing Relaxation; treated properly will cause complications. Management of nausea can be
Murottal; Nausea; done with a combination of deep breathing relaxation and murottal. The
Nasopharyngeal Cancer objective of the study to analyze the effect of a combination of deep
breathing relaxation and murottal on the intensity of nausea in NPC patients
after chemotherapy. The research method was a quasi-experiment one
group pre-post-test design on 30 samples of post-chemotherapy NPC
patients. The results of the study showed that nausea intensity before and
after given a combination of deep breathing and murottal obtained p-value
0,000 (p-value <0.05). There is a significant difference between nausea
intensity before and after the combination of deep breathing and murottal
relaxation. The combination of deep breathing and murottal breathing can
reduce the intensity of nausea in NPC patients after chemotherapy.

PENDAHULUAN Metode yang dapat digunakan untuk


mengendalikan pertumbuhan sel kanker
Kanker Nasofaring (KNF) merupakan antara lain dengan kemoterapi. Kemoterapi
keganasan dari epitel dengan karakteristik merupakan pemberian pemberian obat
yang unik, sehingga secara epidemiologi, dengan tujuan untuk membunuh sel-sel
patologi, dan klinis berbeda dari kasus kanker (Rasjidi, 2007). Kemoterapi
kanker kepala dan leher lainnya. KNF merupakan terapi sistemik, yang berarti
menempati urutan ke-3 terbanyak di bahwa obat menyebar ke seluruh tubuh dan
Indonesia setelah kanker serviks dan dapat mencapai sel kanker yang telah
payudara, dan merupakan kasus keganasan menyebar jauh sehingga juga memiliki efek
yang paling sering terjadi pada daerah samping yang merugikan. Efek samping
kepala dan leher (Adham et al., 2012). Data yang paling sering terjadi pasca kemoterapi
insiden kanker di RSUP Dr. Kariadi adalah mielosupresi, mual, dan muntah.
Semarang, dari 448 kasus kanker kepala Mual dan muntah merupakan efek samping
dan leher, 60% kasus merupakan KNF. dari pemberian obat sitostatika yang paling

Corresponding author:
Agus Suryono
agussuryono2@gmail.com
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020
e-ISSN: 2615-1669
DOI: https://doi.org/10.26714/mki.3.1.2020.24-31
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 25

membuat pasien tidak nyaman. Mual relaksasi napas dalam yang dikombinasikan
muntah akut terjadi dalam waktu 24 jam aspek religi dengan mendengarkan
pertama pasca pemberian obat sitostatika murottal Al Qur’an. Relaksasi napas dalam
yang dimulai 1 sampai 2 jam setelah merupakan pernapasan pada abdomen
pemberian obat sitostatika. Kejadian ini dengan frekuensi lambat serta perlahan,
akan berakhir setelah 24 jam (Sari, Hartoyo, berirama, dan nyaman dengan cara
& Wulandari, 2015). memejamkan mata saat menarik napas.
Efek dari teknik relaksasi ini adalah
Mual dan muntah pasca kemoterapi perlu distraksi atau pengalihan perhatian
mendapatkan perhatian karena dapat (Rahayuningrum, 2016). Teknik relaksasi
menyebabkan stres bagi penderita dan napas dalam juga dapat menurunkan
keluarga yang terkadang membuat intensitas mual, menurunkan kecemasan
penderita dan keluarga memilih dan meningkatkan oksigenisasi darah
menghentikan siklus terapi. (Siswantinah, 2011). Studi randomized
Ketidaknyamanan akibat mual muntah controlled trial pada pasien post operasi
paska kemoterapi dapat berpengaruh pada menunjukkan bahwa pernapasan
respon emosional pasien (timbul stres dan terkontrol efektif menurunkan gejala mual
kecemasan) yang dapat memperburuk dan muntah paska operasi sebesar 62,5%
intensitas mual, retching, dan muntah. Mual (Sites et al., 2014).
muntah yang tidak ditangani dengan baik
juga akan menyebabkan timbulnya Mendengarkan murottal Al Qur’an juga
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, akan meningkatkan relaksasi pasien.
dan risiko terjadinya aspirasi pneumonia. Mendengarkan murottal selamat 25 menit
Efek mual muntah juga akan berdampak dapat meningkatkan kadar endorfin pada
pada perubahan status fungsional pasien pasien yang membuat pasien menjadi
yang menjalani program kemoterapi. rileks. Penelitian sebelumnya menunjukkan
Penanganan mual dan muntah dapat murottal yang diperdengarkan dengan
dilakukan secara farmakaologis dan frekuensi 60dB dapat membuat pasien
nonfarmakologis. menjadi nyaman (Sukron, 2018).
Mendengarkan murottal juga membuat
Beberapa manajemen nonfarmakologis seseorang akan lebih dekat dengan Tuhan
yang dapat digunakan untuk mengurangi serta menuntun subjek untuk mengingat
mual antara lain biofeed back, hiponosis, dan menyerahkan segala permasalahan
relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi yang dimiliki kepada Tuhan (Rahman,
musik, distraksi, dan akupresur (Butcher, Mohdari, & Prasetyo, 2017). Hal ini akan
Bulechek, Dochterman, & Wagner, 2018). membuat subjek yang mendengarkan
Chemotherapy induced nausea and vomiting murottal menjadi lebih nyaman dan rileks,
(CINV) melalui pendekatan kompehensif sehingga mual pasien menjadi berkurang
meliputi pemberian anti emetik, (Abdurrachman & Andhika S, 2008).
suplementasi herbal, metode akupunktur,
dan intervensi biopsychobehavioral. Relaksasi napas dalam yang
Intervensi biopsychobehavioral untuk dikombinasikan dengan mendengarkan
menurunkan intensitas mual pasca murottal akan menguatkan efek relaksasi,
kemoterapi dapat dilakukan dengan meningkatkan rasa nyaman dan
membuat pasien menjadi rileks (Nindya, S. memberikan efek yang lebih baik pada rasa
R., Bakti, 2016). Intervensi ini dapat mual pasien. Penelitian ini perlu dilakukan
dilakukan mandiri oleh perawat. untuk mengembangkan intervensi
nonfarmakologi dalam mengatasi mual
Intervensi biopsychobehavioral untuk muntah pasca kemoterapi dengan melihat
membuat pasien pasca kemoterapi menjadi pengaruh kombinasi relaksasi napas dalam
rileks dapat dilakukan dengan metode dan murottal terhadap intensitas mual pada

Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 26

pasien KNF pasca kemoterapi. Tujuan Memberikan informed consent pada calon
penelitian ini untuk menganalisis pengaruh responden. c) Setelah calon responden
kombinasi relaksasi napas dalam dan setuju untuk menjadi responden, peneliti
murottal dalam menginduksi relaksasi dan kontrak waktu untuk melakukan penelitian.
menurunkan intensitas mual pasca d) Mengukur intensitas mual responden
kemoterapi pada pasien KNF. dengan instrumen Numeric Rating Scale
(NRS) dan mencatat hasil ukur di kolom
METODE intensitas mual sebelum diberikan
intervensi. d) Peneliti memberikan
Penelitian ini adalah penelitian quasi- intervensi pada responden yaitu: meminta
experimental one group pre-post test desain pasien untuk memejamkan mata kemudian
yang meneliti tentang pengaruh kombinasi menarik napas panjang lewat hidung lalu
relaksasi napas dalam dan murottal menghembuskannya pelan lewat mulut
terhadap intensitas mual pasien KNF pasca dengan fase menghembuskan napas 2 kali
kemoterapi. Penelitian dilakukan di Ruang lebih lama daripada fase menarik napas.
Kasuari lt 3 dan lt 5, Instalasi Kasuari RSUP. Pasien diminta melakukan relaksasi napas
Dr. Kariadi Semarang pada 1 Juli 2019 dalam sebanyak 3 kali yang dilanjutkan
sampai 30 November 2019. dengan mendengarkan murotal surat Ar-
Rahman yang diputar menggunakan
Subjek penelitian terdiri dari 30 pasien speaker box music dan didengarkan denga
yang diperoleh melalui teknik purposive headset selama 25 menit. e) Mengukur
sampling, sesuai kriteria inklusi yaitu; kembali intensitas mual dengan instrumen
pasien KNF pasca kemoterapi dengan NRS pada responden setelah intervensi. f)
intensitas mual 6 sampai 10, beragama Mencatat hasil pengukuran di kolom
Islam, sadar dan dapat berkomunikasi, intensitas mual sesudah intervensi.
tidak ada gangguan pendengaran, dapat
menerima intervensi pada jam ke-7 sesudah Analisis univariat digunakan untuk
mendapatkan obat anti-emesis. Kriteria mendeskripsikan data karakteristik
eksklusi pasien tidak mampu lagi responden berupa umur, jenis kelamin,
melanjutkan penelitian karena timbul pendidikan, pekerjaan, frekwensi
komplikasi kemoterapi seperti sesak napas, kemoterapi, dan intensitas mual. Analisis
kesakitan hebat. bivariat dilakukan dengan menggunakan
soft ware pengolahan data statistik yang ada
Instrumen yang digunakan dalam di komputer. Analisis bivariat diawali
penelitian ini adalah instrument pengukur dengan melakukan uji normalitas data. Uji
intensitas mual dengan Numeric Rating pengaruh kombinasi relaksasi napas dalam
Scale (NRS) dengan skala pengukuran dan murottal terhadap intensitas mual
dalam rentang 0-10. Nilai 0 diberi kategori menggunakan uji Wilcoxon karena kedua
“tidak mual sama sekali” dan nilai 10 diberi variabel berdistribusi tidak normal.
kategori “sangat mual sekali”. NRS telah
digunakan oleh banyak peneliti sebelumnya Penelitian dilakukan setelah mendapatkan
untuk mengukur intensitas mual. Peralatan persetujuan dari komite etik penelitian
lain dalam penelitian ini adalah MP3 surat kesehatan RSUP. Dr. Kariadi Semarang
Ar-Rahman yang dilantunkan oleh dengan nomor 261/EC/KEPK-RSDK/2019.
Muzammil Hasballah yang diputar Peneliti memperhatikan etika penelitian
menggunakan Speaker box music dan meliputi prinsip kerahasiaan, manfaat,
didengarkan melalui Headset. prinsip menghormati hak asasi manusia
(menghormati martabat manusia) dan
Prosedur pengambilan data penelitian prinsip keadilan.
sebagai berikut: a) Menentukan responden
sesuai dengan kriteria inklusi, b)

Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 27

HASIL menunjukkan bahwa kombinasi relaksasi


napas dalam dan murottal surat Ar-Rahman
Hasil penelitian menunjukan bahwa umur efektif untuk menurunkan intensitas mual
rata-rata responden penderita KNF adalah pasien KNF pasca kemoterapi.
50,77 tahun dengan pengalaman
kemoterapi rata-rata adalah 2,57 kali. Tabel 2
Sebagian besar (63,3%) responden berjenis Intensitas Mual Pasca Kemoterapi Pasien KNF di
RSUP. Dr. Kariadi Semarang (n=30)
kelamin laki-laki dengan tingkat pendidikan p
Intensitas mual Mean±SD
terbanyak (46,7%) adalah SD. Frekwensi
Sebelum intervensi 7,33±1,093
kemoterapi responden rata-rata adalah 0,000*
2,57 kali dengan rentang paling sedikit 1 Sesudah intervensi 5±0,947
kali dan paling banyak 6 kali menjalani *) uji wilcoxon
program kemoterapi.
PEMBAHASAN
Tabel 1
Karakteristik Responden Pasien KNF di RSUP. Dr. Mual merupakan kecenderungan untuk
Kariadi Semarang (n=30) muntah atau sebagai perasaan di
Indikator f (%) Mean±SD tenggorokan atau daerah epigastrium yang
Usia (tahun) 50,77±10,814 memperingatkan seorang individu bahwa
Frekwensi 2,57± 1,755
muntah akan segera terjadi. Mual sering
kemoterapi (kali)
Pendidikan disertai dengan peningkatan aktivitas
a. SD 1 (8,3 %) sistem saraf parasimpatis termasuk
b. SMP 2 (16,7%) diaphoresis, air liur, bradikardia, pucat dan
c. SMA 6 (50%) penurunan tingkat pernapasan (Eskandari,
d. PT 3 (25%)
Keshavars, Ashayeri, Jahdi, & Hosseini,
2012). Obat sitostatika yang diberikan pada
pasien kemoterapi dapat menimbulkan efek
Hasil uji homogenitas karakteristik
mual dan muntah melaui beberapa
responden (usia, jenis kelamin, frekwensi
mekanisme yaitu pusat muntah,
kemoterapi dan tingkat pendidikan) pasien
chemoreceptor trigger zone (CTZ), saraf
KNF di RSUP. Dr. Kariadi Semarang
aferen vagus yang berasal dari
berdasarkan rasa mual post kemoterapi
gastrointestinal menuju postrema. CTZ
menunjukkan p value 0,937; 0,415; 0,527
sangat sensitif terhadap stimulus kimia.
dan 0,457 (p value > 0,005). Hasil tersebut
Obat sitostatika merupakan stimulus kimia
menujukkan variabel karakteristik
yang akan mengaktifkan saraf aferen vagus
responden adalah homogen. Intensitas
dan menghasilkan input sensori yang akan
mual pasien pasca kemoterapi memiliki
mengaktifkan otot perut, diafragma,
variasi yang sama pada semua karakteristik
lambung, dan esophagus untuk
respoden.
menimbulkan muntah (Perwitasari, 2008).
Mual juga dapat di rangsang oleh beberapa
Hasil penelitian menunjukan bahwa
stimulus seperti penyakit, nyeri hebat, juga
intensitas mual pasien KNF pasca
status emosional yang kuat (Stanfield,
kemoterapi sebelum diberikan intervensi
2014). Intensitas mual muntah paska
keperawatan kombinasai relaksasi napas
kemoterapi dapat bertambah dengan
dalam dan murottal rata-rata sebesar 7,33.
adanya stres dan status emosi yang kurang
Intensitas mual pasien KNF pasca
baik. Ketidaknyamanan akibat mual
kemoterapi setelah diberikan kombinasai
muntah paska kemoterapi dapat
relaksasi napas dalam dan murottal surat
berpengaruh pada respon emosional
Ar-Rahman rata-rata sebesar 5. Analisis
pasien yang dapat semakin memperburuk
pengaruh kombinasi relaksasi napas dalam
intensitas mual dan muntah pasien.
dan murottal dilakukan dengan uji Wilcoxon
hasilnya didapatkan p value 0,000,

Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 28

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana cara melakukan napas dalam,
pengaruh kombinasi relaksasi napas dalam napas lambat (menahan inspirasi secara
dan murrotal Al-Qur’an dalam menurunkan maksimal) dan bagaimana
intensitas mual paska kemoterapi melalui menghembuskan napas secara perlahan.
jalur penurunan stres dan peningkatan Teknik relaksasi napas dalam dapat
relaksasi. Mual dan muntah pada penelitian menurunkan intensitas mual,
ini diatasi dengan kombinasi relaksasi meningkatkan ventilisasi paru,
napas dalam dan murottal. Teknik ini menurunkan kecemasan dan meningkatkan
termasuk dalam kategori intervensi oksigenisasi darah (Siswantinah, 2011).
biopsychobehavioral. Kombinasi relaksasi Penelitian RCT pada pasien post operasi
napas dalam dan murottal merupakan menunjukkan pernapasan terkontrol lebih
penggabungan antara metode relaksasi efektif menurunkan gejala mual dan
napas dalam yang dilakukan sebanyak 3 kali muntah paska operasi sebesar 62,5%
dan mendengarkan murottal surat Ar- dibanding menggunakan aromaterapi
Rahman selama 25 menit. Teknik ini peppermint yang mampu menurunkan
digunakan untuk membuat pasien berada gejala mual munta sebesar 57,7% (Sites et
dalam kondisi relaks secara fisik dan mental al., 2014).
sehingga efek mual dan muntah pasca
kemoterapi dapat ditekan. Teknik ini dapat Penelitian sebelumnya menguatkan temuan
mengurangi mual dan muntah pada empat penelitian ini bahwa efek relaksasi
hari pertama pasca kemoterapi (Nindya, S. meningkat setelah diberikan kombinasi
R., Bakti, 2016). relaksasi napas dalam dan murottal.
Penelitian kombinasi relaksasi napas dalam
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dan murottal Surat Ar-Rahman juga
intensitas rasa mual sebelum diberikan terbukti menurunkan kadar gula darah
intervensi kombinasi relaksasi napas dalam sewaktu pada pasien Diabetes karena
dan murottal adalah 7,33 (mual berat) dan adanya efek relaksasi. Efek relaksasi
sesudah diberikan intervensi kombinasi ditunjukkan dengan perubahan
relaksasi napas dalam dan murottal surat hemodinamik yang menunjukkan adanya
Ar-Rahman turun menjadi 5 (mual sedang). perubahan hemodinamik (tekanan darah
Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan dan nadi) yang cenderung menurun setelah
yang signifikan antara skor rasa mual diberikan intervensi. Penelitian
sebelum dan sesudah diberikan kombinasi sebelumnya menunjukkan bahwa
relaksasi napas dalam dan murottal. Rata- kombinasi relaksasi napas dalam dan
rata penurunan intensitas mual responden murottal lebih efektif menurunkan kadar
diberikan intervensi kombinasi relaksasi gula darah sewaktu sebesar 23,93%,
napas dalam dan murottal adalah 2,33 sementara kelompok relaksasi napas gula
(31,79%). darah sewaktu dalam turun sebesar 9,97%
dan kelompok murottal turun sebesar
Kombinasi relaksasi napas dalam dan 2,56% (Armiyati, 2019).
murottal merupakan terapi non
farmakologi yang dapat digunakan Bacaan al-Qur’an secara murottal dipilih
mengurangi rasa mual melalui jalur dalam penelitian ini karena mempunyai
penurunan stres dan peningkatan relaksasi. irama yang konstan, teratur dan tidak ada
Metode ini merupakan penggabungan perubahan yang mendadak. Tempo
antara metode relaksasi napas dalam dan murottal al-Qur’an juga berada antara 60-
terapi religi mendengarkan murottal surat 70/menit, serta nadanya rendah sehingga
Ar-Rahman selama 25 menit. Teknik mempunyai efek relaksasi dan dapat
relaksasi napas dalam merupakan suatu menurunkan stress dan kecemasan
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam (Yueniwati, 2016). Penelitian ini
hal ini perawat mengajarkan kepada klien menggunakan Murottal surat Ar-Rahman

Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 29

karena surah tersebut mengandung hikmah Al-Qur'an akan memberi efek kedamaian
besar bagi kemanusiaan pada umumnya dalam tubuh karena unsur-unsur meditasi
dan bagi umat Islam pada khususnya. Ini dan relaksasi. Perasaan tenang ini
terkait dengan tingkat syukur dalam arti kemudian akan memberikan respons
luas dari arti ketidaktaatan pemberi (Allah emosional positif yang sangat berpengaruh
SWT). Surah Arrahman didahului dengan dalam mewujudkan persepsi positif.
pernyataan tentang sifat Allah, Allah Yang
Maha Pemurah. Kemurahan hatinya adalah Memperdengarkan terapi murottal pada
sumber dari semua pemberian yang seseorang maka kualitas kesadaran
diberikan kepada seluruh umat manusia seseorang terhadap Tuhan akan meningkat,
(Darmadi & Armiyati, 2019). baik orang tersebut tahu arti al-Qur’an atau
tidak. Kesadaran ini akan menyebabkan
Studi lain juga mendukung temuan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT.
penelitian ini. Penelitian pada pre Kepasrahan yang ada dalam diri seseorang
kateterisasi jantung di RSUP Dr. Kariadi berarti otak ada pada gelombang alpha,
menunjukkan bahwa terapi Murottal dapat yang merupakan gelombang otak pada
mengurangi skor kecemasan sebesar 42,8% frekuensi 7-14 Hz. Ini merupakan keadaan
sementara terapi musik klasik dapat energi otak yang optimal dan dapat
mengurangi skor kecemasan pada pasien menyingkirkan stres dan menurunkan
kateterisasi jantung sebesar 23,6%. kecemasan, sehingga mual yang
Penurunan kecemasan terjadi karena terapi ditimbulkan karena pemberian obat
murottal yang diberikan lebih dimengerti sitostatika dapat berkurang (Hesketh,
oleh responden (Darmadi & Armiyati, 2008). Rasa tenang saat mendengarkan
2019). murottal akan memberikan respon emosi
positif yang sangat berpengaruh dalam
Rangsangan yang diberikan pada auditori mendatangkan persepsi positif. Riset
murottal juga memiliki dampak dari sebelumnya juga menunjukkan pemberian
distraksi yaitu peningkatan pembentukan terapi murottal Al Qur’an mampu
hormon endorphine pada sistem kontrol menurunkan tingkat stres dan depresi
desenden. Kenaikan pada total hormon pasien yang menjalani hemodialisis
endorphine akan murottal akan (Rahayu, Hidayati, & Imam, 2018)
menstimulasi hipotalamus yang berguna
untuk memproduksi neuropeptida, Temuan penelitian ini juga menguatkan
neuropeptida nantinya akan mempunyai studi sebelumnya tentang “Pengaruh musik
dampak bagi tubuh yaitu kenyamanan dan imagery dalam menginduksi relaksasi
diperoleh melalui penurunan jumlah dan mengurangi mual dan emesis pada
hormon kortisol, epineprin, norepineprin, pasien dengan kanker yang sedang
dan dopamin. Efek ini juga dibuktikan menjalani kemoterapi” yang juga
bahwa terapi Murottal surat Al-Kahfi dapat menunjukkan hasil positif adanya
menurunkan tekanan darah pada 20 pasien penurunan signifikan dalam frekuensi mual
hipertensi di di Wilayah Kerja Puskesmas dan emesis dari waktu ke waktu setelah
Bandarharjo Semarang (Irmachatshalihah diberikan musik yang dikombinasikan
& Armiyati, 2019). dengan imagery selama 6 minggu
pengobatan. Efek relaksasi mendengarkan
Terapi murottal berupa melantunkan ayat musik dan imagery mampu meningkatkan
Al-Qur'an dari surat Ar-Rahman dapat relaksasi dengan menurunkan heart rate
dirasakan menyejukkan hati, menenangkan dan rasa mual lebih besar dibanding hanya
dan semakin dekat dengan Tuhan sehingga dengan imagery saja (Montserrat Gimeno,
pasien lebih rileks dan mengurangi tingkat 2010).
kecemasan. Al-Qur'an memiliki pengaruh
besar pada jiwa seseorang. mendengarkan

Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 30

Hasil studi ini menunjukkan bahwa Universitas Lampung;


intervensi sederhana dengan realaksasi
Adham, M., Kurniawan, A. N., Muhtadi, A. I., Roezin,
napas dalam dan mendengarkan murottal A., Hermani, B., Gondhowiardjo, S., …
dengan biaya yang relatif efektif dapat Middeldorp, J. M. (2012). Nasopharyngeal
mengurangi mual pasca kemoterapi pada carcinoma in Indonesia: epidemiology,
pasien dengan kanker. Kombinasi relaksasi incidence, signs, and symptoms at
napas dalam dan mendengarkan murottal presentation. Chinese Journal of Cancer.
mampu meningkatkan kemampuan Armiyati, Y. (2019). Kombinasi relaksasi nafas dalam
adaptasi yang mendapatkan kemoterai dan Murottal Surah Ar-Rahman menurunkan
yang ditunjukkan dengan adanya potensi Gula Darah Sewaktu pada p asien DM Tipe II
dalam mengurangi tingkat stres, The combination of deep breathing relaxation
meningkatkan relaksasi, dan mengurangi and Murottal Surah Ar-Rahman decrease blood
glucose. In Prosiding Seminar Nasional
mual muntah. Temuan penelitian dapat Mahasiswa Unimus (Vol. 2).
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
hidup pada pasien KNF yang menjalani Butcher, H. K., Bulechek, G. M., Dochterman, J. M. M.,
kemoterapi. & Wagner, C. M. (2018). Nursing Interventions
Classification (NIC). In Elsevier.
Keterbatasan penelitian ini adalah banyak
Darmadi, S., & Armiyati, Y. (2019). Murottal and
variabel yang terlibat dan belum adanya clasical music therapy reducing pra cardiac
kelompok kontrol. Peneliti selanjutnya chateterization anxiety. South East Asia
dapat mengembangkan intervensi pada Nursing Research, 1(2), 52.
kelompok pasien kanker jenis lain dengan https://doi.org/10.26714/seanr.1.2.2019.52-
60
menambahkan kelompok kontrol dan
memberikan perlakukan secara berseri Eskandari, N., Keshavars, M., Ashayeri, H., Jahdi, F., &
selam 48-72 jam paska kemoterapi. Hosseini, A. F. (2012). Quran recitation: short-
term effect and related factors in preterm
SIMPULAN newborns. Research Journal of Medical
Sciencences, 6, 148-153.
Ada perbedaan yang signifikan antara Hesketh, P. J. (2008). Chemotherapy-induced nausea
intensitas rasa mual sebelum dan sesudah & vomiting. The New England Journal of
diberikan kombinasi relaksasi napas dalam Medicine, 358, 2482–2494.
dan murottal. Kombinasi relaksasi napas https://doi.org/DOI: 10.1056/
dalam dan murottal dapat meningkatkan NEJMra0706547.
efek relaksasi, menurunkan stres dan Irmachatshalihah, R., & Armiyati, Y. (2019). Murottal
menurunkan intensitas mual paska Therapy Lowers Blood Pressure in
kemoterapi pada pasien KNF. Hypertensive Patients. Media Keperawatan
Indonesia, 2(3), 97.
UCAPAN TERIMAKASIH https://doi.org/10.26714/mki.2.3.2019.97-
104

Ucapan terimakasih kami sampaikan Montserrat Gimeno, M. (2010). The effect of music
kepada Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi and imagery to induce relaxation and reduce
Semarang yang telah memberikan ijin dan nausea and emesis in patients with cancer
pembiayaan dalam penelitian ini. undergoing chemotherapy treatment. Music
and Medicine.
Terimakasih juga kepada responden https://doi.org/10.1177/1943862110374622
penelitian yang berpartisipasi dalam studi
ini. Nindya, S. R., Bakti, S. (2016). Terapi mual muntah
pasca Kemoterapi. Jurnal THT – KL, 9, 74 – 83.
REFERENSI
Perwitasari. (2008). Telaah pustaka
farmakoogenetik antiemetik antagonis reseptor
Abdurrachman & Andhika S. (2008). Murottal Al-
5-hidroksitriptamin 3 dalam onkologi.
Qur’an: Alternatif terapi suara baru. Seminar
Universitas Ahmad Dahlan.
Nasional Sains Dan Teknologi-II. Lampung:
Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients
Media Keperawatan Indonesia, Vol 3 No 1, Februari 2020/ page 24-31 31

Rahayu, D. A., Hidayati, T. N., & Imam, T. A. (2018).


The effect of murottal therapy in decreasing
depression of patients undergoing
hemodialysis. Media Keperawatan Indonesia,
1(2), 6.
https://doi.org/10.26714/mki.1.2.2018.6-10

Rahayuningrum, D. C. (2016). Perbedaan pengaruh


teknik relaksasi nafas dalam dan kompres
hangat dalam menurunkan dismenore pada
remaja SMA Negeri 3 Padang. Jurnal Medika
Saintika, 7.

Rahman, T. A., Mohdari, M., & Prasetyo, A. (2017).


Murottal therapy to anxiety levels of patients
pre-operative at Sari Mulia Hospital
Banjarmasin. Advances in Health Science
Research, 6.

Rasjidi, I. (2007). Kemoterapi kanker ginekologi


dalam praktek sehari-hari. Jakarta: CV Sagung
Seto.

Sari, R. I., Hartoyo, M., & Wulandari. (2015).


Pengaruh aromaterapi pappermint terhadap
penurunan mual muntah akut pada pasien
yang menjalani kemoterapi di SMC RS
Telogorejo. Ejournal Stikes Telogorejo.

Siswantinah. (2011). Pengaruh terapi murottal


terhadap kecemasan pasien Gagal Ginjal
Kronik yang dilakukan tindakan hemodialisa di
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Jurnal
Universitas Muhammadiyah Semarang.

Sites, D. S., Johnson, N. T., Miller, J. A., Torbush, P. H.,


Hardin, J. S., Knowles, S. S., … Tart, R. C. (2014).
Controlled breathing with or without
peppermint aromatherapy for postoperative
nausea and/or vomiting symptom relief: A
randomized controlled trial. Journal of
Perianesthesia Nursing, 29(1), 12–19.
https://doi.org/10.1016/j.jopan.2013.09.008

Stanfield, C. L. (2014). Principles of human physiology.


Pearson Education Limited.

Sukron. (2018). Perbedaan efektivitas terapi musik


klasik dan terapi murotal terhadap tingkat
kecemasan pasien pre operasi bedah mayor.
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9.

Yueniwati, Y. (2016). Tumor extension and tumor


staging of Nasopharyngeal Carcinoma.
Proceeding Book: Indonesian Society of
Radiology, ASM XI. Kalimantan Timur.

Agus Suryono / Combination of Deep Breathing Relaxation and Murottal Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC) Patients

Anda mungkin juga menyukai