Anda di halaman 1dari 52

Suratun

sur.rafii.0377@gmail.com
Contents
• Pendahuluan__beberapa fakta terkait Evidence-Based Practice
(EBP)
• Definisi EBP
• History EBP
• Benefits of EBP in Nursing
• Faktor yang menghambat adopsi riset ke dlm praktik
• Faktor yang mempermudah penggunaan riset ke dlm praktik
• Model Pembuatan Keputusan Klinik Berbasis Evidence
• Level/Hirarki EBP
• Langkah-langkah dalam EBP
• Cara mudah mencari evidence
• Kritik evidence
sus
Pendahuluan
Ka
Ns. A adalah seorang RN yang bertugas di UGD >5 th. Selama ini ia mengikuti
kebijakan pembatasan kunjungan keluarga ketika klien mengalami peristiwa kritis
yang membutuhkan resusitasi emergensi. Kebijakan tersebut memungkinkan ia
merawat klien dan memberikan tindakan penyelamatan jiwa (life-saving) tanpa
terganggu keluarga. Ia dan kolega lain berasumsi bahwa pengalaman menyaksikan
orang yang dicintai sedang dilakukan resusitasi adalah hal yang traumatic bagi
anggota keluarga, bahkan dapat menimbulkan stress bermakna dan tidak sanggup
untuk tetap berada disamping orang yang dicinatainya. Setelah selesai resusitasi
staf/tim kadang mendapatkan reaksi marah dari keluarga. Hal tersebut
mendorong Ns. A bertanya kepada sejawat RN lainnya di UGD,
“Apa manfaat kehadiran keluarga selama resusitasi?
Apakah memungkinkan kehadiran keluarga selama resusitasi?
Apakah kehadiran keluarga akan meningkatkan hasil yang baik bagi
klien/keluarga?”
Pendahuluan

• Kebanyakan perawat, mempraktikan keperawatan menurut


apa yang mereka pelajari di kelas, pengalaman mereka dalam
praktik, dan kebijakan serta berbagai prosedur di institusinya.

• Praktik keperawatan belum/tidak berbasis pada informasi


terkini (up-to-date) atau masih berbasia pada tradisi dan tidak
pada evidence terkini (Potter & Perry, 2009).
ka
s us Pendahuluan
t an
aju
L • JikaNs. A melakukan studi literatur untuk mencari artikel
ilmiah tentang kehadiran keluarga selama resusitasi, ia akan
menemukan bukti (evidence) yang menunjukan manfaat
kehadiran keluarga bagi pasien/keluarga itu sendiri (Meyer,
2000; Clark, 2005).

• Evidence dari hasil riset dan pendapat berbagai ahli


keperawatan kritis akan memberikan dasar bagi Ns. A dan
koleganya dalam membuat perubahan terkait
visitasi/kunjungan/kehadiran keluarga yang berbasis pada
evidence.
• Penggunaan evidence dalam praktik memungkinkan klinisi
memberikan asuhan yang berkualitas tinggi  
Pendahuluan
• Perawat professional selalu membutuhkan informasi
dan mengakses berbagai evidence terbaru.
• Sumber informasi:
• Textbook
• Textbook yg menyertakan evidence
• Artikel
• Jurnal
• Textbook, kelemahan: seringkali out of date dari masa
diterbitkan
• Artikel praktik keperawatan, kebanyakan belum
berbasis riset.
Pendahuluan
• Journal:
• Informasi terbaik tentang evidence yang didapat
dari hasil riset yang didesain dengan baik dan
sistematis
• Sayangnya, banyak evidence tidak diaplikasikan ke
dalam praktik klinik.
• Tidak semua mampu mengaksesnya.
Pendahuluan
• Perawat dalam seting praktik, tidak seperti dalam
seting pendidikan, dimana mereka seringkali tidak
dapat mengakses database dengan mudah untuk
mendapatkan literature ilmiah.
• Demikian juga kemampuan meneliti diantara
mereka yang perlu di tingkatkan.
• Akibatnya, asuhan yang dilakukan lebih berdasar
pada tradisi, kemudahan, atau standar institusi saja.
Definisi EBP
• Istilah EBP digunakan untuk mendeskripsikan
bahwa asuhan yang diberikan perawat telah
berbasis riset dan standar yang diidentifikasi
(Ignatavicius & Workman, 2006).

• EBP merupakan pendekatan sistematik dalam


pembuatan keputusan rasional untuk
memfasilitasi pencapaian praktik terbaik
(Newhouse, et al., 2005).
Definisi EBP
• EBP adalah panduann bagi perawat untuk
membuat keputusan klinik secara akurat,
sesuai dan, tepat waktu (Potter & Perry, 2009).

• EBP adalah pendekatan pemecahan masalah


(problem-solving approach) dalam praktik klinik
yang mengintegrasikan secara cermat
penggunaan evidence terbaik yang
dikombinasikan dengan klinisi ahli, nilai-nilai
dan penerimaan klien dalam membuat
keputusan tentang asuhan klien
Definisi EBP
• EBP adalah suatu proses penelaahan dan kritik riset ilmiah
dan penggunaan hasil temuan ke dalam panduan praktik
(Titler, Mentes, Rakel, Abbott, & Bumler, 1999 dalam Adam,S & McCarthy, A.N. [2005])

• DePalma (2000) mendefinisikan EBP secara lebih luas:


keseluruhan proses yang dimulai dengan mengetahui apa
pertanyaan klinis yang akan diajukan, bagaimana
menemukan praktik terbaik (best practice), dan
bagaimana menilai secara kritis bukti (evidence) untuk
mengetahui validitas dan aplikabilitas ke dalam situasi
perawatan khusus. Bukti terbaik (best evidence)
kemudian diaplikasikan oleh seorang klinisi ahli dengan
mempertimbangkan nilai-nilai unik pasien dan kebutuhan
pasien
Definisi EBP

Adam,S & McCarthy, A.N. (2005). Evidence-based practice and school nursing. The journal of school nursing. (21), 5, pp. 158-265)
What Is Best Evidence?
• Evidence berkaitan dg hasil riset.
• Namun, ketika riset terbatas, maka best
evidence dapat bersumber dari:
– Studi kasus
– Pendapat ahli
– Prinsip-prinsip ilmiah

Mulhall, 1998 dalam Adam,S & McCarthy, A.N. (2005)


Definisi EBP
EBP/EBNP (Evidence-Based Nursing
Practice: “the conscientious, explicit, and
judicious use of a theory-derived,
research-based information in making
decisions about care delivery to individuals
or group of patients and in consideration
of individual needs and preferences”
History of EBP
• EBP menjadi popular selama akhir 1970an.
• Namun, ide-ide dibalik praktik itu telah
diperkenalkan jauh sebelumnya oleh Florence
Nightingale.
• Menurut Cooper: "Nightingale assessed the
environment, collected data, identified
interventions and monitored patient
outcomes." Pendekatan ini cerminan praktik
berbasis bukti di zaman modern sekarang.
What Are The Benefits of EBP
in Nursing?
1. High-quality care.
2. Increases the efficiency of nurses.
3. Better patient outcome.
4. It keeps nursing practice current.
5. Increase the nurse confidence & assisst in
making decision.
6. Magnet status.
http://www.ehow.com
Barier to adopting research into
practice in health care setings
• Lack of access to research
• Poor understanding of the research process
• Inadequate skills in critiquing research
• Time limitation
• Little support in the organizational structure
to change practice

Adam,S & McCarthy, A.N. (2005)


Beyea & Slaterry, (2005)
Factors that facilitate the use of research
into clinical practice of nursing
• Positive attitude toward research
• Education level
• Autonomy of practice
• Conference attendance
• Cooperativeness and self-efficacy
• Job satisfaction
• Involvement in research activities
• Time spent reading professional journals

Estabrooks, 2003; Hutchinson, 2003


Level EBP
Tabel 1 Skala Peringkat Level of Evidence (LOE) dan Sumber Evidence

LOE Origin of Evidence


Highest
LOE-1 Meta-analysis dari beberapa percobaan yang dirancang dengan baik
secara acak terkontrol (randomized controlled trials [RCTs]) dengan
kualitas yang memadai.
LOE-2 Setidaknya satu yang dirancang dengan baik secara RCT dg ukuran yang
sesuai (lebih dari 100 subyek, dibeberapa tempat)
LOE-3 Dirancang dengan baik tanpa randomisasi (misalnya, pretest dan post-
test, cohort, time series, atau meta-analisis dari studi cohort)
Moderate
LOE-4 Tinjauan sistematis studi kualitatif yang dilakukan dengan baik (meninjau
secara integratif studi desain nonexperimental)
LOE-5 Studi kasus control yang dilakukan dengan baik
LOE-6 Kurang terkontrol (RCT dengan kelemahan)
Studi tidak terkontrol (misalnya, penelitian deskriptif korelasi, kasus seri)
Level EBP
Tabel 1 Skala Peringkat Level of Evidence (LOE) dan Sumber Evidence

LOE Origin of Evidence


Lowest
(weakest)
LOE-7 Evidence tidak mencapai signifikansi secara statistik
Laporan konsensus institusi kesehatan nasional
Pedoman praktek yang diterbitkan organisasi profesi, organisasi
kesehatan, atau lembaga terkait

LOE-8 Desain kualitatif dengan jumlah partisipan sedikit


Pendapat dari expert, agensi, atau komite.
Studi kasus
Level Of Evidence
Melnyk and Fineout-Overholt (2005) and Stetler, Morsi, Rucki et.al. (1998):

LOE Origin of Evidence


Level I Systematic Reviews (Integrative/Meta-
analyses/Clinical Practice Guidelines based on
systematic reviews)
Level II Single experimental study (RCTs)
Level III Quasi-experimental studies
Level IV Non-experimental studies
Level V Care report/program evaluation/narrative literature
reviews
Level VI Opinions of respected authorities/Consensus panels
Level Of Evidence
Level Of Evidence
Step in EBP
5 Langkah EBP
1.Mengajukan pertanyaan klinik
2.Mengumpulkan evidence yg paling relevan & terbaik
3.Menilai secara kritis evidence yang telah dikumpulkan
4.Mengintegrasikan semua evidence dengan kilnisi ahli
(expert), penerimaan dan nilai-nilai klien/keluarga dalam
membuat keputusan praktik atau merubahnya.
5.Mengevaluasi keputusan praktis atau melakukan
perubahan

(Melnyk & Fioncout-Overholt, 2005 dalam Potter & Perry, 2009)


Steps in EBP
1. Create the question
2. Gather research
3. Analyze the findings
4. Implement treatment
5. Re-examine the process

http://www.ehow.com
Mengajukan Pertanyaan Klinik

Beberapa Contoh:
• Saat anda merawat klien yang tidak sadar: “bagaimana solusi
terbaik yang digunakan saat memberi perawatan mulut
pada klien ini?”
• Contoh yang berfokus pada masalah: kecenderungan
meningkatnya angka insidensi kecelakaan terjatuh atau
insidensi UTI di unit/ruang rawat.
– “Bagaimana saya dapat mereduksi kecelakaan terjatuh di
unit/ruang rawat saya?”
– “Apa cara terbaik untuk mencegah UTI pada pasien post
operatif?”
Mengajukan Pertanyaan Klinik

• Contoh lain: “apa evidence terbaru untuk memperbaiki


manajemen nyeri pada klien dengan migraine?”
• Sumber informasi yang dapat diakses untuk mejawab
pertanyaan di atas:
– American Pain Society (APS)
– Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ)
– American Association of Critical Care Nurse (AACN)
– Sumber lain yang berfokus pengetahuan meliputi publikasi
riset terkini dan perawat ahli dalam organisasi yang
menangani hal terkait.
PICO question:
mempermudah mencari evidence
• P= populasi pasien yg menjadi perhatian.
Identifikasi pasien berdasarkan usia,
gender, etnis, dan penyakit/masalah
kesehatan
• I= intervensi yang menjadi perhatian. Apa
intervensi yang bermanfaat untuk
digunakan dalam praktik (misalnya, suatu
treatment, tes diagnostik, faktor
prognostik)
• C=perbandingan yang menjadi perhatian.
Apa standar asuhan yg biasanya atau
intervensi mutakhir yang dipakai sekarang
dalam praktik
• O= hasil. Apa hasil yang anda ingin capai
atau ingin diobservasi sebagai suatu akibat
dari intervensi (misalnya perubahan
perilaku klien, persepsi klien, temuan yang
bersifat fisik)
Contoh PICO question
• Apakah penggunaan terapi distraksi (I) dibandingkan
dengan reorientasi standar terhadap lingkungan (C)
mengurangi kejadian “ngabur” (O) pada klien dengan
demensia (P)?

• Apakah pasien (P) akan memperlihatkan tekanan


darah yang lebih akurat (O) ketika diukur dengan kaki
disilangkan (I) dibandingkan dengan kaki datar/lurus
di lantai (C)?
Contoh yang kurang tepat untuk
PICO question
• Apa cara terbaik untuk menurunkan
“ngabur”?
• Apa cara yang terbaik untuk mengukur
tekanan darah?
Pertanyaan tersebut, akan membawa anda
pada sumber informasi yang tidak relevan
dan mempersulit dalam menemukan
evidence terbaik
Menghimpun Evidence Terbaik
• Berbagai sumber dapat digunakan
• Manual/SOP institusi/agency
• Clinical practical guideline
• Computerized database
• Advance practice nurses
• Educators staff
• Risk manager
• Infection control nurses
Sum
b er da
n da
ta ba
se ilm
iah
Sum
be r dan
data
b ase i
lmia
h
Kritik Evidence
• Tahap yg sulit dalam proses EBP:
kritik/analisis EBP yang ada
• Ketika mendapatkan temuan riset,
penting untuk menilai kekuatan dan
konsistensi metodologi riset yang
digunakan dan data yang dihasilkan.
Kritik Evidence
• Elemen dalam artikel berbasis-evidence,
umumnya tdd:
– Abstrak
– Intoduksi
– Literatur review or background
– Manuscript narrative:
• Purpose statement
• Methods and design
– Results and conclusions
– Clinical implications
Pin Site Care
Larutan pembersih
mana yang efektif dalam
perawatan pin site pada
kasus ortopedik: hydrogen
peroxide, povidine-iodine
and chlorhexidine

?
Pin site
Pin Site Care
• Which cleaning solution?
It is common practice to clean wounds to remove debris that might provide a
focus for infecting micro-organisms. In the past hydrogen peroxide was a popular
cleaning agent in pin-site care. However, more recent studies into the effects of
hydrogen peroxide, povidine-iodine and chlorhexidine not only suggest that they
do not prevent pin site reactions but that they may be harmful (Collier, 1994;
Gilchrist, 1994; Sproles, 1985; Jones-Walton, 1988; Celeste et al 1984).
• An alternative cleaning agent is tap water, but research in support of its use in pin-
site care is limited. Animal studies which compared the use of tap water and saline
in open traumatic wounds showed a similar reduction in bacterial contamination
between the two (Moscati et al, 1998a; 1998b). Riyat and Quinton (1997) achieved
similar results when they examined the use of water in wound-cleansing in
humans. The results of these small studies cannot be generalised, but water has
been used to clean leg ulcers for a number of years (Gilchrist, 1994).
• Based on the available evidence it does seem possible that patients with an
external fixator can take a shower, particularly as the pressurised delivery of the
water may help to clean the wounds (Lawrence et al, 1994; Williams, 1996).
Holmes, Brown, & Pin Site Care Expert Panel (2005). Skeletal pin site care: NAON Guidelines for
Orthopaedic Nursing
Tugas
• Identifikasi berbagai
intervensi yang
secara rutin
dilakukan di
unit/ruangan masing-
masing !!

• Dari intervensi
tersebut cari
evidence-nya !!
Terimakasih

Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai