Anda di halaman 1dari 2

Merger

Merger adalah proses penggabungan antara dua atau lebih perusahaan dan hanya ada satu
perusahaan yang dipertahankan. Pengertian merger ini diambil dari arti kata tersebut dalam
bahasa Inggris, merger, yang berarti penggabungan. Perusahaan-perusahaan yang bergabung
dan meleburkan diri tidak mengalami likuidasi. Sedangkan perusahaan yang bertahan akan
membeli semua aset perusahaan yang di-merger. Akibatnya, perusahaan bertahan ini
memiliki sedikitnya 50 persen dari total saham.

Sementara itu perusahaan yang di-merger harus berhenti beroperasi karena pemegang


sahamnya sudah menerima uang tunai. Semua aktiva dan pasiva dari perusahaan yang di-
merger akan beralih ke perusahaan yang bertahan. Pada umumnya, merger merupakan suatu
solusi untuk memperkuat struktur perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan yang
melakukan merger basanya bergerak di bidang yang sama, misalnya bank. Contoh merger
adalah Lippo Bank yang meleburkan diri ke CIMB Niaga, di mana hal tersebut menyebabkan
Lippo Bank berhenti beroperasi dan melebur menjadi satu dengan CIMB Niaga.

Konsolidasi
Konsolidasi perusahaan merupakan peleburan dua atau beberapa perusahaan menjadi satu.
Berbeda dengan proses merger yang tetap mempertahankan satu perusahaan sebagai entitas
independen, proses konsolidasi tidak menyisakan perusahaan mana pun yang meleburkan
diri. Sebaliknya, proses ini menghasilkan satu perusahaan baru. Contoh proses konsolidasi
adalah pembentukan Bank Mandiri di tahun 1998 yang merupakan hasil peleburan dari empat
bank, yakni Bank Bumi Daya, Bank BDN, Bank Ekspor Impor, dan Bank Bapindo.
Keempat bank yang melakukan konsolidasi ini juga tidak mengalami likuidasi seperti status
perusahaan yang di-merger. Namun, perusahaan hasil konsolidasi harus memiliki badan
hukum yang resmi. Lalu, aktiva dan pasiva dari keempat perusahaan yang melakukan
konsolidasi tersebut akan beralih ke perusahaan baru hasil dari gabungan yang muncul.
Akuisisi
Terakhir adalah akuisisi. Akuisisi adalah proses pengambilalihan perusahaan yang dilakukan
dengan cara membeli saham mayoritasnya. Perusahaan yang membeli saham ini kemudian
akan menjadi pengendali perusahaan yang dibeli sahamnya. Berbeda dengan konsolidasi
dan merger  yang menghilangkan eksistensi perusahaan yang melakukan peleburan, akuisisi
tetap mempertahankan eksistensi kedua perusahaan. Jadi, tidak ada perusahaan yang hilang,
keduanya tetap berdiri sebagai badan hukum yang terpisah. Yang berubah hanyalah
pemegang sahamnya. Contoh akuisisi ini adalah ketika Phillip Morris Ltd mengambil saham
mayoritas dari PT HM Sampoerna di tahun 2005. PT. HM Sampoerna tetap ada hingga
sekarang, bukan? Contoh akuisisi lainnya adalah saham mayoritas Aqua yang diakuisisi oleh
Danone.

Meski begitu, tidak semua proses pembelian saham disebut akuisisi. Akuisisi hanya terjadi
ketika saham yang dibeli jumlahnya sangat besar sehingga mampu mengubah status
pemegang saham. Akuisisi dapat dilakukan terhadap saham ataupun aset perusahaan. Untuk
akuisisi saham, biasanya hanya perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) yang dapat
melakukannya. Hal ini disebabkan karena kepemilikan PT diwujudkan dalam bentuk saham.
Sedangkan untuk akuisisi aset biasa dilakukan pada perusahaan setaraf UD, CV, dan badan
hukum.

Anda mungkin juga menyukai