Anda di halaman 1dari 28

SOSIOLOGI

AGAMA

Erica Novianti Putri (201463)


Miranti (201652)

DOPEM : YOZI RAHMADENI, M, SI


AGAMA DAN
SEKULARISASI
1.
AGAMA
Agama adalah tanggapan manusia terhadap titik kritis di mana dia
bersentuhan dengan kekuatan tertinggi dan sakral. Agama juga merupakan

“ rasa takut yang selalu ada dan kerendahan hati yang secara paradoks
berubah menjadi dasar bagi rasa aman, sebab bila rasa takut yang
dikhayalkan ada dalam hati seseorang dan kerendahan hati selamanya
tetap diakui, maka terjaminlah keunggulan-keunggulan kesadaran
manusia.

4
Agama, religi dan din pada umumnya merupakan suatu sistema credo ‘tata keimanan
atau ‘tata keyakinan’ atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia. Selain itu ia
juga merupakan suatu sistema ritus ‘tata peribadahan’ manusia kepada sesuatu yang
dianggap yang Mutlak, juga sebagai sistema norma ‘tata kaidah’ yang mengatur
hubungan antara manusia dan manusia serta antara manusia dan alam lainnya sesuai
dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadahan itu. Jadi, dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa sebuah agama atau aliran kepercayaan menjadi benar atau
dibenarkan keberaadaannya jika memiliki 3 unsur tersebut yaitu

5
A. CREDO

suatu agama pastilah memiliki sistem kepercayaan yang percaya akan


adanya Tuhan. Dalam konteks ini, sebuah agama tentu tidak akan
dinamakan agama jika tidak memiliki Tuhan. Ini sesuai dengan
pengertian agama dalam pembahasan di awal tentang agama yang
berarti mengikat diri kembali kepada Tuhan

6
B. RITUS

Sebuah agama pasti memiliki suatu sistem ritual hubungan antara


pemeluk agama dengan Tuhan yang diyakini oleh masing-masing
pemeluk agama. Ritus ini pasti ada dan berbeda tiap-tiap agama.
Dalam agama islam ritual ini bisa berupa sholat 5 waktu, berpuasa di
bulan Ramadhan, naik haji bagi yang mampu serta ritual-ritual lainnya
yang begitu banyak.

7
C. NORMA

Sistem norma ini mengatur hubungan-hubungan sosial antara pemeluk


agama dengan pemeluk agama lain. Sistem norma inilah yang
menciptakan kerukunan antar umat beragama. Tidak ada satupun
agama di dunia ini yang mempunyai sistem norma yang mengajarkan
untuk bermusuhan dengan orang dari pemeluk agama lain. Sistem
norma ini selalu mengajarkan kebaikan kepada para pemeluk masing-
masing agama.

8
Ahmad Mukti Ali menyatakan agama adalah kepercayaan akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa dan hukum yang diwahyukan kepada utusan-
utusan untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, ciri-ciri agama adalah

 Mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa;

 Memiliki kitab suci dari Tuhan Yang Maha Esa;

 Memiliki Rasul ‘utusan ‘dari Tuhan Yang Maha Esa;

 Memiliki hukum sendiri bagi kehidupan para penganutnya berupa


perintah-perintah larangaan-larangan dan petunjuk-petunjuk

9
Secara umum ruang lingkup suatu agama meliputi unsur-unsurnya sebagai berikut:

a. Substansi yang disembah

Dalam setiap agama, esensi dari keagamaan adalah penyembahan pada


sesuatu yang dianggap berkuasa. Substansi yang disembah menjadi pembeda dalam
kategorisasi agamanya, ada yang memusyrikan Allah dan ada yang mentauhidkan
Allah.

b. Kitab Suci

Kitab suci merupakan salah satu ciri khas dari agama. Bila suatu agama tidak memiliki
kitab suci, maka sulit dikatakan sebagai suatu agama.

10
c. Pembawa Ajaran

Pembawa ajaran suatu Agama Samawi disebut Nabi (Rasul)


yang menerima wahyu dari Allah SWT. untuk disampaikan kepada masyarakat berdasarkan
wahyu yang diterimanya. Dalam Agama Tabi’i, proses kenabian kadang-kadang melalui proses
evaluasi yang dihasilkan berdasarkan sebuah julukan yang sengaja dikatakan untuk (sebagai)
penghormatan tanpa adanya pengakuan berdasarkan wahyu dari Allah SWT.

d. Pokok-pokok Ajaran

Setiap Agama baik Samawi maupun Tabi’i mempunyai pokok-pokok ajaran atau prinsip
ajaran yang wajib diyakini bagi pemeluknya. Pokok ajaran ini sering disebut dengan Dogma,
yaitu setiap ajaran baik percaya atau tidak, bagi pemeluknya wajib untuk mempercayainya.

11
e. Aliran-aliran

Setiap agama yang ada di dunia ini baik Samawi maupun Tabi’i memiliki
aliran-aliran yang berkembang pada agama masing-masing yang diakibatkan
karena adanya perbedaan pendapat/pandangan baik perorangan maupun
kelompok yang mengakibatkan timbulnya suatu aliran yang masing-masing
kelompok memperkuat paham kelompoknya. Dalam Islam perbedaan merupakan
rahmat, sedangkan dalam agama selain Islam dapat berubah pada masalah-
masalah pokok, seperti berubahnya paham ketuhanan dalam agama tauhid
menjadi agama musyrik ( syirik kepada Allah SWT).

12
2.
SEKULARISASI
Secara etimologi sekularisasi berasal dari kata
sekularitas atau secular mempunyai arti
keduniawian, sedangkan dalam bahasa arab disebut
sebagai almaniyah.

Kata “sekularisasi” berasal dari bahasa latin “saeculum”,


yang berarti “dunia”, yaitu dunia seperti apa adanya
beserta keseluruhan nilai-nilainya yang sering disebut
nilai duniawi. Dalam konteks pemikiran ini, dunia dan
nilai duniawi dipisahkan sama sekali dari agama, dan
demikian juga di nilai baik.

14
Secara terminologi sekularisasi adalah hal yang
menduniawi yang selama ini terikat oleh unsur-
unsur kerohanian. Dimana agama tidak punya
urusan dengannya.

15
A. LAHIRNYA SEKULARISASI

Sekularisme lahir sebagai reaksi atas berkuasanya kaum gereja terhadap Negara
Kristen yang merupakan risalah rohaniyah dan ritual illahiyah mempunyai prinsip
“berikan hak Kaisar, dan hak Allah kepada Allah”, akan tetapi suatu ketika dimasa
kegelapan Eropa, kaum gereja menguasai Negara meski tidak terlalu langsung.
Kemudian terjadi penyelewenganpenyelewengan yang berakibat pada kemunculan
revolusi yang menguburkan habis-habis fungsi agama dan mengembalikan Kristen
ke gereja.

16
B. CIRI-CIRI SEKULARISME

 Secara sadar mengonsentrasikan atau memusatkan perhatian semata-mata


kepada masalah duniawi.

 Dengan sadar pula mau mengasingkan dan menyisihkan peranan agama atau
wahyu dan Tuhan dari berbagai segi kehidupan.

17
Secara umum, sekularisasi dicirikan dengan:

Pemisahan pemerintah dari ideologi- Penilaian silang (transvaluation) atas kultur politik guna
ideologi keagamaan dan struktur-struktur menekankan tujuan-tujuan dan alasan-alasan keduniaan yang
eklesiastik tidak transenden, sarana-sarana yang pragmatis; itulah
nilainilai politik sekuler.
1 3

2 4

Ekspansi pemerintah untuk melaksanakan fungsi- Kekuasaan pemerintah terhadap kepercayaan dan praktek-praktek
fungsi pengaturan dalam bidang sosial ekonomi yang keagamaan, dan struktur eklesiastik. Hal ini mencakup ekspansi
semula ditangani struktur-struktur keagamaan. pemerintahan ke dalam apa yang diakui sebagai ruang lingkup yang murni
keagamaan untuk menghancurkan atau secara radikal merubah agama.
18
C. UNSUR-UNSUR SEKULARISME

Menurut Amien Rais, munculnya sekulerisme dan sekulerisasi adalah bahwa


mekarnya modernisasi dan perkembangan politik membuat agama kehilangan
daya tarik dan pengaruhnya atas manusia modern. Dalam perkembangannya,
sekulerisme memiliki dua varian:

19
Sekulerisme moderat; agama sebagai urusan-
urusan pribadi sehingga tidak dapat
mencampuri urusan publik (seperti politik)
dan dunia material

sekulerisme radikal, memusuhi agama yang dipandang sebagai perintang kemajuan,


seperti dalam komunis. Sekulerisasi dan sekulerisme memperoleh tempat yang subur di
kalangan ilmu-ilmu sosial barat. Akan tetapi, ketika dihadapkan pada negara-negara
dengan mayoritas penduduk Islam, dan bahkan di Amerika Latin yang beragama Katolik,
tesis sekulerisme ini runtuh dengan sendirinya. Menurut Amien Rais, sekulerisme, baik
yang modern apalagi yang radikal, tidak memperoleh tempat dalam agama Islam.

20
Jika dilihat dari uraian di atas secara historis proses sekularisasi terbentuk karena adanya beberapa
unsur, di antaranya:

A. Rasionalisasi
Merupakan yang di tunjukkan dalam bentuk penentangan terhadap kekuasaan gereja di Eropa pada abad
pertengahan. Seperti yang diketahui bahwa kelompok intelektual tersebut telah memunculkan era
kebangkitan kembali (renaissance) dan era pencerahan (auklarung) yang kemudian memunculkan aliran
rasionalisme yang sangat besar pengaruhnya terhadap sekularisasi.

B. Modernisasi
Merupakan pemodern (sikap, gaya hidup, cara pandang, dan sebagainya), Proses pergeseran sikap dan mentalitas
sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Modernisasi adalah Proses
pergeseran sikap dan mentalitas sebagai sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa
kini.

21
C. Westernisasi
Merupakan suatu proses peniruan oleh suatu masyarakat/negara tentang kebudayaan Negara-negara barat
yang dianggap lebih baikday daripada kebudayaan Negara sndiri. Munculnya westernisasi karena
perkembangan masyarakat modern itu terjadi di dalam kebudayaan barat.

D. Industrialisasi
Merupakan suatu proses semakin berkembangnya Industri yang semakin maju di berbagai penjuru dunia seiring
dengan prkembangan zaman.

E. Globalisasi
Merupakan suatu proses erubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
gengam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakan massa memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda

22
D. HUBUNGAN AGAMA DENGAN SEKULARISME

Agama menjadi atau penting sehubungan dengan unsur-unsur pengalaman manusia yang diperoleh dari
ketidakpastian, ketidakberdayaan dan kelangkaan yang memang merupakan karakteristik fundamental
kondisi manusia. Dalam hal ini fungsi agama ialah menyediakan dua hal. Pertama, suatu cakrawala
pandang tentang dunia luar yang tak terjangkau oleh manusia, dalam arti di mana deprivasi dan frustasi
dapat dialami sebagai sesuatu yang mempunyai makna. Kedua, adalah sarana ritual yang memungkinkan
hubungan manusia dengan hal di luar jangkauannya, yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi
manusia mempertahankan moralnya.

23
Singkatnya, bahwa tujuan yang hendak dicapai sekularisasi pada dasarnya adalah manusia
yang otonom (berdaulat). Sedangkan tujuan agama adalah sama seperti yang hendak dicapai
sekularisasi yaitu memanusiakan manusia sebagai pribadi yang berdaulat. Namun, berdasarkan
pengamatan dan pengalaman yang sudah umum, khususnya para peneliti dalam masalah ini,
harus dikatakan bahwa terdapat perbedaan dalam cara bekerja. Sekularisasi menggunakan
tenaga empiris semata-mata yang tersedia di dunia ini. Agama mendayagunakan kekuatan
supra-empiris yang datang dari dunia lain

Jika dilihat secara umum semua agama dengan berbagai macam dan bentuknya dewasa ini telah
mengalami perkembangan, atau lebih tepatnya perubahan radikal yang mengancam eksistensi dan jati
dirinya sendiri. Perkembangan ini mungkin yang bisa disebut ”sekularisasi internal” dan ”sekularisasi
eksternal”. Model keberagamaan seperti ini bersifat umum dan dominan di seluruh masyarakat
manusia dewasa ini, termasuk sayang sekali masyarakat Muslim.

24
E. ISLAM DAN SEKULARISME

Islam adalah agama dunia dan agama akhirat, yaitu agama yang membawa kebahagiaan dan kesejahteraan
manusia, material dan spiritual, di dunia dan akhirat. Setiap aktivitas muslim di segala bidang kehidupan,
baik material maupun spiritual, merupakan ibadah atau pengabdian kepada Allah Swt.. Oleh karena itu
setiap bidang kehidupan dan penghidupan manusia muslim merupakan arena ibadah atau pengabdian
kepada Allah., maka bagi setiap muslim tidak ada satu bidang pun yang lepas dari kegiatan beragama
(melaksanakan ajaran agama), dari wahyu, dan dari peranan pengawasan dan penguasaan Allah swt

25
Islam menolak sekularisasi sebab ajaran Islam mencakup seluruh bidang kehidupan manusia
termasuk dalam bidang kenegaran. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara urusan agama dan urusan
politik, pengertiannya , politik sebagai suatu kegiatan harus dilakukan dalam kerangka system nilai
islam. Namun demikian, Al qur’an dan Sunnah Rasulullah tidak membatasi pengaturan kenegaraan
tersebut secara kaku. Hal tersebut diserahkan kepada umatnya melalui ijtihad islam bukan ideologi
tetapi dapat menjadi ideologi. Akan tetapi, apabila yang terakhir ini terjadi, maka terjadi pula
“penyempitan” Islam. Karena sebagai nilai etik yang seharusnya mendasari semua bangunan
struktur,setelah menjadi ideologi berubah fungsi hanya sebagai alat legitimasi bagi kekuasaan. Islam
yang menjadi ideology akan mereduksi Islam sederajat dengan karya filsafat manusia

26
Di dunia Islam, sekulerisme merupakan masalah yang sangat peka (sensitive). Oleh
karena itu, dalam membicarakan masalah ini diperlukan penaganan yang ekstra hati-
hati agar tidak muncul sikap apriori di kalangan kaum muslim. Sekulerisme tidak
dapat diperbincangkan secara tepat, tanpa penguasaan memadai atas teori-teori tentang
keramat, spiritual dan transenden yang telah disalahtafsirkan oleh penguasa, serta
tanpa keberanian untuk mendobrak kesadaran yang salah, dogmatisme dan fanatisme
yang telah berkembang selama berabad-abad

27
THANKS!

28

Anda mungkin juga menyukai