Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 3

PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

BAB II
IDEALISASI STRUKTUR

II.1. IDEALISASI STRUKTUR PORTAL


Portal diidealisasikan dengan 3D seperti yang dapat terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Idealisasi 3D Portal Arah Melintang dan Memanjang Bangunan

Idealisasi Struktur Balok Induk dan Kolom


 Hubungan antara balok induk dan kolom adalah hubungan rigid (jepit).
 Tumpuan dari struktur utama portal adalah jepit.

II.2. STRUKTUR SEKUNDER BANGUNAN


Idealisasi Struktur Plat
 Plat lantai dan plat atap dianggap bertumpu pada perletakan jepit elastis pada balok.
Idealisasi Struktur Balok Anak
 Balok anak dianggap sebagai balok menerus yang tertumpu pada balok induk.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 4
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

II.3. PERSYARATAN TATA LETAK STRUKTUR


II.3.1. Persyaratan Tata Letak Struktur (SNI 1726:2012)
Tabel 2.1. Ketidakberaturan Horizontal
No. Persyaratan Keterangan
1a. Ketidakberaturan Torsi OK
didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang
dihitung termasuk takterduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap
sumbu lebih dari 1,2 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung
struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi berlaku
hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.
1b. Ketidakberaturan Torsi Berlebihan OK
didefinisikan ada jika simpangan antar lantai tingkat maksimum, torsi yang
dihitungtermasuk takterduga, di sebuah ujung struktur melintang terhadap
sumbu lebih dari 1,4 kali simpangan antar lantai tingkat rata-rata di kedua ujung
struktur. Persyaratan ketidakberaturan torsi dalam pasal-pasal referensi berlaku
hanya untuk struktur di mana diafragmanya kaku atau setengah kaku.
2. Ketidakberaturan sudut dalam Not OK
didefinisikan ada jika kedua proyeksi denah struktur dari sudut dalam lebih besar
dari 15 persen dimensi denah struktur dalam arah yang ditentukan.
3. Ketidakberaturan diskontinuitas diafragma OK
didefinisikan ada jika terdapat diafragma dengan diskontinuitas atau variasi
kekakuan mendadak, termasuk yang mempunyai daerah terpotong atau terbuka
lebih besar dari 50 persen daerahdiafragma bruto yang melingkupinya, atau
perubahan kekakuan diafragma efektif lebih dari 50 persen dari suatu tingkat ke
tingkat selanjutnya.
4. Ketidakberaturan pergeseran melintang terhadap bidang Not OK
didefinisikan ada jika terdapat diskontinuitas dalam lintasan tahanan gaya
lateral, seperti pergeseran melintang terhadap bidang elemen vertikal.
5. Ketidakberaturan sistem nonparalel Not OK
didefninisikan ada jika elemen penahan gaya lateral vertikal tidak paralel atau
simetris terhadap sumbu-sumbu ortogonal utama sistem penahan gaya gempa.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 5
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

Tabel 2.2. Ketidakberaturan Vertikal


No. Persyaratan Keterangan
1a. Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak OK
didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat di mana kekakuan lateralnya kurang
dari 70 persen kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80 persen
kekakuan rata-rata tiga tingkat di atasnya.
1b. Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak Berlebihan OK
Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya
tingkat lunak.Yang dimaksud dengan tingkat lunak adalah suatu tingkat, di
mana kekauan lateralnya adalah kurang dari 60% kekauan lateral tingkat di
atasnya atau lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 70% kekauan lateral rata-
rata 3 tingkat di atasnya.
2. Ketidakberaturan Berat (Massa) OK
didefinisikan ada jika massa efektif semua tingkat lebih dari 150 persen massa
efektif tingkatdi dekatnya. Atap yang lebih ringan dari lantai di bawahnya tidak
perlu ditinjau.
3. KetidakberaturanGeometri Vertikal OK
didefinisikan ada jika dimensi horisontal sistem penahan gaya gempa di semua
tingkat lebih dari 130 persen dimensi horisontal sistem penahan gaya gempa
tingkat di dekatnya.
4. Diskontinuitas Arah Bidang dalam Ketidakberaturan ElemenPenahan OK
Gaya Lateral Vertikal
didefinisikan ada jika pegeseran arah bidang elemen penahan gaya lateral lebih
besar dari panjang elemen itu atau terdapat reduksi kekakuan elemen penahan
di tingkat di bawahnya.
5a. Diskontinuitas dalam Ketidakberaturan Kuat Lateral Tingkat OK
didefinisikan ada jika kuat lateral tingkat kurang dari 80 persen kuat lateral
tingkat di atasnya. Kuat lateral tingkat adalah kuat lateral total semua elemen
penahan seismik yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau.
5b. Diskontinuitas dalam Ketidakberaturan Kuat Lateral Tingkatyang OK
Berlebihan
didefinisikan ada jika kuat lateral tingkat kurangdari 65 persen kuat lateral
tingkat di atasnya. Kuat tingkat adalah kuat total semua elemen penahan seismik
yang berbagi geser tingkat untuk arah yang ditinjau.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 6
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

Ketidakberaturan Horizontal
1. Ketidakberaturan Torsi
 Gempa arah x: tidak ada ketidakberaturan torsi.
 Gempa arah y: tidak ada ketidakberaturan torsi.

Tabel 2.3a. Pemeriksaan ketidakberaturan torsi arah x


Ketidak
1.4 δe Ketidakberaturan
δe avg δmax 1.2 δe avg beraturan torsi
avg torsi
Lantai berlebihan
δmax > 1.2 δe δmax > 1.4 δe
mm mm mm mm
avg avg
1 0.000 0.000 n/a n/a n/a n/a
2 1.307 1.468 1.568 1.8298 TIDAK TIDAK
3 2.758 3.281 3.310 3.8612 TIDAK TIDAK
atap 3.551 4.150 4.261 4.9714 TIDAK TIDAK

Tabel 2.3b. Pemeriksaan ketidakberaturan torsi arah y


Ketidak
1.4 δe Ketidakberaturan
δe avg δmax 1.2 δe avg beraturan torsi
avg torsi
Lantai berlebihan
δmax > 1.2 δe δmax > 1.4 δe
mm mm mm mm
avg avg
1 0.000 0.000 n/a n/a n/a n/a
2 5.236 6.194 6.283 7.3304 TIDAK TIDAK
3 11.380 13.504 13.656 15.932 TIDAK TIDAK
atap 15.138 18.053 18.166 21.1932 TIDAK TIDAK
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 7
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

2. Ketidakberaturan Sudut Dalam


 Arah x
px = 46 m
Lx = 46 m
0,15Lx = 6.9 m > px = 46 m (NOT OK)
 Arah y
py =5m
Ly = 17.51 m
0,15Ly = 2.63 m > py = 5 m (NOT OK)
Ada ketidakberaturan sudut dalam

3. Ketidakberaturan Diskontinuitas Diafragma


Luas taman = (1.841+1.925) ×( 0.775/2) = 1.46 m2
Luas tangga = (3.9 + 4.125) ×( 2/2) = 8.025 m2 +
Luas lubang total = 9.485 m2
Luas total = 85.09 m2
9.485
× 100% = 11.1% < 50% (OK)
85.09
tidak ada ketidakberaturan diskontinuitas diafragma

4. Ketidakberaturan Pergeseran Melintang terhadap Bidang


Ada ketidakberaturan pergeseran melintang terhadap bidang

5. Ketidakberaturan Sistem Non-Paralel


Ada ketidakberaturan sistem non-paralel
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 8
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

Ketidakberaturan Vertikal
1. Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak
Tabel 2.4. Pemeriksaan ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak
80%
Lantai b(cm) h (m) Ki (in E) 70% Ki+1 avg… Status1 Status2
1 40 3.57 56264.61 39385.23 45011.69 TIDAK TIDAK
2 40 3.57 56264.61 39385.23 45011.69 TIDAK TIDAK
3 40 3.57 56264.61 39385.23 45011.69 TIDAK TIDAK
Atap 40 3.57 56264.61

Tidak ada ketidakberaturan tingkat lunak

2. Ketidakberaturan Berat (Massa)


Tabel 2.5. Pemeriksaan ketidakberaturan berat

Lantai Wi (ton) 1.5Wi-1 (t) 1.5Wi+1 (t) Status Status

1 667.225 n/a 1040.462 n/a TIDAK

2 693.641 1000.8375 1080.779 TIDAK TIDAK

3 720.519 1040.4615 755.967 TIDAK TIDAK

atap 503.978 n/a n/a

Tidak ada ketidakberaturan berat

3. Ketidakberaturan Geometri Vertikal


Tidak ada ketidakberaturan geometri vertikal

4. Diskontinuitas Arah Bidang dalam Ketidakberaturan Elemen Penahan Lateral


Vertikal
 Tidak ada pergeseran bidang elemen penahan gaya lateral.
 Tidak ada reduksi kekakuan elemen penahan di tingkat bawahnya.
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN BANGUNAN BETON Halaman : 9
PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
PENDAHULUAN: NRP: 21416105
IDEALISASI STRUKTUR 21416118

IDEALISASI STRUKTUR

5. Diskontinuitas dalam Ketidakberaturan Kekuatan Lateral Tingkat


Tidak ada ketidakberaturan diskontinuitas dalam kekuatan lateral tingkat

II.4. KESIMPULAN
Oleh karena semua persyaratan tata letak struktur untuk gedung beraturan telah
terpenuhi, maka pengaruh gempa rencana dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa
statik ekivalen, sehingga analisisnya dapat dilakukan berdasarkan analisis statik ekivalen.

Anda mungkin juga menyukai