Anda di halaman 1dari 13

ASKEP PENATALAKSANAAN

PASIEN DENGAN ARV


&
PERAN PERAWATAN DALAM
MENINGKATKAN ADHERENCE
Namira Indah Arahmayani
17061063
ASKEP PENATALAKSANAAN
PASIEN DENGAN ARV
HIV menyebabkan terjadinya penurunan kekebalan tubuh sehingga
pasienrentan terhadap serangan infeksi oportunistik. Antiretroviral (ARV) bisa
diberikan pada pasien untuk menghentikan aktivitas virus, memulihkan sistem
imun dan mengurangi terjadinya infeksi oportunistik, memperbaiki kualitas
hidup, dan menurunkan kecacatan. ARV tidak menyembuhkan pasien HIV,
namun bisa memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup
penderita HIV/AIDS. Obat ARV terdiri atas golongan seperti nukleoside
reversetranscripetase inhibitor, non-nucleotide reverse transciptase inhibitor dan
protease.
TUJUAN PEMBERIAN ARV

ARV diberikan pada pasien HIV/AIDS dengan tujuan untuk :


a. Menghentikan replikasi HIV.
b. Memulihkan sistem imun dan mengurangi terjadi infeksi oportunistik.
c. Memperbaiki kualitas hidup.
d. Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
JENIS OBAT-OBATAN ARV
Obat ARV terdiri atas beberapa golongan antara lain nucleoside reversetranscriptase inhibitor, non- nucleoside
reverse transcriptase inhibitor, proteaseinhibitor dan fussion inhibitor.

a. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI). Obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang menghambat
proses perubahan RNA virus menjadi DNA (proses ini dikenal oleh virus HIV agar bisa bereplikasi.

b. Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI), yang termasuk golongan ini adalah tenofovir (TDF).
c. Non- nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Golongan ini juga bekerja dengan menghambat proses
perubahan RNA menajdi DNA dengan cara mengikat reverse transcriptase sehingga tidak berfungsi.
d. Protease inhibitor (PI, menghalangi kerja enzim protesa yang berfungsi memotong DNA yang dibentuk oleh virus
dengan ukuran yang benar untuk memproduksi virus baru, contoh obat golongan ini adalah indinavir (APV), dan
nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV) dan loponavir/ritonavir (LPV/r).
e. Fusion inhibitor. Yang termasuk golongan ini adalah enfuvirtide (T-20).
EFEK SAMPING ARV
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ARV
A .Pengkajian
1) Identitas Pasien : Meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, no regestrasi dan diagnosa medis.
2) Status Kesehatan : a) Alasan MRS
b) Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan badan terasa lemas, sakit kepala, susah tidur, diare dll.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
d) Riwayat Kesehatan Dahulu
e) Riwayat Penyakit Keluarga
3) Pemeriksaan fisik : a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Aukultasi
4) Aktivitas / istirahat : Mengatakan susah tidur (pola tidur terganggu).
5) Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
6) Psikososial :Takut menghadapi kematian karena penyakitnya.
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Berikut adalah diagnosa keperawatan yang didapatkan berdasarkan efek samping dari pemberian ARV sebagai berikut :

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (diare).

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Kekurangan volume cairan - Keseimbangan elektrolit dan asam basa;  Pantau warna, jumlah dan frekuensi
keseimbangan elektrolit dan non elektrolit kehilangan cairan
Definisi : Kekurangan jumlah cairan yang ada dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel  Observasi khususnya terhadap kehilangan
di dalam tubuh tubuh cairan yang tinggi elektrolit
Batasan Karakteristik : - Hidrasi; keadekuatan cairan yang adekuat  Pantau perdarahan
Subjektif : Haus dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel  Identifikasi factor pengaruh terhadap
Objektif tubuh bertambah buruknya dehidrasi
 Perubahan status mental - Status nutrisi: asupan makanan dan cairan;  Kaji adanya vertigo atau hipotensi
 Penurunan turgor kulit dan lidah jumlah makanan dan cairan yang masuk postural
 Penurunan haluaran urin kedalam tubuh selama periode 24 jam   Kaji orientasi terhadap orang, tempat dan
 Penurunan pengisian vena   waktu
 Kulit dan membrane mukosa kering  Pantau status hidrasi
 Kematokrit meningkat  Timbang berat badan setiap hari dan
 Suhu tubuh meningkat pantau kecenderungannya
 Peningkatan frekuensi nadi, penurunan  Pertaruhkan keakuratan catatan asupan
TD, penurunan volume dan tekanan nadi dan haluaran
 Konsentrasi urin meningkat  
 Penurunan berat badan yang tiba-tiba
 Kelemahan
 
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang  Selera makan; keinginan untuk  Tentukan motivasi pasien untuk
dari kebutuhan tubuh makan ketika dalam keadaan mengubah kebiasaan makan
  sakit atau sedang menjalani  Pantau nilai laboratotium,
Batasan karakteristik : pengubatan khususnya transferin, albumin,
 Berat badan kurang dari 20%  Perawatan diri: makan; dan elektrolit
atau lebih dibawah berat badan kemampuan untuk  Manajemen nutrisi:
ideal untuk tinggi badan dan mempersiapkan dan  Ketahui makanan kesukaan
rangka tubuh mengingesti makanan dan pasien
 Kehilangan berat baan dengan cairan secara mandiri dengan  Tentukan kemampuan pasien
asupan makanan yang adekuat atau tanpa alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
 Melaporkan kurangnya  Berat badan: masa tubuh; nutrisi
makanan tingkat kesesuaian berat badan,  Pantau kandungan nutrisi dan
 Diare atau steatore otot, dan lemak dengan tinggi kalori pada catatan asupan
badan, rangka tubuh, jenis  Timbang pasien pada interval
kelamin dan usia. yang tepat
   
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan efek samping obat
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan pola tidur NOC NIC
Definisi : Gangguan kualitas dan  Anxiety reduction Sleep Enhancement
kuantitas waktu tidur akibat faktor  Comfort level  Determinasi efek-efek medikasi
eksternal  Pain level terhadap pola tidur
Batasan Karakteristik :  Rest : Extent and Pattern  Jelaskan pentingnya tidur yang
 Perubahan pola tidur normal  Sleep : Extent an Pattern adekuat
 Penurunan kemampuan berfungsi Kriteria Hasil :  Fasilitas untuk mempertahankan
 Ketidakpuasan tidur  Jumlah jam tidur dalam batas aktivitas sebelum tidur (membaca)
 Menyatakan sering terjaga normal 6-8 jam/hari  Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Meyatakan tidak mengalami  Pola tidur, kualitas dalam batas  Kolaborasikan pemberian obat tidur
kesulitan tidur normal  Diskusikan dengan pasien dan
 Menyatakan tidak merasa cukup  Perasaan segar sesudah tidur atau keluarga tentang teknik tidur pasien
istirahat istirahat  Instruksikan untuk memonitor tidur
Faktor Yang Berhubungan :  Mampu mengidentifikasikan hal- pasien
 Kelembaban lingkungan sekitar hal yang meningkatkan tidur  Monitor waktu makan dan minum
 Suhu lingkungan sekitar   dengan waktu tidur
 Tanggung jawab memberi asuhan  Monitor/catat kebutuhan tidur
 Perubahan pejanan terhadap cahaya pasien setiap hari dan jam
gelap  
 Gangguan(mis.,untuk tujuan
terapeutik, pemantauan,
pemeriksaan laboratorium)
 Kurang kontrol tidur
 Kurang privasi, Pencahayaan
4) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ansietas berhubungan dengan  Klien mampu  Gunakan pendekatan yang


ancaman kematian mengindentifikasi dan menenangkan.
  mengungkapkan gejala cemas  Beritahu pada pasien segala
 Menunjukkan teknik untuk sesuatu yang membuat pasien
mengontrol cemas cemas
 TTV dalam batas normal  Jelaskan prosedur kegiatan
 Postur tubuh, mimik dan semua
tingkat aktivitas menunjukkan  Bantu pasien untuk mengenal
cemas berkurang. situasi yang menimbulkan
cemas.
 Ajarkan nafas dalam pada
pasien untuk mengurangi
cemas dan membuat lebih
relaksasi
PERAN PERAWATAN DALAM
MENINGKATKAN ADHERENCE
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari
luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.

Adherence atau patuh adalah kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan
yang diberikan oleh profesiaonal kesehatan (Niven, N, 2002). Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah
sesuatu keadaan dimana pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri, bukan hanya karena
mematuhi perintah dokter. Hal ini penting karena diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum
obat. Adherence atau kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur pada setiap kunjungan.
Kegagalan terapi ARV sering diakibatkan oleh ketidak-patuhan pasien mengkonsumsi ARV.
Peran perawat dalam meningkatkan Adherence :

1. Sebagai Pendidik --> Menjelaskan

2. Sebagai Pelayanan

3. Sebagai Pengelola

4. Sebagai Peneliti
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai