Anda di halaman 1dari 20

Management of Facial

Journal Reading

Subcutaneous Emphysema during


Third Molar Surgery: A Case
Report
Giulia Petroni , Fabrizio Zaccheo , Alfredo Passaretti , Shilpa H Bhandi, Dario Di
Nardo , Luca Testarelli , Andrea Cicconetti

Dosen Pembimbing: drg. Zainul Cholid, Sp. BM


anggota kelompok

1. Firda Dwi Ayu N. (211611101034)


2. Vinda Magdalena (211611101035)
3. Nazilaturrohmah (211611101038)
4. Malihatul Rosidah (211611101040)
BACKGROUND
Komplikasi pasca
Odontektomi atau bedah, antara lain; Komplikasi paling
ekstraksi bedah gigi Osteitis Alveolar, serius yaitu
M3 yang disebabkan bleeding, nyeri, Emfisema Subkutan
gigi impaksi bengkak, dan trismus

❏ Emfisema terjadi ketika udara dipaksa masuk ke dalam facial space dibawah
jaringan. volume udara yang masuk dan cara yang terlibat dapat memperparah
secara klinis.
❏ Emfisema subkutan terjadi setelah perawatan saluran akar, bedah endodontik,
dan setelah cedera traumatis
❏ Emfisema dapat diperparah dari sikap pasien, seperti: pembersihan yang salah
pasca odontektomi atau penyalahgunaan obat-obatan
BACKGROUND
❏ Emfisema hanya terbatas kepala dan leher, namun dapat
bermigrasi ke jaringan lainnya yang memungkinkan. Contoh kasus:
udara dapat bermigrasi lebih dalam ke jaringan melalui
pterygomandibular, submasseteric, infratemporal, orbital,
parapharyngeal, dan retropharyngeal space. semakin dalam udara
bermigrasi dapat menuju ke mediastinum

71% kasus emfisema Diagnosa tepat waktu, pengamatan gejala yang cermat,
pada prosedur bedah inisiasi awal terapi farmakologi dan tindak lanjut langsung
gigi yaitu udara jarum sangat direkomendasikan. Laporan kasus emfisema
suntik, kecepatan subkutan wajah selama operasi molar ketiga bawah dan
high-speed atau manajemen pasca operasi
kombinasi keduanya
DESKRIPSI KASUS
Seorang pasien wanita berusia 26 tahun datang pada bulan
Februari 2020 ke Departemen Ilmu Mulut dan Maksilofasial
Universitas “Sapienza” Roma dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada daerah molar ketiga rahang bawah kiri. Pemeriksaan
klinis intraoral adanya inflamasi gingiva dan supurasi di
sekitar gigi molar ketiga kiri bawah yang berhubungan dengan
nyeri dan disfagia.
Gigi tersebut terimpaksi sebagian di mandibula, dalam
posisi horizontal, dengan dua akar yang terpisah, tetapi
tidak divergen, bersebelahan dengan nervus alveolaris
inferior.
RENCANA PERAWATAN
Ekstraksi bedah dari molar ketiga kiri dengan elevasi
full-thickness flap dan odontotomi.

anastesi
lokal

Full-thickness flap Eksposisi mahkota lengkap


dengan insisi pelepasan dilakukan melalui ostektomi
Selama fase pembedahan, pembengkakan diamati dari batas
bawah rahang, sampai ke daerah orbita, dengan penutupan
sebagian mata, di hemiface kiri pasien
● Emfisema subkutan terletak di
daerah infraorbital kiri, pipi,
dan sudut mandibula.

● Pasien tidak mengalami rasa


sakit/ kesulitan bernapas,
tetapi ada ketidakmungkinan
untuk membuka mata sepenuhnya,
tidak ada lesi pada sklera
mata; palpasi adanya crackling,
tanpa rasa sakit dan pasien
dapat membuka mulut dengan Penutupan sebagian
normal. mata kiri
Odontotomi koronal, menggunakan red
ring contra-angle handpiece 1:5
dengan rosette cutter (panjang 28 mm
dan diameter 2,1 mm.

Gigi yang dicabut dengan


bagian yang terpisah
Amoksisilin 875 mg dengan asam klavulanat 125 mg dalam
tablet setiap 12 jam selama 6 hari diresepkan; 4 mg
betametason intramuskular disuntikkan secara lokal di
tempat intervensi, dan 80 mg ketoprofen setiap 8 jam jika
nyeri diberikan setelah operasi; pasien diobservasi
selama 4 jam kemudian diperbolehkan meninggalkan rumah
sakit. Kunjungan tindak lanjut dijadwalkan pada 1, 3, dan
6 hari setelah operasi
Kondisi ekstraoral pasien setelah (A) 1 hari; (B) 3 hari; (C) 6
hari; dari operasi
PEMBAHASAN
Laporan kasus ini menggambarkan Emfisema subkutan wajah terjadi setelah operasi
molar ketiga bawah.
Komplikasi pasca operasi yang umum terjadi osteitis alveolar, perdarahan, infeksi
sekunderdan kronis fistula yang berhubungan dengan komunikasi oroantral.

Emfisema : keadaan
air syringe, high-
klinis dimana udara
speed handling
hadir secara subkutan.

Kung et al. menggambarkan kasus serupa dari subkutan emfisema setelah


pencabutan gigi molar ketiga mandibula dengan pembengkakan, rasa sakit, dan
sulit menelan : udara masuk ke leher tanpa pneumomediastinum.

Pemulihan :
Melakukan sayatan dan drainase udara dengan memasukkan kanula.
Gejala membaik setelah drainase dan pasien dipulangkan setelah 6 hari dengan
resolusi lengkap setelah 2 minggu.
Tay et al. melaporkan kasus langka subkutan cervicofacial yang luas emfisema,
pneumomedistinum, dan pneumorrachis berikut ekstraksi molar ketiga.
Pasien tidak mengalami kesulitan menelan , atau gangguan pernapasan.
pemulihan : oksigen tambahan, diresepkan 3 hari amoxicillin IV dan asam
klavulanat.
Pasien dipulangkan setelah 5 hari tanpa gejala.

Ketika flap mucoperiosteal direfleksikan, gigi tersebut dipotong dengan


handpiece gigi standar, udara biasanya hanya masuk ruang di sekitar gigi tetapi
terkadang menembus bagian lunak jaringan melalui flap dan dapat menyebar ke
lateral ke space bukal, posterior ke dalam masticatory space atau lingual ke
dalam space sublingual dan submandibular. Udara di masticatory space dapat
menembus superior, secara bertahap melibatkan pterygomandibular, submasseteric,
dan daerah infratemporal, yang mengarah ke ekstrakoronal space orbit. Emfisema
subkutan ditandai dengan onset cepat, jarang dikaitkan dengan rasa sakit atau
cacat fungsional

Tanda patognomonik emfisema subkutan adalah krepitasi pada palpasi: sangat


penting untuk membedakannya kondisi oleh komplikasi lain, yang juga dapat
menghasilkan pembengkakan jaringan lunak (perdarahan, reaksi alergi, atau)
angioedema)
North & Sulman + DÖNGEL, et al

Emfisem Keterlib
a pasca atan
ekstraks pita
i M3 suara udara ke arah
ruang
submandibular
Cedera pada saraf dan ruang
laryngeus rekuren parafaringeal
dapat bermigrasi
ke arah
Sembuh dengan medistianum
sendirinya
Perawatan Simtomatik:
pencegahan
1. elevasiemfisema
flap mucoperiosteal
● Pemberian antibiotik yang minimal
profilaksis 2. Pemeliharaan perlekatan otot
● Observasi jalan napas 3. Retraksi flap mucoperiosteal
secara perlahan (gentle)
● Pemantauan perkembangan 4. Penggunaan handpieces yang
dan perluasan dari gas tidak siertai dengan aliran
Improving Sembuh udara berkecepatan tinggi
setelah 3-5 setelah 7-10 pada saat pengerjaan
hari hari 5. Pasien diminta untuk
menghindari penggunaan obat-
obatan melalui hidung atau
nose-blowing dengan tenaga
besar
Kesimpulan SIgnifikansi Klinis
Diagnosis emfisema subkutan Emfisema subkutan merupakan
komplikasi yang jarang namun mungkin
harus berlandaskan riwayat kesehatan
terjadi pada ekstraksi molar ketiga.
dan pemeriksaan klinis. Identifikasi
Secara klinis, sangat penting untuk
dan diagnosis dini terhadap emfisema
melakukan diagnosis banding secara dini
udara merupakan hal terpenting dalam
dan tepat terhadap penyakit lain yang
perencanaan perawatan. Penggunaan
berkaitan dengan pembengkakan jaringan
hanspiece contra-angle (dibandingkan
lunak. Walau kondisi ini bersifat jinak
turbines udara) selama pembedahan
dan memiliki kemampuan self-limiting,
dapat mencegah terjadinya komplikasi sangat penting dilakukan early
maupun perparahan kondisi. recognition untuk mencegah terjadinya
kondisi yang mengancam nyawa.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai