Anda di halaman 1dari 24

KETERBAGIAN

RELASI KETERBAGIAN
Definisi 2.1
Bilangan bulat a membagi (habis) bilangan bulat
b ditulis a|b , jhj ada bilangan bulatn k
sedemikian sehingga b=ka .
Jika a tidak membagi (habis) b maka ditulis a|b
RELASI KETERBAGIAN
Contoh
1. 5|30 sebab ada bilangan bulat 6, sedemikian
sehingga 6x5 = 30
2. 7|-21 sebab ada bilangan bulat -3,
sedemikian sehingga -3x7=-21
3. 8|27 sebab tidak ada bilangan bulat k,
sedemikian sehingga kx8 = 27
RELASI KETERBAGIAN
Bilangan k pada definisi 2.1 adalah tunggal,
sebab jika ada bilangan bulat m selain k
sedemikian sehingga
b=ma dan b=ka
Maka
ma=ka
m=k (kanselasi)
RELASI KETERBAGIAN
Jika a = 0 dan b ≠ 0, maka tidak ada k yang
memenuhi b = ka

Tetapi jika a ≠ 0 dan b = 0, maka terdapat tak


hingga k yang memenuhi b = ka.
RELASI KETERBAGIAN
Istilah dalam keterbagian
a|b , disebut sebagai:
a membagi b
b terbagi a
a adalah faktor dari b
a adalah pembagi b
b adalah kelipatan dari a
RELASI KETERBAGIAN
Apabila a, b dan k bilangan bulat dengan
a≠0 dan b=ka, maka:

k disebut sebagai hasil bagi (quotient) dari b


oleh a.
k adalah faktor dari b yang menjadi komplemen
(sekawan) dari a
a dan k adalah pembagi-pembagi sekawan
TEOREMA 2.1
Jika a|b dan b|c maka a|c
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga
ka=b...(1)
b|c maka terdapat bilangan bulat m sehingga
mb=c...(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh:
c = mb = m(ka) = (mk)a
Menurut definisi 2.1 diperoleh a|c (terbukti)

Berarti relasi keterbagian pada himpunan bilangan bulat


mempunyai sifat transitif
TEOREMA 2.2
Jika a|b maka a|mb
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga
ka=b
diperoleh
mb = m(ka) = (mk) a

Dengan demikian a membagi habis setiap kelipatan b


yaitu a|mb untuk setiap bilangan bulat m.
TEOREMA 2.3
Apabila a|b dan a|c maka a|(b+c) ,a| (b-c) dan a|bc

Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga b = ka *
a|c maka terdapat bilangan bulat m sehingga c = ma **
Dari * dan ** diperoleh
(i) b+c = ka +ma = (k+m) a berarti a|(b+c)
(ii) b-c = ka - ma = (k-m) a berarti a|(b-c)
(iii) bc = (ka)(ma) = (km) a berarti a|bc
Terbukti
TEOREMA 2.4 (sifat linearitas)
Apabila a|b dan a|c maka a|(mb+nc)
Bukti:
a|b maka terdapat bilangan bulat k sehingga b = ka *
a|c maka terdapat bilangan bulat p sehingga c = pa **
Dari * dan ** diperoleh
mb + nc = mka + npa = (mk +np) a sehingga a|(mb+nc)
Terbukti
TEOREMA 2.5
Berdasarkan definisi dan teorema sebelumnya,
buktikan teorema dibawah ini:

(i) a|a untuk setiap bilangan bulat a (sifat reflektif)


(ii) Jika a|b maka ma|mb untuk setiap bilangan bulat
m
(iii) Jika ma|mb dengan m≠0, maka a|b
(iv) 1|a dan a|0
(v) Jika 0|a maka a=0
(vi) Jika a|b dengan b≠0 maka |a| | |b|
(vii)Jika a|b dengan b|a maka |a|= |b|
CONTOH :
1) Buktikan bahwa : Jika a | b dan a | (b+c) maka a | c.
Bukti :
a | b berarti k bilangan Bulat b = ak
a | (b+c) berarti l bilangan Bulat (b+c) = al
Sehingga ( b+c ) – b = c = a. (l-k) atau a | c. (Terbukti)
2) Buktikan bahwa : Jika a | b dan c | d maka ac | bd
Bukti :
a | b berarti m bilangan Bulat b = am
c | d berarti n bilangan Bulat d = cn
Sehingga diperoleh : bd = (am).(cn) = (ac).(mn)
Karena (mn) bilangan Bulat maka ac | bd. (Terbukti)
CONTOH :
3) Buktikan bahwa : Jika a | (b2 – 1) maka a | (b4 – 1)
Bukti :
a | (b2 – 1) berarti n bilangan Bulat b2 – 1 = an…….(*)
Jika kedua ruas dari persamaan (*) masing-masing dikalikan b2 + 1, maka
diperoleh :
(b2 – 1)( b2 + 1) = an. (b2 + 1)
(b4 – 1) = a {n(b2 + 1)}……….(**)
Dengan kata lain, dari persamaan (**) tampak bahwa a | (b4 – 1).
Terbukti 
LATIHAN SOAL :
1. Buktikan bahwa jika d | a dan d | b maka d | (pa – qb)
2. Buktikan bahwa 6 | ( a3 – a) , untuk setiap bilangan Bulat a
FAKTOR PERSEKUTUAN
TERBESAR (FPB)
Definisi 2.2
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka bilangan
bulat d disebut faktor persekutuan dari a dan b jika dan
hanya jika
d|a dan d|b

• 1 adalah pembagi dari setiap bilangan bulat, maka faktor


persekutuan a dan b tidak pernah kosong
• Jika a=b=0 maka setiap bilangan bulat merupakan faktor
persekutuan dari a dan b.
• Apabila salah satu dari a dan b bukan 0 maka himpunan semua
faktor persekutuan dari a dan b adalah himpunan berhingga,
sehingga dapat diketahui faktor terbesarnya.
Definisi 2.3
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat yang
sekurang-kurangnya satu diantarnya tidak sama
dengan 0, maka faktor persekutuan terbesar
(FPB) dari a dan b disimbolkan (a,b) adalah suatu
bilangan bulat positif, misalnya d yang
memenuhi:
(i) d|a dan d|b serta
(ii) Jika e|a dan e|b, maka e≤d
Teorema 2.6
Jika (a,b) = d maka (a:d,b:d)=1
Contoh (4,12)=4 maka (4:4,12:4)=(1,3)=1
Bukti:
Misalkan (a:d, b:d)=c maka c≥1
dan c|(a:d) dan c|(b:d)
c|(a:d) maka ada bilangan bulat m sehingga
(a:d)= mc atau a=mcd
c|(b:d) maka ada bilangan bulat n sehingga
(b:d)= nc atau b=ncd
Karena a=mcd dan b=ncd maka cd adalah faktor persekutuan dari a dan b.
Karena (a,b)=d maka cd≤d yaitu c ≤1, sebab d suatu bilangan bulat positif
Karena c≥1 dan c ≤1 maka c=1(terbukti)
Apabila a dan b dua bilangan bulat positif
dengan (a,b)=1 maka dikatakan bahwa a dan b
relatif prima atau a prima relatif terhadap b
CONTOH

1. Jika a | b dan a > 0 maka (a,b) = a

Bukti :

Misalkan (a,b) = c maka c | a dan c | b ( c a dan c b )

a | a dan a | b maka a factor dari a dan b atau F(a,b), dengan c a

Maka FPB dari a dan b atau (a,b) = a.

Terbukti.
CONTOH
2. Buktikan bahwa (a,b) = (a+b, b)
Bukti :
Misalkan (a,b) = d maka d | a dan d | b.
Berdasarkan Teorema (3) Sifat Pembagian Habis, yaitu : d | a dan d | b maka d | (a+b)
karena : d | (a + b) maka d adalah factor dari a+b dan b
d|a atau d F(a+b, b).
Ambil sebarang c F(a+b, b) maka c | (a+b) dan c | b.
Berdasarkan Teorema (3) Sifat Pembagian Habis, yaitu :
c | (a + b)
c|b maka c | a
Karena c | a dan c | b maka c F (a,b) dan (a,b) = d maka c d.
Sedangkan, c F(a+b, b) maka d = (a+b,b)
Terbukti.
SOAL :

2.Buktikan bahwa : Jika (a,b) = (a - b, a), dengan b < a.

Contoh: (9,6) = 3

(9-6, 9) = 3

Bukti:

Misalkan (a,b)= d, maka d I a dan d I b

Mka menurut teorema keterbagian 3:

d I (a-b)

dIa

Maka d F(a-b, a)

Ambil sembarang c F(a-b, a) maka c l a-b dan c I a

Menurut teorema keterbagian c I b

c I a dan c Ib maka c F(a, b)

Karena (a,b)= d maka c d

Sedangkan c F(a-b, a) maka d= (a-b,b)

Anda mungkin juga menyukai