Anda di halaman 1dari 25

Dispensing Obat Kebidanan dan

Keluarga Berencana
Kelompok 1
Dispensing
Dispensing merupakan proses sejak diterimanya
resep samapi obat diberikan kepada pasien diikuti
dengan pemberian informasi obat yang memadai.
Dispensing obat merupakan proses yang
mencakup berbagai kegiatan, yang dilakukan oleh
seorang Apoteker, mulai dari penerimaan resep
dengan memastikan penyerahan obat yang tepat
bagi pasien serta kemampuannya mengonsumsi
sendiri dengan baik.
Hal yang harus diperhatikan dalam dispensing :
• Kualitas lingkungan kerja
• Proses dispensing
• Ketersediaan obat
• Alur kerja
• Penataan obat
Praktek dispensing yang baik adalah suatu praktek yang
memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat yang benar,
ditujukan kepada pasien yang benar, dalam dosis dan kuantitas
sesuai instruksi yang jelas, dan dalam kemasan yang memelihara
potensi obat
Obat Kebidanan
1) Tablet Fe ( Tambah Darah )

• Indikasi :
Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah 30 -
40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah
Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah
kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg
Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)
ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223mg
• Kontraindikasi
Kelebihan zat besi, misalnya kondisi hemokromatosis, hemosiderosis.
Gangguan pada utilisasi zat besi, misalnya kondisi lead anaemia, sideroachrestic

anaemia, talasemia.
Anemia yang tidak disebabkan oleh defisiensi zat besi misalnya anemia hemolitik.
Hipersensitif/alergi terhadap salah satu komponen dalam obat.
• Efek Samping
Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram
lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang - kadang diare).
Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat
tergantung pada jumlah element zat besi yang diserap.
• Dosis
Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan
salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk
meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karena
sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap
tablet setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama kehamilan
minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
• Farmakokinetik
 Absorpsi
Absorpsi fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di
duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal
absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di
absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel
mukosa usus terjadi secara transport aktif. Ion fero yang
sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri dalam sel
mukosa. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi
dan kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak fe
di ubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau
kebutuhan meningkat, maka fe yang baru di serap akan
segera di angkut dari sel mukosa ke sum-sum tulang untuk
eritropoesis.
• Distribusi
Setelah di absorpsi, fe dalam tubuh akan di ikat dalam
transferin ( siderofilin ), suatu beta 1-globulin
glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa
jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot fe
• Metabolisme
Bila tidak digunakan untuk eritropoesis, fe meningkat
suatu protein yang di sebut apoferitin dan
membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel
mukosa usus halus dan dalam sel-sel
retikuloendotelial ( di hati, limpa dan sumsum
tulang).
• Farmakodinamik
Maltofer adalah sediaan zat besi untuk pengobatan defisiensi zat besi
laten dan anemia.
Zat besi dalam Maltofer adalah sebagai iron(III)-hydroxide polymaltose
complex (IPC), yang masing-masing partikelnya terikat pada suatu
polimer karbohidrat (polimaltosa). Hal ini mencegah perusakan saluran
pencernaan oleh besi. Perlindungan ini mencegah interaksi antara besi
dengan makanan. Selain itu, hal ini juga menjamin bioavailabilitas zat
besi.
Struktur IPC mirip dengan ferritin, protein mengandung besi yang
terdapat di alam. Karena kemiripannya itu, zat besi diabsorpsi melalui
mekanisme alami.
IPC tidak bersifat oksidator seperti garam bivalen.
2) Oksitosin
 Indikasi :
• Induksi partum aterm
• Inersia uteri ( atonia uteri )
• Perdarahan post partum
• Abortus inkompletus kehamilan setelah 20 minggu
 Kontraindikasi :
• Disproporsi sefalopelvik
• Malpresentasi
• Plasenta previa
• Jaringan ikat pada uterus akibat SC
 Efek samping
• Rputur uterus, reaksi alergi, bradikardi, kontraksi premature
aritmia pada fetus dan kematian fetus.
 Dosis
• Injeksi IV
Induksi partus  mula – mula 0,5 milli unit/menit dapat ditambah 1 –
2 milli unit/menit tiap 30 – 40 menit sampai kontraksi uterus optimal
( 3 – 4 kali kontraksi tiap 10 menit )
Induksi partus aterm  8 – 10 milli unit/menit sudah cukup

• Infus
Mencegah atoni atau perdarahan post partum 20 – 40 milliunit/ml
dalam larutan elektrolit dengan kecepatan 40 milliunit/menit.
 Farmakokinetik
• Inaktivasi dalam hati dan ginjal ( tidak aktif bila lewat hati dan ginjal )
 Farmakodinamik
• Jika diberikan iv efek uterus terjadi setelah 1 menit, selama 30 – 60 menit
• Oksitosin meningkatkan kontraksi dengan meningkatkan kalsium intraseluler
3) Miscopostol
 Indikasi
Menstimulasi kontraksi uterus

 Kontraindikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada
kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi
tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain.
Pasien pasien yang menerima terapiu jangka lama AINSS
untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik
daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam
mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun
demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa
tidak enak yang dihubungkan dengan pengunaan AINS
 Efek samping
• Dapat menyebabkan kontraksi uterin
• Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi
dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg /
hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu
minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan
misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan
ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
 Dosis
1. Karbopros trometamin: Injeksi 250 ug/ml
2.    Dinoproston (PGE): Supositoria vaginal 20 mg
3.    Gemeprost: Pesari 1mg ( melunakan uterus)
4.     Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV
 Farmakokinetik
Misoprostol dapat diberikan secara oral, sublingual, vaginal
maupun rektal. Misoprostol sangat mudah diserap, dan menjalani
de-esterifikasi cepat menjadi asam bebas, yang berperan dalam
aktivitas kliniknya dan tidak seperti senyawa asalnya, metabolit
aktifnya ini dapat dideteksi di dalam Pada keadaan normal,
misoprostol dengan cepat diabsorbsi setelah pemberian secara
oral.  Konsentrasi asam misoprostol didalam plasma mencapai
puncak setelah kira-kira 30 menit dan akan menurun dengan
cepat. Bioavailibilitas misoprostol menurun apabila diberikan
 bersamaan dengan makanan atau pada pemberian antasid.
Obat Keluarga Berencana
Definisi :
• Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah
konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil
KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta
harganya murah.

• Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi


hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan
melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau
progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau
mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari
ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila
digunakan secara benar dan konsisten
Jenis- Jenis
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill

Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung
hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini
membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil
akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien
mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus
memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus
sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin
hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar,
pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.
Continue
2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovarium pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari
pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir.
3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang
hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat
progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil.
4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor.
5. Once A Moth Pill
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan
untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Kelebihan dan Kekurangan Pil oral kombinasi

Kelebihan Kekurangan
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi. 1. Mahal
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik. 2. Penggunaan pil harus diminum
3. Tidak mengganggu hubungan seksual. setiap hari dan bila lupa minum akan
4. Mudah digunakan. meningkatkan kegagalan.
5. Mudah dihentikan setiap saat. 3. Perdarahan bercak dan
6. Mengurangi perdarahan saat haid. “breakthrough bleeding”.
7. Mengurangi insidens gangguan 4. Ada interaksi dengan beberapa jenis
menstruasi. obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
8. Mengurangi insidens kista ovarium.
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
9.Mengurangi insidens tumor jinak
5. Tidak mencegah penyakit menular
mammae.
10.Mengurangi karsinoma endometrium.
seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang
Kelebihan dan Kekurangan Pil Mini
Kelebihan Kekurangan
1. Mahal.
2. Menjadi kurang efektif bila menyusui
1. Sangat efektif apabila berrkurang.
digunakan secara benar. 3. “Breaktfrough bleeding” perdarahan
bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
2. Tidak mempengaruhi air 4. Harus diminum setiap hari
susu ibu. 5. Gejala khusus : nyeri kepala,
3. Nyaman, mudah digunakan. perubahan mood, penambahan atau
4. Tidak mengganggu penurunan
berat badan, payudara menegang, pusing,
hubungan seksual dermatitis atau jerawat,
6. Tidak melindungi dari penyakit
menular sseksual, HBV, HIV/AIDS
EFEK SAMPING
Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan
gejala sampingan yang ringan dan yang sering ditemukan
adalah :
a. Mual/muntah
b. Pusing, sakit kepala
c. Nyeri/tegang pada buah dada
d. Hyperpigmentasi/choasma
e. Kulit berminyak, acne
f. Keputihan/ fluor albus.
g. Penambahan berat badan
h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Kontraindikasi
Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB
adalah sebagai berikut :
1. Kehamilan,
2. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,
3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,
4. Menderita penyakit thromboemboli atau varices
yang luas,
5. Faal hepar yang terganggu,
6. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui
sebabnya.
CARA PENGGUNAAN
1. Pil Kombinasi
A. Petunjuk Umum
1. Diminum setiap hari pada saat yang sama.
2. Pil pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai
dengan hari yang ada pada kemasan.
4. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan
yang baru.
5. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil
dari kemasan yang6baru.
7. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk
keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
8. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
b. Aturan Pil Lupa
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka
setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang
sama (tidak perlu menggunakan metode
kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari
1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai
jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan
metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai pil habis).
2. Pil Sequential

Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang


dikeluarkan ovarium pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen
hanya diberikan selama 14–16 hari pertama
diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen
selama 5–7 hari terakhir.
3. Mini Pil atau Pil Progestin
a. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada
siklus haid
b. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin
petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil
kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
5. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir
habis.
6. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak
haid), atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
7. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera
periksa ke pelayanan kesehatan.
8. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain
memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual
(termasuk HBV dan HIV/AIDS) atau lupa minum pil.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai