Anda di halaman 1dari 14

Pengujian Efektivitas Bahan Pengawet Dan Metode Cepat

Dalam Analisis Mikrobiologi

Kelompok 6
Febriyanti Dwi Saputri
Maulidha Dwi Juniasty
Mardia Usman
Yuyun Ramadhani
Pengawetan dalam bidang farmasi bertujuan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Bahaya dari pencemaran mikroorganisme baik bakteri, jamur, atau khamir terdapat dimana-mana
selama pembuaan, pengemawsan, penyimpanan, dan penggunaan obat, dimana manusia,
lingkungan (udara, ruangan), bahan obat dan bahan pembantu, alat-alat kerja seperti mesin-mesin
dan bahan pengemas primer merupakan sumber kontaminasi utama.
Pada interpretasi hasil suatu bahan pengawet dinyatakan efektif jika
1. Jumlah bakteri uji yang hidup pada hari ke-14 berkurang hingga lebih dari 1% jumlah bakteri
awal.
2. Jumlah kapang dan khamir yang hidup selama 14 hari pertama adalah tetap atau berkurang dari
jumlah awal.
3. Jumlah tiap mikroba uji yang hidup selama 28 hari pengujian adalah tetap atau kurang dari
angka pada pion (1) dan poin (2).
MIKROORGANISME UJI YANG
Uji mikrobiologis adalah salah satuDIGUNAKAN
pengujian yang menggunakan perubahan sifat mikroba terhadap
lingkungan sebagai tolak ukurnya.

Uji mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.

• Candida albicans • Aspergillus niger • Escherichia coli • Pseudomon
as • Staphylococcus
aeruginosa aureus
Media yang digunakan
 Bakteri Escherichia coli
1. Media Trytici soy broth (TSB)
2. Media Mac Conkey Broth (MBC)
3. Media Mac Conkey Agar (MCA)

 Bakteri Pseudomonas aeruginosa


1. Media Trytic soy broth (TSB)
2. Media Cetrimide Agar (CETA).

 Bakteri Staphylococcus aureus


1. Media Trytic soy broth (TSB)
2. Media Manitol salt agar (MSA).

 Bakteri Candida albicans


1. Media Sabouraud Dextrose Broth(SDB)
2. Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA).

 Bakteri Aspergillus Niger


1. Media Potato Dextrose Agar (PDA).
PEMBUATAN INOKULA

 Sebelum pengujian, inokulasi permukaan


media agar bervolume sesuai dengan biakan
persediaan segar mikroba yang digunakan.
 Inkubasi (bakteri : 30-35ºC 18-24 jam,
Candida: 20-25ºC 48 jam, Aspergillus: 20-
25ºC 1 minggu).
CARA PENGUJIAN EFEKTIVITAS PENGAWET

Menurut FI IV,uji efektivitasnya memiliki prinsip metode yaitu sediaan


uji yang mengandung pengawet sebelumnya, diberi sejumlah tertentu
suspense bakteri Staphylococcus aureus hingga jumlah bakteri dalam
sediaan uji , setelah diinokulasi adalah antara 106-106 koloni/ml. Kemudian
suspensi bakteri Staphylococcus aureus tersebut ditanam dan
diinkubasikan. Interval waktu pengujian dailakukan pada 0, 7, 14, 21, 28
hari. Setelah masa inkubasi dihitung jumlah angka lempeng total bakteri
tersebut.
PENAFSIRAN HASIL PENGUJIAN

Penafsiran hasil uji efektifitas pengawet


berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV
dinyatakan dalam persen. Suatu pengawet
dinyatakan efektif dalam sampel uji, apabila
jumlah viable bakteri pada hari ke 14 berkurang
hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal.
Dan jumlah tiap mikroba uji selama hari
pengujian adalah tetap atau kurang.
METODE CEPAT DALAM ANALISIS MIKROBIOLOGI

 METODE LUMINOMETRI
Metode ini merupakan metode pengukuran jumlah ATP yang merupakan hasil metabolisme mikroorganisme.
Metode ini sangat sensitif, dapat mendeteksi sampai 10-10 mg dengan pereaksi yang mengandung luciferin dan
enzim luciferase.

 UJI KATALASE
Katalase adalah enzim yang memecah hidrogen peroksida menjadi gas oksigen dan air. Uji katalase ini
digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang di uji.

 KIT DIAGNOSTIK
Kit diagnostik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya mikroorganisme patogen secara sederhana, mudah,
teliti. Misalnya untuk mendeteksi adanya E.Coli, Salmonella, dan Staphylococcus.

 ANALISIS FOTOMETRIK TERHADAP PERUBAHAN BIOKIMIA


Auto Micromic System merupakan suatu sistem otomatis berdasarkan uji biokimia yang dimonitor dengan
melewatkan sinar melalui contoh. Dapat diidentifikasi berbagai jenis mikroorganisme berbdasarkan sistem
komputer, termasuk bakteri gram negatif basili, bakteri gram positif koki, khamir, bakteri aerobik, bakteri
pathogen,
dsb.
 METODE MUG (4-metibumbeliferil-beta-D-Glukoronida)
MUG (4-metibumbeliferil-beta-D-Glukoronida) adalah suatu komponen yang dapat dihidrolisa oleh enzim
glukoronidase yang diproduksi oleh galur yang tergolong E.Coli, Shalmonella, dan Shigellamenghasilkan
produk yang bersifat fluorogenik. Jika pereaksi MUG ditambahkan kedalam medium agar yang sesuai dan
diinkubasi, adanya E.coli dapat dideteksi sebagai fluorenses dibawah sinar UV gelombang tinggi dalam
waktu 4-24 jam.

 METODE IMPEDIMETRI
Pada metode ini memiliki prinsip dasar yaitu selama pertumbuhan, mikroorganisme melakukan proses
metabolism dengan menghasilkan komponen berupa metabolit yang lebih kecil dan bermuatan. Contohnya :
asam lemak, asam amino, dan asam organic.

 DEFT( direct epifluorescense filter technique)


Dengan teknik filter epifluoresen langsung (DEFT), diferensiasi bakteri dicapai dengan prosedur pewarnaan
Gram yang dimodifikasi menggunakan acridine orange sebagai counterstain. Metode ini menghitung bakteri
Gram-negatif dan semua bakteri Gram-positif yang viabel.

 MIKROKALORIMETRI
Sejumlah kecil panas akan dilepaskan selama proses katabolisme oleh mikroorganisme yang sedang tumbuh
yang terdapat dalam bahan (makanan) yang terkomtaminasi. Panas yang dihasilkan tersebut dapat diukur
dengan suatu kalorimeter yang sangat sensitif yang disebut mikrokalorimeter. Contoh : Thermal Activity Monitor
 RADIOMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI INFRA RED
Untuk mendeteksi mikroorganisme hidup yang ditumbuhkan pada medium mengandung substrat yang telah
dilabel secara isotropik. Contoh : Bactec Model 460, mengukur 60 sampel

 METODE ELEKTROFORESIS
Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan protein pada gel menjadi pita-pita peptida, menggunakan muatan
listrik. Dengan menggunakan elektroforesis dapat diketahui pola polipeptida suatu bakteri, dicocokkan dengan
standar yang ada dapat diketahui spesies bakteri tersebut.

 METODE KROMATOGRAFI GAS


Macam-macam dan jumlah asam lemak yang dimiliki oleh suatu mikroorganisme yang ditumbuhkan pada kondisi
terkontrol dapat dianalisa denggan menggunakan metode kromatografi gas. Hasil yang diperoleh dicocokkan
dengan standar pola asam lemak.

 METODE FILTRASI MEMBRAN


Untuk mendeteksi adanya mikroorganisme tertentu dalam suatu sampel makanan seperti Salmonella sp,
Coliform dan Coliform feca. Contoh : ISO-GRID Hidrophobic gridmembran filter (ISO-GRID HGMF) dengan pori-
pori 0,45 um untuk uji Salmonella sp
 METODE IMUNOASAI
Prinsip dasar imunoasai adalah interaksi antara antibody dan antigen. Hasil interaksi ini akan dilihat dan diukur
sebagai penilaian terkait keberadaan antigen (adanya infeksi) atau keberadaan antibody (respon imun tubuh).

 REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI IN VITRO


Produk-produk imunodiagnostik komersial dengan 4 reaksi dasar yang dihasilkan dari gabungan sistem:
1.Assai kompetitif yang menggunakan antigen berlabel
2.Assai kompleks Ag-Ab
3.Sandwich assay
4.Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA)

 METODE ANTIBODI FLOURESENS (ABF)


Merupakan kombinasi antara metode serologi dengan mikroskopi menggunakan pewarna fluoresens untuk
mengikat antibodi, sehingga kompleks Ag-Ab yang terbentuk dapat diamati melalui mikroskop fluoresens.
Fluorokrom yang sering digunakan adalah fluorescein (mengemisi warna kuning kehijauan), rhodamin-B
(mengemisi warna jingga-merah)
 METODE ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
Enzyme- Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan teknik biokimia
untuk mendeteksi kehadiran antibody atau antigen dalam suatu sampel. ELISA
dipakai untuk pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Prinsip kerja dari
teknik ELISA adalah berdasarkan reaksi spesifik antara antibody dan antigen
dengan menggunakan enzim sebagai penanda (marker). Enzim tersebut akan
memberikan suatu tanda terdapatnya suatu antigen jika antigen tersebut sudah
bereaksi dengan antibody. Reaksi tersebut memerlukan antibody spesifik yang
berikatan dengan antigen.
ELISA memiliki 4 teknik
Indirect ELISA Sandwich ELISA Competitive
Direct ELISA
ELISA
 METODE HIBRIDASI DNA
Untuk mendeteksi bakteri di dalam suatu bahan seperti
makanan secara cepat dan teliti. Digunakan Prob DNA, yaitu DNA
ulir tunggal yang berlabel dengan radioaktif. Jika dicampur dengan
sampel yang diuji mengandung DNA target dari mikroorganisme
yang diuji, DNA prob akan melakukan hibridisasi, membentuk ulir
ganda yang berlabel yang kemudian dapat dideteksi dan diukur.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai