Anda di halaman 1dari 37

PAKET SWITCHING DAN CIRCUIT

SWITCHING
Circuit Switching
• Circuit fisik dibangun diantara titik-titik ujung
yang berkomunikasi (lintasan/resources
‘dedicated’ selama durasi percakapan)
• Setelah dibangun sinyal data bidirectional
dapat mengalir secara kontinyu
• Transfer informasi sbg aliran kontinyu
(continuous stream)
• Kualitas lintasan ‘dedicated’ dijamin selama
durasi panggilan
• Tiga phase dalam life-cycle suatu koneksi:
– pembangunan circuit
– transfer data
– penutupan circuit
• Sebelum transfer informasi
– Delay (utk set up koneksi)  relatif besar
• Selama transfer informasi
– Tdk ada overhead
– Tdk ada delay tambahan (extra)
• Jika circuit tidak tersedia: “sinyal sibuk” 
blocking
• Contoh: Jaringan telepon, ISDN
Circuit Switching
Circuit Switching
Jaringan Telepon

Tiap panggilan telp di alokasikan


64kb/s. Shg, sal trunk 2.5Gb/s dp
memuat sekitar 39.000 panggilan

Tujuan
Sumber
“Callee”
“Caller”

Central
Office Central
“C.O.” Office
“C.O.”

Trunk
Exchange
Link pada Circuit Switching:
Multiplexing/Demultiplexing TDM

• Waktu dibagi dalam frame, dan frame dibagi dalam slot


• Posisi slot relatif di dalam frame menentukan kepercakapan
mana data tersebut dimiliki
• Perlu sinkronisasi antara pengirim dan penerima
• Jika percakapan tidak digunakan kapasitas circuit lost
Node pada Circuit Switching

• Node (switch) pada circuit switching: membangun koneksi


temporer dari suatu incoming link ke outgoing link
Timing Diagram dari Circuit Switching

Host A Host B
Node 1 Node 2

processing delay at Node 1


Delay propagation
dari Node A ke 1
circuit
establishment
Delay propagasi
dari B ke A

data
transmission DATA

circuit
termination

8
Kalkulasi Delay pada Circuit Switched Networks
 Delay propagasi: delay untuk bit pertama pergi dari
sumber ke tujuan d/s
 Delay transmisi: waktu untuk “memompa” ke link DATA
pada laju yang tertentu L/R

Delay propagasi: Delay transmisi:


 d = panjang link fisik  R = kapasitas/kecepatan link
 s = kec. Propagasi pd medium (bps)
(~2x108 km/sec)  L = panjang data (bit)
 Delay propagasi = d/s  Waktu utk mengirim paket ke link
= L/R

9
Circuit Switching: Timing-2

Asumsi
- Jumlah Hop = M
- Delay pemrosesan per Hop = P
- Delay propagasi link = L
- Kecepatan transmisi = W bit/det
- Ukuran paket = B bit

TOTAL DELAY = total propagasi +


total transmisi + total prosesing
TOTAL DELAY = 4ML + B/W + (M-1)P
Packet Switching
A R2 B
Sumber R1 R3 Tujuan
R4

• Data dikirim dalam format deretan bit disebut paket


• Paket mempunyai struktur berikut:

– Header dan trailer memuat informasi kontrol (mis. Address tujuan, check
sum)

• Tiap paket diteruskan melalui jaringan dari node ke node sepanjang


lintasan (routing)
• Pada tiap node paket diterima, disimpan sementara dan diteruskan ke
node berikutnya (store-and-forward network)
Node pada Packet Switching
Packet Switching
Model Router Sederhana

“4” Link 1, ingress Choose Link 1, egress


Egress
Link 2
Link 2, ingress Choose Link 2, egress
Egress
R1“4”
Link 1 Link 3
Link 3, ingress Choose Link 3, egress
Link 4 Egress

Link 4, ingress Choose Link 4, egress


Egress
Link pada Packet Switching:
Multiplexing/Demultiplexing (Stat Mux)

• Data dari sembarang percakapan dapat ditransmisikan kapan


saja
• Satu percakapan dapat menggunakan keseluruhan kapasitas
link (jika hanya sendiri)
• Bagaimana utk memberi tahu mereka saling terpisah?
– Menggunakan meta data (header) yg menunjukan data (ID,
sumber, tujuan, dll)
Packet Switching (Statistical
Multiplexing)

Paket untuk
satu output
Panjang Dropped packets
Antrian
1 Data Hdr X(t)
R X(t)
2 Data Hdr R B
Link rate < NR
R
Packet
N Data Hdr buffer Waktu

• Karena buffer “menyerap” temporer burst, maka link output


tidak perlu beroperasi pada rate NxR
• Tetapi buffer mempunyai kapasitas terbatas B, maka
kehilangan paket mungkin terjadi
Statistical Multiplexing

rate A
x
A x

waktu

B
rate x
B x

waktu
Statistical Multiplexing Gain

A+B
rate
2x

C < 2x
A
C

waktu

STATISTICAL MULTIPLEXING GAIN = 2 x/C

• Catatan: Gain dapat ditentukan untuk probabilitas loss tertentu. Dalam contoh
in x dan C dipilih sehingga tidak ada loss
Delay pada Packet Switching
Delay Transmisi: Delay Propagasi:
• R= bandwidth link (bps) • d = panjang link fisik
• L= panjang paket (bit) • s = kec. propagasi pd medium
• waktu utk kirim bit ke link = (~2x108 m/sec)
L/R • delay propagasi = d/s

Catatan: s dan R kuantitas yg


sangat berbeda
transmission
A
propagation

B
nodal
processing queueing
Packet Switching
A B
R2
Source R1 Destination
R3

R4

Host A TRANSP1

“Store-and-Forward” at each Router


TRANSP2
R1
PROP1
TRANSP3
R2
PROP2
TRANSP4
R3
PROP3

Host B
PROP4

Minimum end to end latency   (TRANSPi  PROPi )


i

PROP : delay propagasi


TRANSP : waktu transmisi
Packet Switching
Mengapa tidak kirim keseluruhan message dlm satu paket?

M/R M/R

Host A Host A
R1 R1
R2 R2

R3 R3

Host B Host B
Latency   ( PROPi  M / Ri ) Latency  M / Rmin   PROPi
i i

Memecah message kedlm paket-paket memungkinkan transmisi


parallel melalui semua link, mengurangi end to end latency. Juga
mencegah suatu link diduduki/“hogged” terlalu lam oleh satu
message.
Packet Switching
Delay Antrian / Queueing Delay

Krn egress link tidak selalu bebas jika suatu paket tiba, maka mungkin
diantrikan dlm suatu buffer. Jika network sibuk, pakket-paket mungkin
harus menunggu cukup lama
Host A TRANSP1

Q2
TRANSP2
R1 Bagaimana kita
PROP1
TRANSP3 menentukan
R2
PROP2 queueing delay?
TRANSP4
R3
PROP3

Host B
PROP4

Actual end to end latency   (TRANSPi  PROPi  Qi )


i
Antrian dan Delay Antrian

• Utk memahami performansi packet switched


network, kita dp bayangkan sbg satu serie antrian
diinterkoneksikan dg link-link
• Utk laju dan panjang link tertentu, satu-satunya
variable adalah delay antrian
Antrian dan Delay Antrian

Cross traffic
menyebabkan kongesti dan
delay antrian variabel
Packet Switching: Delay Antrian

• R= kec transmisi link (bps)


• L= panjangpaket (bits)
• a= rata-rata rate kedatangan
paket (paket/sec)
traffic intensity = La/R

