Rumusan
Masalah
• Perempuan 25 tahun dengan keluhan nyeri pada pipi kanan.
Mind Map
Anamnesis
Pemeriksaan
Komplikasi
Fisik
Rumusan
Masalah
Tatalaksa Differential
na Diagnosis
Working
Diagnosis
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
• Nyeri pada pipi kanan dirasakan • Suhu : 370C
sejak 2 minggu.
• Mengeluh sering pilek sejak 1
• Pemeriksaan hidung :
• Kavum nasi kiri :Tampak • Transiluminasi
bulan yang lalu terutama jika
terkena debu, ingus berwarna
konka media hiperemi dan
edema. • Radiologi
kuning kehijauan, kental dan • Tampak sekret kuning kental
berbau. di meatus medius kiri. • Sinuskopy
• Hidung tersumbat (terutama
yang sebelah kanan).
• Post nasal drip.
• Ct-scan sinus
• Pasien juga mengeluh kadang
sakit kepala dan demam.
RINITIS AKUT (RHINITIS RINOSINUSITIS KRONIS
SIMPLEKS)
Faktor predisposisi antara lain ISPA akibat National Health Interview Survey (2007), rinosinusitis menjadi salah satu dari sepuluh
diagnosis penyakit terbanyak di Amerika Serikat.
virus dan infeksi sekunder bakteri. Bakteri Studi epidemiologi populasi di Eropa (2011) menggunakan kuisioner, sekitar 10.9%
utama yang sering ditemukan pada sinusitis orang memiliki gejala rinosinusitis kronik.
akut adalah Streptococcus pneumonia (30- Survei dari beberapa daerah di Kanada melaporkan prevalensi rinosinusitis kronik
mengenai rata-rata 5% dari populasi umum.
50%), Hemophylus influenzae (20-40%), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2003) menyebutkan bahwa penyakit
Moraxella catarrhalis (4%). hidung dan sinus berada dalam urutan ke 25 dari 50 pola penyakit peringkat utama
Pajanan lingkungan seperti polusi udara, atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.
Pada bulan Januari hingga Agustus 2005 tercatat data dari Divisi Rinologi
udara dingin dan kering, iritan, serta Departemen THT RSCM menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu
kebiasaan merokok tersebut sebanyak 435 pasien dan 69% (300 pasien) menderita rinosinusitis.
Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dari 140 pasien rinosinusitis,
didapatkan 73 pasien rinosinusitis kronik, paling banyak (58,9%) pada laki-laki dan
pada kelompok usia 46-52 (19,2%). Riwayat penyakit keluarga rinitis alergi paling
banyak ditemukan (26%). Jenis rinosinusitis terbanyak adalah rinosinusitis maksila
(28,8%). Gejala mayor paling sering dikeluhkan (69,9%) adalah hidung tersumbat
dan gejala minor paling sering dikeluhkan (87,7%) adalah sakit kepala. Komplikasi
yang paling sering terjadi adalah kelainan orbita (9,6%).
Patofisiologi
Klasifikasi Rinosinusitis
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Kriteria • Gejala berlangsung <12 minggu • Gejala berlangsung selama >12 minggu
• Episode akut berlangsung <4 kali/tahun • Episode akut ≥4 kali/tahun
• Reversibilitas mukosa: normal kembali setelah tatalaksana medik adekuat • Reversibilitas mukosa: abnormal menetap
kembali setelah tatalaksana medik adekuat
Gejala • Mayor: ingus purulen (probabilitas RSA: 92%), post nasal drip purulen, dan • Mayor: nyeri wajah/rasa tekanan, obstruksi
batuk nasal/kongesti nasal, ingus purulen,
• Minor: sakit kepala, nyeri wajah, edema periorbita, nyeri telinga, halitosis, nyeri hiposmia/anosmia, dan batuk bukan karena
gigi, nyeri tenggorok, peningkatan wheezing, dan demam. asma (hanya pada anak)
• Minor: nyeri kepala, demam, halitosis, fatigue,
nyeri gigi, batuk (pada dewasa), gejala otologik
Diagnosis 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor dan ≥2 gejala minor. • >2 gejala mayor, 1 gejala mayor dan 2
• Rinosinusitis viral akut (common cold), umumnya durasi gejala <10 hari. gejala minor (nyeri wajah saja tanpa
• Rinosinusitis non-viral akut: perburukan gejala setelah 5 hari, atau gejala gejala mayor lain tidak dianggap
menetap setelah 10 hari dengan durasi <12 minggu. Secara klinis dapat
ditegakkan apabila ditemukan minimal 3 gejala atau lebih dari gejala/tanda sebagai gejala mayor). Jika hanya
berikut: ditemukan 1 gejala mayor atau ≥2
1. Ingus purulen (biasanya unilateral) gejala minor maka dianggap sugestif
2. Nyeri berat lokal (biasanya unilateral)
3. Demam >38˚c
4. Peningkatan laju endap darah (LED) atau C-reactive protein (CRP)
5. Adanya perburukan gejala setelah 5 hari.
Tatalaksana
Prognosis