2
POTENSI PENYEBAB
BENCANA
Dibagi menjadi 3 diantaranya :
1. Bencana alam
Gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin topan, tanah
longsor, kekeringan, kebakaran hutan/ lahan karena faktor alam,
hama penyakit tanaman, epidemi,
2. Bencana non alam
Kebakaran hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan
transportasi, kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri,
ledakan nuklir, pencemaran lingkungan.
3. Bencana sosial
Kerusuhan sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering
terjadi.
3
Penanggulangan Bencana merupakan salah satu bagian dari
pembangunan nasional yaitu serangkaian kegiatan
penanggulangan bencana sebelum, pada saat maupun sesudah
terjadinya bencana.
4
UU NO.24 TAHUN 2007
TENTANG
PENANGGULANGAN
BENCANA
Tujuan Penanggulangan Bencana :
1.Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
2.Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
3.Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
4.Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
5
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
DALAM PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN BENCANA:
Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko
bencana dengan program pembangunan;
Pelindungan masyarakat dari dampak bencana;
Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang
terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan
minimum;
Pemulihan kondisi dari dampak bencana;
6
UU NOMOR 24 TAHUN 2007
TENTANG
PENANGGULANGAN
BENCANA
Lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik secara tersendiri
maupun secara bersama dengan pihak lain (Pasal 28)
7
BUDAYA Manajemen Risiko
K3 dan
Tanggap Darurat
- TM 3 -
8
APA ITU BUDAYA K3 ??
9
10
STATISTIK
-
KECELAKAAN
11
STATISTIK KECELAKAAN
Memprihatinkan?? tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu
bagi dunia usaha dan kita semua untuk bersama-sama mencegah
dan mengendalikannya.
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja (K3).
12
MEMBANGUN BUDAYA
K3
• Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap
pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
13
TAHAPAN MEMBANGUN BUDAYA K3
14
APA YANG AKAN KITA LAKUKAN
15
OPTIMALISASI BUDAYA K3 BAGI
MASYARAKAT INDUSTRI
17
ASPEK SIKAP MENTAL / PERILAKU (SAFETY
BEHAVIOUR)
19
PENGARUH GLOBALISASI
Saat memasuki era globalisasi dunia usaha, industri &
perdagangan, ekspor/impor yang semula dihambat dengan bea
masuk/pajak, secara bertahap mulai dihilangkan dan menuju
pasar bebas.
Globalisasi memerlukan beberapa prasyarat pada perdagangan
lintas negara, yaitu pemenuhan kepuasan pelanggan dengan
menerapkan Sistem Manajeman Mutu - ISO 9001 series, Sistem
Manajemen Lingkungan dengan - ISO 14000 series, dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) - OHSAS
18001/18002 : 2008.
20
TANTANGAN / PELUANG DALAM ERA
GLOBALISASI
Untuk keberhasilan menghadapi tantangan/peluang dlm
perdagangan global, perlindungan tenaga kerja, konsumen dan
hak azasi manusia, dijadikan tolok ukur.
Pelaksanaan K3, sangat penting dalam mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja, termasuk peledakan, kebakaran dan
penyakit akibat kerja (PAK).
K3 merupakan aspek perlindungan ketenagakerjaan dan
merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja dan masyarakat
secara nasional.
K3 wajib dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan,
baik standard nasional maupun internasional.
21
UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN
1970
Sejak diberlakukan Undang-undang No 1 tahun 1970 ttg
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Menakertrans RI sebagai
pemegang policy nasional di bidang K3, telah dilaksanakan
berbagai upaya utk mendorong pelaksanaan K3 dalam bentuk:
• Kampanye, Seminar, Lokakarya, Konvensi,
• Pembinaan dan peningkatan kompetensi personil K3,
• Pembentukan dan pemberdayaan lembaga K3 trmsk P2K3
di tingkat nasional sampai ke tingkat perusahaan,
• Pemberian penghargaan K3,
• Perbaikan system K3 secara berkesinambungan.
22
K3 SEBAGAI BAGIAN BUDAYA KERJA DI SETIAP
KEGIATAN
25
Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan pra kegiatan dalam
rangka menindak lanjuti Keputusan Menakertrans RI Nomor:
Kep.372/ MEN/XI/2009, tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan
K3 Nasional Tahun 2010–2014 telah melakukan kegiatan sbb:
26
Bimtek penanggulangan kebakaran (2010)
27
Pemasangan spanduk pada semua unit kerja dan UPT di daerah
di jajaran Disnakertransduk Prov. Jatim.
Pada tanggal 12 Januari 2011 dilaksanakan upacara bendera yang
diikuti oleh seluruh pegawai di jajaran Disnakertransduk dan
diikuti banyak perusahaan di Jawa Timur
Pada bulan Maret 2011 oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur dan
bulan Mei 2011 oleh Menakertrans RI bagi perusahaan yang
memenuhi criteria sesuai pedoman pelaksanaan pemberian
penghargaan K3 mengacu pada Peraturan Menakertrans RI Nomor
: Per-01/MEN/I/2007, tanggal 11 Januari 2007.
28
TUJUAN K3
Penyebab
Penyebab Dasar Penyebab Kecelakaan
Tidak Kerugian
Langsung Kerja
Langsung
{
4.Gangguan/Terhentinya Produksi.
5.Biaya Administrasi.
Rp. 5 – 50 Juta 6.Pengeluaran Sarana dan Prasarana
Darurat.
(Biaya Kerusakan Aset
Yang Tidak Diasuransikan) 7. Waktu untuk Investigasi.
{
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
10. Biaya Lembur.
Rp. 5 – 3Juta 11. Biaya Ekstra Pengawas.
(Biaya Lain-lain 12. Waktu untuk Administrasi.
Yang Tidak Diasuransikan) 13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja
yang Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Teori Gunung Es Kecelakaan
Kerja
UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA
Identifikasi dan Pengendalian Bahaya
Di Tempat Kerja
1.Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2.Pemantauan Tindakan Tidak Aman.
Sistem Manajemen
1.Prosedur dan Aturan.
Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1.Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit Binatang).
akibat kerja (PAK). 2.Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3.Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
1.Manusia.
Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
2.Mesin.
Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
3.Material.
Listrik, Getaran, Radiasi).
4.Metode.
4.Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
5.Lingkungan.
Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
Jenis 5.Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan,
1.Tindakan. Pelecehan, Pengucilan, Lingkungan, Emosi
2.Kondisi. Negatif).
RESIKO K3
Pengertian
Potensi kerugian yang
bisa
diakibatkan apabila
terdapat kontak dengan
suatu bahaya (contoh :
luka bakar, patah tulang,
kram, asbetosis, dsb).
Penilaian dan Kategori
Perkalian antara nilai Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
frekuensi dengan nilai
Sedang Perlu Tindakan Langsung
keparahan suatu
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
resiko.
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas
PENGENDALIAN RESIKO K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
PERLINDUNGAN
Bahaya)
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman
Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.
Manfaat
1.Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih
efisien.
2.Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan luas.
3.Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang
bagus/baik.
4.Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.
KEWAJIBAN PENGUSAHA (PENGURUS)