SEMINAR PROPOSAL
KAMIS, 13 APRIL 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesa
Manfaat Penelitian
60-80 juta pasangan (8-12%
infertil)
Latar Belakang
Ofolabi et al (2013)
Ekstrak methanol Cajuday dan Poscidio (2010)
2 minggu 200 mg/kg BB ↑ Ekstrak heksan 21 hari 0,5, 5, 50 (mg/30 g
jumlah sperma dan jumlah BB) ↑ bobot testis dan diameter tubulus
sel germinal testis secara seminiferus secara signifikan
signifikan pada
cryptorchidism. AGEN FERTILITAS
Peneliti Untuk menguji aktivitas ekstrak etanol 90% daun kelor (Moringa oleifera Lam)
pada tikus Sprague-Dawley jantan secara in vivo.
an
Tujuan Khusus :
Untuk menguji aktivitas pemberian ekstrak etanol 90% daun kelor (Moringa oleifera
Lam) terhadap motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, diameter tubulus
seminiferus, intromission frequency dan intromission latency pada tikus Sprague-
Dawley jantan secara in vivo.
Hipotesis Penelitian
Meningkatkan motilitas
spermatozoa tikus
Spargue-Dawley jantan
Meningkatkan konsentrasi
Ekstrak etanol spermatozoa tikus
90% daun kelor Spargue-Dawley jantan
(Moringa oleifera
Lam) mempunyai
aktivitas Meningkatkan diameter
tubulus seminiferus pada
tikus Spargue-Dawley
jantan
Hewan Uji
Rancangan Penelitian
Prosedur Kerja
Metodologi Penelitian
Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Kimia Obat dan Laboratorium
Penelitian II, Laboratorium Animal House (AH) FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Laboratorium Patologi Klinik Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
Metodologi Penelitian
Blender (Philips), timbangan analitik
(AND GH-202 dan Wiggen Hauser),
alkohol meter, botol maserasi, vacuum
rotary evaporator (EYELA), labu ukur,
gelas ukur, corong gelas, pipet tetes,
erlenmeyer, beaker glass, batang
pengaduk, spatula, kapas, kertas saring,
aluminium foil, tabung reaksi, freeze
dryer, botol timbang, kurs silikat, oven
(Memmert), tanur (Thermo Scientific),
timbangan hewan, kandang hewan,
tempat makan dan minum hewan, sonde
oral, alat bedah minor hewan, syringe,
mortar, alu, wadah pembiusan, kaca
objek dan cover glass, mikropipet
(Eppendorf Research Plus),
Hemositometer Improved Neubauer
(NESCO), mikroskop cahaya (Motic dan
Alat yang digunakan dalam Penelitian Epson), Freezer, water bath, desikator.
Metodologi Penelitian
Bahan Penelitian
Bahan Uji :
Daun kelor (Moringa oleifera Lam) yang diperoleh dari daerah Tegal
Waru, Kelurahan Cinangneng, Kecamatan Ciampea, Bogor pada 30
November 2016, pukul 03.45 WIB di ketinggian 800 mdpl
Bahan Kimia :
Etanol 90%, aquadest, etanol 70%, HCl 2N, reagen dragendorf,
pereaksi Mayer, serbuk Mg, asam asetat anhidrat; asam sulfat pekat,
FeCl3 0,1%, reagen Libermen-Burchard, Kloroform, NA CMC, bahan
untuk preparasi analisis sperma (Normal Saline Water, larutan
George, formalin, eosin Y 1%)
Hewan Uji :
Tikus putih jantan strain Sprague Dawley yang sehat berumur 3,5-4
bulan dengan berat badan 250-350 gram diperoleh dari Animal
Facility and Modeling Provider Institut Pertanian Bogor (IPB)
Rancangan Perlakuan
• Na CMC 0,5% selama 15 • Ekstrak etanol 90%
hari daun kelor (Moringa
oleifera) dengan dosis
50 mg/kg BB dalam
Kelompok Na CMC 0,5 % selama
Kelompok I
II : Dosis
: Kontrol
Rendah 15 hari
Kelompok Kelompok
III : Dosis IV : Dosis
Sedang Tinggi
• Ekstrak etanol 90% daun kelor • Ekstrak etanol 90%
(Moringa oleifera ) dengan dosis daun kelor (Moringa
200 mg/kg BB dalam Na CMC oleifera ) dengan dosis
0,5% selama 15 hari 800 mg/kg BB dalam
Na CMC 0,5% selama
15 hari
Jumlah Hewan Uji
• 5 ekor tikus putih jantan Sprague Dawley merujuk pada General
Guidelines for Methodologies on Research and Evaluation of Traditional
Medicine (WHO, 2000).
Dosis
• Mengacu pada Bachtiar & Ghasani (2016) terhadap ekstrak etanol
90% daun kelor dosis 200 mg/kg dengan penurunan dan peningkatan
dosis menjadi empat kalinya (50 mg/kgBB, 200 mg/kg/BB dan 800
mg/kg/BB).
Lama Perlakuan
• Perlakuan dilakukan selama 15 hari merujuk pada guideline WHO
protocol MB-50 (A methode for Examining The Effect of The Plant
Extract Administration Orally On The Fertility Of Male Rats) dalam
jurnal Deghan et al (2005)
Alur Pembuatan Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa oleifera)
Determinasi
Daun kelor
daun Kelor Daun kelor
(Moringa
segar Sortasi Basah dicuci
dikumpulkan
oleifera Lam)
Aklimatisasi 2 minggu
Pemberian Na CMC
Pemberian ekstrak dalam Na CMC
0,5% per oral selama
15 hari 0,5% per oral selama 15 hari
Pada hari ke-16 tikus dikorbankan dan diambil organ reproduksi nya
Kauda
Testis Epididimis
Pengukuran Diameter
Tubulus Seminiferus
Analisis Data
Motilitas Spermatozoa (Yotarlai et al. 2011)
Perhitungan motilitas dilakukan terhadap 100 sperma dengan 6 lapang pandang secara
berurutan.
①Diambil Konsentrasi Spermatozoa
spermatozoa
dari kauda (Ilyas, 2007)
epididimis
②Diletakkan
pada cawan
porselen berisi
NaCl 500 µl
③Masukkan
sperma ke
dalam kamar
Neubauer hingga
rata
④Hitung
jumlah sperma
pada salah satu
kamar hitung
Neubauer
Pengenceran
Kotak kecil yang
No Jumlah Spermatozoa dalam 1 kotak Faktor Pengenceran
dihitung
1 >40 50 kali 5
2 15-40 20 kali 10
3 ≤15 10 kali 25
Kosentrasi spermatozoa
Diameter Tubulus Seminiferus (Turk, 2007;
Wahyuni, 2012; Cholifah dkk, 2014)
Ukur diameter
tubulus seminiferus
Amati preparat dengan mikrometer
histologi testis di okuler (tiap preparat
Buat preparat bawah mikroskop minimal 10 tubulus)
histologi testis
Uji Parameter Aktivitas Seksual (Desmukh & Baghat, 2016)
DATA Parametrik
(Kruskal
Uji -Walis)
Parametrik
(one way
ANOVA)
Uji
Homogenit
as
Uji
Normalitas
(Shapiro-
Wilk
Daftar Pustaka
Agarwal, Ashok. 2005. Role of Oxdative Stress in Male Infertility and Antioksidan Supplementation. Business Briefing: Us
Kidney and Urological Disease 2005.
Bachtiar, Denny. 2016. Uji Aktivitas Antifertilitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Pada Tikus Jantan
Galur Sprague Dawley Secara InVivo. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bassey et al,. 2013. The effect of ethanolic extract of Moringa oleifera on alcohol-induced testicular histopathologies in
pre-pubertal albino Wistar rats. Nigeria : Biology and Medicine, 5: 40–45, 2013
Cajuday, Lilibeth A. 2010. Effect of Moringa oleifera Lam. (Moringaceae) on The Reproduction of Male Mice (Mus
musculus). Filipina: Biology Department, ColIege of Science, Bicol University. Journal of Medicinal Plants Research Vol.
4(12), pp. 1115-1121.
Dafaalla et al. 2015. Effect of Ethanol Extract of Moringa Oleifera Leaves on Fertilitty Hormone and Sperm Quality of
Male Albino Rats. Sudan : World Journal of Pharmaceutical Research Volume 5, Issue 1, 01-11.
Dalei et al, 2016. Review on Nutritional and Pharmacological Potencies of Moringa Oleifera. India : European Journal of
Pharmaceutical and Medical Research ISSN 3294-3211
Deshmukh, C.K & Bhagat, S.K. 2016. Butea monosperma (Lam.) induces sexual activity in male albino rat, Rattus rattus
(Wistar). International Journal in Physical & Applied Sciences Vol.03 Issue-04, (April, 2016)
Ferial, E.W. 2012. Kajian Infertilitas Pria dan Usaha Penanganannya. Prosiding SNSMAIP III. ISBN No. 978-602-98559-1-3
Ghasani, Afina A. 2016. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi
Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley .
Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ilyas, S. 2007. Azoospermis dan pemulihannya melalui regulasi apoptosis sel spermatogenik tikus (Rattus sp) pada
penyuntikan kombinasi TU & MPA. Disertasi. Program Doktor Ilmu Biomedik FKUI.
Kumar, N dan Singh, A.K. 2015. Trends of male factor infertility, an important cause of infertility: A review of literature. J
Hum Reprod Sci. 2015 Oct-Dec; 8(4): 191-196
Ofolabi et al. 2013. Effect of Methanolic Extract of Moringa oleifera Leaves on Semen and Biochemical
Parameters in Cryptorchid Rats. Nigeria: Afr J Tradit Complement Altern Med. (2013) 10(5):230-235.
Priyadarshani dan Varma. 2014. Effec of Moringa oleifera Leaf powder on Sperm Count, histology of
Testis, and Epididymis of hyperglicaemic Mice (Mus musculus). India: American International Journal of
Research in Formal, Applied and Natural Science.
Sharma, R., Said, T., & Agarwal, A. (2004). Sperm DNA Damage and Its Clinical Relevance in Assessing
Reproductive Outcome. Asian J Androl, 6, 139-148.
Sheweita et al. 2005. Mechanisms of Male Infertility: Role of Antioxidants. Saudi Arabia : Current Drug
Metabolism, 2005, 6, 000-000
Turk, Gaffari. 2007. Effects of Pomegranate Juice Consumption on Sperm quality, Spermatogenic Cell
Density, Antioxidant Activity and Testosterone Level in Male Rats. Clinical Nutrition (2008)27, pp. 289-296
Wahyuni, Rika Sri. 2012. Pengaruh Isoflavon Kedelai Terhadap Kadar Hormon Testosteron Berat Testis
Diameter Tubulus Smeiniferus Dan Spermatogenesis Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus). Testis.
Padang: Program Studi Ilmu Biomedik: Universitas Andalas.
WHO. (2010). WHO Laboratory Manual For The Examination and Processing of Human Semen (5th ed.).
Geneva: World Health Organization.
Yotarlai, Sudawadee et al. 2011. Effects of boesenbergia rotunda juice on sperm qualities in male rats.
Thailand: Chiang Mai University. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 5(16), pp. 3861-3867,
Zegers-Hochschild et al. 2009. International Committee for Monitoring Assisted Reproductive Technology
(ICMART) and the World Health Organization (WHO) revised glossary of ART terminology, 2009*. Glossary
of ART Terminology. Vol. 92, No. 5, November 2009.
TERIMAKASIH
• INTROMISSION FREQUENCY :
• JUMLAH INTROMISI DARI WAKTU
PERKENALAN PADA HEWAN BETINA SAMPAI
EJAKULASI
• INTROMISSION FREQUENCY :
• Interval waktu dari perkenalan hewan betina
sampai intromissi pertama hewan jantan.
Maserasi
Dilakukan dengan cara merendam 1 bagian serbuk kering
dengan 10 bagian pelarut, diamkan selama 3 hari (6 jam
pertama sambil diaduk sesekali). Proses penyarian diulang
sekurang-kurangnya 2 kali (Depkes RI, 2008)
Prinsip: Air masuk ke dalam sel melalui dinding sel -> isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi di dalam
sel dan di luar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan
terdesak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi
rendah, berulang sampai tercapai kesetimbangan
Penapisan Fitokimia Alkaloid dan Steroid
1. Identifikasi Golongan Alkaloid (Depkes RI, 1995)
• Ekstrak sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam tabung rekasi, lalu
ditambahkan 1 mL etanol 70%. Ekstrak kemudian ditambahkan 1 mL
asam klorida 2N dan 9 mL aquadest. Selanjutnya dipanaskan di atas
penangas air selama 2 menit, dan didinginkan. Kemudian disaring dan
filtratnya ditampung. Filtrat digunakan sebagai larutan percoban
selanjutnya:
• Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes 2 tetes dragendrof,
terbentuknya endapan jingga coklat menandakan bahwa ekstrak
mengandung alkaloid
• Larutan percobaan ditambahkan 2 tetes Mayer LP, terbentuknya
endapan menggumpal putih atau kuning yang larut dalam metanol
menandakan bahwa ekstrak mengandung alkaloid.
2. Identifikasi Golongan Steroid (Fransworth,
1996)
Ekstrak sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml etanol 70%.
Ekstrak kemudian ditambahkan pereaksi
Lieberman-Buchard. Terbentuknya warna biru-
kehijauan menandakan bahwa ekstrak
mengandung steroid
SUSUT PENGERINGAN (Depkes RI, 2000)
• Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperatur 105C selama 30 menit atau sampai
berat konstan. Dalam hal khusus (jika bahan
tidak mengandung minyak atsiri dan sisa pelarut
organik menguap identik dengan kadar air