DIABETES MELITUS
DAN
DIABETIC FOOT ULCER
Disampaikan pada :
SEMINAR DAN WORKSHOP
“TATA LAKSANA TERKINI DIABETES MELITUS DAN PERAWATAN PASIEN
DIABETIC FOOT ULCER DENGAN MODERN DRESSING
RUMAH SAKIT JEMBER KLINIK
AHAD, 28 JANUARI 2018
Tujuan Pengelolaan DM Secara Umum
Hilangnya tanda dan keluhan DM dan mempertahankan
kenyamanan dan kesehatan
Tercegahya dan terhambatnya progresifitas komplikasi
mikroangioopati, makroangiopati, neuropati dengan
tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas. Untuk itu dilakukan:
Pengendalian hiperglikemi, tekanan darah, berat badan, dan lipid,
melalui pengeloaan pasien secara holistik dengan mengajarkan
perawatan mandiri dan perubahan prilaku.
LANGKAH LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN PADA PENGELOLAAN PASIEN
DM (Konsensus Perkeni, 2002)
Makanan dibagi atas 3 porsi besar: pagi (20%), siang(30%), sore (25%) dan
sisa untuk snack diantara makan pagi siang dan siang-sore. Selanjutnya
perubahan disesuaikan dengan pola makan pasien.
Standar yang dianjurkan untuk komposisi makanan:
KH 60-70%
Protein 10-15%
Lemak 20-25%
PERENCANAAN MAKAN
KH diklasifikasikan berdasarkan efeknya terhadap peningkatan
glukosa (Index glikemik):
Lambat (a.l. roti whole grain, nasi, kentang, cereal, apel)
Sedang
Cepat
Untuk mencegah peningkatkan glukosa secara cepat maka dipilih
makanan dengan index glikemik lambat
Gula murni tidak perlu dihindari
3. LATIHAN JASMANI
Manfaat olah raga bagi pasien DM:
Meningkatkan kontrol GD
Menurunkan resiko penyakit KV, jika dilakukan minimal 30 menit,3-4
kali/minggu sampai HR mencapai 220-umur/menit
Menurunkan BB
Menimbulkan kegembiraan
Sebelum melakukan olah raga, pasien DM:
Melakukan evaluasi medis
Diidentifikasi kemungkinan adanya masalah mikro dan makroangiopati yang
akan bertambah buruk dengan olah raga
Jenis olah raga:
Rekreasional maupun profesional sport boleh dilakukan oleh pasien DM
Hindari olah raga dengan kontak tubuh
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien
Cek gula darah sebelum olah raga, cek apakah butuh tambahan glukosa
LATIHAN JASMANI
Hindari dehidarasi, minum 500cc
Diperlukan teman selama berolah raga
Pakai selalu tanda pengenal sebagai diabetisi
Selalu bawa makanan sumber glukosa cepat:permen, jely
Makan snack sebelum mulai
Jangan olah raga jika merasa ‘tak enak badan’
Gunakan alas kaki yang baik
4. INTERVENSI FARMAKOLOGIS
Intervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran
kadar glukosa darah belum tercapai dengan
pengaturan makan dan latihan jasmani
Generik:Acarbose (Glucobay)
Bekerja dengan cara menghambat absorbsi karbohidrat pada usus
haluslansung menurunkan GDPP.
Absorbsi dextrins, maltose, sucrose, and KH tergangu dengan
pemberian Acarbose tetapi tidak menghambat penyerapan glucose dan
lactose.
Dimakan bersamaan suapan pertama
Pengobatan dengan Arcabose dapat menurunkan GDP sampai 35–40
mg/dl dan HbA1c sampai 0.4–0.7%.
Terapi Acarbose tidak menyebabkan peingkatan berat badan atau
hipoglikemi (karena hanya berefek lokal).
KI: gangguan hepar, ginjal (keatinin>2mg/dl) dan GI
Efek samping: peningkatan flatus, nyeri abdominal, dan diare.
BIGUANID
Mekanisme kerja terutama menurunkan pengeluaran glukosa hati.
R : Paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi alkosis
R : Demam, menggigil, dan diaferesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi. Demam dengan
R : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat.
R : memeberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal dan keefektifan dari terapi
yang diberikan.
Ukur berat badan setiap hari.
R : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan selanjutnya
R : tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara
individual.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral : anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen,
perubahan kesadaran : status hipermetabolisme, pelepasan hormon stress.
Tujuan : berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan
tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Kriteria Hasil :
pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyalahgunaan zat, penurunan jumlah
intake ( diet pada status nutrisi).
mendemonstrasikan perilaku, perubahan gaya hidup untuk meningkatkan dan
Tentukan program diet dan pola makanan pasien dibandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan pasien.
R : Mengindentifikasi penyimpangan dari kebutuhan.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual,muntah, pertahankan
Intervensi / Implementasi
Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka , sputum
purulen, urin warna keruh dan berkabut.
R : pasien masuk mungkin dengan infeksi yang biasanya telah mencetus keadaan ketosidosis atau dapat
Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif (seperti pemasangan infus, kateter folley, dsb).
R : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh. Masase daerah tulang yang tertekan, jaga
R : memberikan kemudahan bagi paru untuk berkembang, menurunkan terjadinya risiko hipoventilasi.
Intervensi / Implementasi :
Diskusikan dengan pasien kebutuhan aktivitas. Buat jadwal perencanaan dengan pasien dan
identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan.
R : pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan aktivitas meskipun pasien
Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya.
toleransi pasien.
R : meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang
perawatan.
Intervensi / Implementasi :
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
R : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakitnya.
Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
1. TEORI SORBITOL:
Hiperglikemi
GANGGUAN SENSORIK
Hilang/menurunnya sensasi nyeri pada kaki, shg
jika mengalami trauma tidak terasa nyeri, yg tiba-
tiba menyebabkan ulkus pada kaki.
Transparant film
Hidroaktif gel
Hidrokoloid
Hidroselulosa
Calsium alginate
PERSIAPAN PASIEN
- Mengucapkan salam teraupetik
dan memperkenalkan diri
- Melakukan evaluasi/validasi
- Melakukan kontrak (waktu,
tempat dan topik)
- Menjelaskan tujuan dilakukan
prosedur
- Menjelaskan langkah prosedur
- meminta persetujuan pasien
- menyiapkan pasien sesuai keb.
TEKNIK PERAWATAN
Prosedur pelaksanaan:
GANGREN
1). Tutup pintu atau psang sampiran di sekitar
klien
2). Atur posisi yang nyaman bagi klien untuk
memudahkan daerah luka dapat dijangkau
dengan mudah
3). Sediakan perlatan yang diperlukan dalam
troley di samping pasien.
4). Cuci tangan, gunakan sarung tangan bersih
LANJUTAN TEKNIK PERAWATAN…
5). Pasang pengalas