Anda di halaman 1dari 19

Askep Penatalaksanaan Pasien ARV dan Peran Perawat

dalam Meningkatan Adherence

Eka Yuliani,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Antiretroviral (ARV) bisa diberikan pada pasien
untuk menghentikan aktivitas virus,
memulihkan sitem imun dan mengurangi
terjadinya infeksi oportunistik, memperbaiki
kualitas hidup, dan menurunkan kecacatan.

ARV tidak menyembuhkan pasien HIV, namun


bisa memperbaiki kualitas hidup dan
memperpanjang usia harapan hidup penderita
HIV/AIDS.
TUJUAN Pemberian ARV
• ARV diberikan pada pasien HIV/AIDS dengan
tujuan untuk :
• Menghentikan replikasi HIV.
• Memulihkan sistem imun dan mengurangi
terjadi infeksi oportunistik.
• Memperbaiki kualitas hidup.
• Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena
infeksi HIV
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien
• Meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
alamat, no regestrasi dan diagnosa medis.
2. Status Kesehatan
• Alasan masuk RS
• Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan badan terasa lemas, sakit kepala, susah tidur,
diare dll.
• Riwayat Kesehatan Sekarang
• Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat Penyakit Keluarga
Asuhan Keperawatan
3. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Aukultasi

4. Aktivitas / istirahat
• Mengatakan susah tidur (pola tidur terganggu)
Asuhan Keperawatan
5. Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi
terhadap aktivitas biasanya, progresi
kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur

6. Psikososial
• Takut menghadapi kematian karena
penyakitnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare)

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Kekurangan volume cairan  Keseimbangan elektrolit dan asam basa;  Pantau warna, jumlah dan frekuensi
keseimbangan elektrolit dan non elektrolit kehilangan cairan
Definisi : Kekurangan jumlah cairan yang ada
dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel  Observasi khususnya terhadap kehilangan
di dalam tubuh tubuh cairan yang tinggi elektrolit
Batasan Karakteristik :  Hidrasi; keadekuatan cairan yang adekuat  Pantau perdarahan
dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel  Identifikasi factor pengaruh terhadap
Subjektif: Haus
tubuh bertambah buruknya dehidrasi
Objektif
 Status nutrisi: asupan makanan dan cairan;  Kaji adanya vertigo atau hipotensi postural
Perubahan status mental jumlah makanan dan cairan yang masuk  Kaji orientasi terhadap orang, tempat dan
Penurunan turgor kulit dan lidah kedalam tubuh selama periode 24 jam  waktu
Penurunan haluaran urin
 Pantau status hidrasi
Penurunan pengisian vena
 Timbang berat badan setiap hari dan pantau
Kulit dan membrane mukosa kering kecenderungannya
Kematokrit meningkat
 Pertaruhkan keakuratan catatan asupan dan
Suhu tubuh meningkat haluaran
Peningkatan frekuensi nadi, penurunan TD,
penurunan volume dan tekanan nadi
Konsentrasi urin meningkat
Penurunan berat badan yang tiba-tiba
Kelemahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual muntah
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari  Selera makan; keinginan untuk  Tentukan motivasi pasien untuk
kebutuhan tubuh makan ketika dalam keadaan sakit mengubah kebiasaan makan
Batasan karakteristik : atau sedang menjalani pengubatan  Pantau nilai laboratotium, khususnya
 Berat badan kurang dari 20% atau  Perawatan diri: makan; kemampuan transferin, albumin, dan elektrolit
lebih dibawah berat badan ideal untuk mempersiapkan dan  Manajemen nutrisi:
untuk tinggi badan dan rangka tubuh mengingesti makanan dan cairan  Ketahui makanan kesukaan pasien
 Kehilangan berat baan dengan asupan secara mandiri dengan atau tanpa alat  Tentukan kemampuan pasien untuk
makanan yang adekuat bantu memenuhi kebutuhan nutrisi
 Melaporkan kurangnya makanan  Berat badan: masa tubuh; tingkat  Pantau kandungan nutrisi dan kalori
 Diare atau steatore kesesuaian berat badan, otot, dan pada catatan asupan
lemak dengan tinggi badan, rangka  Timbang pasien pada interval yang
tubuh, jenis kelamin dan usia. tepat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan efek samping obat

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan pola tidur NOC NIC
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas  Anxiety reduction Sleep Enhancement
waktu tidur akibat faktor eksternal  Comfort level  Determinasi efek-efek medikasi terhadap
Batasan Karakteristik :  Pain level pola tidur
 Perubahan pola tidur normal  Rest : Extent and Pattern  Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
 Penurunan kemampuan berfungsi  Sleep : Extent an Pattern  Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas
 Ketidakpuasan tidur Kriteria Hasil : sebelum tidur (membaca)
 Menyatakan sering terjaga  Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8  Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Meyatakan tidak mengalami kesulitan jam/hari  Kolaborasikan pemberian obat tidur
tidur  Pola tidur, kualitas dalam batas normal  Diskusikan dengan pasien dan keluarga
 Menyatakan tidak merasa cukup istirahat  Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat tentang teknik tidur pasien
Faktor Yang Berhubungan :  Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang  Instruksikan untuk memonitor tidur
 Kelembaban lingkungan sekitar meningkatkan tidur pasien
 Suhu lingkungan sekitar  Monitor waktu makan dan minum dengan
 Tanggung jawab memberi asuhan waktu tidur
 Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap  Monitor/catat kebutuhan tidur pasien
 Gangguan(mis.,untuk tujuan terapeutik, setiap hari dan jam
pemantauan, pemeriksaan laboratorium)
 Kurang kontrol tidur
 Kurang privasi, Pencahayaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Ansietas berhubungan dengan  Klien mampu mengindentifikasi  Gunakan pendekatan yang
ancaman kematian dan mengungkapkan gejala cemas menenangkan.
 Menunjukkan teknik untuk  Beritahu pada pasien segala sesuatu
mengontrol cemas yang membuat pasien cemas
 TTV dalm batas normal  Jelaskan prosedur kegiatan semua
 Postur tubuh, mimik dan tingkat  Bantu pasien untuk mengenal
aktivitas menunjukkan cemas situasi yang menimbulkan cemas.
berkurang.  Ajarkan nafas dalam pada pasien
untuk mengurangi cemas dan
membuat lebih relaksasi
PERAN Perawat
dalam meningkatkan Adherence
Adherence atau patuh adalah kepatuhan pasien
sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh
profesiaonal kesehatan

Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah


sesuatu keadaan dimana pasien mematuhi
pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri,
bukan hanya karena mematuhi perintah dokter
PENTINGNYA ADHERENCE
• Bila obat tidak mencapai konsentrasi optimal
dalam darah maka akan memungkinkan
berkembangnya resistensi.
• Minum dosis obat tepat waktu dan
meminumnya secara benar.
• Derajat kepatuhan sangat berkolerasi dengan
keberhasilan dalam mempertahankan supresi
virus
LANGKAH-LANGKAH
PENINGKATAN ADHERENCE
1. Memberikan informasi
Klien diberi informasi dasar tentang
pengobatan ARV, rencana terapi,
kemungkinan timbulnya efek samping dan
konsekuensi ketidakpatuhan. Perlu diberikan
informasi yang mengutamakan aspek positif
dari pengobatan sehingga dapat
membangkitkan komitmen kepatuhan berobat
LANGKAH-LANGKAH
PENINGKATAN ADHERENCE
2. Konseling perorangan
Petugas kesehatan perlu membantu klien
untuk mengeksplorasi kesiapan
pengobatannya.Sebagian klien sudah jenuh
dengan beban keluarga atau rumah tangga,
pekerjaan dan tidak dapat
menjaminkepatuhan berobat
LANGKAH-LANGKAH
PENINGKATAN ADHERENCE
3. Mencari penyelesaian masalah praktis dan membuat
rencana terapi.
diskusi untuk mencari penyelesaian masalah tersebut
secara bersama dan membuat perencanaan praktis :
• Di mana obat ARV akandisimpan?
• Pada jam berapa akandiminum?
• Siapa yang akan mengingatkan setiap hari untuk
minumobat?
• Apa yang akan diperbuat bila terjadi penyimpangan
kebiasaan sehari-hari?
LANGKAH-LANGKAH
PENINGKATAN ADHERENCE
4. Monitoring
a. Monitoring berkala. Monitoring ini terbagi menjadi tiga jenis
yaitu :
• Monitoring kepatuhan (adherence) yang harus
didiskusikan pada setiap kunjungan.
• Monitoring efek samping ART, yang terdiri atas pertanyaan
langsung, pemeriksaan klinis dan tes laboratorium.
• Monitoring keberhasilan ART. Monitoring ini berupa
indikastor klinis, misalnya berat badan yang meningkat,
jumlah CD4 dan viral load.
LANGKAH-LANGKAH
PENINGKATAN ADHERENCE
b. Monitoring klinis.
Monitoring klinis dilakukan agar didapatkan riwayat penyakit
yang jelas dan dilakukan pemeriksaan klinis yang teratur.
• Follow up pertama setelah satu atau dua minggu. Lebih
awal jika terjadi efek samping.
• Kunjungan bulanan sesudahnya, atau lebih bila diperlukan.
• Tiap kunjungan tanyakan tentang gejal, kepatuhan, maslah
yang berhubungan dnegan HIV dan non HIV, dan kualitas
hidup.
• Pemeriksaan, berat badan, dan suhu.
LANGKAH-LANGKAH
PENINGKATAN ADHERENCE
c. Monitoring efektivitas
• ARV dinilai efektif bila :
• Menurunnya/menghilangnya gejala.
• Meningkatkan berat badan.
• Menurunnya lesi kaposi.
• Meningkatkan TLC.
• Meningkatnya hitungan CD4.
• Supresi VL yang bertahan lama
QUOTE

Anda mungkin juga menyukai