Anda di halaman 1dari 18

BAB I

KOMBINASI BISNIS

• A.    Pengertian Umum


Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf
08 tahun 1999 ”Penggabungan usaha (business combination) adalah
pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas
ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan
lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan
lain”. Pengendalian yang dimaksud adalah kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat dari
aktivitas entitas tersebut.Entitas adalah badan yang terpisah dari pemiliknya.
Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak yaitu entitas pengakuisisi dan entitas
yang diakuisisi.
Entitas pengakuisisi adalah  entitas yang memperoleh pengendalian atas
entitas yang di akuisisi dalam transaksi kombinasi bisnis; sedangkan entitas
yang diakuisisi atau entitas target merupakan entitas dalam transaksi
kombinasi bisnis dikendalikan oleh entitas lain.
Berdasarkan GAAP terbaru, pengendalian sederhananya terjadi ketika sebuah
perusahaan memiliki mayoritas kepentingan ekuitas pada perusahaan lain.
• Bisnis Vs Perusahaan
Dalam PSAK 22 Tahun  1994 menggunakan istilah
perusahaan dalam penggabungan usaha yang
menyatakan bahwa penggabungan usaha terjadi
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Terdapat revisi dalam PSAK 22 Tahun 2010 yang lebih
menekankan istilah bisnis. Disini terdapat perbedaan
antara istilah “bisnis” dengan istilah “perusahaan”.
Bisnis merupakan substansi usaha tanpa memandang
bentuk usaha,  sementara Perusahaan mengacu pada
bentuk atau badan usaha. PSAK 2010 juga
menyatakan bahwa suatu bisnis memiliki input dan
proses serta mampu menghasilkan output.
• Adapun faktor – faktor lain yang menentukan
suatu aktivitas merupakan bisnis atau tidak yaitu :
1. Aktivitas utama yang direncanakan telah di
mulai
2. Terdapat karyawan, kekayaan intelektual, serta
input dan proses lainnya yang dapat diterapkan
pada input
3. Sedang dijalankan rencana untuk memproduksi
output
4. Dapat diperoleh akses ke pelanggang yang akan
membeli output dan lainnya.
• Pengendalian
PSAK 22 revisi tahun 2010 mensyaratkan bahwa kombinasi bisnis hanya terjadi
jika satu entitas mengendalikan entitas lain. Pengendalian ini dapat di peroleh
dengan kepemilikan hak suara atas entitas lain. Hak suara biasanya melekat
dalam kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu demikian.
1. Entitas berbadan hukum Perseroan Terbatas
Hak suara ada pada kepemilikan saham biasa. Jadi memiliki saham biasa suatau
Perseroan Terbatas berarti memiliki hak suara entitas  tersebut. Jika hak suara
yang dimiliki sedemikian besar diperoleh hak pengendalian dan pada saat itu
telah terjadi kombinasi bisnis.
2. Hak suara entitas yang berbadan hukum selain Perseroan Terbatas
Dapat diperoleh dengan memiliki ekuitas entitas tersebut. Kepemilikan ekuitas
suatu entitas dalam jumlah tertentu dapat menimbulan pengendalian atas
entitas tersebut, dan hal itu menunjukkan bahwa telah terjadi kombinasi bisnis.
3.Hak suara entitas yang tidak berbadan hukum
Biasanya diperoleh dengan kepemilikan ekuitas atau modal entitas tersebut.
Entitas yang tidak berbadan hukum merupakan usaha yang dididrikan namun
belum memiliki bentuk hukum tetap.
 
• Akan tetapi makna mengendalikan lebih dari sekedar
memiliki ekuitas entits lain. Pengendalian tidak harus
selalu diperoleh dengan kepemilikan dan sebaliknya
kepemilikan hak suara mayortas tidak selalu
memberikan hak pengendalian.
• Menurut Hadori Yunus (1981:224) “Penggabungan
badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan
suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan
lain ke dalam satu kesatuan ekonomis”.
• Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan
usaha pengembangan atau perluasan perusahaan
dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu atau
lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.
     BENTUK – BENTUK KOMBINASI BISNIS
Bentuk-bentuk penggabungan badan usaha
 - Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung:
1. Penggabungan Horizontal
Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business atau
pasar yang sama.
2. Penggabungan Vertikal
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi,
misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan
perusahaan pakaian jadi.
3. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa
yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara
perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.
 
•  -  Dilihat menurut kejadian hukumnya dapat dibedakan kedalam:
1. Akuisisi (acquisition)
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas
usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya.
• Contoh kasus Akuisisi : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian besar
Saham Semen Padang sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap
manajemen perusahaan Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih
bediri sendiri-sendiri.
2. Merger
Penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang
kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi
dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya. Sifat dari
merger adalah penggabungan antara dua perusahaan yang mana yang satu
mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang lainya
Contoh kasus Merger : Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo & Bank Niaga.
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga
pada tahun 2008. Antara Bank Lippo dan Bank Niaga keduanya bergabung untuk
memperkuat posisinya di kancah persaingan global.
Dari merger kali ini Perusahaan yang relative lebih kecil
ukuranya adalah Bank Lippo sehingga bank Lippo
merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan
saham Bank Niaga. Dengan demikian dengan harga
tertentu yang telah disepakati kedua Bnak. Tiap saham
Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga
mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli oleh Bank
Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama dengan
Saham Bank Niaga. Setelah kesepakatan keduanya. Kedua
Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka after
merger menjadi Bank CIMB Niaga. Nah inilah hasil yang
diharapkan dari Merger kali ini yaitu Leverage (Pengungkit)
kekuatan kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan
yang baru serta more creating value bagi CIMB Niaga.
3.  Konsolidasi
Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk
mengambil alih aset-aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha
yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah tersebut dibubarkan.
Contoh kasus Konsolidasi : yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank
Exim, Bank Dagang Negara, dan Bapindo.
Keempat Bank melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri.
Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan
permasalahan perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk
menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan
hal yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan
untuk dapat melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat
krisis adalah bersatu padu dengan bank yang lain dengan melakukan
kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini
bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang mempunyai motif yang
sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan datang.
Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan
Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank
Mandiri.
4. Afiliasi
Penggabungan usaha dengan cara membeli
sebagian besar saham atau seluruh saham
perusahaan lain untuk memperoleh hak
pengendalian (controlling interest).
Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak
kehilangan status hukumnya dan masih
beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.
• Contoh perusahaan yang melakukan afiliasi :
salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia
merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-
McMoRan.
C.    ALASAN KOMBINASI BISNIS
Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. Secara
khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :
a.  Penghematan biaya
Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji berbagai manajer, biaya
penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian
dan pengembangan.
b. Mengurangi risiko
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga pasarnya, akan lebih
kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan memasarkan produk baru.
c.  Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan
Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah memenuhi berbagai
macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan dengan mengembangkan sendiri atau
mendirikan perusahaan baru.
d.  Menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lainnya
Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah dengan melakukan
kombinasi bisnis.
e.     Memperoleh aset tidak berwujud
Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset tidak berwujud
yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak penambangan, database
pelanggan dan lain-lain.
f.  Alasan-alasan lain
Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi perusahaan-
perusahaan lain.
D.    METODE AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS
a. Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest)
Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham
perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali
atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi
kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya
memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada
entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat
diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).
Terdapat dua metode untuk memperoleh kepemilikan mayoritas
pada perusahaan lain:
 (1). Perusahaan pengakuisis membeli saham ber-hak suara dari
perusahaan terakuisis dengan tunai
(2).  perusahaan pengakuisisi menukar saham ber-hak suara-nya
dengan saham ber-hak suara dari perusahaan terakuisisi.
Adapun persyaratannya adalah :
1. 90 % saham harus dimiliki oleh perusahaan yang mengakuisisi
2.   Semua pemegang saham harus diperlakukan sama.
Metode ini mengakuisisi dengan menggunakan nilai buku.
Hasilnya adalah memiliki pendapatan yang lebih besar karena :
-  Depresiasi dan penyusutan lebih rendah dari biaya aset
-  Tidak menyebabkan penyusutan goodwill
Metode kombinasi bisnis saat penerbitan FASB Statement No.
141 tahun 2001 adalah Purchase Method ( Metode
Pembelian ). Meskipun metode penyatuan kepemilikan sudah
tidak digunakan namun perusahaan yang dulunya melakukan
kombinasi bisnis dengan metode ini tidak dirubah. Jadi laporan
keuangan saat ini pun masih termasuk aktiva dan kewajiban
dari perusahaan yang di akuisisi dalam pooling yang awalnya
dicatat sebesar nilai buku pada tanggal akuisisi.
b.  Purchase Method ( Metode Pembelian )
Metode Pembelian yang di persyaratkan dalam FASB
Statement No. 141 hanya berfokus pada pencatatan nilai
wajar untuk bagian dari aset dan kewajban yang diperoleh
dalam pembelian. Akun – akun perusahaan yanag diakuisis
hanya akan disesuaikan dengan nilai wajar penuh jika
perusahaan induk yang memiliki 100 % kepemilikan saham
dalam perusahaan yang diauisisi. Tetapi, jika perusahaan
membeli hanya 80 % kepemilikan saham diperusahaan
yang diakuisisi akun akan disesuaikan hanya dengan 80%
dari perbedaan antara buku dan nilaiwajar.
Contoh :
Dalam 80% pembelian, aset dengan nilai buku sebesar
$6.000 dan nilai wajar sebesar $10.000 akan tercatat
sebesar $9.200.
Jawab :
= ( Nilai Buku + Jumlah Kepemilikan Saham dikurangi selisih lebih nilai wajar atas
nilai buku )
= ( $6.000 + 80% ( $4.000)
= $9.200
c. Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007
Metode yang digunakan dalam FASB ASC 805 tahun 2007 adalah Metode
Akuisisi. Dengan metode ini, Aset dan liabiliti yang dicatat dengan nilai wajar,
dikurangi presentase kepemilika dari pembelian perusahaan oleh pengakuisisi
( dengan catatan pembelian kepentingan cukup besar untuk memiliki
pengendalian atas perusahaan yang di akuisisi).
Contoh :
Aset akan dicatat dengan nilai wajar $10.000 secara penuh meskipun
perusahaan yang mengakusisi hanya membeli 80% kepemilkikan di perusahaan
yang memiliki aset.
Metode akuisisi juga menghilangkan pendiskontoan aset tetap dan aset tidak
berwujud yang kurang dari nilai wajar. Hal ini dapat terjadi ketika adaanya
pembelian tawar menawar  antar perusahaan. Tawar menawar pembelian
terjadi ketika harga yang dibayar kurang dari total nilai aset bersih ( semua aset
dikurangi liability ).

Anda mungkin juga menyukai