Anda di halaman 1dari 19

AGEN

INFEKSI VIRUS
Oleh
K E L O M P O K S AT U
Anggota Kelompok

ADELIA EKA PUTRI (210101219)


ELIZA AGUSTINA (210101222)
ALFIN (210101221) >
INTAN AULIA (210101223)
ENJELIKA MEIDILAH (210101229) <
EVA KURNIA ULAN SARI (210101230)
AGUSTINI (210101220)
WISAPRILIA (210101226)
RICKA OKTA DWI ISMA (210101224)
SHERINA FATIKA SARI (210101225)
AGEN INFEKSI VIRUS

Virus adalah agen infeksius yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop cahaya dan mereka bukan sel, mereka tidak memiliki inti >
sel, organel, atau sitoplasma. Ketika mereka menyerang sel-sel
<
pejamu yang rentan, virus menampilkan beberapa sifat organisme
hidup sehingga tampak di perbatasan antara hidup dan tak hidup.
Virus dapat mereplikasi, atau memperbanyak, hanya di dalam sel
inang
DEFINISI VIRUS
Kata “virus” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu
virion yang artinya adalah racun. Virus itu sendiri
selalu mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu, sehingga bisa dibilang sulit sekali mati atau
hilang. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan >
muncul virus-virus baru yang terkadang bisa saja
membuat manusia atau makhluk hidup lainnya sakit. <
Tanpa menumpang ke tubuh inangnya, ia tidak bisa
mereplikasi diri. Beberapa spesies organisme ini
bahkan dapat membunuh sel inangnya untuk dapat
berkembang biak. Jika ia tidak menemukan inang,
virus tidak bisa hidup dalam waktu yang lama
BAGIAN SEL VIRUS

1. KEPALA >

2. ISI TUBUH <

3. EKOR
4. KAPSID
KEPALA

Kepala Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA


yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Isi kepala ini
dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang
tersusun oleh protein.
ISI TUBUH
Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion
adalah bahan genetik yang berupa salah satu
tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe
asam nukleat yang dimiliki akan >
mempengaruhi bentuk tubuh virus. Isi tubuh
biasanya berupa RNA yang berbentuk <
menyerupai kubus, bulat, atau polihedral,
contohnya pada virus-virus penyebab
penyakit polyomyelitis, influenza, dan
radang mulut dan kuku
EKOR

Ekor adalah bagian dalam struktur tubuh virus yang


berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel
inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri
atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan
serat halus
KAPSID
Struktur virus kapsid adalah struktur
virus yang letaknya berada di luar
virus dan memiliki kandungan subunit
berupa protein yang cukup banyak. >
Kandungan tersebut lebih dikenal <
dengan sebutan kapsomer. Bentuk
kapsid bisa dibilang cukup beragam,
sehinga bisa memengaruhi bentuk
virus itu sendiri
MEKANISME PENYEBAB
SEL VIRUS

virus dapat berkembang atau melakukan replikasi pada


inang. Replikasi merupakan mekanisme penyebab sel virus. Proses >
replikasi virus dalam sel yaitu virus mampu berkembang dalam
<
tubuh ketika ia menemukan inang yang tepat untuk berkembang
biak. Virus tidak mengandung ribosom, sehingga ia tidak dapat
memproduksi protein. Kondisi ini yang membuat virus tidak dapat
berkembang secara mandiri.
FASE FASE REPLIKASI
VIRUS

1. PERLEKATAN (ATTACHMENT)
2. PENETRASI (PENETRATION) >

3. PELEPASAN GENOM VIRUS <


4. REPLIKASI
5. PERAKITAN
6. PEMATANGAN
7. PELEPASAN
PERLEKATAN (ATTACHMANT)

Untuk menginfeksi sel, proses


perlekatan menjadi fase yang penting
bagi virus. Perlekatan dapat diartikan
>
sebagai pengikatan virus ke sel inang.
Perlekatan melibatkan gaya <

elektrostatik yang berlawanan pada


protein perlekatan virus dan reseptor
permukaan sel
PENETRASI
(PENETRATION)

Penetrasi diartikan masuknya virus ke >

dalam sel inang. Fase ini biasanya terjadi <

beberapa saat setelah perlekatan. 


PELEPASAN GENOM VIRUS

Uncoating merupakan proses
pemecahan atau penghapusan
kapsid. Kondisi ini menyebabkan >
pelepasan genom virus ke dalam <
sel yang merupakan lokasi
replikasi dan transkripsi genom
berlangsung.
REPLIKASI

Virus bereplikasi dengan cara yang sama seperti DNA


memberikan informasi untuk memproduksi protein >

dalam tubuh. Genom virus bertindak sebagai instruksi <

untuk sintesis protein virus. Proses replikasi tergantung


pada jenis genom asam nukleat yang terdapat dalam
kandungannya. 
PERAKITAN
Selama perakitan, struktur dasar partikel
virus terbentuk karena semua komponen
yang diperlukan untuk pembentukan virion
matang berkumpul di tempat tertentu di
dalam sel. Tempat perakitan tergantung pada >
pola replikasi dan mekanisme pelepasan
<
virus dari sel sehingga fase ini bisa terjadi
bervariasi. Pada beberapa jenis virus, DNA
terbentuk pada nukleus. Namun, sitoplasma
merupakan tempat perakitan yang paling
umum bagi virus.
PEMATANGAN

Pematangan merupakan tahap siklus replikasi virus


>
menjadi menular. Fase ini melibatkan perubahan
<
struktural pada partikel yang terbentuk dan dihasilkan
dari proses pembelahan spesifik protein virus untuk
membentuk produk matang. 
PELEPASAN

Langkah terakhir dalam fase replikasi


virus adalah proses pelepasan. Setelah
dilepaskan, maka virus dapat menular
>
kepada orang lain maupun makhluk
hidup lainnya. Selanjutnya, virus <

dapat melanjutkan siklus replikasi


virus yang sama ketika ia menemukan
sel atau inang yang baru.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai