Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN

SKIZOFRENIA PARANOID
PADA LAYANAN PRIMER

Penyaji : dr. Taufik wijaya Tiji, M.Ked. KJ


 

Skizofrenia merupakan sindrom


klinis dari berbagai psikopatologi,
namun sangat mengganggu, yang
melibatkan kognisi, emosi, persepsi,
dan aspek-aspek lain dari perilaku.
Ekspresi dari manifestasi ini bervariasi
antar pasien dan dari waktu ke waktu
penyakit ini selalu berat dan umumnya
berlangsung lama.
DEFINISI
Skizofrenia adalah gangguan psikotik
dari etiologi yang belum diketahui dan
presentasi berbeda. Hal ini ditandai
dengan gejala positif dan negatif.
Meskipun bukan gangguan kognitif,
skizofrenia sering menyebabkan
gangguan kognitif
EPIDEMIOLOGI
Dua juta orang Amerika menderita skizofrenia.
Seluruh dunia, 2 juta kasus baru muncul setiap
tahun. Prevalensi seumur hidup sekitar 1-1,5%.
Prevalensi, morbiditas, dan presentasi tingkat
keparahan lebih besar di perkotaan daripada di
daerah pedesaan. Ratio laki-laki dengan wanita
adalah 1:1. Prevalensinya meningkat dalam
kelompok sosial ekonomi yang rendah. Untuk
usia paling umum antara usia 15 – 35 tahun
( 50% di bawah usia 25 tahun).
ETIOLOGI
Penyebab stres mungkin genetik,
biologi, dan psikososial atau lingkungan.
A. Faktor Genetik
Kemungkinan orang yang memiliki
skizofrenia berkorelasi dengan pengaruh
relatif hubungan yang dekat (misalnya,
derajat relatif pertama atau kedua).
B. Faktor Biologik

B.1. Hipotesis Dopamin


B.2. Hipotesis Norepinefrin
B.3. Hipotesis Gamma aminobutyric acid (GABA).
B.4. Hipotesis Serotonin.
B.5. Hipotesis Glutamat
B.6. Teori Neurodevelopmental.
Hal ini mungkin mengarah ke
simtom-simtom skizofrenia yang akan
muncul pada masa remaja.
C. Neuropatologi
Pada akhir abad ke 20, para peneliti
telah membuat kemajuan signifikan
yang memperhatikan suatu dasar
neuropatologis potensial untuk
skizofrenia, terutama pada sistem limbik
dan ganglia basalis,.
D. Faktor Psikososial
1. Teori Psikoanalitik
2. Teori Psikodinamik
3. Teori Belajar
4. Dinamika Keluarga
5. Teori-teori Sosial
GEJALA KLINIS

Meskipun belum dikenal secara


formal sebagai bagian dari kriteria
diagnostik skizofrenia, beberapa
penelitian membuat sub kategori dari
gejala penyakit ini kedalam 5 bagian
yaitu : gejala positif, gejala negatif,
gejala kognitif, gejala agresif dan
gejala depresi/cemas.
DIAGNOSIS

Diagnosis skizofrenia dan skizofrenia


paranoid menurut PPDGJI III adalah
sebagai berikut, dimana terdapat banyak
kriteria diagnosis untuk menegakkan
diagnosisi skizofrenia. Di Indonesia kita
berpedoman pada PPDGJ III yang
diterbitkan oleh Departemen Kesehatan
RI tahun 1993.
Beberapa contoh dari gejala skizofrenia paranoid
adalah:
waham-waham kejaran, rujukan (merasa dirinya
tinggi, istimewa), misi khusus, perubahan tubuh atau
kecemburuan.
suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik,
mendengung atau bunyi tawa.
halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
PROGNOSIS

Beberapa penelitian telah


menemukan bahwa lebih dari periode 5
sampai 10 tahun setelah perawatan
psikiatrik pertama kali di rumah sakit
karena skizofrenia, hanya kira-kira 10%
sampai 20% pasien dapat digambarkan
memiliki hasil yang lebih baik. Lebih
dari 50% pasien dapat digambarkan
memiliki hasil yang buruk
PENATALAKSANAAN

Hospitalisasi
Indikasi utama perawatan rumah sakit adalah
untuk tujuan diagnostik, menstabilkan
medikasi, keamanan pasien karena gagasan
bunuh diri atau membunuh, perilaku yang
sangat kacau termasuk ketidak mampuan
memenuhi kebutuhan dasar.
Terapi Biologi
Farmakoterapi : antipsikotik
RISPERIDON
Risperidon merupakan obat pertama pada
group second generation antipsychotics
(SGAs) atau obat antipsikotik atipikal.
Risperidon beserta obat SGAs lainnya
(seperti olanzapin, quetiapin, clozapin dan
ziprasidon) disebut juga Serotonin-
Dopamin Antagonists (SDAs),
Dosis dan Cara Pemberian
Kisaran dosis dan frekuensi dosis
risperidon yang dianjurkan telah
mengalami perubahan sejak obat pertama
kali digunakan dalam klinik. Risperidon
tersedia dalam tablet 1, 2, 3, dan 4 mg,
dan sirup 1 mg/mL, serta dalam bentuk
M-tab. Dosis awal biasanya 1-2 mg saat
malam hari, yang dapat dinaikkan sampai
4 mg/hr.
Terapi elekro-konvulsif (ECT)
Dapat juga bermanfaat untuk
mengontrol dengan cepat beberapa
psikosis akut. Beberapa pasien skizofrenia
yang tidak berespon dengan obat-obatan
dapat membaik dengan Terapi Kejang
Listrik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai