Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN DESIMINASI

AKHIR
9-27 mey 2022
Di Ruang Rawat Inap
Cermai
Oleh: Kelompok 3
KELOMPOK III

1. Ni Luh Putu Rustiningsih C1118094


2. Ni Putu Anggie Juni Andari C1118096
3. I Made Riska Pradnyatana C1118100
4. I Ketut Krisna Pramana C1118101
5. I Made Abian Yogantara C1118103
6. Luh Ayu Yesika Darmayanti C1118104
7. Kadek Desi Fajar Yanti C1116146
8. Dety Tabuni C1117034
9. Yolanda Kudiai C1321035
Auren Sinta C1117006
A. RIMUSAN MASALAH DAN
PERENCANAAN
Sumber daya Rumusan Masalah
MI (Man) Ruang Cermai dari jumlah ketenagaan sudah mencukupi
M2 (Material) a.Peletakan alat belum rapi dan tidak pada tempatnya
b.Penataan dokumen keperawatan tidak tertata rapi

M3 (Method) a.Ruang Cermai sudah melaksanakan alur sesuai SPO


b.Penataan obat pada lemari obat dan cairan infus tidak sesuai dengan
tempat dan kebutuhan pasien.
c.Penempatan Obat dan cairan infus belum tertata rapi.

M4 (Money) -
M5 (Market) -
B.PRIORITAS MASLAH
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af nilai

1 Penataan obat pada lemari obat belum 5 5 5 3 5 1875


tertata rapi.
2 Ruang cermai belum pernah melakukan 4 4 4 3 4  
ronde keperawatan
3 Penataan dokumen keperawatan 4 4 3 5 3 900
sebagian belum tertata rapi
 
4 Peletakan alat belum rapi dan tidak pada 4 3 3 4 4 576
tempatnya
C.ANALISA PENYEBAB MASALAH
D.PENYELESAIAN MASAALAH
No PENYEBAB PENYELESAIAN
1 Man 1. Sosialisasi secara berkala dari Apoteker dalam
a. Kurang pemahaman dan motivasi dalam penataan obat.
penataan dan peletakan obat dan cairan 2. Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan
infus  
b. Kurangnya sosialisasi dari Apoteker dalam
penataan obat

2 Material 1. Menyusun obat dan cairan infus agar tertata rapi


a. Tidak tersedianya klip penanda masing- 2. Memasang klip untuk menandai obat dan cairan
masing pembagian obat dan cairan infus infus dengan nama-nama pasien
pasien
b. Peletakan alat belum tertata rapi dan
tidak pada tempatnya
LANJUT…

3 Lingkungan 1.Memodifikasi ruangan agar terlihat rapi dan


a. Kurangnya tempat penyimpanan dan ruangan luas serta menata obat dan cairan infus dengan
yang sempit terorganisir
 
 

4 Metode 1.Menempatkan klip nama pasien pada masing-


a. Pengelolaan obat dan cairan infus belum masing tempat obat dan cairan infus pasien
tertata rapi dan tidak sesuai kebutuhan pasien
 
E.PRIORITAS ALTERNATIF PENYELESAIAN
MASALAH
NO ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH C A R L NILAI
1 Menata obat dan cairan infus dengan 5 5 5 3 375
menandai nya menggunakan klip nama
pasien.
2 Sosialisasi dari Apoteker mengenai 4 5 5 3 300
masalah penataan dan peletakan obat
 
3 Melakukan koordinasi dengan tim 4 3 3 3 135
kesehatan lain (Apoteker)

Jadi prioritas alternatif penyelesaian masalah adalah:


1. Menata obat dan cairan infus dengan menandai nya menggunakan klip nama
pasien.
2. Sosialisasi dari Apoteker mengenai masalah penataan dan peletakan obat
3. Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan.
F.PLAN OF ACTION (POA)
no Rincian kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Penanggung Tempat Keterangan
jawab
Tanggal

1 Menata obat dan cairan - Untuk mengurangi Seluruh Tim keperawatan, konsultan Sentralisasi dalam pengelolaan 23 Mei 2022 Kepala ruangan Ruang cermai  
infus dengan menandai dampak dari salahnya keperawatan serta devisi lain dan peletakan obat serta cairan
 
nya menggunakan klip pemberian terapi. (Apoteker) infus dapat terlaksana secara
nama pasien. berkala
 

2 Sosialisasi dari Apoteker - Pemahaman perawat Seluruh tim Keperawatan, konsultan Semua perawat ruang cermai 24 Mei 2022 Kepala Ruangan Ruang cermai  
mengenai masalah terhadap pengelolaan keperawatan, Komite, serta devisi mendapat sosialisasi
   
penataan dan peletakan dan penataan obat lain (Apoteker)
  obat dengan benar dapat
  meningkat
 
 

3 Melakukan koordinasi - Pengelolaan dan Divisi kesehatan lain (Apoteker) Kepala Ruangan 25 Mei 2022 - Kepala Ruang Cermai  
dengan divisi kesehatan penataan obat selalu Ruangan
 
lain(Apoteker) tertata rapi dan sesuai - CI
kebutuhan pasien
 
G.KRITERIA EVALUASI
No Kegiatan Tujuan Kriteria Evaluasi

1 Menata obat dan cairan infus dengan - Untuk mengurangi dampak dari  
menandai nya menggunakan klip salahnya pemberian terapi.
nama pasien.
 

2 Sosialisasi dari Apoteker mengenai - Pemahaman perawat terhadap  


masalah penataan dan peletakan obat pengelolaan dan penataan obat
dengan benar dapat meningkat

3 Melakukan koordinasi dengan divisi - Pengelolaan dan penataan obat  


kesehatan lain (Apoteker) selalu tertata rapi dan sesuai
kebutuhan pasien
BAB V
PENGORGANISASIAN
A. PENGORGANISASIAN
Dalam hal ini, kelompok menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Ruang Cermai dengan menyusun pengorganisasian/tim kerja selama
praktik manajemen keperawatan, serta berfungsi dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal kelompok seputar teknik pelaksanaan kegiatan
manajemen. Adapun susunan organisasi kelompok yaitu:

Ketua : I Ketut Krisna Pramana


Wakil Ketua : I Made Abian Yogantara
Sekretaris : I Made Riska Pradnyatana
Ni Luh Putu Rustiningsih
Bendahara : Luh Ayu Yesika Darmayanti
Anggota : Ni Putu Anggie Juni Andari
Kadek Desi Fajar Yanti
Dety Tabuni
Yolanda Kudiai
Auren Sinta
LANJUT…

Selain itu, dalam pengelolaan Ruang Cermai dan pelaksanaan MPKP, kelompok menyusun

pengorganisasian dengan pembagian peran yaitu satu orang sebagai Kepala Ruangan, dua orang sebagai

Perawat Primer dan sisanya berperan sebagai Perawat Pelaksanaan, aplikasi peran diatur setiap hari.

Adapun Struktur Organisasi MPKP di Ruang Cermai yaitu:

Kepala Ruangan : I Made Riska Pradnyatana


Perawat Primer 1 : I Ketut Krisna Pramana
Perawat Primer 2 : Ni Luh Putu Rustiningsih
Perawat Associat : Ni Putu Anggie Juni Andari, I Made Abian Yogantara, Luh Ayu Yesika Darmayanti,
Kadek Desi Fajar Yanti, Dety Tabuni, Yolanda Kudiai, Auren Sinta
STRUKTUR ORGANISASI RUANG CERMAI
B. PELAKSANAAN MPKP

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)

yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat

menopang pemberian asuhan tersebut (Herlambang & Murwani, 2012). Pelaksanaan MPKP yang dilakukan yaitu

MPKP primer dengan bermain peran, yang pertama bertugas sebagai kepala ruangan, dalam bermain peran sebagai

kepala ruangan sudah melaksanakan peran kepala ruangan sesuai dengan tugas secara umum yaitu mengawasi dan

mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya,

melaksanakan fungsi penggerak dan pelaksanaan, melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian.
LANJUT…

. Selanjutnya peran perawat primer sudah dilaksanakan saat memainkan peran secara umum yaitu, membagi tugas /

pasien kepada PA sesuai kemampuan dan beban kerja, melakukan pengkajian, menetapkan masalah / diagnosa dan

perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam keperawatan,

memonitor dan membimbing tugas PA, membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien dan yang terakhir

bermain peran sebagai perawat associate dimana tugasnya secara umum yaitu melaksanakan asuhan keperawatan kepada

pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti direkam keperawatan, melaksanakan monitoring respon pasien dan

ada bukti direkam keperawatan, membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung

jawabnya dan ada bukti direkam keperawatan, menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk mengatasinya,

melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya sudah dilaksanakan dengan

baik. Dimana role play tersebut sudah dilakukan pada tanggal 17-22 Mei 2022.
1.TIMBANG TERIMA
Timbang terima merupakan cara menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbang terima yang baik bila semua perawat mengikuti perkembangan pasien secara berkelanjutan dan dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, serta kerjasama yang bertanggung jawab antar perawat. Ketentuan dalam
timbang terima adalah sebagai berikut: dilaksanakan pada setiap pergantian shift, informasi yang disampaikan harus akurat,
singkat, sistematis menggambarkan keadaan pasien saat ini dan tetap menjaga kerahasian pasien serta harus berorientasi
pada permasalahan keperawatan, rencana, tindakan, dan perkembangan kesehatan pasien.

Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan tanggal 17 – 23 Mei 2022, dimana pelaksanannya sudah sesuai SPO. Kepala
ruangan memeriksa persiapan timbang terima tiap perawat primer, kepala ruangan membuka acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa bersama. Kemudian tugas perawat primer seperti melakukan timbang terima kepada PA shift
selanjutnya (shift pagi ke siang) dengan menyampaikan kondisi pasien, terapi yang sudah dan belum diberikan,
pemeriksaan yang belum dan sudah dilakukan. Dan yang terakhir peran sebagai perawat associate yaitu melakukan validasi
data yang diterima dan melaksanakan asuhan keperawatan yang sudah dibuat oleh PP.
2.PENERIMA PASIEN BARU

Penerimaan pasien baru merupakan suatu tata cara atau pedoman dalam menerima pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan
suatu prosedur yang dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang ke sebuah ruangan rawat inap. Penerimaan pasien baru merupakan
suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Pada saat penerimaan pasien baru disampaikan hal mengenai orientasi
ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2015). Dalam role play dalam penerimaan pasien baru, peran Karu yaitu
memberitahu PP bahwa akan ada pasien baru, KARU menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk penerimaan pasien baru, KARU
dan PP menyambut pasien dan keluarga dengan memberi salam serta memperkenalkan diri dan PP pada klien/keluarga, KARU memeriksa
kelengkapan pengisian dokumentasi, KARU melakukan evaluasi tentang orientasi yang telah dilakukan. Kemudian peran perawat primer seperti
PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS, lembar serah terima pasien dari
ruangan lain, lembar pengkajian, lembar informed consent, dan lembar tata-tertib pasien, PP merencanakan intervensi Keperawatan, PP
menunjukkan pada pasien tempat tidur yang akan ditempati, PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan
khusus kemudian mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari ruanagan lain, PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA,
Kemudian PP mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan mengenai beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru,
Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang belum dimengerti, PP, pasien dan keluarga menandatangani penerimaan
dan perseujuan persetujuan sentralisasi obat. Dan yang terakhir peran perawat associate yaitu membantu PP dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Kelompok mengikuti alur penerimaan pasien baru ruang Cermai, dimana pelaksanaanya yaitu dari tanggal 18 Mei 2022.
3.SUPERVISI
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan
oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Yanti & Warsito, 2013). Persiapan dalam melaksanakan supervise
keperawatan meliputi : adanya SPO supervisi keperawatan, adanya pembagian tugas dalam pelaksanaan supervisi
keperawatan, adanya jadwal kegiatan supervisi keperawatan, adanya buku laporan untuk mencatat hasil kegiatan
dalam melakukan supervisi keperawatan, serta adanya Ceklis/ SPO tindakan pemberian obat oral.

Role play Supervisi Keperawatan oleh kelompok 3 dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2022. Tindakan
dalam pelaksanaan supervisi keperawatan yang dilakukan oleh kelompok yaitu tindakan pemberian obat oral.
4.DISCHARGE PLANING

Discharge Planing
Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan proses mempersipakan pasien yang dirawat di Rumah Sakit agar mampu
mandiri merawat diri sendiri pasca perawatan. Dalam role play Discharge Planning dibagi menjadi karu, PP dan PA. Peran karu
sudah dilaksanakan dengan baik meliputi Kepala ruangan menanyakan tentang kebutuhan klien selama di rumah, Kepala ruangan
menutup acara dengan memberikan penegasan kembali kepada klien tentang penjelasan pulang penderita. Kemudian peran PP
sudah dilaksanakan dengan baik meliputi PP menanyakan kembali pada klien dan keluarga tentang materi yang disampaikan, PP
menyampaikan pendididkan kesehatan dibantu Perawat Associate (PA) menggunakan media yang telah dipersiapkan, PP memberi
kesempatan kepada klien/keluarga untuk bertanya, PP memberikan reinforcement dan mengucapkan terima kasih kepada klien dan
keluarga dan peran PA dalam membantu PP sudah dilaksanakan dengan baik.

Pelaksanaan Discharge Planning yang dilakukan oleh kelompok yaitu tanggal 21 Mei 2022, dilaksanakan pada pasien yang
rencana diperbolehkan untuk pulang.
5. RONDE KEPERAWATAN

Ronde keperawatan adalah suatu proses diskusi antara perawat dan tenaga medis lainnya yang bertujuan untuk membahas
masalah pasien lebih dalam dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat.

Dalam ronde keperawatan tugas karu meliputi membuka kegiatan ronde di Nurse Station, kepala ruangan memperkenalkan

tim ronde, kepala ruangan menjelaskan tujuan dilakukan kegiatan ronde dan sudah diperankan dengan baik, kemudian peran

perawat primer seperti PP menyampaikan identitas dan keadaan pasien, PP menyampaikan masalah pasien (berdasarkan prioritas),

PP menyampaikan intervensi yang telah dilakukan, yang belum, dan yang akan dilakukan, PP menentukan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilakukan pada masalah prioritas yang telah ditetapkam dan sudah dilaksanakan dengan baik. Tugas PA

dalam ronde keperawatan membantu PP dalam pelaksanaan ronde keperawatan sudah dijalankan dengan baik.

Pelaksanaan ronde keperawatan yang dilakukan oleh kelompok yaitu tanggal 20 Mei 2022, dilaksanakan pada pasien Tn. A
dengan diagnose medis Anemia Sedang + Selulitis, ACKD pre renal, baru renal sinistra + sepsis.
6.REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)

Refleksi Diskusi Kasus adalah pembelajaran yang merefleksikan pengalaman perawat yang aktual dan

menarik melalui suatu diskusi kelompok. Dalam role play dibagi menjadi fasilitator dan anggota refleksi

diskusi kasus sudah dibagi sesuai dengan tugas masing - masing. Pelaksanaannya meliputi fasilitator

memberikan kesempatan kepada presenter untuk menyajikan kasus/masalah selama 15-20 menit, Fasilitator

mempersilahkan peserta untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi selama 20- 30 menit, Masalah issue yang

muncul didiskusikan serta dicatat untuk menjadi pedoman dimasa yang akan datang, Fasilitator

menyimpulkan hasil diskusi, Fasilitator membuat laporan dalam format RDK dan menyepakati jadwal RDK

yang akan datang, Fasilitator menutup pertemuan dan mengucapkan Terimakasih.

Pelaksanaan Refleksi Diskusi Kasus yang dilakukan oleh kelompok yaitu tanggal 19 Mei 2022
C. Pelaksanaan Program Inovasi
Proses inovasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau organisasi, mulai dari sadar atau tahu adanya inovasi sampai
menerapkan (implementasi) inovasi. Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal
yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi (Anggraeny, 2013).

Proses inovasi adalah sebagai berikut : inisiasi yaitu kegiatan yang mencakup keputusan dalam organisasi untuk mengadopsi inovasi,
pengembangan yaitu kegiatan yang meliputi desain, pengembangan produk dan perencanaan proses inovasi dalam fase inovasi, jadi fase ini
meliputi mengeluarkan ide dan pemecahan masalah, implementasi yaitu kegiatan yang meliputi penerapan desain inovasi yang telah dibuat
sebelumnya dalam fase pengembangan.

1. Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat adalah Pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat(Yanti & Warsito, 2013).

Program inovasi yang telah dilakukan oleh kelompok 3 diruang Cermai yaitu :

a. Kelompok sudah mengusulkan pengelolaan obat dan terapi infus.

b. Kelompok mengarahkan dan melakukan penyusunan tempat obat dan infus.

c. Kelompok sudah mengusulkan pengadaan tempat identitas pada rak infus dan lemari obat pasien.

d. Kelompok sudah mengarahkan dan melakukan penempelan tempat identitas pada rak infus dan lemari obat pasien.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pelaksanaan MPKP

Pada bagian ini akan diuraikan tentang aplikasi penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional dan

pelaksanaan program inovasi dari kelompok yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di Ruang

Cermai mulai dari tanggal 17-22 Mei 2022. Pelaksanaan MPKP ditekankan pada beberapa komponen sesuai dengan

pengkajian awal yaitu: (1) timbang terima, (2) penerimaan pasien baru, (3) Discharge Planning, (4) Refleksi Diskusi

Kasus, (5) Ronde Keperawatan, dan (6) Supervisi Keperawatan.


1. Timbang Terima
a. Persiapan

Persiapan timbang terima mulai dari direncanakan pada hari terakhir minggu pertama. Persiapan yang
dilakukan antara lain:
1)Membentuk penanggung jawab dari pelaksanaan timbang terima

2)Menyiapkan format atau buku timbang terima

3)Menyiapkan roleplay pelaksanaan timbang terima

4)Menyiapkan pelaksanaan timbang terima


lanjut…
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan dan didokumentasikan dalam bentuk
catatan perkembangan. Timbang terima dilaksanakan pada minggu kedua dan
dilaksanakan setiap pergantian shift.
c. Hasil
Dilakukan pada pergantian shift malam ke pagi. Kepala ruangan selalu memimpin
pelaksanaan timbang terima antara shift malam ke pagi dan shift pagi ke sore untuk
mendapatkan persepsi yang sama dan peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap
mengenai pelaksanaan timbang terima yang benar.
d. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan timbang terima.

Gambar 6.1 Pelaksanaan Timbang Terima di Ruangan Pasien


2. Penerimaan Pasien Baru
a.Persiapan

1)Tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai


2)Fasilitas yang tersedia dalam kondisi baik

3)Kursi pasien dalam keadaan baik dan bersih

4)Berkas rekam medis

5)Peralatan untuk pemeriksaan pasien yang terdiri dari thermometer, stetoskop, tensimeter, dan Oxymeter

6)Format penerimaan pasien baru


b. Pelaksanaan

Penerimaan pasien baru dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022. Pada saat pasien datang perawat primer sudah menerima pasien
dengan cepat dan tanggap. Menanyakan keluhan pasien saat itu dan segera mengkonsulkan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Pada saat itu perawat primer yang ditemani oleh perawat associate memberikan informasi mengenai orientasi ruangan,
jadwal kunjungan dokter, tata tertib pengunjung, perawat memberikan pelayanan sampai pasien diperbolehkan untuk pulang.
c. Hasil

Keluarga pasien dan pasien mengerti terhadap penjelasan yang telah diberikan perawat.
d. Hambatan
Selama pelaksanaan tidak ada hambatan yang ditemui oleh kelompok. Kelompok menjalankan perannya dengan baik sehingga proses
penerimaan pasien baru berjalan dengan baik.

