Anda di halaman 1dari 37

DEPRECIATION, DEPLETION

AND IMPAIRMENT

1
DEPLETION

Pengertian Depletion
Deplesi bisa diartikan sebagai salah satu metode
penyusutan terhadap aset karena pengurangan biaya
(cost) akibat pengelolaan sumber daya menjadi bahan
baku atau persediaan. Misalnya penurunan nilai pada
barang tambang dan hutan kayu. Aset yang disusutkan
dalam deplesi misalnya kayu, barang tambang, dan
lain sebagainya.
Cara menghitung deplesi bisa dilakukan dengan
mengurangkan menjumlahkan dari total aset yang
diambil dari cadangan sumber daya alam. Aset yang
disusutkan dalam deplesi misalnya kayu, barang
tambang, dan lain sebagainya.
Sumber Daya Alam (Natural Resource)

 Biaya - harga yang dibutuhkan untuk memperoleh sumber daya


dan mempersiapkannya untuk tujuan penggunaan.

 Deplesi - alokasi biaya ke pengeluaran secara rasional dan


sistematis selama masa manfaat sumber daya.

• Deplesi adalah sumber daya alam seperti depresiasi untuk


aset tanaman.
• Perusahaan umumnya menggunakan metode unit aktivitas.
• Deplesi umumnya merupakan fungsi dari unit yang diekstraksi.
DEPLETION

Tujuan Perhitungan Deplesi


Beberapa tujuan dari perhitungan dari deplesi adalah berikut ini:
•Untuk bisa mengetahui seluruh stok sumber daya setelah dimanfaatkan
ataupun karena kerusakan
•Memaksimalkan pemanfaatan suatu sumberdaya.
•Mencegah dan juga mengurangi kelangkaan sumberdaya.
Sedangkan beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menghitung
deplesi adalah sebagai berikut:
•Harga perolehan aktiva. Bila terdapat sumber daya alam, harga
perolehannya adalah pengeluaran yang dimulai sejak memperoleh izin
hingga sumber daya alam tersebut bisa diambil hasil alamnya. Bila
pengeluaran tersebut memang sangat kecil, maka dilakukanlah penilaian
terhadap sumber daya alam tersebut.
•Taksiran nilai pada sisa jika sumber daya alam sudah selesai dieksploitasi
•Taksiran hasil yang secara ekonomis bisa dieksploitasi dengan baik.
•Deplesi bisa dihitung dari setiap unit pada hasil sumber daya alam.
Dasar Penentuan Deplesi

Perhitungan deplesi melibatkan:


1.Biaya pra-eksplorasi.
2.Biaya eksplorasi dan evaluasi.
3.Biaya pengembangan.
Biaya Penghapusan Sumber Daya

 Perusahaan menghitung deplesi dengan metode unit produksi


(pendekatan aktivitas).
 Deplesi adalah fungsi dari jumlah unit yang diekstraksi selama
periode tersebut.

Perhitungan:

Total Biaya – Nilai Sisa


= Biaya Deplesi Per Unit
Total estimasi unit tersedia

Unit diekstrak x Biaya Per Unit = Deplesi


CONTOH

LAPINDO memperoleh hak untuk menggunakan 1.000 hektar tanah di


Lebak Selatan untuk menambang perak. Biaya sewa adalah
Rp500.000.000, dan biaya eksplorasi terkait atas properti tersebut adalah
Rp1.000.000.000. Biaya pengembangan tidak berwujud yang terjadi dalam
pembukaan tambang adalah Rp8.500.000.000. LAPINDO memperkirakan
tambang tersebut akan menghasilkan sekitar 100.000 ons emas.

Total Biaya – Nilai Sisa


= Biaya Deplesi Per Unit
Total estimasi unit tersedia
Rp10.000.000.000
= Rp100.000 Per Unit
100.000
Jika LAPINDO mengekstrak 25.000 ons pada tahun pertama, maka
penyusutan untuk tahun tersebut adalah Rp2.500.000.000 (25.000 ons x
Rp100.000).
Persediaan 2.500.000.000
Akumulasi Deplesi
2.500.000000

Laporan Keuangan PT Lapindo


Tambang Perak (At Cost) 10.000.000.000
Less Akumulasi Deplesi 2.500.000.000
--------------------7.500.000.000
Biaya deplesi terkait dengan persediaan yang dijual merupakan bagian dari
harga pokok penjualan.
DEPLETION
Perbedaan Deplesi dan Depresiasi
Meskipun deplesi dan depresiasi sama-sama digunakan
untuk metode penyusutan aset tetap dalam perhitungan
akuntansi, namun ada perbedaan yang menonjol dari kedua
metode penyusutan tersebut.
Dari bentuk aktivanya, deplesi dipakai untuk aktiva tetap yang tidak
dapat diganti langsung setelah habis digunakan. Sementara
depresiasi  bisa dipakai untuk aktiva tetap yang dapat diperbaharui
jika sudah habis manfaatnya.
Dari bentuk perolehannya, deplesi berdasarkan pengakuan
langsung dari sumber daya alam yang dijual. Sementera
depresiasi hanya mengalokasikan harga perolehan aset tetap
dalam penghasilan periode bersangkutan.
DEPLETION
Cara Menghitung Deplesi
Di dalam perhitungan deplesi, ada beberapa cara untuk menghitung
deplesi yang bisa digunakan.
Deplesi mempunyai beberapa aspek yang harus diperhatikan agar bisa
menghitung penyusutan, seperti halnya taksiran pada hasil ekonomi
sumber daya alam yang bisa dieksploitasi dan taksiran pada nilai sisa bila
sumber daya alam tersebut sudah selesai dieksploitasi tersebut.
Penting untuk memperhatikan harga pendapatan aktiva tetap dan harga
perolehan sumber daya alam. Harga pendapatan ini mencakup pada tiap
siklus ataupun proses yang dimulai dari mengeluarkan izin hingga sumber
daya alam tersebut dapat diambil hasil alamnya.
Bila ternyata pengeluaran yang didapat terlalu kecil, maka akan dilakukan
penilaian tertentu pada sumber daya alam tersebut.
DEPLETION
Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi
Perlakukan terkait akuntansi deplesi akan mengalami hambatan saat
berbagai jenis masalah dibawah ini timbul.
•Mengestimasi Cadangan yang Dapat Dipulihkan
Masalah seperti ini sama dengan akuntansi untuk perubahan estimasi
pada umur manfaat peralatan dan pabrik. Prosedurnya adalah dengan
merevisi tingkat deplesi atas dasar perspektif dengan membagi nilai biaya
yang tersisa dengan estimasi baru pada cadangan yang bisa dipulihkan.
•Nilai Penemuan
Nilai penemuan adalah istilah yang sangat luas dan berkaitan dengan
seluruh area sumber daya alam. Jika standar akuntansi yang berlaku
diubah agar nilai penemuan tersebut bisa diatasi, maka suatu akun aktiva
akan didapat dan akun apresiasi yang belum direalisasi aan di kredit
secara rapi.
Apresiasi yang belum direalisasi adalah salah satu bagian dari ekuitas
para pemegang saham. Perusahaan akan melakukan transfer pendapatan
sebagai suatu sumber daya alam yang akan dijual.
DEPLETION
Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi
•Aspek Pajak dari Sumber Daya Alam
Peraturan pajak akan menetapkan pengurangan dari biaya
ataupun persentase nilai depresi pada pendapatan sumber daya
alam, seperti minyak, gas, dan berbagai bahan mineral lainnya.
Nilai yang dikenakan ini berkisar antara 5 hingga 22% dari
pendapatan yang akan diterima.
Sehingga, jumlah deplesi pun nantinya akan melebihi dari biaya
yang ditetapkan untuk sumber daya alam tertentu. Nilai yang
tercatat nantinya akan menjadi nol, namun pengurangan deplesi
akan tetap dilakukan bila perusahaan mempunyai pendapatan
yang kotor.
DEPLETION
Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi
•Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi ini dibayarkan pada para pemegang saham jika
perusahaan tidak membeli properti tambahan, dengan begitu
perusahaan harus bisa menyalurkan investasi modal dananya
secara bertahap pada para shareholder yang lebih besar dari
jumlah akumulasi pada laba bersih.
Namun, masalahnya adalah membedakan antara dividen yang
merupakan nilai pengembalian modal ataupun bukan. Perusahaan
yang menerbitkan dividen likuidasi ini harus bisa di debit pada agio
saham untuk bagian yang berkaitan dengan investasi awal dan
bukan pada laba ditahan, karena pada dasarnya dividen adalah
pengembalian sebagian dari kontribusi awal para pemegang
saham.
DEPLETION
Masalah yang Biasa Terjadi Saat Menghitung Deplesi
Hubungan Antara Deplesi dan Dividen
Setiap perusahaan yang mengelola sumber daya alam kerap kali
membagikan sejumlah dividen dari laba bersih yang ditambah
dengan deplesi. Cara seperti ini dilakukan jika perusahaan akan
menghentikan usaha jika berbagai sumber daya alam tersebut
sudah habis dieksploitasi sumber dayanya.
Jika keadaanya seperti itu, maka para investor harus diberi tahu
bahwa sebagian dari dividen yang sudah diterima itu adalah
pengembalian nilai modal. Nah, dividen seperti ini disebut dengan
dividen likuidasi.
DEPLETION
Contoh-contoh Menghitung Deplesi
Contoh menghitung deplesi, Ada suatu lahan yang akan digunakan untuk
tambang dengan taksiran harga sebanyak Rp 200.000.000,00.
Berdasarkan hasil observasi pihak perusahaan, lahan tersebut
diperkirakan mempunyai kandungan tambang sebanyak 100.000 ton.
Setelah berhasil dieksploitasi di tahun ke 1, maka nilai taksirannya hanya
bisa mencapai Rp 20.000.000.
Berdasarkan soal deplesi ini, maka cara menghitung deplesi per ton
adalah sebagai berikut:
Deplesi : (Rp 200.000.000 – Rp 20.000.000) / 100.000 = Rp 1.800
Jadi, penyusutan yang didapat dari metode deplesi adalah sebanyak Rp
1.800,00 per ton. Nilai pada eksploitasi lahan di tahun selanjutnya, ternyata
lahan tersebut mampu menghasilkan 30.000 ton, maka deplesi di tahun
tersebut adalah Rp1.800 x 30.000 = Rp.54.000.000.
Dalam hal laporan keuangan, penyusutan dengan metode deplesi akan
hadir di neraca pada sisi aset dan mengurangi nilai aktiva.
DEPLETION
Contoh-contoh Menghitung Deplesi
Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli
seharga Rp20.000.000,00. Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah
tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir sebesar Rp2.000.000,00.
Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:
20.000.000 – 2.000.000
Deplesi = ---------------------------
150.000
Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi
sebanyak 40.000 ton, maka total deplesi pada tahun
tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 120.000 = Rp. 4.800.000
Jurnal untuk mencatat deplesi:
Deplesi Rp4.800.000,00
Akumulasi deplesi Rp4.800.000,00
DEPLETION
Contoh-contoh Menghitung Deplesi
Apabila perusahaan telah menaksir di muka biaya deplesi dan
kenyataannya perhitungan taksiran berbeda degan kenyataannya,
maka perlu diadakan revisi. Koreksi deplesi ini bisa dilakukan
dengan cara berikut ini:
•Deplesi pada tahun lalu dan masa yang akan datang sudah
dicatat dikoreksi. Pada saat adanya perubahaan. Dihitung lagi
deplesi perunit kemudian dilakukan koreksi.
Contohnya deplesi yang terlalu besar, jurnal koreksinya sbb :

Akumulasi deplesi Rp. Xxx


Laba tidak dibagi (koreksi laaba tahun lalu) Rp.
Xxx
DEPLETION
Contoh-contoh Menghitung Deplesi
•Deplesi tahun lalu sudah dicatat tidak di koreksi, tetapi deplesi tahun yang
akan datang dilakukan dengan data yang terakhir. Deplesi pada tahun lalu
tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun yang akan
datang dilakukan revisi.
Contoh biaya pembangunan bertambah sebesar Rp. l.800.000,00. Setelah
di eksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir
masih mengandung 90.000 ton. Perhitungan deplesi pada tahun kedua
didapat sebagai berikut:

Harga perolehan pertama 20.000.000


(-) Nilai sisa 2.000.000
Deplesi tahun pertama 4.800.000
(6.800.000 )
13.200.000
(+) Biaya pembangunan tahun kedua 1.800.000
Jumlah yang akan di deplesi Rp.15.000.000
DEPLETION
Contoh-contoh Menghitung Deplesi
Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua
Hasil eksploitasi tahun kedua (ton) 30.000
Taksiran isi tambang pada akhir tahun kedua (ton) 90.000
Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua (ton) 120.000
Deplesi per ton dalam tahun kedua = Rpl5.000.000 :120.000 =
Rp125.
Deplesi tahun kedua = 30.000 ton x Rp125 = Rp3.750.000.

Pada aktiva tetap milik perusahaan yang mengolah sumber daya


alam, kegunaan aktiva terbatas sampai selesainya eksploitasi
sumber alam. Maka depresiasi aktiva tetap dapat dihitung
dengan taksiran hasil sumber alam.
Sebuah perusahaan pertambangan membeli sebuah tambang senilai $ 7 juta
yang diperkirakan memiliki 35 juta ton bijih dan tidak ada nilai sisa. Pada
tahun pertama, 6 juta ton bijih diekstraksi dan dijual.

(a)Siapkan jurnal untuk mencatat biaya deplesi untuk tahun pertama.

(b)Tunjukkan bagaimana tambang ini dilaporkan di neraca pada akhir tahun


pertama.
JAWAB:

(a) Beban Deplesi 1,200,000


Akumulasi Deplesi 1,200,000

(b) Laporan Posisi Keuangan:


Tambang bijih 7,000,000
Less: Akumulasi Deplesi 1,200,000 5,800,000
IMPAIRMENT (PENURUNAN NILAI)
Penurunan nilai atau impairment terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat
dipulihkan dan, oleh karena itu, perlu dihapuskan. Berbagai kejadian dan perubahan
situasi mungkin akan mengarah pada suatu penurunan nilai, contohnya:

a.Suatu penurunan nilai yang signifikan dalam nilai pasar suatu aktiva
b.Suatu perubahan yang signifikan terjadi dalam jangka waktu aktiva tersebut
dimanfaatkan
c.Suatu perubahan terbalik yang signifikan dalam faktor-faktor hokum atau iklim
usaha yang mempengaruhi nilai aktiva
d.Suatu akumulasi biaya yang secara signifikan melebihi jumlah biaya awal yang
diperkirakan untuk mengakuisisi atau membuat aktiva
e.Suatu proyeksi atau peramalan yang menunjukkan kerugian terus-menerus yang
berhubungan dengan aktiva 22
IMPAIRMENT
Jika peristiwa atau perubahan situasi ini menunjukkan bahwa jumlah
aktiva yang tercatat tidak dapat dipulihkan, maka pengujian atas kemampuan
pemilihan akan digunakan untuk menentukan penurunan nilai. Jika jumlah
arus kas bersih masa depan yang diharapkan lebih kecil dari jumlah aktiva
yang tercatat, maka nilai aktiva dianggap telah menurun. Sebaliknya jika
jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan sama dengan atau lebih
besar dari jumlah aktiva yang tercatat, maka tidak ada penurunan nilai yang
terjadi. Dasar pemikiran dari pengujian ini adalah asumsi dasar bahwa neraca
harus melaporkan aktiva jangka panjang pada jumlah yang tidak melebihi
jumlah tercatat yang dpat dipulihkan.

23
IMPAIRMENT
Jika pengujian mengenai kemampuan pemulihan
menunjukkan bahwa peurunan nilai telah terjadi, maka
perusahaan telah mengalami kerugian. Kerugian penurunan
nilai adalah jumlah dimana jumlah aktiva yang tercatat melebihi
nilai wajarnya. Nilai wajar diukur atas dasar nilai pasar yang
berlaku jika ada pasar aktif untuk aktiva terkait. jika tidak ada
pasar aktif, maka nilai sekarang dari arus kas bersih masa
depan yang diharapkan harus digunakan. Proses penentuan
kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

24
IMPAIRMENT
a. Menelaah kejadian atau perubahan situasi atas
kemungkinan terjadinya penurunan nilai.
b. Jika hasil penelaahan menunjukkan penurunan nilai, maka
pengujian tentang kemampuan pemulihan akan diterapkan.
Jika jumlah arus kas bersih masa depan yang diharapkan
dari aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah tercatat
aktiva jangka panjang lebih kecil dari jumlah aktiva yang
tercatat, maka suatu penurunan nilai telah terjadi.
Dengan mengasumsikan terjadinya penurunan nilai suatu
aktiva, kerugian penurunan nilai adalah jumlah dimana
jumlah aktiva yang tercatat lebih besar dari nilai wajar aktiva
terkait 25
IMPAIRMENT
Setelah kerugian penurunan nilai dicatat, maka penurunan nilai
aktiva tercatat yang ditahan untuk digunakan akan menjadi
dasar biaya yang baru. Akibatnya, dasar biaya baru ini tidak
berubah kecuali untuk penyusutan atau amortisasi di periode
masa depan atau penurunan nilai tambahan. Kerugian
penurunan nilai tidak dapat direstorasi atas aktiva yang ditahan
untuk digunakan. Dasar pemikiran untuk tidak mencatat nilai
aktiva adalah bahwa dasar biaya baru menyebabkan aktiva
yang diturunkan atas dasar yang sama dengan aktiva lainnya
yang tidak menurun.
26
IMPAIRMENT
Untuk kasus altiva yang ditahan untuk dilepaskan tidak akan disusutkan atau
diamortisasi selama periode aktiva itu dimiliki. Dasar pemikirannya adalah
bahwa penyusutan tidak konsisten dengan pendapat mengenai aktiva yang
akan dilepaskan dan penggunaan mana yang terendah antara biaya atau nilai
realisasi bersih. Dengan kata lain, aktiva yang ditahan untuk dilepaskan
seperti persediaan harus dilaporkan pada mana yang terendah antara biaya
atau nilai realisasi bersih. Suatu aktiva yang ditahan untuk dilepaskan dapat
dicatat pada periode mendatang, selama pencatatan itu tidak pernah lebih
besar dari nilai tercatat aktiva sebelum penurunan nilai. Kerugian atau
keuntungan yang berhubungan dengan aktiva yang diturunkan ini harus
dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi berlanjut.
27
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
PT IDBI membeli mesin tiga tahun lalu dengan harga perolehan
Rp18.000.000. Diestimasikan mesin tersebut memiliki masa
manfaat 10 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp3.000.000,.
Diketahui perusahaan mengalokasikan penyusutan mesin
tersebut menggunakan metode garis lurus. Pada tahun ini, nilai
wajar mesin dikurangi biaya pelepasan adalah Rp9.500.000,.
Sedangkan estimasi nilai pakai mesin adalah Rp9.250.000.
Buat i jurnal untuk mencatat penurunan nilai mesin (bila
terjadi)?

28
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Jawab :
Menghitung penyusutan mesin:
(18.000.000-3.000.000) / 10th = 15.000.000/10 = 1.500.000/tahun
Jadi nilai tercatat mesin pada tahun ini adalah 18.000.000-(1.500.000 x 3)
= 13.500.000
  Impairment test:
Jumlah terpulihkan (Rp9.500.000) < nilai tercatat (Rp13.500.000);
maka, mesin tersebut mengalami penurunan nilai sebesar (Rp4.000.000)
  Entri Jurnal:
Rugi penurunan nilai 4.000.000
Akumulasi depresiasi – mesin 4.000.000
29
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Suatu Unit Penghasil Kas memiliki net aset
sebagai berikut:
Aset Jumlah
Goodwill Rp30.000
Mesin 60.000
Gedung 90.000
TOTAL 180.000
Perusahaan mengestimasi bahwa nilai
terpulihkan dari UPK tersebut adalah
Rp135.000 Berapa nilai alokasi kerugian
penurunan nilai untuk tiap aset UPK tersebut?

30
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Rugi penurunan nilai UPK = 180.000 – 135.000 = 45.000
Alokasi rugi penurunan nilai: (Sesuai dengan PSAK 48 paragraf 98)
Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat
aset dengan urutan sbb:
•Pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang
dialokasikan ke unit penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan
•Selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit)
dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap aset di dalam unit
tersebut (kelompok dari unit).

Aset Goodwill Mesin Gedung Total


Nilai Buku 30.000 60.000 90.000 180.000
Penurunan Nilai -30.000 -6.000 -9.000 -45.000
Nilai setelah penurunan nilai 0 54.000 81.000 135.000

31
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Pada akhir tahun 2016, PT Pondok Aren melakukan uji
penurunan nilai terhadap mesin yang dimiliki. Mesin tersebut
memiliki nilai tercatat sebesar Rp100.000.000 dan masa
manfaat masih tersisa 5 tahun. Nilai wajar mesin adalah
sebesar Rp90.000.000 dengan biaya pelepasan sebesar
Rp6.000.000. Nilai pakai mesin tersebut dihitung berdasarkan
arus kas masuk yang diestimasikan akan dihasilkan oleh mesin
tersebut selama 5 tahun kedepan. Tingkat diskonto yang
digunakan adalah 10%. Berikut ini adalah informasi estimasi
arus kas masa depan yang tersedia di akhir tahun 2016:

Tahun Arus kas masa depan


2017 Rp25.000.000
2018 24.000.000
2019 20.500.000
2020 21.750.000
2021 20.000.000
32
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Pada akhir tahun 2018, PT Pondok Aren mengeluarkan biaya
sebesar Rp25.000.000 untuk peningkatan peforma mesin. PT
Pondok Aren memandang perlu untuk merevisi estimasi arus kas
masuk masa depan untuk sisa masa manfaat mesin sebagai
berikut:
Tahun Arus kas masa depan
2019 Rp35.000.000
2020 34.000.000
2021 30.500.000
Diminta:
1.Hitung nilai rugi penurunan nilai mesin milik PT Pondok Aren
pada tanggal 31 Desember 2016!
2.Siapkan entri jurnal untuk mencatat rugi penurunan nilai per
tanggal 31 Desember 2016!
3.Hitung nilai pemulihan penurunan nilai mesin pada tanggal 31
Desember 2018!
4.Siapkan entri jurnal untuk membalik rugi penurunan nilai pada
31 Desember 2018! 33
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Jawaban:
1)Perhitungan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual:
Nilai wajar – biaya pelepasan = 90.000.000 – 6.000.000
= 84.000.000
Perhitungan nilai pakai mesin (tingkat diskonto 10%):
Tahun Arus Kas Masuk Faktor Nilai Arus Kas
Masa Depan Kini Terdiskonto
2017 25.000.000 0,909091 22.727.273
2018 24.000.000 0,826446 19.834.711
2019 20.500.000 0,751315 15.401.953
2020 21.750.000 0,683013 14.855.543
202120.000.000 0,620921 12.418.426
----------------------------------------------------------
Nilai pakai 85.237.906
=================================

34
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Jawaban:
Dengan demikian, karena nilai pakai lebih besar daripada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual mesin, maka jumlah terpulihkan adalah sebesar
Rp85.237.906. Maka, perhitungan rugi penurunan nilai mesin adalah sebagai
berikut:
Rugi penurunan nilai = nilai tercatat – jumlah terpulihkan
= 100.000.000 – 85.237.906
= 14.762.094
 2) Jurnal untuk mencatat rugi penurunan nilai pada 31 Desember 2016:
Rugi penurunan nilai 14.762.094
Akumulasi depresiasi mesin 14.762.094

35
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Jawaban:
3) Menghitung pembalikan rugi penurunan nilai:
Nilai tercatat sebelum pembalikan = Nilai tercatat di akhir tahun
2016 – depresiasi + biaya peningkatan peforma mesin
= 85.237.906 – (85.237.906/5x2) + 25.000.000
= 85.237.906 – 34.095.162 + 25.000.000
= 76.142.744
 
Nilai tercatat tanpa impairment= 100.000.000 – (20.000.000x2)
+25.000.000
= 85.000.000
Nilai jumlah terpulihkan:
Karena informasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak tersedia, maka
perhitungan jumlah terpulihkan menggunakan nilai pakai mesin berdasarkan
revisi arus kas masuk masa depan (diskonto 10%):
36
CONTOH SOAL IMPAIRMENT
Jawaban: 3)
Tahun Arus Kas Masuk Faktor Nilai Arus Kas Terdiskonto
Masa Depan Kini
2019 35.000.000 0,9091 31.818.182
2020 34.000.000 0,8264 28.099.174
2021 30.500.000 0,7513 22.915.101
Nilai pakai 82.832.457
Dikarenakan nilai tercatat mesin neto (nilai tercatat seandainya mesin tidak
mengalami rugi penurunan nilai) lebih besar dari jumlah terpulihkan, maka PT
Pondok Aren dapat mengakui semua selisih antara jumlah terpulihkan dengan
nilai tercatat neto setelah impairment.
pemulihan rugi penurunan nilai = 82.832.457 – 76.142.744
= 6.689.713
4)Jurnal untuk mencatat pembalikan rugi penurunan nilai pada 31/12/ 2018:
Akumulasi depresiasi – mesin 6.689.713
Pemulihan rugi penurunan nilai 37

Anda mungkin juga menyukai