Anda di halaman 1dari 25

FAKTOR- FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI
PERSALINAN

NINA TRESNAYANTI, SSiT.,M.Kes


 Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan 6
faktor yaitu :
 PASSAGE= jalan lahir,
 POWER= kekuatan mendorong
 PASANGER= Janin yang didorong dalam satu mekanisme tertentu
dan terpadu.
 Psikologis
 Penolong
 Posisi persalinan
 Jalan lahir tulang sangat menentukan proses persalinan, apakan
dapat berlangsung melalui jalan lahir atau melalui section caesaria.
 Yang perlu diketahui penolong adalah kemungkinan
ketidakseimbangan jalan lahir dengan kepala janin, serta kondisi
psikologi ibu.
1. FAKTOR PASSAGE / JALAN LAHIR
 ANATOMI PANGGUL (PELVIC) 
 Panggul terdiri atas : panggul keras (tulang) dan
panggul lunak (Otot)
 PANGGUL KERAS
 Ciri - ciri panggul keras :
 Berbentuk corong
 Bagian atas yang besar (pelvic mayor)
mendukung isi perut
 Bagian bawah yang kecil (pelvic minor) menjadi
wadah alat kandungan dan menentukan bentuk
jalan lahir
 Panggul yang dimaksud dalam kebidanan adalah
panggul kecil (pelvic minor)
 Tulang panggul terdiri
atas :
 2 tulang pangkal paha
(os coxae)  tulang
usus (os illium), tulang
duduk (os ischium),
tulang kemaluan (os
pubis)
 1 tulang kelangkang
(os sakrum)
 1 tulang tungging (os
coccygis)
 Tulang USUS / Tulang Illium
 Merupakan tulang terbesar dari
panggul dan membentuk bagian atas
dan belakang dari panggul
 Terdapat batas antara panggul besar
& kecil yaitu linea terminalis/linea
innominata
 Batasnya :
 Crista iliaca (pinggir atas tulang yang
tebal)
 Spina iliaca anterior superior/ SIAS
& Spina iliaca posterior superior
(ujung depan maupun belakang dari
crista iliaca yang menonjol)
 Spina iliaca anterior interior &
spina iliaca interior posterior
(tonjolan dibawah SIAS&SIPS)
 Tulang DUDUK / Tuber ischiadikum
 Terdapat disebelah bawah dari tulang usus
 Pinggir belakang os ischium berbentuk duri disebut
spina ischiadica
 Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal dan
bagian inilah yang mendukung berat dan saat
duduk disebut tuber ischiadicum
 Tulang Kemaluan / simphisis
 Terdapat sebelah bawah dan depan dari os coxae.
 Os pubis & os ischium membatasi sebuah lubang
disebut foramen obturatorium
 Tangkai os pubis yang berhubungan os ilium
disebut ramus superior os pubis dan yang
berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus
inferior os pubis
 Ramus inferior kiri dan kanan membentuk arcus
pubis
Tulang Kelangkang / sacrum
• Os sacrum berbentuk segitiga yaitu
melebar di atas dan meruncing ke bawah
• Terletak disebelah belakang antara kedua
os coxae & terdiri dari lima ruas tulang
yang senyawa
• Permukaan depannya cekung, kiri dan
kanan dari garis tengah tampak lima
lubang yang dilalui saraf & pembuluh
darah disebut foramina sacralia anterior
• Di garis tengahnya terdapat deretan cuat-
cuat duri disebut crista sacralis
• Bagian atas sacrum yang mengadakan
perhubungan dengan tulang belakang dan
menonjol ke depan disebut promontorium
 
 Tulang Ekor / cocxigeus
 Berbentuk segitiga
 Terdiri atas 3-5 ruas tulang yang bersatu
 Saat proses persalinan ujung os coccyangis dapat
ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu
bawah panggul bertambah besar
  
 Persendian PanggulArtikulasio sacroiliaka,
menghubungkan os sacrum dg os ilium
 Simfisis Pubis, menghubungkan 2 os pubis
 Artikulasio sacrococcyangea, menghubungkan os
sacrum dengan os coccyangis
BIDANG PANGGUL
1. Bidang Pintu Atas Panggul (PAP)
 PAP adalah batas atas dari panggul
kecil dengan bentuk oval
 Batasnya adalah promontorium,
sayap sacrum, linea innominata,
ramus superior os pubis, dan
pinggir atas simpisis
 diameter anterior
posterior (dari
promontorium ke tengah
permukaan posterior
simpisis) 12,5 cm
 Diameter transversa (jarak
terjauh garis lintang PAP)
12,5 – 13 cm
 Diamter obligua (garis
persilangan antara CV & DT
ke artikulo sakroiliaka) 13
cm
 Conjugata diagonalis
(jarak bagian bawah
simpisis ke promontorium)
>12cm
 Conjugata vera (jarak
pinggir atas simpisis ke
promontorium), CD –
1,5cm = CV (11cm)
 Bidang Luas Panggul
 Adalah bidang dengan ukuran – ukuran
yang terbesar
 Terbentang antara pertengahan simpisis ,
pertengahan acetabulum dan pertemuan
antara ruas sacral II & III
 Ukuran muka belakang 12,75 cm dan
muka depan 12,5 cm
 Tidak menimbulkan kesulitan saat
persalinan
 Bidang Sempit Panggul
 Adalah bidang dengan ukuran – ukuran terkecil
 Setinggi pinggir bawah simpisis, kedua spina ischiadika dan memotong sakrum 1-2cm
diatas ujung sacrum
 Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm
 Sulit dilakukan pengukuran
  
 Pintu Bawah Panggul (PBP)
 Terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan kedua
tuber ischiadikum kiri dan kanan, puncaknya adalah ujung os sacrum, sisinya adalah
ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan
 Segi tiga depan dibatasi oleh arcus pubis
2. FAKTOR JANIN ( PASANGER )

 Pada kepala janin terdapat tulang tengkorak


(kranium)
 Kranial  2 os frontale, 2 os parietal, 1 os
oksipital
 Yang menghubungkan tulang satu dengan lainnya
disebut membrane
 Batas antara 2 tulang disebut sutura
 Sudut – sudut tulang terdapat ruang yang ditutup
oleh membran yang disebut fontanella (ubun –
ubun)
Sutura kepala janin :
• Sutura sagitalis posterior :
menghubungkan kedua os parietal
kiri-kanan
• Sutura koronaria :
menghubungkan os parietalis dengan
frontalis
• Sutura lamboidea :
menghubungkan os parietal dengan
os oksipital
• Sutura frontalis : menghubungkan
kedua os frontalis
• Akibat adanya hubungan tulang,
memungkinkan pinggir tulang
melakukan penyusupan (Moulage)
 Fontanela kepala janin :
 Fontanela minor (ubun – ubun kecil) : berbentuk segitiga, terdapat di sutura sagitalis
superior bersilang dengan sutura lamboidea
 Fontanella mayor (ubun - ubun besar) : berbentuk segiempat, terdapat di sutura sagitalis
superior dan sutura frontalis bersilang dengan sutura koronaria
 Ukuran - ukuran kepala janin :
 Diameter suboksipito-breghmatika : ± 9.5 cm
 Diameter oksipito-frontalis : ± 11.75 cm
 Diameter oksipito-mentalis : ± 13.5 cm
 Diameter submento-breghmatikus : ± 9.5 cm
 Diameter biparietal : ± 9.5 cm
 Diameter bitemporalis : ± 8 cm
 Sirkumferensial suboksipito - breghmatika : ± 32 cm
 Sirkumferensial submento - breghmatika : ± 32 cm
 Sirkumferensial oksipito - frontalis : ± 34 cm
 Sirkumferensial smento - oksipitalis : ± 35 cm
 Lebar bahu : jarak kedua akromion± 12 cm
 Lingkar bahu : ± 34 cm
 Lebar bokong : ± 12 cm
 Lingkar bokong : ± 27 cm
 Letak janin  begaimana sumbu janin berada pada sumbu ibu 
Memanjang, Melintang, letak Miring
 Sikap Badan janin menunjukan hubungan bagian janin terhadap
sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungnya.  Sikap badan,
kaki dan tangan janin fleksi
 Presentasi  menentukan bagian terendah janin  Presentasi kepala,
bokong, bahu, kaki, rangkap kepala-kepala, muka dsb
 Posisi untuk menetapkan bagian janin yang berada di bagian bawah
uterus sebelah kanan atau kiri, depan atau belakang terhadap sumbu
ibu.  UUK Kiri depan
3.POWER
 Otot uterus terdiri dari 3 lapis yang teranyam sempurna yaitu
 lapisan otot longatudinal bagian luar,
 lapisan otot sirkuler di bagian dalam
 lapisan otot menyilang diantara keduanya.
His merupakan bagian penting dalam Power ibu yang dapat mempengaruhi
proses pengeluaran janin.
  
 Ciri khas His antara lain :
 Saat hamil  perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron menimbulkan kontraksi
otot rahim dengan sifat : tidak menyeluruh, tidak nyeri dan berkekuatan 5 mmHg yang
disebut Braxon Hicks. Makin tua umur kehamilan maka kekuatan Braxton Hicks makin kuat
dan akan memicu His dalam persalinan
 Kekuatan His kala 1  sifat kontraksi : simetris, memiliki pace maker, fundus sebagai pusat
kontraksi, tidak bisa diukur oleh parturien, intervalnya makin lama makin pendek, kekuatan
makin besar dan pada kala 2 diikuti dengan reflek mengejan, diikuti oleh retraksi, kontraksi
menyebabkan rasa nyeri dipinggang, perut dan dapat menjalar ke paha
 Kekuatan His Kala 2  kekuatan his kala 2 memiliki amplitodo 60 mmHg, interval 3-4 kali
dalam 10 menit durasi 60-90 detik
 Kekuatan His Kala 3  setelah beristirahat 8-10 menit rahim berkontraksi kembali untuk
mengeluarkan plasenta. Pelepasan plasenta dapat dimulai dari pinggir atau sentral dan
terdorong ke bagian bawah
 Kekuatan His Kala 4  setelah plasenta lahir, kontraksi uterus tetap kuat dengan amplitudo
sekitar 60-80 mmHg, kekuatan ini diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan
terjadi kesempatan terbentuk trombus sehingga menghentikan perdarahan pascasalin
 HIS
 HIS (Kontraksi Uterus) memiliki sifat :
 Amplitudo  Kekuatan his diukur dengan mmHg, Cepat mencapai kekuatan dan
diikuti relaksasi. Setelah kontraksi otot rahim mengalami retraksi
 Frekuensi  Jumlah terjadinya HIS dalam 10 menit
 Durasi  Lamanya His dihitung sejak mulainya His sampai berakhirnya his. Diukur
dengan satuan detik
 Interval  Jarak waktu antara kedua His
 Kekuatan  Perkalian antara amplitudo dengan frekuensi yang ditetapkan. Satuan
montevidio
Kelainan His antara lain :

  Inersia uteri  his yang bersifat lemah, pendek dan jarang.


 Inersia uteri primer : bila sejak semula kekuatannya sudag lemah
 Inersia uteri skunder : bila his pernah cukup kuat tapi kemudian melemah, dapat
ditegakan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah
terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah
 Tetania uteri  his terlalu kuat dan sering. Dapat menyebabkan persalinan
presipitatus
 Inkoordinasi otot uterus  dapat menyebabkan sulitnya otot – otot uterus untuk
dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin. Penyebabnya karna
usia tua, pimpinan persalinan, induksi oksitosin dan rasa cemas
HIS PERSALINAN HIS PALSU
Rasa nyeri dengan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lainnya

Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi

Rasa nyeri dibagian belakang dan bagian depan Kebanyakan rasa nyeri pada abdomen bagian bawah

Berjalan akan menambah intensitas Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan

Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa Tidak ada hubungan antara tingkat dan kekuatan uterus dengan intensitas rasa
nyeri nyeri

Menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks Tidak ada perubahan pada serviks
KEKUATAN MENGEJAN

  Selain His, persalinan dapat dipengaruhi juga oleh kekuatan mengejan ibu.
 Setelah servik membuka lengkap, kekuatan yang penting untuk ekspulsi janin adalah yang
dihasilkan oleh kontraksi otot tekanan intra abdomen (mengejan).
 Sifat dan kekuatan mirip seperti yang terjadi pada saat buang air besar. Sebagian besar daya
dorong untuk melahirkan bayi dihasilkan dari kontraksi, meneran hanya menambah daya
kontraksi.
 Cara meneran efektif : mengikuti dorongan alamiah kontraksi, meneran tidak menahan nafas,
istirahat saat tidak kontraksi, posisi meneran dapat berbaring miring / setengah duduk, lutut
ditarik ke dada, dagu menempel idada, ibu tidak mengangkat bokong, tidak diperbolehkan
mendorong fundus.

Anda mungkin juga menyukai