Gambar 6.2 Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru


•Supervisi
i.Persiapan
a.Karu mendiskusikan kegiatan supervisi kepada PP
b.PP mempersiapkan PA
c.Mempersiapkan SPO Tindakan yang akan dilakukan supervise

i.Pelaksanaan
Supervisi sudah dilakukan oleh kelompok pada tanggal 19 Mei 2022 tindakan keperawatan yang di supervisikan adalah pemberian obat oral
pada pasien
ii.Hasil
PA sudah mampu melakukan prosedur pemberian obat oral dengan baik. Namun masih terdapat kekurangan yaitu komunikasi yang kurang
dari PA.
iii.Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan role play supervisi keperawatan.

Gambar 6.3 Pelaksanaan Supervisi Pemberian Obat Oral

 
1. Discharge Planing
a. Persiapan

1)Terdapat penanggung jawab discharge planning

2)Penanggung jawab menyiapkan dan melengkapi format discharge planning

3)Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga.

b. Pelaksanaan

1)Pelaksanaan discharge planning dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2022

2)PP bersama PA memberikan edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga mengenai perawatan yang dapat dilakukan di rumah, obat-obatan yang
akan diminum, diet, istirahat dan aktivitas, waktu kontrol dan tempat kontrol.

3)Setelah pasien dan keluarga telah mendapatkan semua informasi yang diperlukan, maka pasien dan keluarga menandatangani format discharge
planning sebagai bukti telah mendapatkan discharge planning dari perawat.

c. Hasil

Pasien dan keluarga memahami apa yang sudah disampaikan oleh PP dan PA.

d. Hambatan

Selama melaksanakan discharge planning tidak ada hambatan dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Gambar 6.4 Pelaksanaan Discharge Planing


1. Ronde Keperawatan
a. Persiapan

Menyiapkan materi yang akan digunakan dalam pembuatan proposal ronde keperawatan dan menentukan tim serta mencari kasus yang akan dirondekan
b. Pelaksanaan

1)Kepala ruangan membuka kegiatan ronde di Nurse Station

2)Kepala ruangan memperkenal PP sebagai ketua tim ronde

3)Kepala ruangan menjelaskan tujuan dilakukan kegiatan ronde

4)PP menyampaikan identitas dan keadaan pasien

5)PP menyampaikan masalah pasien (berdasarkan prioritas)

6)PP menyampaikan intervensi yang telah dilakukan, yang belum, dan yang akan dilakukan

7)PP memberikan kesempatan kepada anggota tim ronde lainnya untuk bertanya

8)Anggota tim ronde melakukan validitas data yang telah disampaikan langsung ke pasien

9)Diskusi antar anggota tim, pasien atau keluarga tentang masalah keperawatan tersebut

10)Kepala ruangan Bersama dengan anggota tim ronde kembali ke


a.Hasil
Ronde Keperawatan dilakukan pada hari Jumat 20 Mei 2022 kami mengambil masalah ronde keperawatan pada
pasien Tn. A dengan diagnose medis Anemia Sedang + Selulitis, ACKD pre renal, baru renal sinistra + sepsis.
b.Hambatan
Hambatan yang dirasakan pada pelaksanaa ronde ini adalah yang sangat singkat sehimgga pelaksanaannya
kurang maksimal

Gambar 6.5 Pelaksanaan Ronde Keperawatan


1. Refleksi Diskusi Kasus (RDK)
a. Persiapan

1)Menentukan kasus yang akan didiskusikan

2)Mencari waktu untuk melakukan diskusi

3)Mempersiapkan materi yang akan didiskusikan

4)Menyiapkan fasilitator, penyaji, notulen, dan peserta

5)Menyiapkan peserta

b. Pelaksanaan

1) Fasilitator memberikan kesempatan kepada moderator untuk menyajikan kasus/masalah selama 15-20menit.
2) Fasilitator mempersilahkan presenter untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi selama 20-30 menit.
3) Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan/klarifikasi
4) Bila diskusi telah selesai, fasilitator bertanya kepada presenter apa yang dapat dipelajari dalam diskusi ini.
5) Masalah issue yang muncul didiskusikan serta dicatat untuk menjadi pedoman dimasa yang akan datang
6) Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi
7) Fasilitator membuat laporan dalam format RDK
8) Menyepakati jadwal RDK yang akan datang.
9) Fasilitator menutup pertemuan dan mengucapkan terima kasih
•Hasil
Refleksi Diskusi Kasus dilaksanakan pada hari senin 20 Mei 2022 dengan hasil kami menemukan
kasus CA Cervik St II A dan Rectal Bleding, pasien juga mengalami nyeri post operasi colostomy,
selain diberikan therapy Drip Morpin kami juga menyarankan pasien untuk melakukan terapi relaksasi
napas dalam, dan mengajarkan cara perawatan colostomy pada keluarga pasien.
•Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaa refleksi diskusi kasus

Gambar 6.6 Pelaksanaan RDK


A.Hasil Pelaksanaan Program Inovasi.
1.Inovasi Sentrasilasi Obat
a.Persiapan

Mendiskusikan usulan adanya pengelompokan obat pasien dengan menggunakan keranjang yang sudah berisi
kolom identitas serta nomor tempat tidur pasien.

b.Pelaksanaan
1)Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2022.
2)Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk menyediakan klip obat yang akan digunakan sebagai tempat
identitas pasien di rak infus.
3)Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk menata ulang tempat obat pasien dimana 1 pasien memiliki 2
tempat obat masing-masing untuk tempat obat oral dan obat injeksi
1.Hasil
Terlaksananya sentralisasi obat pasien dimana penempatan infus pasien sudah tertata rapi dan memiliki
penanda berupa nomor bed, nama, jenis cairan infus dan dosis tetesan yang seharusnya didapatkan.
2.Hambatan
3.Tidak ada hamabatan yang berarti selama sentralisasi obnat

Gambar 6.7 Penataan Obat dan Cairan Infus


1. Inovasi Tambahan Penataan Dokumen
a. Persiapan

Mendiskusikan usulan adanya rak khusus dengan kepala ruangan dan CI untuk meletakkan dokumen yang ada di
Nurse Station, sehingga memudahkan dalam proses pelaksanaan tugas.

b. Pelaksanaan
1)Pelaksanaan penataan dokumen dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022.
2)Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk menyediakan rak plastik 3 tingkat untuk meletakkan dokumen.
3)Menata dokumen yang ada di nurse station pada rak yang sudah disediakan oleh kepala ruangan dan CI
c. Hasil

Terlaksananya penataan dokumen di nurse station, dokumen diletakkan pada rak yang sudah disediakan dan diberikan
penanda nama dokumen sehingga memudahkan dalam mencari dokumen saat digunakan

d. Hambatan

Tidak ada hambatan dalam melaksanakan penataan dokumen.

Gambar 6.8 Penataan Dokumen


1. Inovasi Tambahan Penataan Ruang Perawatan (Merapikan Urine Bag Pasien)
a. Persiapan

Mendiskusikan usulan adanya gantungan khusus untuk menggantung urine bag pasien yang terpasang selang kateter kepada kepala ruangan
dan CI

b. Pelaksanaan
1)Pelaksanaan penataan ruang perawatan dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2022.
2)Mengusulkan kepada kepala ruangan untuk menyediakan gantungan khusus yang digunakan untuk menggantung urine bag pada pasien
yang terpasang selang kateter.
c. Hasil

Terlaksananya penataan ruang perawatan dimana urine bag pada pasien yang terpasang selang kateter digantungkan pada gantungan khusus
Kekuatan lem pada gantungan khusus sedikit lemah singga urine bag pasien yang penuh tidak bisa bertahan
pada gantungan, sehingga perlu diganti dengan double tape yang lebih kuat.
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dalam bentuk MPKP dan pengembangan manajemen keperawatan di Ruang Cermai dari 17-
22 Mei 2022 telah terlaksana dengan baik dengan rincian sebagai berikut:

1.Pelaksanaan discharge planning sudah dilaksanakan saat pasien dinyatakan boleh pulang dengan dilakukan edukasi perawatan dirumah,
konsumsi obat, kapan harus kontrol kembali.
2.Penerimaan pasien baru sudah dilaksanakan dengan baik dengan penggunaan form orientasi penerimaan pasien baru.
3.Timbang terima telah dilaksanakan dengan baik dengan hasil bahwa perawat mengetahui format SOAP yang digunakan dalam buku
timbang terima, penyerahantimbang terima jelas dan telah terdokumentasi dengan baik.
4.Refleksi diskusi kasus (RDK) sudah terlaksana dengan baik, dengan membahas kasus Diabetes mellitus.
5.Supervisi telah di laksanakan dengan baik, dengan mengangkat masalah pengukuran tanda tanda vital.
6.Ronde keperawatan sudah dilakukan dengan baik dengan membahas kasus Metabolic Encepalopati dd Ensepatitis & Pneumonia.
1. Plan of action sudah terlaksanakan dengan baik yang terdiri dari menyusun modul tentang supervisi keperawatan secara langsung, menyusun sebuah buku
laporan untuk mencatat hasil kegiatan dalam melakukan supervisi keperawatan, menyusun adanya jadwal tentatif untuk kegiatan supervisi keperawatan,
melaksanakan sosialisasi mengenai supervisi sesuai dengan modul, dan melaksanakan roleplay mengenai supervisi keperawatan.
2. Program inovasi sudah terlaksana dengan pengelompokkan obat pasien dengan menggunakan keranjang yang sudah berisi kolom identitas serta nomor
tempat tidur pasien sehingga ronde keperawatan dapat berjalan dengan optimal.
A.Saran

Adapun beberapa saran yang ingin kelompok sampaikan untuk dapat dipertimbangkan pelaksanaannya pendelegasian
wewenang adalah sebagai berikut:

1.Bagi RSUD Kabupaten Klungkung

Diharapkan manajemen RSUD Kabupaten Klungkung mampu mempertimbangkan usulan penggunaan modul supervisi
keperawatan, buku laporan kegiatan supervisi keperawatan, serta jadwal supervisi keperawatan dalam melakukan supervisi
keperawatan di RSUD Klungkung.

2.Bagi ruang rawat inap Ruang Cermai

Diharapkan ruang Cermai dapat melanjutkan kegiatan yang telah berjalan dengan baik untuk tetap mempertahankan mutu
pelayanan keperawatan, diharapkan kegiatan supervisi keperawatan bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.

3.Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan dalam melaksanakan praktek manajemen ini pada akhirnya pengalaman belajar ini bisa diterapkan secara
optimal dalam pekerjaan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Meirawaty, G., & Yudianto, K. (2019). Field Experience : Manajemen Strategis pada Proses Manajemen Keperawatan.
Media Karya Kesehatan, 2(2).

Mugianti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam praktek keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Pusdik SDM Kesehatan.

Pangemanan, W. R., Bidjuni, H., & Kallo, V. (2019). Gambaran Motivasi Perawat Dalam Melakukan Asuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit Bhayangkara Manado. Jurnal Keperawatan, 7(1), 7–9.

Satria Pratama, A., Lestari, A. A., Yudianto, K., Megawati, S. W., & Pragholapati, A. (2020). Supervisi Keperawatan Di
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan ’Aisyiyah, 7(1), 55–62.
Sekian dan terimakasi

Anda mungkin juga menyukai