PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
BAGIAN : NRP: B11190077
IDELISASI STRUKTUR B11190085
21416155
PERHITUNGAN
BAB II
IDEALISASI STRUKTUR
3 Ketidakberaturan Diskontinuitas
Diafragma
didefinisikan ada jika terdapat diafragma Luas void di setiap lantai
dengan diskontinuitas atau variasi kekakuan adalah 29.2325 m2 < 50%
mendadak, termasuk yang mempunyai x 900 m2 (450 m2)
daerah terpotong atau terbuka lebih besar dari O
50 persen daerah diafragma bruto yang OK
melingkupinya, atau perubahan kekakuan
diafragma efektif lebih dari 50 persen dari
suatu tingkat ke tingkat selanjutnya
4 Ketidakberaturan Pergeseran Melintang
Terhadap Dinding
didefinisikan ada jika terdapat Semua strukur berada
diskontinuitas dalam lintasan tahanan gaya dalam 1 garis sumbu,
lateral, seperti pergeseran melintang terhadap sehingga tidak OK
bidang elemen vertikal. menyebabkan
ketidakberaturan
5 Ketidakberaturan Sistem Non-Paralel
didefninisikan ada jika elemen penahan Semua struktur sejajar
gaya lateral vertikal tidak paralel atau dengan sumbu x dan y,
simetris terhadap sumbu-sumbu ortogonal sehingga tidak OK
utama sistem penahan gaya gempa menyebabkan
ketidakberaturan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN TUGAS STRUKTUR BETON Halaman: 7
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
BAGIAN : NRP: B11190077
IDELISASI STRUKTUR B11190085
21416155
PERHITUNGAN
Tabel 2.2 Ketidakberaturan Vertikal
Ketidakberaturan Kekakuan
1a. KONDISI YANG ADA KEADAAN
Tingkat Lunak
didefinisikan ada jika terdapat Luas dan Modulus OK
suatu tingkat dimana kekakuan Elastisitas tiap kolom sama,
lateralnya kurang dari 70 sehingga tidak akan
menyebabkan soft-story
persen kekakuan lateraltingkat di
effect.
atasnya ataukurang dari 80
persen kekakuan rata-rata
tigatingkat di atasnya.
Oleh karena semua persyaratan tata letak struktur untuk gedung beraturan telah terpenuhi, maka
pengaruh gempa rencana dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekivalen sehingga
analisisnya dapat dilakukan berdasarkan analisa statik ekivalen.