Anda di halaman 1dari 10

EVIDENCE BASED

MANAGEMENT PAIN
AND SEDATION

Widya Agustina Tarwiyana


Definisi nyeri

The International Association fot the Study of Pain (IASP)


mendefinisikan nyeri merupakan pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan
atau ancaman kerusakan jaringan.
KLASIFIKASI nyeri

Berdasarkan sumber nyeri, maka nyeri dibagi menjadi :


 Nyeri somatik luar : Stimulus berasal dari kulit, jaringan
subkutan dan membran mukosa. Biasanya dirasakan seperti
terbakar dan terlokalisasi.
 Nyeri somatik dalam : Nyeri tumpul (dullness) dan tidak
terlokalisasi dengan baik akibat rangsangan pada otot
rangka, tulang, sendi, jaringan ikat.
 Nyeri viseral : Nyeri karena perangsangan organ viseral
atau membran yang menutupinya (pleura parietalis,
perikardium, peritoneum).
Berdasarkan timbulnya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi :
 Nyeri akut : Nyeri yang timbul mendadak dan berlangsung
sementara. Nyeri ini ditandai dengan adanya aktivitas saraf
otonom seperti takikardi, hipertensi, pucat, perubahan wajah
dll.
 Nyeri kronis : Nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan
tanpa tanda-tanda aktivitas otonom kecuali serangan akut.
Nyeri tersebut dapat berupa nyeri yang tetap bertahan
sesudah penyembuhan luka (penyakit/operasi) atau awalnya
berupa nyeri akut lalu menetap sampai melebihi 3 bulan.
Berdasarkan derajat nyeri dikelompokkan menjadi :
 Nyeri ringan : Nyeri hilang timbul, terutama saat beraktivitas
sehari-hari dan menjelang tidur.
 Nyeri sedang : Nyeri terus menerus, aktivitas terganggu yang
hanya hilang bila penderita tidur.
 Nyeri berat : Nyeri terus menerus sepanjang hari, penderita
tidak dapat tidur dan sering terjaga akibat nyeri.
Penerapan Manajemen Nyeri
Distraksi Storry Telling Pada Anak
Prasekolah (3-5 tahun) saat Tindakan
Invasif Pemasangan Infus

(Novitasari, S., et.al, 2021)


Framework item Data

Patient Problem, (or Population) Rancangan penulisan ini menggunakan desain studi kasus (case study),
Subyek dalam penerapan story telling ini adalah anak usia prasekolah
yang mengalami nyeri saat Tindakan invasif pemasangan infus di
Laboratorium Keperawatan Akper Dharma Wacana Metro.
Waktu penerapan dilakukan pada tanggal 03 Juli 2020.

Intervension Perawat melakukan Tindakan distraksi story telling. Distraksi story


telling dimulai dengan mengatur pasien senyaman mungkin. Setelah
pasien merasa nyaman, beritahukan bahwa perawat akan memberikan
story telling dengan judul Semut dan Merpati. Story telling dilakukan 5
menit sebelum pemasangan infus. Lanjutkan story telling sampai
pemasangan infus selesai. Mengkaji perubahan nyeri pasien dengan
menggunakan skala wajah Wong-Baker dan FLACC.

Comparison or control Tidak ada pembanding dalam penelitian ini

Outcome Saat dilakukan pemasangan infus dan dilakukan distraksi story telling,
pasien berada pada nyeri sedang dengan menggunakan skala nyeri Wong-
Baker dan menggunakan skala nyeri FLACC.
Penerapan distrakasi story telling yang dilakukan penulis mampu
menunjukkan gambaran perubahan nyeri pada pasien. Hasil penerapan
pasien pada skala nyeri sedang menggunakan skala nyeri Wong-Baker dan
menggunakan skala nyeri FLACC.
PENGARUH FACILITATED
TUCKING DAN MUSIK TERHADAP
RESPON NYERI BAYI PREMATUR
KETIKA PENGAMBILAN DARAH

(Zubaidah & Novianti, E.,


2015)
Framework item Data

Patient Problem, (or Population) Rancangan penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan post test
control group design.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive
sampling. Jumlah sampel 60 bayi premature yang terbagi dalam 2
kelompok (control dan intervensi).

Intervension Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa facilitated tucking


dan diperdengarkan musik saat dilakukan pengambilan darah. Facilitated
tucking adalah Tindakan memfasilitasi posisi fleksi miring ke salah satu
sisi dimana salah satu tangan perawat melakukan fiksasi dengan lembut
daerah kepala dan tangan bayi, dan tangan lainnya mefiksasi daerah kaki
dan bokong bayi. Musik yang diputar adakah musik klasik 2 menit
sebelum Tindakan pengambilan darah hingga selesai. Respon nyeri diukur
dengan menggunakan Premature Infant Pain Profile (PIPP).

Comparison or control Bayi yang diberikan Tindakan standar dan tidak dilakukan facilitated
tucking saat pengambilan darah

Outcome Terdapat perbedaan yang bermakna respon nyeri bayi premature yang
dilakukan Tindakan facilitated tucking dan music antara kelompok
intervensi dan control, dimana kelompok intervensi memiliki rata-rata
skor nyeri yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok control. Ada
perbedaan bermakna durasi menangis bayi pada bayi premature yang
dilakukan Tindakan facilitated tucking dan music saat dilakukan Tindakan
pengambilan darah dibandingkan dengan kelompok control dimana
kelompok intervensi memiliki rata-rata durasi menangis lebih pendek.
Ada pengaruh Tindakan facilitated tucking dan music terhadap respon
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai