Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus

Laki – Laki Usia 34 Tahun Suspek Acute Myeloid Leukaemia DD


Chronic Myeloid Leukaemia

Disusun Oleh:
Marisa (I4061192080)

Pembimbing:
dr. Ivan Lumban Toruan, Sp. PD- KHOM
Pendahuluan LEUKIMIA

Kelainan hematologi yang ditandai dengan


Leukemia
disfungsi proliferasi dan perkembangan
leukosit serta prekursornya dalam darah dan
sumsum tulang
Kematangan sel Perkembangan sel

Immature Mature

Insiden
Leukimia Dunia : 5 Per 100.000 Penduduk
Leukimia akut kronis Global: 26 % Tahun 2005 -2015

As: AML 32% Dari Seluruh Kasus Leukimia


AML ALL CML CLL Indonesia : 2.513 Kasus

2
PENGKAJIAN KASUS

Identitas Pasien: Anamnesis:


▰ Nama : Tn. GJ ▰ Keluhan Utama: Pasien datang
▰ RM : 15XXXX dengan keluhan badan lemah sejak ±
▰ Jenis kelamin : Laki-laki 2 minggu SMRS
▰ Tanggal Lahir/Umur : 01-06-1987/34 tahun ▰ Keluhan tambahan: Kepala pusing,
▰ Agama : Islam terasa ngambang, dan memiliki
▰ Alamat : DSN. Seradi 07/02, Kec. Salatiga, riwayat BAB hitam ± 2 minggu
Sambas SMRS.
▰ Pekerjaan : Tidak Bekerja
▰ Pembiayaan: JKN
▰ Tanggal masuk RS : 28-09-2021

3
PENGKAJIAN KASUS

▰ Riwayat penyakit sekarang:


Seorang laki - laki, usia 34 tahun datang ke UGD RSUD Dr. Soedarso dirujuk dari RS. Sambas dengan
keluhan badan terasa lemah dan kadar hemoglobin nya sangat rendah dengan nilai 4,3 g/dl. Keluhan
tersebut dirasakan 2 minggu sebelum kerumah sakit di Sambas. Pasien mengeluh badan lemah disertai
kepala pusing, terasa ngambang dan mual. Pasien merasa menjadi mudah lelah ketika beraktivitas
ringan. Pasien juga mengeluhkan sakit di area tulang punggung, disertai perut kembung, gusi bengkak,
gusi berdarah dan mimisan di sangkal.
Pasien mengaku nafsu makan berkurang dan berat badan turun ± 10 kg dalam waktu 4 bulan ini.
Pasien mengatakan pernah memiliki riwayat BAB hitam 2 minggu yang lalu sebelum masuk kerumah
sakit di Sambas. BAB sebanyak 2 kali perhari dengan volume ± ½ gelas tiap kali BAB. BAB hitam
sedikit lunak, berwarna hitam, tidak berbau busuk, lendir (-). Pasien mengaku BAK merah pada 1
bulan sebelum kerumah sakit, nyeri BAK disangkal, terasa panas saat BAK tidak ada.

4
PENGKAJIAN KASUS

▰ Riwayat penyakit sekarang: con’t

Pasien sebelumnya pernah dirawat di RS. Sambas dengan keluhan badan lemah disertai BAB hitam.
Keluhan lemah dirasakan diseluruh badan pasien. Lemah yang dirasakan oleh pasien membuat pasien
terganggu untuk melakukan pekerjaannya sepanjang hari. Perasaan lemah ini tidak menghilang setelah
makan maupun dengan beristirahat. Pasien masih mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tetapi
untuk jangka waktu yang lebih singkat. Keluhan lemah dikatakan sudah sering dirasakan pasien sejak 8
bulan yang lalu dan dirasakan hilang timbul. Pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan
selama 4 bulan terakhir sebelum di bawa ke rumah sakit. Keluhan mual muntah, batuk, gusi berdarah
dan mimisan disangkal oleh pasien. Pasien dirawat selama kurang lebih 5 hari. Pasien kemudian
mendapatkan terapi suportif yaitu transfusi darah sebanyak 1000 cc (4 kolf) dan diberikan tablet
penambah darah serta vitamin. Pasien mengatakan 2 minggu sebelum masuk Rumah sakit dan akhirnya
dirujuk, pasien mengeluh badan lemah dan pusing semakin berat, pasien mengaku tidak mampu untuk
bangun. Pasien september akhir pasien dirujuk karena di RS. Sambas tidak ada fasilitas lengkap untuk
mengetahui penyakitnya.
5
PENGKAJIAN KASUS

▰ :
Riwayat penyakit sekarang Con,t
Pasien dirujuk ke RSUD Dr. Soedarso dengan kadar HB sangat rendah yairu 4,3 g/dl.
Pasien masuk melalui UGD, dengan keluhan badan lemah, kepala terasa ngambang, dan
pusing. Pasien kemudian dikonsulkan ke Sp.PD, dengan hasil konsulan pasien diarahkan
untuk periksa darah lengkap, rontgen thorak, dan pemeriksaan darah tepi. Pasien kemudian
mendapatkan terapi, O2 3 liter, IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, Inj. Ranitidin 2x1, Hydroxyurea
2-0-2, Allupirinol 1x300mg, As. Folat 3x1, VIT B12 3X1, Transfusi PRC 1000 cc. Setelah
pasien di observasi di IGD, dan tranfusi darah sebanyak 1 kolf di UGD, pasien kemudian
dipindahkan ke ruang rawat pada tanggal 29 september dengan kecurigaan adanya suatu
keganasan pada sel darah.

6
PENGKAJIAN KASUS

 Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengatakan memiliki riwayat hemoroid sejak 1


bulan yang lalu, penyakit jantung (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-),
penyakit paru (-).
 Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien. Riwayat kencing manis, tekanan darah tinggi,
asma, penyakit jantung, penyakit ginjal maupun penyakit sistemik lainnya pada
keluarga juga disangkal oleh pasien.
 Riwayat pengobatan: Pasien mengatakan pernah berobat ke Rumah Sakit Sambas
dan pasien medapatkan terapi transfusi sebanyak 4 kali dan diberi tablet tambah
darah dan vitamin.
 Riwayat kebiasaan dan sosial ekonomi: Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
merokok dan riwayat minum alkohol, pasien dengan status ekonomi rendah, pasien
sudah tidak bekerja lagi.
7
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital
▰ Keadaan umum : Tampak sakit
berat ▰ Tekanan darah : 82/44
▰ Kesadaran : Compos mentis mmHg
▰ Nadi : 131 x/menit
▰ Napas : 22 x/menit
▰ Suhu : 36,70C
▰ Saturasi oksigen : 99%

8
Pemeriksaan Fisik

 Kepala : Normocephali  Leher :Trakea ditengah, pembesaran


 Mata : Konjungtiva anemis (+/+), KGB (-), massa (-), Kaku kuduk (- ),
ikterik (-/-), reflex pupil (+/+) isokor JVP meningkat (-)
3mm/3mm  Telinga : Daun telinga N/N, MAE
 Mulut : Mukosa bibir basah, faring hiperemis (-/-), sekret (-/-)
hiperemis (-),Tonsil T1/T1  Hidung : Septum nasi di tengah, secret
hiperemis (-/-),Oral plaque (-), (-/-)
atropi papil (-), gusi bengkak (+),  Thoraks : Simetris statis dan dinamis,
gusi berdarah (-) spider navi (-).

9
Pemeriksaan Fisik

Cor Pulmo
 Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak ▰ Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis,
 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba retraksi (-)
 Perkusi ▰ Palpasi : Vocal fremitus normal (+/+),
 Batas kanan jantung : parasternal line pergerakan simetris
dekstra ▰ Perkusi : Sonor (+/+)
 Batas kiri jantung : midclavicular line ▰ Auskultasi : Vesikuler (+ /+), Rhonki (-/-),
V sinistra Wheezing ( -/-)
 Batas bawah jantung : setinggi ICS
IV
 Auskultasi : S1S2 tunggal, regular,
murmur (-) 10
Pemeriksaan Fisik

Abdomen ▰ Ekstremitas : Hangat, pitting


▰ Inspeksi : Distensi (-), scar (-), edema (-) CRT < 2 detik
meteorismus (-) pelebaran vena (-)
▰ Auskultasi : Bising usus (+), tidak
meningkat
▰ Perkusi : Timpani di seluruh lapang
perut, Nyeri ketok CVA (-/-)
▰ Palpasi : Soepl, Nyeri tekan tidak ada,
Hepar dan lien tidak teraba

11
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi rutin
Kimia Darah
Tanggal 28/09/2021

