Anda di halaman 1dari 28

EVIDENCE BASED PRACTICE

KELOMPOK 6

Disampaikan pada Pelatihan Persheptorsip


UMS 11-12 Juni 2022
Only about 15% of all contemporary Clinical
interventions are supported by objective
scientific evidence that they do more good
than harm.

White, 1994
KEPUTUSAN KLINIS
INTUISI

PENGALAMAN
KLINIS

EBP

PENGETAHUAN
EBP adalah metode pengambilan keputusan

Good clinical decision making + good health care system


= good clinical outcomes at reasonable cost (efficient)
DEFINITION
Evidence-based practice (EBP) is a framework
for clinical practice that integrates the best
available scientific evidence with the expertise
of the clinician and with patients’ preferences
and values to make decisions about health care
(Levin & Feldman, 2006; Sackett, Straus,
Richardson, Rosenberg, & Haynes, 2000).
“Kehati-hatian, ketelitian dan
keterbukaan menggunakan fakta yang
terbaik dan terbaru dalam membuat
keputusan klinis tentang perawataan
pasien atau individu”(Robin Bluhm)
EVIDENCE BASED PRACTICE

CLINICIAN
CLINICAL EXPERIENCE &
EVIDENCE EXPERTISE

EBP
PATIENT AND PARENT
VALUES &
PREFERENCES
EVIDENCE BASED VS RESEARCH BASED
• EVIDENCE BASED adalah Penerapan
hasil sinthesa dari beberapa riset
yang memenuhi kualitas
• RESEARCH BASED adalah Penerapan
hasil suatu riset yang ada atau yang
telah dilakukannya
Penelitian membuktikan terbanyak
perawat melakukan asuhan keperawatan
menggunakan dasar apa yang telah
dipelajarinya dari akademik dan jarang
menggunakan jurnal, artikel, laporan
penelitian dan perpustakaan RS sebagai
referensi (Pravikoff, Tanner, & Pierce,
2005).
MENGAPA EBP PENTING??
• EBP menempatkan hasil asuhan pasien menjadi lebih baik
• EBP berkontribusi terhadap pengembangan ilmu
keperawatan
• Mempertahankan praktik terkini dan relevan
• Meningkatkan kepercayaan diri dalam membuat keputusan
klinis
• Kebijakan dan prosedur yang digunakan perawat merupakan
yang terkini dan berdasarkan fakta terbaru
• Integrasi EBP dalam praktik keperawatan penting untuk
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
Kegagalan dalam penerapan hasil evidence
dalam asuhan keperawatan menimbulkan
rendahnya kualitas, kurangnya efektifitas dan
biaya perawatan yang lebih mahal (Berwick,
2003).
HAMBATAN EBP DALAM PRAKTIK
• Hambatan penghargaan untuk melakukan riset dalam
praktik klinik
• Kesulitan merubah praktik yang telah ada
• Hambatan dukungan administrative
• Hambatan mentor yang mempunyai pengetahuan EBP
• Waktu yang tidak cukup untuk melakukan riset
• Hambatan pendidikan tentang proses riset
• Hambatan kesadaran akan pentingnya penelitian dan EBP
• Laporan penelitian dan artikel sulit didapatkan
• Tidak ada waktu dalam tugas sehari-hari untuk membaca
riset.
• Kompleksitas laporan riset
• Hambatan pengetahuan tentang EBP dan kritik riset/artikel
• Perasaan akan pengendalian yang berlebihan dalam proses
EBP

(Clifford & Mur Wiese, & Tornquist, 1991; Newhouse, Dearholt,


Poe, Pugh, & White, 2005; Pravikoff, et al., 2005)
Hambatan tersebut dapat diatasi
dengan strategi seperti jurnal klub,
ronde keperawatan, review riset
yang telah ada
(Fink, Thompson, & Bonnes, 2005).

8/2/2010
METODE PENCARIAN EVIDENCE
MENGGUNAKAN “PICO”
• Format PICO memberi kemungkinan sangat
baik untuk mencari literature biomedik
untuk penelitian kuantitatif.
• PICO menempatkan pertanyaan dan
memecahnya menjadi subkomponen yang
dapat mengarahkan pada dasar pencarian
evidence.
• P = (Population/Patient)
• I = (Intervention/Indicator)
• C = (Comparison/Control)
• O = (Outcome measured).
• Pertanyaan klinis sering menggunakan kata
“best” atau “quickest”, atau “most
effectife”.
• Praktisi kesehatan menginginkan untuk
mengetahui treatment terbaik (“best”)
yang dapat bekerja dengan cepat
(“fastest”) dengan efek tambahan yang
paling sedikit.
Contoh, jika ingin mencari evidence “best
treatment for asthma”.

Pencarian untuk “asthma” dlam PubMed


ditemukan 85330 records (as @ January 2005)
Contoh
• (P) = In children with pain and fever
• (I) = how does paracetamol
• (C) = compared with ibuprofen
• (O) = effect levels of pain and fever
METODE UNTUK MENGANALISIS VALIDITAS &
RELIABILITAS EVIDENCE

• Metode sistematik yang dapat digunakan untuk melakukan


evaluasi protocol dan mengidentifikasi proses serta
meningkatkan validitas diantaranya menggunakan AGREE
appraisal process (AGREE Collaboration, 2001; Levin, in
press; Singleton & Levin, in press).
• AGREE instrument memiliki 6 domain; scope and purpose,
stakeholder involvement, rigor of development, clarity and
presentation, application, and editorial independence.
• Scope and purpose (items 1-3) is concerned with the overall aim of the
guideline, the specific clinica questions and the target patient
population.
• Stakeholder involvement (items 4-7) focuses on the extent to which the
guideline represents the views its intended users.
• Rigour of development (items 8-14) relates to the process used to gather
and synthesise the evidence, the methods to formulate the
recommendations and to update them.
• Clarity and presentation (items 15-18) deals with the language and
format of the guideline.
• Applicability (items 19-21) pertains to the likely organisational,
behavioural and cost implications applying the guideline.
• Editorial independence (items 22-23) is concerned with the
independence of the recommendations and acknowledgement of
possible conflict of interest from the guideline development group.
• Level evidence merupakan skema untuk memahami nilai
dari informasi yang disajikan untuk topic klinik atau review
pertanyaan.
• Beberapa skema yang telah ada biasanya disajikan dalam
struktur hirarki dan sering disajikan dalam piramida atau
“publishing wedge” (Haynes, 2005; McKibbon, Eady, &
Marks, 1999, p. 8).
• Level evidence tertinggi berada dipuncak pyramid dan
dikarakteristikan dengan peningkatan relefansi evidence
untuk seting situasi klinik (Duke University Medical Library,
2005).
KELEMAHAN EBP
• Fakta-fakta diasumsikan obyektif, dalam arti fakta tersebut
diinterpretasikan sama oleh orang yang berbeda
• Metodologi yang digunakan sama, non subyektif.
• Kedua hal diatas sulit untuk dipenuhi oleh EBP (tergantung
latar belakang, pengalaman dan pengetahuan penilai
• Bluhm (2007) RCT dan meta analisis didesain sedemikian
rupa (sama sebangun sesuai standar penelitian) bertujuan
untuk kepentingan peneliti, bukan kepentingan klinis
LAPORAN DAN PRESENTASI
• 1. Pendahuluan
– Konsep teori sesuai kasus
• 2. Kasus atau scenario klinis
– Data detail kasus sampai muncul masalah
• 3. Rumusan Masalah
– PICO, Pertanyaan, keyword
• 4. Metode/Strategi penelusuran bukti
– Mencari jurnal
• 5. Hasil penelusuran bukti/telaah jurnal
• 6. Diskusi
• 7. Kesimpulan
• 8. Daftar Pustaka
Disampaikan pada 1st Profession Expo PSIK 8/2/2010
FK UNDIP

Anda mungkin juga menyukai