Anda di halaman 1dari 16

MASALAH-MASALAH

PENDIDIKAN

Dra. Ani Hendriani, M.Pd.


PENGANTAR

Laju pendidikan untuk mencapai tujuannya yang hakiki


tentunya tidak terlepas dari berbagai masalah. . Masalah dapat
diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan
dengan apa yang terjadi. Jika apa yang terjadi atau yang
tercapai dalam pendidikan tidak seperti yang diharapkan maka
masalah pendidikan telah terjadi. Banyak faktor yang
menyebabkan laju pendidikan tidak berjalan secara optimal.
Faktor tersebut bisa disebabkan dari berbagai komponen
sistem pendidikan. Pada bagian ini akan dibahas beragam jenis
masalah atau problematika pendidikan yang tentunya menjadi
penghambat tercapainya tujuan pendidikan untuk mengangkat
derajat kemuliaan manusia sebagai mahkluk yang paripurna
menjadi khalifah di muka bumi.
JENIS MASALAH PENDIDIKAN

Masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat


dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
 masalah pemerataan pendidikan,
 Masalah mutu dan kualitas pendidikan
 masalah efisiensi,
 masalah efektivitas, dan
 masalah relevansi pendidikan (Redja Mudyahardjo, 2001:
496)
MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN

Masalah pemerataan pendidikan adalah rasio atau


perbandingan antara masukan pendidikan ( raw input) atau
jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan
pendidikan. Keberadaan masalah ini dapat diketahui dari
individu-individu yang mestinya menjadi peserta didik pada
satuan pendidikan tertentu tetapi kenyataannya tidak
demikian. Misalnya saja di berbagai daerah masih banyak
anak-anak yang mestinya menjadi peserta didik pada satuan
pendidikan AUD tetapi belum menjadi bagian dari satuan
pendidikan tersebut. Hal demikian tentunya akan menimbulkan
masalah pada saat mereka masuk sekolah dasar. Demikian
juga banyaknya individu lulusan SMA yang tidak melanjutkan
pendidikannya pada perguruan tinggi. Untuk bekerja mereka
belum memiliki bekal yang mamadai.
FAKTOR PENYEBAB

 Faktor geografis Indonesia dengan persebaran pulau pulau


menjadi penghambat pemerataan pendidikan
 Faktor ledakan pertumbuhan penduduk
 Faktor sosial dan budaya, ada beberapa problematika sosial
yang menyebabkan pemerataan pendidikan kurang berjalan
optimal, misalnya kenakalan remaja yang menyebabkan
putus sekolah
 Faktor ekonomi, masih banyaknya eksploitasi anak oleh
orang tua sehingga menganggu hak anak untuk mendapatkan
pendidikan
 Faktor politik kebijakan, belum meratanya kualitas dan
kuantitas guru yang bekerja di pedalaman tanah air Indonesia
UPAYA PEMECAHAN MASALAH

B a n ya k m a c a m p e m e c a ha n ya n g t e l a h d a n s e d a n g d i l a k u k a n o l e h p e m e r i n t a h u nt u k
m e ni n g k a tk a n p e m e r at a a n p e n d i d i k a n d a l a m r a n g k a m e n c e r d a s k a n k e h i d u p a n
b a n g s a , l a n g k a h -l a n g k a h y an g d i t e m p u h m e l a l u i c a r a - ca r a k on ve ns i o na l d a n c a r a
i n ov a ti f .
C a r a k o nv e n s i on a l a nt a r a la i n :
 M e m b a n g u n g e d u n g s e k ol a h s e p e r t i S D I np r e s d a n a t a u r u a n g a n b e l a j a r.
 M e n g g u n ak a n g e d u n g s e k ol a h u nt u k d o u b l e s h i f t ( s i s t e m b e r g a nt i a n p a g i d a n s o r e )

C a r a in o va ti f an t a r a la i n :
 S is t e m P a m on g ( P e n d id i k a n O l e h Ma s y a r a k a t , O r a ng T u a d a n G u r u ) a t a u In p a c t
S is t e m ( In s tr u c t i on a l Ma n a g e m e nt b y P a r e n t , Co m m u n i t y a n d T e a c he r ) . Si s t e m i n i
d i r i n ti s d i S ol o d a n d i d i s e m i n a s i k a n k e b e b e r a p a p r ov i n s i )
 S D k e c i l p a d a d a e r a h te r p e n c i l
 S is t e m G u r u Ku n j u n g
 S MP T e rb u k a ( ISO S A – In Sc h o ol O u t off Sc ho ol A p p r oa c h )
Kejar paket A dan B
 B e l a j ar j a r a k j a u h , s e p e rt i U n i ve r s i t a s T e r b u k a
MASALAH PENGEMBANGAN MUTU DAN
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN
Masalah mutu dan efektivitas pendidikan adalah masalah yang
berkaitan dengan kualitas proses pendidikan yang kurang
optimal dalam menghasilkan output peserta didik yang
berkualitas dan berdaya saing. Maslaah ini juga berkenaan
dengan rasio antara tujuan pendidikan dengan dengan hasil
pendidikan (output), artinya sejauh mana tingkat kesesuaian
antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik
dalam hal kuantitas maupun kualitas. Pendidikan merupakan
proses yang bersifat teleologis, yaitu diarahkan pada tujuan
tertentu, yaitu berupa kualifikasi ideal. Jika peserta didik telah
menyelesaikan pendidikannya namun belum menunjukkan
kemampuan dan karakteristik sesuai dengan kualifiksi yang
diharapkan berarti adalah masalah efektivitas pendidikan.
FAKTOR PENYEBAB

Beberapa faktor yang menyebabkan adanya masalah


pengembangan mutu dan efektivitas pendidikan adalah :
1. Misorientasi tujuan pendidikan yang cenderung matrealisme
sehingga mempengaruhi proses pendidikan menjadi
mekanistik
2. Pengembangan pendidikan berbasis kepentingan politik
dalam rangka melanggengkan status quo
3. Kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik yang kurang
bisa mengikuti perkembangan IPTEK
4. Kualitas sarana dan prasarana pendidikan
5. Kurang berkembangnya riset mengenai proses pendidikan
yang bermutu
UPAYA PEMECAHAN MASALAH

Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut :

1. Menguatkan kembali filsafat pendidikan Indonesia dengan memperkuat


pemahaman tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Filsafat Pendidikan
Pancasila
2. Menyeleksi lebih rasional terhadap raw input untuk SLTA dan PT
3. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut seperti
program PPG, guru pembelajar, dan beasiswa kuliah
4. Penyempurnaan kurikulum dengan memperhatikan diferensiasi potensi peserta
didik
5. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk
belajar
6. Penyempurnaan sarana belajar
7. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
8. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
 Laporan-laporan penyelengaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan
 Supervisi dan monitoring pendidikan oleh pemilik dan pengawas
 Sistem pendidikan nasional atau negara seperti EBTANAS, Sipenmaru atau
UMPTN
 Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu
lembaga
MASALAH EFISIENSI PENDIDIKAN

 Masalah efisiensi pendidikan berkenaan dengan proses


pengubahan atau transformasi masukan produk (raw input)
menjadi produk (output). Salah satu cara menentukan mutu
transformasi pendidikan adalah mengitung besar kecilnya
penghamburan pendidikian (educational wastage), dalam arti
mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yang
putus sekolah, meng-ulang atau selesai tidak tepat waktu.
 Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana
suatu sistem pendidikan menggunakan sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya
hemat dan tepat sasaran dikatakan efisisennya tinggi. Jika
terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah.
FAKTOR PENYEBAB

Masalah ef isiensi pend idikan biasanya di sebabkan ol eh beberapa faktor yaitu :


1. kesenjangan ant ara stok t ena ga p endi dik yang tersedi a dengan j atah
pengangkat an PNS yang sangat terbat as, sehi ngga masih banyak tenaga
pendi dik honorer yang masih belum j el as masa depannya.
2. Ma sal ah penempat an st udi sering mengala mi kepincangan, ti dak
disesuai ka n dengan keb utuhan di lapangan
3. Penggunaan persarana dan sarana pend idikan yang t idak ef isiensien bi sa
terj adi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan
sering j uga ka rena perubahan kurikul um.
4. Perub aha n kurikul um sering menghabi skan dana yang cukup besar untuk
sosial isasi , pendampingan, pela ksanaan dan ev aluasi .
5. Ba nyak di stribusi sarana pemb el aj aran t anpa d ibarengi dengan
pembekal an kema mpuan sikap dan ketera mpi lan calon pemakai ataupu n
tanpa dil andasi ol eh konsep yang j elas.
6. Porsi d ana besar unt uk UN dan sertif ikasi tenaga pendidik masih bel um
berbanding lurus dengan kuali tas yang dihasi lkan
MASALAH RELEVANSI PENDIDIKAN

 Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang


dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan
pendidikan di atasnya atau institusi yang membutuhkan
tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif.
 Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan
pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan
kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan
pendidikan di atasnya. Masalah relevansi juga dapat
diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan
tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang
belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja
FAKTOR PENYEBAB

 Tolok ukur output pendidikan masih berkisar pada besar angka


ujian, IPK, rapor dsb. Kemampuan peserta didik masih dinilai
dari aspek kognitif akademik. Sehingga dari segi afektif dan
keterampilan sosial kurang kompeten, sulit bersaing adalah
keniscayaan.
 Adanya penyeragaman kemampuan melalui test
berstandarisasi menyebabkan peserta didik kesulitan
menemukan potensi diri, padahal potensi tersebut adalah
bekal berharga menghadapi kehidupan.
 Masih belum cukup lapangan kerja untuk beberapa lulusan
perguruan tinggi
 Cara berpikir mekanistik menyebabkan banyak lulusan mencari
jalan mudah untuk mencari materi. Misalnya menjadi driver
ojek online.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH

 Menyempurnakan kurikulum dengan memperhatikan


diferensiasi minat, potensi, dan bakat peserta didik
 Reduksi test terstandarisasi seperti ujian nasional. Buka
peluang peserta didik melakukan project penggalian potensi
sebagai syarat lulus
 Memperluas lapangan kerja berbasis potensi diri, bukan
buruh.
 Mengembangkan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
 Mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan berbasis
keagamaan dan spiritual
MASALAH AKTUAL PENDIDIKAN
INDONESIA DEWASA INI
Masih dalam tahap pengembangan studi literatur yang aktual
dan terpercaya.....
Haturnuhun ..

Anda mungkin juga menyukai