Uji Hasihasil Uji Hasil


Hemoglobin 4,3 G/Dl Creatinin 0,80 mg/dl
Eritrosit 1,62 X 106 /µl Ureum 20,6 mg/dl
Leukosit 107,71 X 103 /µl
Hematokrit 14,1% Asam Urat 4,7 mg/dl
Trombosit 61.000/µl
Mcv 87,0 Fl
Mch 26,5 Pg
Mchc 30,5 G/Dl

12
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG Abdomen


Tanggal 04/10/2021

Hepatomegali
Kesan : splenomegali ringan
Cholesterolis dd/ small cholelitiasis
Curiga limpadenopati parailiaca kanan dan kiri. 13
Pemeriksaan Penunjang

Rongten thorak AP Gambaran Darah Tepi Tanggal 28/09/2021


Tanggal 28/09/2021
Eritrosit : Anisitosis, dominasi normosit, mikrosit, ovalosit, fragmentosit
(+), tidak di temukan sel normoblas.
Leukosit : Jumlah sangat meningkat ditemukan dominasi sel menyerupai
blas seri myeloid dengan karakteristik, cuplike appearance, NC rasio tinggi,
kromatin longgar ditemukan anak ini sel, sitoplasma basofilik.
Trombosit : jumlah menurun, penyebaran merata, kelompokan trombosit (-),
trombosit besar (+), trombosit raksasa (-).
Kesimpulan : gambaran morfologi darah tepi pada pasien dengan suspek
keganasan hematologi seri myeloid (AML DD/CML).
14
Kesan : tidak tampak kelainan pada foto thorak
Diagnosis

Diagnosis banding: Diagnosis kerja:


▰ Acute Myeloid Leukimia ▰ Leukositosis
▰ Chronic Myeloid Leukimia ▰ Bisitopenia
▰ Anemia Aplastik ▰ Suspek Acute Myeloid Leukimia dd
▰ MDS Chronic Myeloid Leukimia

15
Tatalaksana

Non farmakologi : Farmakologi : Saran Pemeriksaan


• Follow up hematologi
▰ Menjaga keseimbangan antara melakukan  O2 3 Liter • Sitokimia
aktivitas fisik dan beristirahat ( menghindari
kelebihan berlebihan)  IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
▰ Nutrisi/diet  Inj. Ranitidin 2x1
▰ Menghindari stress dan trauma fisik
 PO. Hydroxyurea 2-0-2
▰ Menghindari paparan sinar matahari langsung

 PO. Allupirinol 1x300mg
Menghindari pemakaian obat-obatan tertentu
yang dapat menginduksi LES  PO. As. Folat 3x1 Prognosis
▰ Menghindari terjadinya infeksi Ad vitam : Dubia ad malam
 PO. VIT B12 3X1 Ad fungsionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
 Transfusi PRC 1000 cc
16
FOLLOW UP

17
18
19
20
TINJAUAN PUSTAKA

Hematopoesis

21
Leukimia

▰ Leukemia adalah kelompok penyakit keganasan yang diakibatkan


oleh abnormalitas genetik pada sel hematopoetik sehingga
terdapat proliferasi klonal sel darah.
▰ Progeni sel tersebut memiliki kelainan komponen genetik
sehingga kemampuan proliferasi menjadi berlebihan, penurunan
apoptosis spontan, atau keduanya.akibatnya terdapat disrupsi
fungsi sumsum tulang normal yang berakibat kegagalan sumsung
tulang. Secara umum leukimia dibagi berdasarkan dengan
perjalanan klinisnya, yaitu cepat (akut) dan lambat (kronis).

22
Leukimia Akut

▰ Produksi sel-sel blast ▰ Leukemia akut terdiri dari


dalam jumlah yang sangat 2 tipe yaitu Acute
banyak (abnormal), Lymphoblastic Leukaemia
disebut leukaemic blast. (ALL) dan Acute Myeloid
▰ Sel-sel ini terakumulasi Leukaemia (AML).
pada sumsum tulang dan
mengganggu produksi
dari sel-sel darah normal.

23
Leukimia Kronis

▰ Pada leukimia kronik, terdapat ▰ Leukimia kronis terbagi


akumulasi sel darah putih menjadi 2 tipe yaitu
yang lebih matur namun Chronic Myeloid
abnormal. Leukaemia (CML) dan
▰ Leukimia jenis ini ditandai Chornic Lymphocytic
dengan proliferasi neoplastik Leukaemia (CLL).
dari salah satu sel yang
berlangsung atau terjadi
karena keganasan hematologi
24
Acute Myeoloid Leukimia

Acute Myeloid Leukemia (AML) sering


juga dikenal dengan istilah Acute
Myelogenous Leukemia atau Acute
Granulocytic Leukemia merupakan
penyakit keganasan yang ditandai
dengan diferensiasi dan proliferasi
abnormal sel induk hematopoetik yang
bersifat sistemik dan secara malignan
melakukan transformasi sehingga
menyebabkan penekanan dan
penggantian komponen sumsum tulang
belakang yang normal

25
Chronic Myeloid Leukimia

▰ Chronic Myeloid Leukemia ▰ Chronic myeloid leukemia adalah


(CML), juga dikenal sebagai malignansi pertama yang dihubungkan
leukemia myeloid kronis dengan gen yang abnormal, translokasi
merupakan suatu gangguan kromosom tersebut diketahui sebagai
myeloproliferative ditandai Philadelphia kromosom yang merupakan
dengan peningkatan proliferasi sel translokasi kromosom 9 dan 22.
granulosit pada pemeriksaan
darah tepi

26
Chronic Myeloid Leukimia

▰ Hasilnya, bagian dari gen BCR (breakpoint cluster region) dari


kromosom 22 bergabung dengan gen ABL pada kromosom.
▰ Penyatuan abnormal ini menyebabkan penyatuan protein tyrosine
kinase yang meregulasi proliferasi sel, penurunan sel adherens dan
apoptosis
▰ Penyatuan protein bcr-abl berinteraksi dengan 3beta (c) subunit
reseptor. Transkrip bcr-abl aktif secara terus-menerus dan tidak
membutuhkan aktivasi oleh protein sel yang lainnya. Bcr-abl
mengaktivasi kaskade dari protein yang mengontrol siklus sel,
mempercepat pembelahan sel.
27
Chronic Myeloid Leukimia

▰ Kemudian, protein bcr-abl menghambat perbaikan DNA, menyebabkan instabilitas


gen dan menyebabkan sel dapat berkembang lebih jauh menjadi gen yang abnormal.
▰ Umumnya gejala CML , biasanya tidak spesifik, seperti fatigue, malaise dan
penurunan berat badan. Abdominal discomfort, yang disebabkan oleh splenomegali,
biasanya juga dijumpai.
▰ Gejala biasanya tidak nyata, dan diagnosis sering ditegakkan bila pemeriksaan darah
dilakukan atas alasan lain.
▰ Penderita mungkin datang dengan splenomegali (yang dapat masif) atau dengan
gejala hipermetabolisme, termasuk kehilangan berat badan, anoreksia, dan keringat
malam. Gejala leukostasis seperti gangguan pengelihatan atau priapismus, jarang
terjadi

28
PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis pada


Tanda dan gejala klinis utama dari AML adalah adanya rasa
pasien ini didapatkan adanya mudah lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan oleh
keluhan badan terasa lemah yang sindrom kegagalan sumsum tulang. Perdarahan biasanya
dirasakan sejak 4 bulan sebelum terjadi dalam bentuk purpura atau petekia yang sering dijumpai
masuk rumah sakit. Lemah di ekstremitas bawah atau berupa epistaksis, perdarahan gusi
dirasakan terus menerus dan dan retina. letargi, pusing dan sesak yang terutama karena
semakin memberat, kepala anemia; demam yang mencerminkan infeksi akibat tidak
pusing, terasa mengambang, dan adanya leukosit matang; Timbulnya limfadenopati,
splenomegali, dan hepatomegali mencerminkan penyebaran
sulit melakukan aktivitas fisik, sel leukemia dan invasi organ; Sementara pada AML,
riwayat BAB hitam 2 minggu hepatoslenomegali sering ditemukan dan limfadenopati
sebelum masuk rumah sakit, gusi mungkin ada. Hipertrofi gingival atau pembengkakan kelenjar
bengkak dirasakan 2 bulan yang parotis terkadang ditemukan pada AML
lalu.

29
PEMBAHASAN

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada pasien ini, pasien mengatakan


BB menurun sebanyak 10 kg, dalam waktu rentang 4 bulan terakhir
ini, ditemukan adanya konjuntiva anemis, gusi bengkak, nyeri tulang
belakang, disertai perut terasa kembung. Hal ini sejalan dengan teori
yang mengatakan angka leukosit yang sangat tinggi sering
menimbulkan gangguan metabolisme berupa hiperurisemia dan
hipoglikemia. Perdarahan dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom
kegagalan sumsum tulang. Perdarahan biasanya terjadi dalam
bentuk purpura atau petekia yang sering dijumpai di ekstremitas
bawah atau berupa epistaksis, perdarahan gusi dan retina

30
PEMBAHASAN

Pada pemeriksaan penunjang,


Berdasarkan teori, anemia hampir selalu ada, namun hanya
berdasarkan pemeriksaan darah lengkap
kira-kira 25%. Jumlah leukosit dapat normal, meningkat atau
pada pasien di dapatkan kadar
menurun pada saat diagnosis. Hiperleukositosis
hemoglobin 4,3 g/Dl, %, leukosit
(>100.000/mm ) terjadi pada kira-kira 15% pasien dan dapat
3
meningkat yaitu 107,71 x 103/µl dan
melebihi 200.000/mm3. Sekitar 50% penderita dengan hitung
terdapat trombositopenia dengan
leukosit kurang dari 10.000/mm3 dan sekitar 20% memiliki
trombosit 61.000/ul, eritrosit yang
hitung leukosit lebih besar dari 50.000/mm3. Kebanyakan
menurun 1,62x10 /µl hal ini menandakan
3
penderita juga trombositopenia, tetapi kira-kira 25%
adanya leukositosis dan bisitopenia pada
mempunyai trombosit 100.000/mm3.
pasien.

31
PEMBAHASAN

Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga komponen sel darah (angka eritrosit,
angka leukosit dan trombosit). Dua dari tiga komponen tersebut dapat
mengalami penurunan jumlah jika terjadi suatu kelainan hematologi maupun
kelainan organ yang berhubungan dengan sel darah. Penurunan dapat terjadi
pada jumlah eritrosit dan jumlah trombosit dengan jumlah leukosit yang normal
atau meningkat, penurunan jumlah eritrosit dan leukosit dengan angka trombosit
normal. Bisitopenia dapat menggambarkan suatu proses yang dilalui sebelum
terjadinya pansitopenia. Gejala bisitopenia dapat beragam misalnya berupa
gejala anemia seperti lemas, pucat, berdebardebar atau gejala trombositopenia
dan leukopenia seperti perdarahan sulit berhenti, mudah memar dan mudah
terkena infeksi

32
PEMBAHASAN

▰ Berdasarkan pemeriksaan morfologi apusan darah tepi, didapatkan hasil,


gambaran morfologi darah tepi pada pasien dengan suspek keganasan
hematologi seri myeloid (AML DD/CML).

▰ Hal ini sejalan dengan terori bahwa, untuk membedakan ALL dengan AML
merupakan langkah yang harus dilakukan pada setiap leukemia akut,
karena akan sangat menentukan jenis terapi dan prognosis penderita.
gambaran morfologi sel blas pada apus darah tepi atau sumsum tulang
kadang-kadang tidak dapat membedakan ALL maupun AML sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan sitokimia.

33
PEMBAHASAN

Pewarnaan Sudan Black dan mieloperoksidase akan memberikan


hasil yang positif pada AML namun negatif pada ALL.
Mieloperoksidase merupakan enzim sitoplasmik yang ditemukan
pada granula primer dari prekursor granulositik, yang dapat
dideteksi pada sel blas AML. Umumnya sitoplasma limfoblas
mengandung agregat bahan aktif PAS (Periodic acid-Schiff)
berukuran besar, sedangkan mieloblas sering positif peroksidase

34
PENUTUP

Pada pasien ini didiagnosis dengan suspek Acute Myeloid Leukima (AML) merupakan
keganasan berasal dari sel-sel mieloid imatur yang jika tidak diterapi, dapat berakibat fatal
dalam beberapa bulan. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada dewasa dan rata-rata
didiagnosis pada usia sekitar 67 tahun. AML tidak memberikan tanda dan gejala klinis yang
spesifik. Terapi terdiri dari terapi induksi, dimana terapi “3 + 7” masih menjadi standar; dan
terapi konsolidasi dengan kemoterapi atau transplantasi sel punca hematopoietik. Walaupun
telah terdapat perkembangan mengenai pemahaman dan molekuler AML, pasien dapat
mengalami kekambuhan. Belum semua terapi yang dikembangkan memberikan hasil
memuaskan, dan terapi-terapi lain masih terus dikembangkan.
35
THANKS!
Any questions?
@MARISA

36

Anda mungkin juga menyukai