• La/R ~ 0: rata-rata delay antrian kecil


• La/R -> 1: delays menjadi besar
• La/R > 1: lebih banyak pekerjaan yg datang drpd yg dp
dilayani, delay rata-rata tak berhingga
Datagram Packet Switching
(Connectionless)
• Connectionless:
– Tdk ada set-up koneksi
– Tdk ada reservasi resource
• Transfer Informasi dg
menggunakan paket diskrit
– Panjang bervariasi
– Address global (dari tujuan)
• Sebelum transfer informasi
– Tdk ada delays
• Selama transfer informasi
– Overhead (byte header)
– Delay pemrosesan paket
– Delay antrian (karena paket
berkompetisi memperebutkan
shared resources)
– routers “store-and-forward”
Datagram Packet Switching
• Tiap paket diperlakukan secara individual dlm jaringan
– Tiap paket dari suatu message dp mengikuti route berbeda
– Paket-paket bisa tiba tdk berurutan
• Tiap paket memuat address penerima dan nomor urut (sequence
number) shg penerima dp menyusun kembali urutan paket
Datagram Packet Switching: Routing
Datagram Packet Switching: Timing-1
Datagram Packet Switching : Timing-2

Asumsi
- Jumlah Hop = M
- Delay pemrosesan per Hop = P
- Delay propagasi link = L
- Delay transmisi paket = T
- Ukuran message = N paket

TOTAL DELAY = total propagasi + total


transmisi + total store-and-forward + total
prosesing
TOTAL DELAY = ML + NT + (M-1)T + (M-1)P
Virtual Circuit Packet Switching

• Hybrid dari circuit switching dan packet switching

• Data message ditransmisikan dalam bentuk paket-paket dengan


ukuran maksimum tertentu

• Semua paket-paket dari suatu aliran paket melalui lintasan (yg


sudah dibangun) yg sama

• Jaminan dalam urutan pengiriman paket

• Paket-paket dari VC yang berbeda dapat saling disisipkan

• Contoh: X.25, Frame Relay, ATM


Virtual Circuit Packet Switching: Phase

• Komunikasi dg VC packet switching berlangsung dalam 3 phase


(bandingkan persamaan dan perbedaannya dg circuit switching):
– pembangunan VC
– transfer data
– penutupan VC

• Header paket tidak perlu memuat informasi penuh dari alamat


tujuan
Virtual Circuit Packet Switching
• Route di-set up antara sender dan receiver (dg membuat
entries yg sesuai pd routing tables)
• Tiap paket memuat virtual circuit identifier
Virtual Circuit Packet Switching: Timing-1
Virtual Circuit Packet Switching : Timing-
2

Asumsi
- Jumlah Hop = M
- Delay pemrosesan per Hop = P
- Delay propagasi link = L
- Delay transmisi paket = T
- Ukuran message = N paket

TOTAL DELAY = total propagasi


+ total transmisi + total store-
and-forward + total prosesing
TOTAL DELAY = 4ML + NT +
(M-1)T + 4(M-1)P
Virtual Circuit Packet Switching : Routing
Virtual Circuit Packet Switching : Routing

5 9 7 8

link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci ..
link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci ..
link .. vci .. link .. vci .. link 3 vci 9 link 5 vci 7 link .. vci .. link .. vci ..
link 1 vci 5 link 2 vci 9 link .. vci .. link .. vci .. link 1 vci 7 link 3 vci 8
link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci .. link .. vci ..
Circuit Switching vs Packet Switching

• Keuntungan packet switching thd circuit switching:


– dp mengeksploit statistical multiplexing:
• penggunaan bandwidth yg efisien
• secara statistik: ratio antara peak dan average rate
adalah 3:1 utk audio dan 15:1 utk trafik data

• Kerugian packet switching


– Router lebih kompleks
– Perlu menangani kongesti
– Lebih sulit utk mendapatkan service jaringan yg baik
(mis. Delay dan jaminan bandwidth)

Anda mungkin juga menyukai