Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK HIDROCEFALUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK HIDROCEFALUS


Nama: Marta delva kusnadi
Pengertian
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan dan pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.
Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan
dan
danabsorbsi
pernah dengan cairan
tekananserebrospinal. Hidrosefalus
intrakranial yang meninggi, selalu
sehingga terdapat bersifat
pelebaran ventrikel. Pelebaran
ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu
sekunder, sebagai
bersifat sekunder, akibat
sebagai akibatpenyakit
penyakit atauatau kerusakan
kerusakan otak. Adanyaotak. Adanyatersebut
kelainan-kelainan
kelainan-kelainan
menyebabkan kepala tersebut menyebabkan
menjadi besar kepala
serta terjadi pelebaran menjadi
sutura-sutura dan besar
ubun-ubun serta
terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun
Penyebab hidrosefalus salah satunya adalah bakteri. Pada daerah
perkotaan yang padat penduduk, memungkinkan terjadi penyebaran
bakteri dengan cepat salah satunya bakteri yang menyebabkan
hidrosefalus. Selain itu, pada daerah perkotaan yang padat penduduk
masih banyak penduduk yang tingkat kesejahteraannya rendah.Tingkat
kesejahteraan yang rendah dapat mempengaruhi nutrisi pada ibu hamil.
Nutrisi pada ibu hamil juga mempengaruhi perkembangan janin. Pada
ibu dengan nutrisi yang kurang, maka perkembangan janin pun akan
terganggu sehingga dapat menimbulkan kelainan kongenital seperti
hidrosefalus. Kebanyakan kasus hidrosefalus dialami oleh neonatus.
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subarackhnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi
ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS yang sering terjadi pada
bayi dan anak disebabkan oleh :
1. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam
rahim,atau infeksi intrauterine meliputi :
a. Stenosis aquaductus sylvi
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Syndrom Dandy-Walker
d. Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
2. Dapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahan
a. Infeksi Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis
terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan
daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.
b. Neoplasma Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik dapat terjadi di setiap
tempat aliran CSS. Pada anak, penyeban terbanyak penyumbatan ventrikel IV /
akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari
cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan
kraniofaringioma.
c. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang
terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
Manifestasi Klinis Hidrosefalus
Manifestasi klinis Hidrosefalus dibagi menjadi 2 yaitu : anak dibawah usia 2 tahun, dan anak
diatas usia 2 tahun.
1. Hidrosefalus dibawah usia 2 tahun
a. Sebelum usia 2 tahun yang lebih menonjol adalah pembesaran kepala.
b. Ubun-ubun besar melebar, terba tegang/menonjol dan tidak berdenyut.
c. Dahi nampak melebar dan kulit kepala tipis, tegap mengkilap dengan pelebaran vena-vena
kulit kepala.
d. Tulang tengkorak tipis dengan sutura masih terbuka lebar cracked pot sign yakni bunyi
seperti pot kembang yang retak pada perkusi.
e. Perubahan pada mata. Bola mata berotasi kebawah oleh karena ada tekanan dan penipisan
tulang supra orbita. Sclera nampak diatas iris, sehingga iris seakan-akan seperti matahari yang
akan terbenam.
f. Strabismus divergens
g. Nystagmus
h. Refleks pupil lambat
i. Atropi N II oleh karena kompensi ventrikel pada chiasma optikum.
j. Papil edema jarang, mungkin oleh sutura yang masih terbuka.
Pemeriksaan Penunjang Hidrosefalus
1. Pemeriksaan fisik
Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk
melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal.
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis
untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi
sisa.
3. Pemeriksaan radiologi
a. X-ray kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar
b. USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
c. CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus.
Penatalaksanaan Medis Hidrosefalus
1. Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan
tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25 – 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut
dapat diberikan manitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun hasilnya kurang
memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan “pada
kasus didapat” dapat sembuh spontan ± 40 – 50 % kasus.
2. Pembedahan
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi. Misalnya
Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS
kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal
dari ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pintasan ventrikuloatrial atau
ventrikuloperitonial. Pintasan terbuat dari bahan bahan silikon khusus, yang tidak menimbulkan
raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam tubuh untuk selamanya. Penyulit
terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau dislokasi.
Komplikasi Hidrosefalus
1. Peningkatan tekanan intrakranial
2. Kerusakan otak
3. Infeksi : septikemia, endokarditis, infeksil uka, nefritis, meningitis,
ventrikulitis, abses otak.
4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
5. Hematoma subdural, peritonitis, abses abdomen, perporasi organ dalam
rongga abdomen, fistula, hernia, dan ileus.
6. Kematian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai