Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2 :

Lina Marsanti (221007)


Putri Shintana Arga (221008)
Restu Anita Sukma Dewi (221009)
Elya Sita Fatmawati (221010)
Mariana Niken Ayu Saputri (221011)
ASAM KARBOKSILAT
A. ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
Rumus Dan Struktur Umum Asam Karboksilat dan Ester
Gugus fungsi : –COOH –CO–

Rumus Umum: Kelompok


Senyawa: R, R’ = alkil = CnH2n+1.
R–COOH R–COO–R’

ASAM KARBOKSILAT ESTER

Asam karboksilat mempunyai gugus fungsi karboksil; nama lainnya (nama IUPAC)
adalah asam alkanoat. Sedangkan ester mempunyai gugus fungsi karbonil; nama
lainnya (nama IUPAC) adalah alkil alkanoat.
Rumus molekul, rumus ikatan dan nama dari asam karboksilat dan ester
ASAM ALKANOAT (ASAM KARBOKSILAT) ALKIL ALKANOAT (ESTER)

R. Molekul R. Ikatan & Nama R. Molekul R. Ikatan & Nama

H−COOH - -
Asam metanoat; asam format
CH2O2

CH3−COOH H−COO−CH3
Asam etanal; asam asetat Metil metanoat; metil format
C2H4O2 C2H4O2

C2H5−COOH H−COO−C2H5
Asam propanoat; asam propionat Etil metanoat; etil format
C3H6O2 C3H6O2

C3H7−COOH H−COO−C3H7
Asam butanoat; asam butirat Propil metanoat; propil format
C4H8O2 C4H8O2

C4H9−COOH H−COO−C4H9
Asam pentanoat; asam valerat Butil metanoat; butil format

C5H10O2 C5H10O2
2. Isomer Asam Karboksilat Dan Ester
1. Kedua kelompok senyawa (asam karboksilat dan ester) dapat membentuk isomer gugus fungsi, yakni
apabila keduanya mempunyai jumlah atom C yang sama (atau rumus molekul yang sama). Isomer ini
mulai terjadi untuk rumus molekul C2H4O2 dengan 2 struktur: CH3−COOH dan H−COO−CH3.
2. Selanjutnya perhatikan kelompok asam karboksilat. Isomeri mulai terjadi pada senyawa dengan rumus
molekul C3H7COOH. Kemudian cermati struktur ikatan berikut, dan sekaligus perhatikan juga
penamaannya.
CH3−CH2−CH2−COOH CH3−CH−COOH
Untuk rumus ikatan C3H7COOH ada 2 isomer kerangka CH3

dan C4H9COOH ada 4 isomer kerangka. Semakin banyak Asam butanoat Asam   Asam metil-
butirat propanoat Asam
lagi jumlah atom C semakin berlipat jumlah isomernya isobutirat

per rumus molekul.


[1a] [1b]

CH3−CH2−CH2−CH2−COOH CH3−CH−CH2−COOH CH3−CH2−CH−COOH CH3


  CH3 CH3 CH3−C−COOH
      CH3
As. pentanoat, atau As. valerat As. 3-metil-butanoat
As. 2-metil-butanoat As. 2-2dimetil-propanoat
[2a] [2b]
[2c] [2d]
3. kelompok senyawa ester mulai terjadi isomeri pada senyawa dengan rumus molekul
C3H6O2. Perhatikan struktur ikatan dan penamaannya.
H−COO−CH2−CH3 CH3−COO−CH3

Etil metanoat; Metil etanoat; metil asetat


Etil format

(1a) (1b)

HCOO−CH2−CH2−CH3 CH3−COO−CH2−CH3 CH3−CH2−COO−CH3 HCOO−CH−CH3


      CH3
propil metanoat; propil etil etanoat; etil asetat metil propanoat; metil isopropil metanoat
format propionat isopropil format

(2a) (2b) (2c) (2d)

Untuk rumus molekul C3H6O2 ada 2 isomer, dan Untuk ada C4H8O2 ada 4 isomer. Isomer
posisi akan terjadi pada kelompok eter dengan jumlah atom C lebih tinggi.
3.Tatanama Asam Karboksilat dan Ester
a) Tatanama Asam Karboksilat
 Menurut sumber asalnya
HCOOH → Asam format berasal dari semut (berasal dari semut; kata Latin, fomica).
CH3COOH → Asam asetat berasal dari cuka; dalam kata latin, acetum).
 Berdasarkan aturan IUPAC mengubah alkana (induk) menjadi alkanoat dengan penambahan asam.
HCOOH dinamai asam metanoat (mengandung 1 atom C). CH3COOH dinamai asam etanoat
(mengandung 2 atom C).
Contoh :
CH3−CH2−CH2−COOH → asam butanoat
b) Tatanama Ester
Penamaannya hanya mengganti asam menjadi alkil. IUPAC ester adalah alkil alkanoat.
Contoh :
CH3COOH (asam etanoat, asam asetat)
Maka ester CH3COOCH3 dinamai metil etanoat atau metil asetat.
4. Sifat Asam Karboksilat dan Ester

a) Asam karboksilat
→ asam berantai rendah (C1 – C9)
C1 – C4 mudah larut dalam air. Semakin tinggi semakin sukar larut. Pelarut organik
berupa aseton, ester, bensin.
b) Ester
→ semua ester berbau harum ada yang bau bunga, daun, buah. Uap ester tidak bersifat
racun kecuali dihisap dengan jumlah besar. Senyawa ester cenderung bersifat racun
yaitu amil asetat.
B.Beberapa Asam Karboksilat dan Ester Penting
1. Beberapa Asam Karboksilat Penting

a) Asam Format
Berupa cairan tak berwarna, berbau tajam, dan mudah larut dalam air dan
pelarut organik. Seperti (alkohol, eter, aseton)
b) Asam Asetat
Berupa zat cair tak berwarna, berbau khas yang menusuk, dan dapat larut dalam
air dan pelarut organik (alkohol, eter, aseton). untuk penggumpalan lateks. Asam
asetat dibuat secara industrial; juga dapat diperoleh dari proses fermentasi
(dengan bantuan bakteri tertentu) terhadap buah-buahan dan zat tepung.
c) Asam Butirat
Berupa zat cair berbau tengik. Dalam mentega, asam ini juga terikat sebagai
ester; mentega yang berbau tengik berasal dari bau asam butirat.
2. Beberapa Ester Penting
Karena sifat yang dimilikinya, ester dimanfaatkan pada industri-industri kosmetika, parfum, konfeksi,
dan industri minuman. Beberapa ester ada yang digunakan untuk pengobatan, misalnya etil asetat (untuk
penyakit kulit akibat parasit), fenil salisilat (antiseptik untuk usus),
Ester dapat diekstraksi atau didistilasi dari tanaman (dapat berupa bunga, buah, biji, daun, atau akar)
dan juga dapat dari hewan. Ester dapat dibuat secara sintetis dan kini diperdagangkan secara luas.
a) Ester Buah Dan Bunga
Ester yang memberikan rasa atau bau dari buah/bunga tertentu umumnya berupa ester suku rendah
(berasal dari asam karboksilat pendek dan alkohol pendek). Aroma atau cita rasa dari beberapa ester.
b) Minyak Dan Lemak
Minyak dan lemak merupakan dua kata berarti sama yaitu ester yang berasal dari asam
karboksilat berantai panjang dengan gliserol. (Lihat struktur di samping.) Ester ini yang
berwujud cair pada suhu kamar dikenal sebagai minyak sedangkan yang berwujud padat
disebut lemak. Jadi minyak atau lemak hanya berbeda dalam hal wujud
Di alam, minyak atau lemak ditemukan pada tumbuhan (disebut minyak nabati) dan pada
hewan (disebut minyak hewani) minyak/lemak akan pecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Dari minyak atau lemak inilah diperoleh gliserol yang memilki kegunaan cukup luas, seperti
sebagai bahan untuk pembuatan sabun, gliserol, lilin (untuk penerang), mentega, margarin.
c) Sabun
Bahan dasar sabun adalah minyak / lemak, NaOH / KOH, dan bahan tambahan
yaitu tu pengisi, pewangi, pewarna. Jika minyak atau lemak dan NaOH
dimasak minyak atau lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam
lemaknya bereaksi dengan NaOH membentuk sabun. Sabun dipisahkan dari
gliserol dan air selanjutnya sabun diberi bahan tambahan. Sabun yang diperoleh
dinamakan sabun cuci. Gliserol sebagai hasil samping pembuatan sabun
dimurnikan untuk memisahkan air.
d) Lilin stearin
Bahan dasar lilin adalah minyak atau lemak yang mengandung asam sitrat dan
asam palmitat, H2SO4 encer. Minyak atau lemak dan H2SO4 encer di masak
minyak atau lemak terurai menjadi gliserol, asam lemak, dan sisa minyak.
Lapisan atas dikeluarkan kemudian diperas untuk mengeluarkan sisa
minyaknya. Campuran asam lemak yang diperoleh kemudian dimurnikan
dengan cara disuling ditampung dan dalam keadaan cair dialirkan ke dalam
cetakan yang didinginkan dan dibiarkan membeku perlahan. Lilin yang
diperoleh disebut lilin stearin.
Daftar Pustaka

Miller Jr., G.T. (1981). Living in the Environment. Edisi III. Beltmon, California:
Wadsworth Publishing Company, Inc.
Miller Jr, G. Tyler. (1982). Chemistry: A Basic Introduction. Second Edition. Beltmon,
California: Wadsworth Publishing Company.
Mulyono HAM. (2002a). Kimia 1 untuk SMU/MA Kelas 1. Edisi Kedua. Bandung:
Penerbit CV. Acarya Media Utama.
Mulyono HAM. (2002b). Kimia 2 untuk SMU/MA Kelas 2. Edisi Kedua. Bandung:
Penerbit CV. Acarya Media Utama.
Mulyono HAM. (2006a). Kamus Kimia. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT. Bumi
Aksara.
Mulyono HAM. (2006b). Pembuatan Reagen Kimia di Laboratorium. Edisi Pertama.
Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.
 
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai