Anda di halaman 1dari 42

STRUKTUR, DELATASI & Pertemuan 07

MATERIAL STRUKTUR Teknologi Bangunan Berttingkat Tinggi


Anggraeni Dyah S dan Sri Kurniasih
BERTINGKAT TINGGI
Perancangan Struktur & Konstruksi
Bangunan Bertingkat Tinggi

 Louis Khan
 What thing want to be.

 Ir. Setyo S [Anatomi Struktur]


 Perancangan struktur bangunan sebaiknya
dilakukan secara stimultan pada waktu
pemikiran dalam pembuatan denah, tampak
& potongan.
Sistem Struktur
Bangunan Tinggi
Perancangan Struktur
[Dalam Perancangan Denah]

• GRID : Grid beraturan, grid berirama, grid


beraturan berirama [pada 1 atau 2 bentang],
grid 30, grid 45 & grid 60.

• Pengelompokan fungsi ruang : Ruang


penerima, ruang utama & ruang penunjang.
Struktur Lantai
One Way Slab Two Way Slab with Beams

Flat Plates and Slabs

Flat Plates
One Way Rib Slab

Waffle Slab
Prilaku Sistem Gabungan Penahan
Gaya Lateral
Perancangan Struktur
[Dalam Perancangan Fasade Bangunan]

 Karakter netral
 Terdiri dari deretan kolom, dinding & lisplank yang
memberi bentuk netral secara fungsional.
 Karakter kuat / menonjol
 Deretan kolom, bidang masif & lisplank diolah
secara dinamis dengan memanfaatkan efek
bayangan matahari.
 Fasade diolah dengan patahan, tonjolan & lekuk
dari denah.
 Karakter eksklusif
 Ruang dengan fungsi khusus menghasilkan tampak
bangunan yang eksklusif dengan pemilihan bentuk
struktur.
Perancangan Struktur
[Dalam Perancangan Potongan]

 Gambar potongan  Memperlihatkan sistem struktur


& konstruksi.
 Gambar potongan  Memperlihatkan hubungan
ruang, penyelesaian lighting & penyelesain kekuatan
struktur terhadap cahaya matahari.
 Gambar potongan  Memperlihatkan perbedaan
ketinggian lantai.
 Gambar potongan  Memperlihatkan tinggi & lebar
ruang.
 Gambar potongan  Memperlihatkan pemecahan
struktur pondasi terhadap lahan berkontur.
Pertimbangan Pemilihan Sistem
Struktur [Wolfgang Scheller] [1]

 Pertimbangan ekonomi
 Suatu kesalahan jika memikirkan keinginan
tanpa dasar pertimbangan ekonomi yang
jelas.
 Meliputi faktor biaya bangunan, biaya
operasional, biaya maintenance & biaya
utilitas.
 Dibutuhkan koordiansi yang tepat antara
Arsitek, Kontraktor & Pengelola.
Pertimbangan Pemilihan Sistem
Struktur [2]

 Kondisi tanah
 Diadakan penyelidikan terhadap daya dukung
tanah, lapisan tanah, etc ; karena erat
kaitannya terhadap aspek ekonomi &
penampilan struktur bangunan.
 Rasio tinggi terhadap lebar bangunan
 Berkaitan dengan kekakuan bangunan yang
berkisar antara 5-7. Kekakuan bergantung
pada ukuran & jumlah trave, sistem struktur
yang digunakan & kekakuan antar sambungan
struktur.
Pertimbangan
Pemilihan Sistem Struktur [3]

 Pertimbangan fabrikasi & pembangunan


 Untuk pekerjaan yang besar dapat menekan biaya
pembangunan.
 Komponen prefab yang digunakan sedikit mungkin
agar mempercepat waktu pelaksanaan.
 Mengamati dahulu masalah transportasi ke lokasi,
pekerjaan sambungan & getaran yang ditimbulakn
akibat pemancangan.

 Pertimbangan mekanis
 Sistem HVAC, lift, listrik, pipa air & sistem
pembuangan memakan biaya sepertiga biaya
keseluruahan.
 Pemilihan struktur [inti core, ducting & interspatial]
berpengaruh terhadap penampilan bangunan.
Pertimbangan Pemilihan Sistem
Struktur [4]

Pertimbangan biaya kebakaran


– 2 hal penting yang menjadi pertimbangan :
 Perlu diadakan upaya penyelamatan kebakaran dari dalam
bangunan, karena adanya keterbatasan jangkauan.
 Mustahil untuk melakukan evakuasi menyeluruh dalam
keadaan darurat.
– Dengan demikian maka tindakan yang perlu
dilakukan adalah :
 Menggunakan bahan struktur yang mampu bertahan
beberapa jam.
 Mencegah penjalaran api pada bagian-bagian tertentu.
 Pencegahan penjalaran api & asap harus efektif.
 Memperhatikan sistem exit & alarm.
Pertimbangan Pemilihan Sistem
Struktur [5]

 Pertimbangan peraturan setempat


 Peruntukan lahan.
 KDB & KLB.
 GSB.
 Ketinggian maksimal.

 Tersedianya bahan struktur setempat


 Melakukan pengumpulan data harga bahan
bangunan & biaya upah pekerja setempat.
DELATASI
Pada Bangunan Bertingkat Tinggi
Pemisahan Bangunan
 DILATASI adalah Sambungan / garis pada sebuah
bangunan yang karena sesuatu hal memiliki sistem
struktur berbeda.
 Gunanya untuk menghindari kerusakan atau retak-
retak pada bangunan yang ditimbulkan oleh gaya
vertikal dan horizontal, seperti pergeseran tanah,
gempa bumi, dan lain - lain. Seperti gempa, dll. hal ini
sudah dilakukan oleh bangunan-bangunan tradisional
nenek moyang kita.
 Hal ini dilakukan agar pada saat terjadinya beban
(gaya vertikal dan horizontal, seperti pergeseran
tanah atau gempa bumi) pada bangunan tidak
menimbulkan keretakan atau putusnya sistim
struktur bangunan tersebut.
Pemisahan Bangunan
Pemisahan Bangunan
Beberapa cara dilatasi yang dapat dilakukan pada
bangunan dengan karakteristik berikut :
Pemisahan Bangunan
 Dilatasi baik digunakan pada
pertemuan antara bangunan
yang rendah dengan yang
tinggi.
 Dilatasi baik digunakan untuk
memisahkan bangunan induk
dengan bangunan sayap
(annex).
 Dilatasi juga baik digunakan
untuk bangunan yang
memiliki kelemahan secara
geometris.
 Bangunan yang sangat
panjang juga perlu
dipisahkan dengan dilatasi
agar mampu
menanggulangi deformasi
akibat perbedaan
permukaan tanah keras.
 Untuk bangunan super
blok perlu dilakukan
pemisahan menjadi
beberapa bangunan yang
lebih kecil.
Delatasi Dengan 2 Kolom

 Sistem dilatasi dengan


dua kolom umum dipakai
dan kebanyakan
dipergunakan untuk
bangunan yang
bentuknya memanjang
(linear).
 Dengan adanya dilatasi
maka jarak kolom akan
menjadi lebih pendek.
Alternatif Delatasi dengan
2 Kolom
Delatasi Dua Arah
Delatasi Dengan Balok
Kantilever

• Dilatasi juga bisa dilakukan


dengan struktur balok
kantilever.
• Bentang balok kantilever
maksimal 1/3 dari bentang
balok induk.
• Pada lokasi dilatasi bentang
kolom dirubah (diperkecil)
menjadi 2/3 dari bentang
kolom yang lain.
Delatasi Dengan Balok
Gerber
• Sistim ini dipergunakan
apabila diinginkan jarak
kolom tetap sama.
• Sistim ini memiliki
kelemahan apabila ada
beban horizontal yang
cukup besar (akibat
gempa bumi) akan
berakibat fatal (lepas
dan jatuh).
Delatasi Dengan Konsol

• Dengan sistim ini jarak


kolom dapat
dipertahankan sama.
• Umumnya dipergunakan
untuk bangunan yang
menggunakan material
prefabrikasi.
Penerapan Dilatasi

Dilatasi bangunan biasanya diterapkan pada :


 Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda-beda
(pertemuan antara bangunan yang rendah dengan
yang tinggi).
 Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.
 Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.
 Bangunan yang memiliki panjang >30m.
 Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang
rata.
Penerapan Dilatasi

 Bangunan yang ada didaerah gempa.


 Bangunan yang mempunyai bentuk denah
bangunan L, T, Z, O, H, dan U.
Penerapan Dilatasi

 Dalam penerapan sistem dilatasi perlu


diperhatikan jaraknya. Jarak dilatasi harus
benar-benar diperhitungkan. Dilatasi yang
terlalu sempit apabila terkena pergeseran
akibat gaya vertikal maupun horizontal akan
timbul banyak masalah, mulai dari dilatasi itu
sendiri yang rusak, kebocoran yang sulit
diperbaiki, sampai kerusakan-kerusakan di
bagian lain akibat saling bertabrakannya blok
bangunan satu dengan yang lainnya.
Penerapan Dilatasi
 Gambar sketsa bangunan di samping
merupakan salah satu contoh
bangunan yang harus memakai system
dilatasi. Bangunan tersebut berada di
daerah sekitar danau yang memiliki
kondisi tanah kurang baik. Memilki
kemungkinan yang besar tanah itu
mengalami pergerakan.
 Selain itu bangunan disekitar danau
tersebut termasuk bangunan tinggi,
yang memiliki tinggi bangunan yang
berbeda-beda.
 Untuk menahan gaya vertical dan gaya
horizontal yang timbul perlu dibuat
system dilatasi.
Penerapan Dilatasi
 Sistem dilatasi digunakan pada pertemuan
antar bangunan yang memiliki tinggi yang
berbeda. Hal ini dikarenakan beban gaya yang
diterima bangunan berbeda-beda antara
bangunan yang tinggi dengan bangunan yang
lebih rendah.Bangunan di atas bisa
menggunakan system dilatasi kolom,
kantilever, gerber, maupun konsol.
 Tetapi biasanya system dilatasi yang sering
digunakan adalah system dilatasi kolom.
Sistem ini digunakan untuk bangunan-
bangunan yang panjang. Sistem ini juga
mempunyai kelebihan yaitu mampu menahan
gaya horizontal yang timbul (gempa bumi).
 Selain itu juga relative aman, dan apabila ada
kerusakan-kerusakan tidak terlalu fatal.
Pertimbangan Pemilihan Sistem Struktur
[H. Sontag Dalam Multi Storey Buildings In Steel]

 Mengenal karakteristik bahan struktur yang digunakan


 Bahan baja cocok untuk bentang lebar.
 Bahan beton bertulang cocok untuk bentang sedang.
 Bahan kayu cocok untuk bentang pendek.
 Penempatan / posisi kolom
 Posisi kolom arah melebar bangunan.
 Posisi kolom arah memanjang bangunan.
 Menentukan bentang kolom harus disesuiakan dengan
modul.
 Pemilihan rangka pengaku pada arah horizontal maupun
vertikal, termasuk penempatan inti core.
 Memperhatikan bahaya kebakaran
Struktur Dengan Bahan Beton
Struktur Dengan Bahan Baja
BASEMENT
Pada Bangunan Bertingkat Tinggi
TERIMA KASIH
Pertemuan-08
UTS

Anda mungkin juga menyukai