Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama dan ujung tombak pembangunan
kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan di tingkat
kecamatanPagerwojo Oleh karena itu puskesmas harus menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang ditunjang oleh pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care) yang bermutu sesuai dengan UU No 36 tahun 2009 pasal 54 ayat 1 .
Menurut PP No 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 4, pelayanan kefarmasian adalah pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien, berkaitan dengan sediaan farmasi untuk
mencapai hasil yang pasti dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien. Oleh karena itu dalam
PP NO 51 tahun 2009 pasal 21 ayat 4 dan pasal 31 ayat 1, disebutkan bahwa tenaga kefarmasian
di setiap fasilitas kesehatan termasuk puskesmas harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian dalam menjalankan praktek kefarmasian untuk melakukan kendali mutu dan biaya.
Penerapan standar ini untuk melindungi pasien, menjaga mutu dan meningkatkan
kualitas pelayanan kefarmasiam. 2 Mutu pelayanan kefarmasian adalah pelayanan kefarmasian
yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata masyarakat . Pasien/masyarakat menilai pelayanan yang
bermutu sebagai layanan yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan yang dirasakannya. Mutu
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kepuasan pasien dapat mempengaruhi derajat
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, karena pasien yang merasa puas akan mematuhi
pengobatan dan mau datang berobat kembali .

B. TUJUAN PELAYANAN FARMASI

1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baikdalam keadaan biasa maupun


dalam keadaan gawat darurat.Sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.
2. 2.Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian
dan etika profesi.
3. Melaksanakan KIE ( komunikasi informasi dan edukasi ) mengenai obat.
4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
5. Melakukan dan member pelayanan bermutu melalui analisa,telaah dan evaluasi
pelayanan.
6. Mengawasi dan member pelayanan bermutu melalui analisa,telaah dan evaluasi
pelayanan.

C. SASARAN PEDOMAN

1
Sasaran pedoman pelayanan unit farmasi adalah petugas farmasi

D. RUANG LINGKUP
1. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan
kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan kesehatan. Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
2. Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, pengarsipan dalam rangka
penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah dimonitor dan
dievaluasi.
3. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang meliputi :
a. Perencanaan dan Permintaan Obat.
b. Penerimaan, Penyimpanan dan Distribusi Obat.
c. Pencatatan dan Pelaporan Obat.
d. Supervisi dan Evaluasi Pengelolaan Obat.
4. Pelayanan Kefarmasian yang meliputi :
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
b. Pelayanan Informasi Obat.

5. Penggunaan Obat Rasional yang meliputi :

a. Konsep Penggunaan Obat Rasional.


b. Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional

E.BATASAN OPERASIONAL

1. Pelayanan resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan
penyerahan obat kepada pasien.
2. Pelayanan informasi obat
Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang rasional oleh
pasien. Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia, Informasie Spesialite
Indonesia (ISO) ,informasi obat nasional indonesia (IONI), farmakologi dan therapi, serta
buku buku lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur
obat.

Petugas pengelola obat di upt puskesmas Sendang mampu melakukan antara lain :

2
a. Menyusun rencana kebutuhan obat secara efektif dan efisien.
b. Melaksanakan permintaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan.
c. Melaksanakan penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan dengan baik dan benar.
d. Melakukan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan dan jadwal
yang telah ditentukan.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara akurat
f. Melakukan pembinaan, supervisi dan evaluasi pengelolaan obat di Pustu dan Ponkesdes.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI SDM DI UNIT OBAT

N NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL KETERANGAN


O

1 Tenaga Teknis D3 Farmasi PNS


Kefarmasian

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
Yang bertugas berjumlah 2 orang, yaitu kepala ruang dan satu asisten pendamping
b. Untuk dinas sore dan malam
Mengikuti jadwal jaga IGD, dimana setiap sift yang berjumlah 3 orang, salah satu
ditunjuk sebagai penanggung jawab unit obat.

C. JADWAL KEGIATAN
Perencanaan Obat di Puskesmas
1. Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat danperbekalan kesehatan
untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalamrangka pemenuhan kebutuhan obat di
Puskesmas.
2. Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh
Pengelola Obat dan Perbekalan Kesehatan diPuskesmas.
3. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat per tahun, Puskesmas diminta menyediakan
data pemakaian obat dengan mengunakan LPLPO.
4. Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten yang akan melakukan kompilasi dan analisa
terhadap kebutuhan obat Puskesmas diwilayah kerjanya.
5. Ketepatan dan kebenaran data di Puskesmas akan berpengaruh terhadap ketersediaan obat
dan perbekalan kesehatan secara keseluruhan di Kabupaten
6. Permintaan rutin dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten
7. Permintaan Khusus Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
a. Kebutuhan meningkat
b. Menghindari kekosongan
c. Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB), Obat rusak/kadaluwarsa

4
8. Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (LPLPO)
9. Menentukan frekuensi distribusi
a. menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan
b. Melaksanakan penyerahan obat
c. Data pemakaian obat periode sebelumnya
d. Jumlah kunjungan resep
e. Sisa Stok.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

9
5 2 1

3
4
4 4
10 7
4

7
8
6 6

Keterangan
1. Meja Kerja 6. Lemari
2. Meja Komputer 7. Etalase
3. Meja Konseling 8. Rak kecil
4. Kursi 9. Pintu
5. Lemari Kecil 10. Tembok

B. FASILITAS YANG TERSEDIA

NO JENIS PERALATAN JUMLAH ALAT


1 PAPAN NAMA “ RUANG FARMASI” 1
2 MORTIR DAN STAMPER 3

6
3 RAK OBAT DI PENYIMPANAN OBAT 5
4 RAK OBAT/ETALASE DI RUANG PERACIKAN 2
5 TEMPAT DISPLAY INFORMASI OBAT 0
6 BUKU BUKU (FORMULARIUM ) 1
7 MEJA PERACIKAN 1
8 MEJA PENYERAHAN RESEP 1
9 KURSI TUNGGU PELANGGAN 10
10 KARTU STOK 150

7
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT


Perencanaan obat adalah kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan antara lain:
a. Mendapat perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
Dasar yang digunakan untuk merencanakan permintaan obat dan alat kesehatan di
Puskesmas Peterongan:
 Data pemakaian obat periode (bulan) sebelumnya
 Data kunjungan resep
 Data penyakit
Cara menghitung kebutuhan obat :jumlah untuk periode yang akan dating diperkirakan
sama dengan pemakaian pada periode sebelumnya yaitu dengan rumus

SO = SK + WK + WT + SP - SS

Keterangan : So = stok optimum


Sk = stokkerja
Wk = waktukekosonganobat
Wt = waktutunggu( lead time )
Sp = stokpenyangga
Ss = sisastok
Permintaan obat rutin dilakukan dengan menggunakan formulir laporan pemakaian
dan lemba rpermintaan obat (LPLPO) yang sudah diperiksa dan ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.
Permintaan obat rutin diajukan tiap 3 (tiga) bulan sekali sesuai dengan petunjuk dari
unit farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten.

B. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah
agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.

8
Di unit obat, syrup disimpan di rak obat. Obat-obatan narkotika dan psikotropika
disimpan di lemari yang terkunci. Obat yang disusun di dalam rak atau lemari dilakukan
dengan sistem FEFO (First Expired First Out), dimana obat yang lebih awal
kadaluwarsanya harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluwarsanya
kemudian. Untuk obat yang mempunyai batas kadaluwarsanya lebih dekat, diletakkan di
depan, sedangkan yang kadaluwarsanya masih jauh diletakkan di belakang,obat disusun
secara alfabetis dalam bentuk sediaan,pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first
expire first out) dan FIFO (first in first out).
Khusus untuk obat-obatan narkotika dan psikotropika disimpan di sebuah lemari
dengan 2 kunci , sedangkan obat lain yang perlu suhu dingin diletakkan dalam lemari
pendingin.
Persyaratan gudang
a. Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang disimpan.
b. Ruangan kering dan tidak lembab
c. Memiliki ventilasi yang cukup
d. Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk
menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis. Lantai dibuat dari
semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak memungkinkan bertumpuknya
debu dan kotoran lain
e. harus diberi alas papan (palet).
f. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah
g. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
h. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
i. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda, tersedia lemarii khusus untuk
narkotika dan psikotropika
j. yang selalu terkunci dan terjamin keamanannya
k. Harus ada pengukur suhu dan higrometer ruangan

Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi penyimpanan sebagai berikut :
a. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehinggamempercepat kerusakan.
Untuk menghindari udara lembabtersebut maka perlu dilakukan upaya-upaya berikut :
1) Ventilasi harus baik, jendela dibuka.
2) Simpan obat ditempat yang kering.
3) Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka.
4) Bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC. Karena
makin panas udara di dalam ruangan maka udara semakin
lembab.
5) Biarkan pengering (silica gel) tetap dalam wadah tablet dan kapsul.

9
6) Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki

Tata Cara Penyusunan Obat


a. Penerapan sistem FEFO dan FIFO
Penyusunan dilakukan dengan sistem First Expired FirstOut (FEFO) untuk
masing-masing obat, artinya obat yang lebihawal kadaluwarsa harus dikeluarkan lebih
dahulu dari obat yangkadaluwarsakemudian, dan First In First Out (FIFO) untukmasing-
masing obat, artinya obat yang datang pertama kaliharus dikeluarkan lebih dahulu dari
obat yang datang kemudian.Hal ini sangat penting karena obat yang sudah terlalu
lamabiasanya kekuatannya ataupotensinya berkurang. Beberapaobat seperti antibiotik
mempunyai batas waktu pemakaianartinya batas waktu dimana obat mulai berkurang
efektivitasnya.
b. Pemindahan harus hati-hati supaya obat tidak pecah/rusak.
c. Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutuprapat, terhindar dari cahaya
matahari, disimpan di tempat kering.
d. Vaksin dan serum harus dalam wadah yang tertutup rapat,terlindung dari cahaya dan
disimpan dalam lemari pendingin(suhu 4 – 8 oC). Kartu temperatur yang ada harus selalu
diisisetiap pagi dan sore.
e. Obat injeksi disimpan dalam tempat yang terhindar daricahaya matahari langsung.
f. Bentuk dragee (tablet salut) disimpan dalam wadah tertutuprapat dan pengambilannya
menggunakan sendok.
g. Untuk obat dengan waktu kadaluwarsa yang sudah dekatsupaya diberi tanda khusus,
misalnya dengan menuliskan waktukadaluarsa pada dus luar dengan mengunakan spidol.
h. Penyimpanan obat dengan kondisi khusus, seperti lemaritertutup rapat, lemari pendingin,
kotak kedap udara dan lainsebagainya.
i. Cairan diletakkan di rak bagian bawah.
j. Kondisi penyimpanan beberapa obat.

b. Pengamatan mutu
Setiap pengelola obat, perlu melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, setiap
bulan. Pengamatan mutu obat dilakukan secara visual dengan melihat tanda–tanda
sebagai berikut :

a) Tablet
• Terjadi perubahan warna, bau dan rasa, serta lembab.
Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis dan rapuh.
Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat.
Untuk tablet salut, disamping informasi di atas, juga basah dan lengket satu dengan lainnya.
Wadah yang rusak.

10
b) Kapsul
Cangkangnya terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lainnya.
Wadah rusak.
Terjadi perubahan warna baik cangkang ataupun lainnya.
c) Cairan
Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan.
Cairan suspensi tidak bisa dikocok.
Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali.
d) Salep
Konsistensi warna dan bau berubah (tengik).
Pot/tube rusak atau bocor.
e) Injeksi
Kebocoran
Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang seharusnya jernih sehingga keruh atau partikel asing
dalam serbuk untuk injeksi.
Wadah rusak atau terjadi perubahan warna.

Laporkan perubahan yang terjadi kepada Instalasi Farmasi Kabupaten untuk diteliti lebih
lanjut.
Jangan menggunakan obat yang sudah rusak atau kadaluwarsa.
Hal ini penting untuk diketahui terutama penggunaan
antibiotik yang sudah kadaluwarsa karena dapat menimbulkan
resistensi mikroba. Resistensi mikroba berdampak terhadap mahalnya biaya pengobatan.

C. PELAYANAN RESEP.

Pelayanan resep merupakan suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter kepada
tenaga kefarmasian untuk menyediakan dan menyerahkan obat yang diminta untuk pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Pelayanan resep meliputi skrining resep, penyiapan dan
penyerahan obat.
1. Skrining Resep
Setelah menerima resep, dilakukan skrining dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administrasi resep : nama dokter, tanggal penulisan
resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan obat, nama pasien, umur
pasien ,alamat pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilisasi,cara dan lama penggunaan obat
c. Pertimbangan klinik seperti alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian obat
d. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau obat nya
tidak tersedia
e. Peresepan obat narkotik/psikotropika hanya boleh ditulis oleh dokter
f. Penulis resep narkotika dan psikotropika mencantumkan tanda tangan penulis
resep.

11
g. Pelaksana farmasi memberikan penandaan khusus untuk resep
narkotika/psikotropika yang diberi garis berwarna merah.

2. Peracikan obat
Setelah menerima resep, dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat
b. Peracikan obat puyer
 Mengambil obat sesuai jumlah yang diminta.
 Meracik dan menggerus/memblender obat sesuai resep.
 Menyiapkan kertas sejumlah yang diminta.
 Membagi serbuk sejumlah yang diminta.
 Mengemas obat dan memasukkannya ke kantong plastik.
 Memberi etiket
c. Peracikan obat jadi/sirup
 Mengambil obat sesuai resep
 Menulis etiket
 Menempelkan etiket pada obat.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah
e. Memberikan etiket :

- Warna putih untuk obat dalam/oral.

- Warna biru untuk obat luar dan suntik, dan

- Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi

3. Penyerahan obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat
b. Memanggil nama pasien.
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan
sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat, mungkin emosinya kurang
stabil
f. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya

12
g. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal – hal lain yang terkait
dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll
h. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan yang memudahkan
untuk pelaporan.
4. Pencatatan dan pelaporan

Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas adalah
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat(LPLPO) dan kartu stok. LPLPO yang dibuat
oleh petugas Puskesmas harus tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan
diarsipkan dengan baik. LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan
kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan laporanpengelolaan obat.
Pelaksana Farmasi melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pelaksana farmasi melidi resep setiap hari dan memasukkan dibuku pertanggung
jawaban obat/bahan.
b. Pelaksana farmasi mencatat resep narkotika/psikotropika pada buku narkotika.
c. Pelaksan farmasi memisahkan resep narkotika/psikotropika dengan resep lainnya.
d. Pelaksana farmasi membuat pelaporan obat tiap bulan.

e.Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam Buku
penerimaan dan Kartu Stok.

f. Laporan pemakaian dan permintaan obat ke gudang obat dibuat berdasarkan catatan
pemakaian harian dan sisa stok.

g.Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat berdasarkan


Kartu Stok Obat dan catatan harian penggunaan obat.

h.LPLPO sudah harus diterima oleh Instalasi Farmasi Kabupaten paling lambat tanggal
10 setiap bulannya.

D. PELAYANAN INFORMASI OBAT


Informasi obat yang diperlukan pasien adalah:
a. Waktu penggunaan oabat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah
diwaktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum
sebelum atau sesudah makan
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan
meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskan untuk mencegah
timbulnya resistensi
c. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Oleh
karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep
mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan
krim/salep rektal dan tablet vagina.

13
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan misalnya
berkeringat, mengantuk, kurang waspada tinja berubah warna, air kencing berubah
warna dan sebagainya
e. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat, interaksi obat dengan
obat lain atau makanan tertentu dan kontra indikasi obat tertentu dengan diet rendah
kalori, kehamilan dan menyusui
f. Cara penyimpanan obat
Penyimpanan obat secara umum adalah:
- Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan
- Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat
- Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
- Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab
- Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku,
kecuali jika tertulis pada etiket obat
- Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa
- Jangan meninggalkan obat didalam mobil untuk jangka waktu lama
- Jauhkan obat dari jangkauan anak- anak

14
15
16
BAB V
LOGISTIK

FORMULARIUM OBAT UPTD PUSKESMAS PAGERWOJO

SUB KELAS TERAPI/NAMA


KELAS TERAPI GENERIK/SEDIAAN/KEKUATAN DAN RESTRIKSI
PANGGUNAAN
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID,
ANTIPIRAI    
1.1 ANALGESIK NARKOTIK    
  1 Kodein 10mg
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK    
1
  . Asam mefenamat 500mg
  2 Ibuprofen 200mg
    Ibuprofen sirup 100mg/5ml
  3 Ketoprofen sup 100mg
  4 Ketorolak injeksi 30mg/ ml
  5 Natrium Diklofenak 50mg
  6 Parasetamol 500mg
    Parasetamol sirup 120mg/5ml
    Parasetamol drop 60mg/ 0,6ml
1.3 ANTIPIRAI
  1 Allopurinol 100mg
2. ANASTETIK    
2.1 ANASTESI LOKAL    
  1 Etil klorida semprot 100ml
  2 Lidokain injeksi 2% + epineprin 2ml

18
2.2 ANASTETIK UMUM DAN OKSIGEN    
  1 Oksigen , ih, gas dalam tabung
2.3 OBAT UNTUK PROSEDUR PRE OPERATIF    
  1 Diazepam injeksi 5mg/ml
3. ANTI ALERGI DAN OBAT untuk ANAFILAKSIS    
  1 Dexamethason injeksi 5mg/ml
  2 Diphenhidramin injeksi 10mg/ml
  3 Epineprin (adrenalin) inj 0,1mg/vial
  4 klorpheniramin maleat 4mg
  5 cetirisine sirup
  6 loratadin 10mg
4. ANTI EPILEPSI - ANTI KONVULSI    
  1 diazepam inj 5mg/ml (iv)
  2 fenobarbital 30mg
5.ANTI INFEKSI    
5.1 ANTELMINTIK    
5.1.1 Antelmintik Intestinal    
  1 Albendasol 400mg
5.2 ANTI BAKTERI    
5.2.1 BETALAKTAM    
  1 Amoksillin 500mg
    Amoksillin sirup kering 125mg/ 5ml
    Amoksillin sirup kering 250mg/ 5ml
  2 Ampisillin injeksi 1000mg/ vial
  3 Sefadroksil 500mg
    sefadroksil sirup kering 125mg/ml
  4 Sefotaksim injeksi 1000mg/ vial
  5 Seftriakson injeksi 1000mg/ vial
5.2.2 Antibakteri lain    
5.2.2.2 Kloramphenikol    
  1 kloramphenicol 250mg

19
    Kloramphenicol susp 125mg/ 5ml
5.2.2.3 Sulfa-trimetoprim    
  1 Kotrimokzasol 480mg
  2 Kotrimokzasol susp 240mg
5.2.2.4 Makrolid    
  1 Eritromisin 500mg
    Eritromisin sirup 200mg/ 5ml
    Klindamisin 300mg
5.2.2.5 Aminoglikosida    
  1 Gentamisin inj 80mg/ml
5.2.2.6 Kuinolon    
  1 Siprofloksasin 500mg
5.2.2.7 Lain-lain    
  1 Metronidazol 500mg
5.4.1 Antifungi sistemik    
  2 Ketokonazol 200mg
  3 Nistatin tab 500.000UI
    Nistatin tab vag.100.000 IU
    Nistatin susp 100.000UI/ml
5.5 ANTI PROTOZOA    
5.5.1 Antiamuba dan antigardiasis    
  1 Metronidazol 500mg
5.5.2 Antimalaria    
5.5.2.1 Untuk pencegahan    
5.6 ANTIVIRUS    
5.6.1 Antiherpes    
  1 Asiklovir 400mg
6.ANTIMIGRAIN    
6.1 PROFILAKSIS    
6.2 SERANGAN AKUT    
  1 Ergotamin 1mg kombinasi kafein 50mg

20
7.ANTINEOPLASTIK. IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI
PALIATIF    
7.1 HORMON DAN ANTI HORMON    
  1 Dexamethason tab 0,5mg
    Dexamethason injeksi 5mg/ml
  2 Metilprednisolon 4mg
8.ANTIPARKINSON    
  1 Trihexiphenidil 2mg
9. OBAT yang MEMPENGARUHI DARAH    
9.1.ANTIANEMI    
  1 Asam Folat 400mcg
  2 Ferro sulfat 300mg
9.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI    
  1 Asam Tranexamat 500mg
    Asam Tranexamat injeksi
  2 Fitomenadion (vitamin K)10mg
    Fitomenadion (vitamin K) inj 2mg/ml (im)
10.PRODUK DARAH DAN PENGGANTI PLASMA    
10.1 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER    
  1 Natrium Klorida lar.infus
11.ANTISEPTIK dan DESINFEKTAN    
11.1 ANTISEPTIK    
  1 Hidrogen peroksida cairan 3%
  2 Povidon Iodida 300ml
11.2 DESINFEKTAN    
  1 Etanol 70%
12. OBAT dan BAHAN untuk GIGI    
12.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR
GIGI    
  1 Eugenol
  2 Formokresol

21
  3 Kalsium Hidroksida pasta
  4 Klorfenol Kamfer Mentol (CHKM)
  5 Pasta gigi pengisi saluran akar pasta
12.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL    
  1 Nistatin susp 100.000 IU/ml
12.3 OBAT untuk PENCEGAH KARIES    
12.4 BAHAN TUMPAT    
  1 Bahan Tumpatan sementara
Glass ionomer ART (Atraumatic Restorative
  2 Traetment)
12.5 PREPARAT LAINNYA    
  1 Lidokain injeksi 2% + epineprin 2ml
13. DIURETIK dan OBAT untuk HIPERTROFI PROSTAT    
13.1 DIURETIK    
  1 Furosemid 40mg
14. HORMON OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI    
14.1 ANTIDIABETES    
  1 Glibenklamid 5mg
  2 Metformin 500mg
14.2 KORTIKOSTEROID    
  1 Deksamethason 0,5mg
    Deksamethason inj 5mg/ml
  2 Metilprednisolon 4mg
  3 Prednison 5mg
15.OBAT KARDIOVASKULER    
15.1 ANTIANGINA    
  1 Isosorbid dinitrat 5mg
15.2 ANTIARITMIA    
  1 Digoksin 0,25mg
15.3 ANTIHIPERTENSI    
Catatan :  

22
Pemberian Obat antihipertensi harus didasarkan pada prinsip dosis titrasi, mulai dari dosis terkecil hingga tercapai dosis dengan Outcome
takanan darah terbaik.
  1 Amlodipin 5 mg
  2 Bisoprolol 5 mg
  3 Kaptopril 25mg
  4 Nifedipin 10 mg
15.4 OBAT untuk GAGAL JANTUNG    
  1 Bisoprolol 5 mg
  2 Digoksin 0,25mg
  3 Furosemid 40mg
  4 Isosorbid dinitrat 5mg
  5 Kaptopril 25mg
15.5 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS    
  1 Epineprin (adrenalin) inj 1mg/vial
15.6 ANTIHIPERLIPIDEMIA    
1   Simvastatin 10 mg
16. OBAT TOPIKAL untuk KULIT    
16.1 ANTIBAKTERI    
  1 Kloramphenicol salep kulit 2%
  2 Perak sulfadiazin krim 1% hanya untuk luka bakar
16.2 ANTIFUNGI    
  1 Mikonazol krim 2%
  2 nistatin vaginal 100.000 IU/ tab
16.3 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK    
  1 Betamethason krim 0,1%
  2 Hidrokortison krim 2,5%
16.4 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS    
  1 Permetrin krim 5%
salep 2-4 kombinasi as.salisilat 2%+ belerang endap
  2 4%
16.5 KAUSTIK    

23
  1 Polikresulen lar
16.6 LAIN-LAIN    
  1 Bedak Salicil 2%
17.LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI, dan LAIN-LAIN    
17.1 ORAL    
  1 Garam Oralit
  2 Zinc tablet
  3 Zinc sirup
17.2. ANASTETIK LOKAL    
  1 Tetrakain tetes mata 0,5 %
17.3 ANTIMIKROBA    
  1 Klorampenikol tetes mata
    klorampenikol salep mata
18.OKSITOSIK    
  1 Metilergometrin tab 0,125mg
    Metilergometrin injeksi 0,2 mg/ml
  2 Oksitosin injeksi 10UI /ml
19.PSIKOFARMAKA    
19.1 ANTIANSIETAS    
  1 Diazepam 2mg
    Diazepam 5 mg
    Diazepam injeksi 5mg/ml (iv)
20.ANTIDEPRESI dan ANTIMANIA    
  1 Amitriptilin 25mg
20.1 ANTIPSIKOSIS    
  1 Flufenazin injeksi 25mg/ml (im)
  2 Halloperidol 5mg
  3 Klorpromazin 100mg
  4 Trifluoperazin 5mg
21.OBAT untuk SALURAN CERNA    
21.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS    

24
  1 Antasida tab
    Antasida suspensi
  2 Omeprazol 20mg
  3 Ranitidin 150mg
    Ranitidin injeksi 25mg/ml
21.2 ANTIEMETIK    
  1 Deksamethason inj 5mg/ml
  2 Dimenhidrinat 50mg
  3 Domperidon 10mg
    Domperidon susp 5mg/5ml
  4 Klorpromazin 100mg
21.2 ANTIHEMOROID    
  1 Antihemoroid supp
21.3 OBAT UNTUK DIARE    
  1 Attapulgit
  2 Garam Oralit
  3 Zinc tablet
    Zinc sirup
  4 Loperamid 2mg
21.4 KATARTIK    
  1 Bisakodil supp 10mg
22. OBAT untuk SALURAN NAFAS    
22.1 ANTIASMA    
  1 Deksamethason 0,5mg
    Deksamethason injeksi 5mg/ml (iv)
  2 Epineprin (adrenalin) inj 1mg/vial
  3 Metilprednisolon 4mg
  4 Salbutamol 4mg
    Salbutamol nebulizer vial 2,5mg
22.2 ANTITUSIF    
  1 Kodein 10mg

25
23.OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEM IMUN    
23.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN    
  1 Serum anti bisa ular inj (im./iv)
  2 serum antitetanus (A.T.S ) injeksi 1500UI/vial (im/iv)
24. OBAT untuk TELING, HIDUNG dan TENGGOROKAN    
Hidrogen Peroksida 3% untuk diencerkan sampai
  1 3%
  2 Karbogliserin tetes telinga 10%
25. VITAMIN dan MINERAL    
  1 Asam Askorbat 50mg
  2 Ferro sulfat 300mg
  3 Kalsium laktat 500 mg
  4 Piridoksin 10 mg
  5 Retinol ( vitamin A ) kaps lunak 100.000UI
    Retinol ( vitamin A ) kaps lunak 200.000UI
  6 Sianokobalamin ( vitamin B12) 50mg
  7 Thiamin 50 mg
  8 Vitamin B komplek

26
27
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana PUSKESMAS membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi 5B1W :
- Benar obat
- Benar dosis
- Benar pasien
- Benar cara pemberian
- Benar waktu pemberian
- Waspada incomptabilitas obat
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pemberian obat

B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di PUSKESMAS
2. Meningkatnya akuntabilitas PUSKESMAS terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di PUSKESMAS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

28
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir

KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

29
C. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. melaporkan pada dokter jaga UGD
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”

30
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. TATA RUANG UNIT FARMASI


1. Seluruh ruangan dalam farmasi harus mudah dibersihkan
2. Penerangan dalam farmasi harus cukup
3. Tempat sampah selalu dilengkapi dengan kantong plastik
4. Tersedianya bak cuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta dilengkapi desinfektan
5. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus mudah dibersihkan

B. PENYIMPANAN BAHAN
Beberapa cairan mudah terbakar seperti alkohol disimpan dalam rak yang berventilasi baik
dan jauh dari bahan yang mudah terbakar
Mengabaikan sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan dapat menimbulkan:
1. Kebakaran
2. Ledakan
3. Keluarnya gas beracun, uap dan debu
4. Kombinasi dari hal di atas

31
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan farmasi dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indicator
sebagai berikut:
1. Penerima obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
2. Pemeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
3. Penyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan.
4. Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan.
5. Pengendalian penggunaan persediaan.

32
BAB IX
PENUTUP

Buku pedoman pengelolaan obat di puskesmas ini diharapkan dapat bermanfaat


dan membantu dalam pengelolaan obat di UPT Puskesmas Sendang yang meliputi aspek
permintaan,penerimaan,pendistribusian, penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
dalam pelayanaan kesehatan
Sehingga walaupun adanya keterbatasan tenaga,dana,sarana prasarana
pendukungnya bila pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan dilakukan dengan
baik diharapkan tujuan pembangunan di bidang kesehatan khususnya bidang obat dan
perbekalan kesehatan dapat tercapai meliputi terjaminnya obat dengan jenis dan jumlah
yang tepat sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin dan tersebar secara merata
berkesinambungan dan teratur sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang
tepat.

33
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 30, 2014, Standar Pelayanan
Kefarmasian dipuskesmas
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia, 2009, Undang Undang RI No 35 Tentang
Narkotika
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas
4. Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1997, Undang Undang Ri
No 5 Tentang Psikotropika
5.

34
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Kefarmasian UPTD
Puskesmas Pagerwojo dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman Pelayanan Kefarmasian
ini disusun agar dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan upaya Pelayanan
Kefarmasian di UPTD Puskesmas Pagerwojo sehingga tercapai hasil yang optimal dan
untuk peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian .

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam menyelesaikan pedoman Farmasi ini. Kami menyadari pedoman ini
masih belum sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan masukan untuk
penyempurnannya. Semoga pedoman ini membantu petugas Pelayanan Kefarmasian di
UPTD Puskesmas Pagerwojo dan dapat membantu dalam pelaksanaan pelayanan sebagai
bentuk pengabdian pada masyarakat. Semoga Tuhan YME memberikan perlindungan dan
kelancaran petugas dalam melaksanakan tugas pelayanan.

Tulungagung, Januari 2017

Kepala UPTD Puskesmas Pagerwojo

Luluk Tri Suharto, S.Sos


NIP. 19680130 198903 1 005

35
DAFTAR ISI
i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1

B. TUJUAN PEDOMAN..........................................................................................1

C. SASARAN PEDOMAN.......................................................................................2

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN........................................................................2

E. BATASAN OPERASIONAL..............................................................................2

BAB II STANDAR KETENAGAAN....................................................................................4

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA..................................................4

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN...........................................................................4

C. JADWAL KEGIATAN.......................................................................................4

BAB III STANDAR FASILITAS..........................................................................................6

A. DENAH RUANG................................................................................................6

B. STANDAR FASILITAS......................................................................................6

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.........................................................................7

A. PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT..............................................7

B. PENYIMPANAN OBAT.........................................................................7

C. PELAYANAN RESEP..........................................................................10

D. PELAYANAN INFORMASI OBAT......................................................11

BAB V LOGISTIK..............................................................................................................13

BAB VI KESELAMATAN PASIEN...................................................................................14

A. PENGERTIAN..................................................................................................14

B. TUJUAN............................................................................................................14

C. TATA LAKSANA............................................................................................16

36
BAB VII KESELAMATAN KERJA...................................................................................17
ii
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.................................................................................18

BAB IX PENUTUP..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

37
iii

PEDOMAN

PELAYANAN FARMASI

UPTD PUSKESMAS PAGERWOJO

TAHUN 2017

38

Anda mungkin juga menyukai