FASHION GENERAL
Kelompok 4
1. Ika Nurlaellah
2. Siti NurAida
3. Siti Nur Amelia
4. Putri Kharisma A.
5. Ristianti
DEFINISI
Emergency Severity Index (ESI) adalah algoritma triase
gawat darurat lima tingkat, yang awalnya di
kembangkan pada tahun 1999 oleh Agency for
Healthcare Research and Quality. Yang merupakan
instrumen triase yang andal dan valid untuk instalasi
gawat darurat (IGD).
• ESI triase didasarkan kondisi klinis kesehatan pasien dan jumlah sumber
daya kesehatan (baik pemeriksaan penunjang atau tindakan medis) yang
dibutuhkan. Dalam skala ESI, pasien diklasifikasikan dan diprioritaskan
berdasarkan tingkat keparahan penyakit mereka dengan memperkirakan
jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk perawatannya.
Emergency Severity Index ESI
Terbagi menjadi 5 kategori yang jelas yang memudahlan membagi pasien
dalam kategori secara cepat.
POINT A
Apakah pasien sekarat?
• Jalan Napas
o Obstruksi Sebagian atau menyeluruh ?
o Tidak dapat menjaga jalan napas
• Pernapasan
o Apnea
o Distres pernapasan berat
o Sp O2 < dari 90%
• Sirkulasi
o Nadi tidak teraba
o Bagaimana kualitas, irama, dan denyut jantung
ESI LEVEL 1
Contoh :
• Jantung berdebar debar HR> 160x/mnt
• Denyut nadi di bawah 40x/mnt
• Stoke berat yang butuh proteksi jalan napas
POINT B
Contoh :
Point D : apabila Tanda Vital
Fraktur pergelangan kaki, nyeri perut, Migrein
mengalami kelainan dan masuk ke
level 2
ESI LEVEL 4
Contoh :
• Pergelangan kaki terkilir
• Abses
ESI LEVEL 5
• Tanpa sumber daya
• Hanya memerlukan pemeriksaan fisik
Contoh :
• Sakit gigi
Pengelompokan Penamaan :
3. Urgensi ; pasien dalam keadaan stabil, namun perlu berbagai pemeriksaan lebih
lanjut untuk penanganannya seperti pemeriksaan lab atau X-ray. Contohnya pasien
dengan nyeri perut, batuk dengan demam.
4. Kurang urgensi : pasien stabil yang membutuhkan satu jenis pemeriksaan /
tindakan, seperti hanya pemeriksaan lab saja, X – ray saja atau hanya perlu
jahitan saja. Contohnya pasien dengan luka tunggal yang memerlukan penjahitan
kulit.
• Resusitasi : biru
• Emergensi : Merah
• Urgensi : Kuning
• Kurang urgensi : Hijau
• Tidak urgensi : Putih
Apakah Triage dapat diaplikasikan DiIndonesia
Tiga alasan mengapa ESI lebih cocok diterapkan di sebagian besar IGD di Indonesia.
• Perawat triase dipandu untuk melihat kondisi dan keparahan tanpa harus
menunggu intervensi dokter.
• Pertimbangan pemakaian sumber daya memungkinkan IGD memperkirakan
utilisasi tempat tidur.
• Sistem triase ESI menggunakan skala nyeri 1-10 dan pengukuran tanda vital yang
secara umum dipakai di Indonesia.
Sistem triase ESI berpotensi diaplikasi di IGD rumah sakit di Indonesia untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan efisiensi pelayanan.
Kesimpulan
Triase Amerika Serikat disebut juga dengan Emergency Severity Index (ESI)
dan pertama kali dikembangkan di akhir tahun 90-an oleh perhimpun perawat
emergency.
Emergency Severity Index (ESI) dapat dikalsifikasikan menurut penyakit,
keparahan, prognosis, dan ketersedian sumber daya. Dapat juga dibedakan
menurut 5 skala prioritas, yaitu Prioritas 1 (label biru), Prioritas 2 (label merah),
Prioritas 3 (label kuning), Prioritas 4 (label hijau), dan Prioritas 5
(label putih).
Metode ESI menentukan prioritas penanganan awal berdasarkan sindrom yang
menggambarkan keparahan pasien dan perkiraan kebutuhan sumber daya unit
gawat darurat yang dibutuhkan (pemeriksaan laboratorium,radiologi, konsultasi
spesialis terkait, dan tindakan medik di unit gawat darurat).
Thank
FASHION You
GENERAL