<
← MENU AKHIRI >
→
Respon Bangunan yang
Disederhanakan
<
← MENU AKHIRI >
→
Jalur Pembebanan
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Dalam studi mengenai performance bangunan pada umumnya
bentuk bangunan mempengaruhi performance dari bangunan
itu sendiri. Hal ini dikarenakan bentuk dan proporsi bangunan
memiliki efek yang besar dalam pendistribusian gaya gempa
pada sebuah bangunan.
• Asumsi yang digunakan untuk mengembangkan kriteria
seismik untuk bangunan dengan bentuk teratur, bisa saja tidak
dapat diaplikasikan pada bangunan yang memiliki bentuk tidak
beraturan. Maka dari itu, dalam rangka menanggulangi efek
gempa, sebisa mungkin bangunan dibuat dengan bentuk yang
teratur.
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Ketidakberaturan dibagi menjadi dua kategori yaitu
ketidakberaturan vertikal dan ketidakberaturan denah.
• Ketidakberaturan vertikal :
soft atau weak story, perbedaan massa yang besar dari lantai ke lantai dan
ketidaksinambungan yang besar dalam dimensi atau pada lokasi rencana
dari pemikul beban lateral.
• Ketidakberaturan plan :
mengalami torsi ketika ada beban gempa atau memiliki sudut yang masuk,
diskontinuitas dari diafragma lantai, diskontinuitas pada jalur gaya lateral
atau pemikul beban lateral yang paralel satu sama lain atau pada aksis
dari bangunan tersebut.
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Ketidakberaturan Denah
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Ketidakberaturan karena eksentrisitas massa
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Ketidakberaturan karena diskontinuitas diafragma
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Perbedaan kekakuan dengan idealisasi struktur dalam bentuk
mass lump
» Kekakuan pada tingkat yang ditinjau < 70% dari tingkat yang ada
di atasnya. Pada gambar 3a, akan terjadi jika K2 < 0,7 K3
» Kekauan pada tingkat yang ditinjau < 80% dari rata-rata 3 tingkat
yang ada di atasnya. Jika melihat pada kasus gambar 3(a), maka
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan
Bangunan
• Perbedaan massa dengan idealisasi struktur dalam bentuk
mass lump
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan pada
SNI 03-1726-2012
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan pada SNI 03-1726-2012
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan pada SNI 03-1726-2012
<
← MENU AKHIRI >
→
Ketidakberaturan pada
SNI 03-1726-2012
• Ada pengecualian untuk struktur vertikal tipe 1a, 1b, atau 2 dalam tabel 11
akan tidak berlaku jika tidak ada rasio simpangan antar lantai akibat gaya
gempa lateral desain yang nilainya lebih besar 130% rasio simpangan antar
lantai tingkat di atasnya.
• Pengaruh torsi tidak perlu ditinjau pada perhitungan simpangan antar
lantai.
• Hubungan rasio simpangan antar lantai tingkat untuk dua tingkat teratas
struktur bangunan tidak perlu dievaluasi
• Struktur bangunan tipe tersebut tidak perlu ditinjau pada bangunan satu
tingkat dalam semua kategori desain seismik atau bangunan dua tingkat
yang dirancang untuk kategori desain seismik B, C dan D.
• Untuk referensi tabel dan pasal yang ada di tabel dapat dilihat pada SNI 03-
1726-2012.
<
← MENU AKHIRI >
→
Desain Bangunan Beraturan SNI
03-1726-2012
<
← MENU AKHIRI >
→
CONTOH SOAL
<
← MENU AKHIRI >
→
CONTOH SOAL
Ss = 1 g S1= 0,4 g
<
← MENU AKHIRI >
→
CONTOH SOAL
Fa = 1,1
Fv = 1,9
<
← MENU AKHIRI >
→
CONTOH SOAL
<
← MENU AKHIRI >
→
CONTOH SOAL
• Respon spektrum
<
← MENU AKHIRI >
→
Daftar Pustaka
• Farzad Naeim, 1989, The Seismic Design Handbook, Van Nostrand Reinhold, New
York, USA.
• Wakabayashi, M, 1986, Design of Earthquake-Resistant Buildings, McGraw-Hill
Book Co., New York, USA.
• Dept. Kimpraswil, 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2012.
• Taranath, B.S, 2005, Wind and Earthquake Resistant Buildings, Marcel Dekker,
New York, USA.
<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Terima Kasih