Anda di halaman 1dari 43

Bagus Andika Dion Rivaldo

190810107 190810083
Paulina
Ardi Wiranata Dewi Susanti 190810110
190810076 190810028
Rudiman
Yeni Cristan 190810037
190810019 Venesa Cornelia
Widodo
Vivian Cornellya
UNKNO 190810038
190810043
Akuntansi Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif
AKTIVA PRODUKTIF (earning assets)

Penanaman dana bank baik dalam valuta rupiah maupun valuta


asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar
bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontinjensi pada
transaksi rekening administratif
KRITERIA DALAM PRODUK PPAP YANG AKAN DIPERTIMBANGKAN BANK PADA
SETIAP JENIS AKTIVA PRODUKTIF BANK YANG MASIH OUTSTANDING DENGAN
KUALITAS LANCAR HINGGA YANG MACET :

Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta


kemampuan peminjam yang ditinjau dari keadaan usaha
yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.

Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana


yang ditanamkan untuk surat berharga.
(A) KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF
05
Berikut ini beberapa jenis aktiva 04 Transaksi rekening administrative ialah komitmen dan
kontinjensi yang terdiri dari warkat penerbitan jaminnan,
produktif dan komponen yang akseptasi atau endosemen, irrevocable Letter of Credit
dipertimbangkan dalam PPAP 03 yang masih berjalan, akseptasi wesel impor atas dasar LC
berjangka

02 Penyertaan ialah penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan


yang bergerak dibidang keuangan yang tidak melalui pasar modal pada
perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
01 Penempatan yang dimaksud ialah penanaman dana bank pada bank lainnya berupa
giro, call money. Deposito berjangka, sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan
penempatan lainnya.
Surat berharga ialah surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit
atau derivatifnya atau kepentingan lainnya dalam bentuk lazim
diperdagangkan dalam pasar modal.

Kredit ialah peminjaman dana yang diberikan oleh bank berdasarkan persetujuan
atay kesepakatan bank dengan nasabah yang mewajibkan nasabah melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu.
(B) METODE PENGAKUAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Pengakuan penyisihan aktiva produktif dapat didasarkan pada metode langsung atau
metode cadangan, pengguna metode cadangan ini lazim sekali terjadinya kerugian pada
aktiva produktif yang sering terjadi pada periode berikutnya setelah penempatan aktiva
produktif.
Pengakuan kerugian aktiva produktif tidak perlu menunggu sampai terjadinya kerugian
tersebut muncul namun bank harus mengakui pada periode yang sama dengan terjadinya
penempatan aktiva produktif dengan cara membentuk cadangan penyisihan aktiva
produktif.
(C) PENENTUAN PENYISIHAN AKTIVA PRODUKTIF YANG DI
KLASIFIKASIKAN UNTUK MENENTUKAN BESARNYA CADANGAN

Ada Dua
Pendekatan : Pendekatan Laba Rugi, pendekatan ini
menentukan besarnya penghapusan atau
penyisihan aktiva produktif terlebih dahulu
sedangkan besarnya cadangan penyisihan
ditentukan kemudian.

Pendekatan Neraca, pendekatan ini menentukan


besarnya cadangan penghapusan aktiva
produktif terlebih dahulu sedangkan besarnya
cadangan penghapusan yang disajikan
ditentukan kemudian.
MENENTUKAN TINGKAT PPAP YANG HARUS DIBENTUK

CADANGAN YANG DIBENTUK DARI AKTIVA PRODUKTIF TERDIRI DARI :

Cadangan PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1%


dari aktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak
termasuk SBI dan Surat Utang Pemerintah.1

Cadangan khusus ppap yang ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :


a. 5% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus
b. 15% dari aktiva produktif yang di golongkan kurang lancar setelah dikurangi
dengan nilai agunan.
c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai
agunan.
d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai
agunan.
AGUNAN YANG DIPERGUNAKAN SEBAGAI PENGURANG DALAM PEMBENTUKAN PPAP :

Giro, deposito, tabungan dan setoran jaminan dalam mata uang


rupiah dan valuta asing yang diblokir disertai dengan surat
kuasa pencairan.

Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Utang


Pemerintah.

Surat Berharga yang aktif diperdagangkan


dipasar modal.

Tanah, Gedung, Rumah Tinggal, Pesawat


Udara, dan kapal Laut.
Infographic Style

Nilai Pasar ialah jumlah uang yang diperkirakan dapat diperoleh dari
transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu asset pada tanggal
penilaian setelah dikurangi biaya-biaya transaksi, pihak penjual dan
pembeli sebelumnya tidak mempunyai ikatan, memiliki pengetahuan
tentang asset yang diperdagangkan dan melakukan transaksi tidak
dalam keadaan terpaksa.
Kalukasi Biaya (cost approach) ialah perkiraan
biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi
aktiva yang baru setelah dikurangi dengan
penyusutan akibat kerusakan fisik dan penurunan
nilai ekonomis.
Kapitabilitas pendapatan (Income Approach) ialah
nilai tunai penerimaan kas masa depan dari
pendapatan yang diperkirakan akan diterima
dalam jangka waktu 5-10 tahun.
CONTOH SOAL

Bank ABCD pada 31 Desember 2014 memiliki


saldo-saldo seperti tampak pada neraca
sederhana. Misalnya kita ingin menentukan
PPAP untuk kredit yang diberikan, maka kita
harus melihat baki debet (saldo terakhir
pelaporan) kredit yang diberikan. Dalam Neraca
sebesar Rp.11.242.000,00.
PT BANK ABCD
Neraca Per 31 Desember 2014
no Rekening Jumlah (Rp) NO Rekening Jumlah (Rp)
1 Kas 400.000.000 1 Giro 700.000.000

2 Giro BI 600.000.000 2 SB Diterbitkan 450.000.000


3 Bank-Bank Lain 450.000.000 3 Tabungan 2.000.500.000

4 PPAP-BBL (30.000.000) 4 Deposito 8.000.000.000


5 Sekuritas Jangka Pendek 1.500.000.000 5 Pinjaman Diterima 4.000.000.000
6 PPAP-SJP (100.000.000) 6 Kewajiban Lainnya 500.000.000
7 Kredit Diberikan 11.242.000.000 7
8 PPA-Kredit Diberikan (545.000.000) 8
9 Penyertaan 4.000.000.000 9
10 PPAP-Penyertaan (447.000.000) 10
11 Aktiva Tetap 1.000.000.000 11 Modal 2.176.500.000
12 Akumulasi Penyusutan (243.000.000) 12
Jumlah 17.827.000.000 Jumlah 17.827.000.000
Saldo penyisihan penghapusan kredit yang diberikan yang telah dibentuk tahun lalu
sebesar 545.000.000 sedangkan pada akhir tahun 2014 PPAP yang wajib dibentuk
sebesar 1.209.700.000. Dengan demikian yang perlu ditambahkan sebesar
1.209.700.000-545.000.000 = 664.700.000. Jurnal yang diperlukan pada saat
pembentukan PPAP ialah :

31/12/2014 Biaya Penyisihan Penghapusan 664.700.000


Penyisihan Penghapusan 664.700.000

Dengan demikian saldo penyisihan penghapusan kredit pada 31 Desember 2014 kalua
ditampilkan dalam laporan keuangan adalah sebesar 1.209.700.000.
PENGHAPUSAN KREDIT MACET
Penghapus bukuan adalah dikeluarkan dari neraca bank, namun tetap ditagih terus sampai dengan lunas. Nilai pokok kredit dan
bunga yang macet dan harus dihapus bukukan selanjutnya dibebankan kepada rekening penyisihan penghapusan kredit
contoh:
Kredit macet atas nama PT ABC sebesar 300.000.000 dan tunggakan bunga sebesar 30.000.000 dihapus bukukan, pencatatan
transaksi ini ialah :

* Penyisihan Penghapusan Kredit 330.000.000


Kredit Yang Diberikan 300.000.000
Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima 30.000.000

Bila kemudian kredit tersebut dilunasi, maka bank harus membukukan kembali kredit tersebut kedalam
rekening efektif yaitu :

* Kredit Yang Diberikan 300.000.000


Pendapatan Bunga Akan Diterima 30.000.000
Penyisihan Penghapusan Kredit 330.000.000

Selanjutnya bank mencatat pelunasannya dengan jurnal sebagai berikut :

* Kas/Giro 330.000.000
Kredit Yang Diberikan 300.000.000
Pendapatan Bunga Yang Akan Diterima 30.000.000
Bagaimana dengan pencatatan pembentukan aktiva produktif yang lain? Prinsipnya sama dengan
pencatatan pada PPAP untuk kredit yang diberikan yaitu mencatat jurnal pembentukan PPAP sebagai
berikut :

* Untuk Penempatan Pada Bank Lain :

Biaya Penyisihan Penempatan Pada Bank Lain xxxxx


Penyisihan Penempatan Pada Bank Lain xxxxx

* Untuk Surat Berharga :

Biaya Penurunan Nilai Surat Berharga xxxxx


Penyisihan Penurunan Nilai Surat Berharga xxxxx

* Untuk Pencatatan PPAP Penyertaan :

Biaya Penyisihan Penurunan Nilai Penyertaan xxxxx


Penyisihan Penurunan Nilai Penyertaan xxxxx
AktivaSewa
GunaUsaha
AKTIVA SEWA GUNA USAHA

Untuk memenuhi aktiva tetap, bank dapat memilik alternative lain


melalui sewa guna usaha. Aktiva sewa guna usaha sebearnya
masih dalam kelompok aktiva tetap, namun menurut pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia harus disajikan secara tersendiri
atau terpisah.
(A) JENIS LEASING
Sewa guna usaha dikelompokkan menjadi dua capital lease dan operating capital. Kriteria masing masing jenis leasing ialah sebagai
berikut :

1. CapitaL lease atau Finance Lease


a. Jumlah pembayaran sewa guna selama masa sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal.
b. Masa sewa guna usaha ditetapkan minimum 2 tahun untuk barang modal golongan I, minimum 3 tahun untuk barang
modal gologan II dan minimum 7 tahun untuk barang modal bangunan.
c. Sewa guna usaha mengandung persetujuan yang diberikan hak kepada penyewa untuk membeli aktiva yang disewa dengan
harga yang telah disetujui

2. Operating Lease
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha tidak dapat menutup harga perolehan barang modal
yang disewa ditambah keuntungan yang diperhitungkan lessor.
b. Tidak memiliki hak opsi bagi lesse, sehingga tidak benar membeli atau memindahkan hak pada akhir masa sewa guna
usaha bagi lesse.
(B) HUBUNGAN LESSOR DENGAN LEASE BAIK DALAM CAPITAL
LEASE MAUPUN DALAM OPERATING LEASE

Pada capital lease bahwa lessor mendapatkan hak milik atas barang modal yang
kemudian disewakan selama jangka waktu tertentu yang maksimum sama dengan
masa kegunaan ekonomis benda yang bersangkutan, sebaliknya lesse berkewajiban
membayar kepada lessor atas seluruh biaya lessor untuk mendapatkan barang tersebut
ditambah ongkos-ongkos pembiayaan lessor membeli barang kemudian disewakan
dan lesse membayar sewa tersebut secara berkala sebagai imbalan.
(C) AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAGI PENYEWA
(LESSE)
Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai
tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa pada akhir masa sewa
guna usaha.
Aktiva sewa guna usaha yang dimiiki wajib diamortisasi setiap akhir periode pelaporan dengan menggunakan metode yang sama dengan
metode penyusutan pada aktiva tetap.
Contoh:
Bank Mitra Niaga Semarang telah memutuskan untuk memenuhi kebutuhan aktiva tetap melalui leasing berupa kendaraan selama lima
tahun sejak Januari 2011 kepada Swaguna Leasing Semarang. Leasing tersebut tidak dapat dibatalkan atau merupakan capital lease.
a. Harga kendaraan pada saat perjanjian leasing ditandatangani 1 Januari 2011 sebesar 400.000.000. Umur ekonomis 5 tahun dan
nilai reesidu ditaksir sebesar 50.000.000.
b. Tarif bunga kredit oleh Bank Mitra Niaga yang disebut Lessee’s Incremental Borrowing Rate sebesar 15% setahun.
c. Pihak Lessor memperhitungkan sewa dengan dasar rate of return on investment sebesar 14%. Penentuan tarif ini disepakati oleh
Bank Mitra Niaga (lesse).
d. Pihak Bank Mitra Niaga dalam melakukan penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus.
e. Dalam perjanjian dikatakan bahwa bank boleh melakukan pembelian aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan pada akhir masa
sewa.
Berdasarkan soal diatas maka dapat dihitung angsuran yang harus dibayar oleh Bank Mitra Niaga pada akhir setiap tahun sebagai
berikut :
KETERANGAN JUMLAH (Rp)
Harga Kendaraan 400.000.000
Nilai Sekarang Residu 50.000.000 x 0,51937 25.968.500
374.031.500
Nilai sekarang atas nilai residu dihitung dengan tingkat yang berlaku dan
ditentukan oleh lessor pada saat perjanjian yaitu 14% dengan masa sewa guna
usaha 5 tahun. Dengan demikian dapat ditentukan sewa tahunan dengan cara
membagi nilai bersih sewa guna usaha dengan harga tunai anuitas akhir periode
untuk Rp1 (lihat pada tabel bunga) sebagai berikut = Rp374/031.500 : 3,433 =
Rp108.951.790 setiap tahun agar dapat menutup harga barang modal dan pihak
lessor memperoleh rate of return on investment sebesar 14%.
Perlu diketahui bahwa tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai
tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan
oleh perusahaan sewa guna usaha lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada
awal masa sewa guna usaha.
Transaksi tersebut dicatat sebagai berikut :
Tanggal 1 Januari 2011 pada saat perjanjian sewa guna usaha, bila nilai residu dijamin
oleh Bank Mitra Niaga (lesse), jurnalnya sebegai berikut :

1/1/2011 Biaya Bunga 37.111.160


Utang Bunga 37.111.160
Depresiasi Aktiva Sewa Guna Usaha 70.000.000
Akum. Depr. Aktiva sewa Guna Usaha 70.000.000

Tanggal 1 Januari 2012 pada waktu pembayaran angsuran pokok dan bunga yang
pertama, pencatatannya adalah :

1/1/2012 Utang Bunga 37.111.160


Utang Sewa Guna Usaha 71.840.630
Kas/Giro Swaguna/Giro BI 108.951.700
Untuk pencatatan atau pembukuan pada tahun-tahun berikutnya dilakukan dengan cara
yang sama. Namun perlu dipahami adaah atas nilai esidu pada akhir masa sewa guna
usaha yaitu 1 Januari 2016 bila dijamin oleh lesse, misalnya pada akhir periode ternyata
harga nilai resido Rp30.000.000 maka lesse harus membayar Rp20.000.000, sedangkan
selisihnya merupakan rugi. Jurnal yang dicatat sebagai berikut :

1/1/2016 Utang Bunga xxxx


Kas/Giro Swaguna/ Giro BI XXXX

Akum. Depr. Akt Sewa Guna Usaha 350.000.000


Utang Sewa Guna Usaha 50.000.000
Rugi Sewa Guna Usaha 30.000.000
Aktiva Sewa Guna Usaha 400.000.000
Kas 30.000.000
Bila harga aktiva sewa guna usaha pada akhir periode melebihi nilai resido maka dicatat
sebagai laba sewa guna usaha. Pada kasus lain bahwa nilai residu tidak dijamin oleh
pihak lesse atas kesepakatan bersama, maka besarnya nilai sewa guna usaha adalah
sebesar harga perolehan dikurangi nnilai residu dengan jurnal sebagai berikut :

Aktiva Sewa Guna Usaha 374.031.500


Utang Sewa Guna Usaha 374.031.500

Penyusutan pada setiap akhir periode jurnalnya sebagai berikut :

Depresiasi Aktiva Sewa Guna Usaha 74.806.300


Akum. Depr. Aktiva sewa guna usaha 74.806.300
Aktiva Tetap
AKTIVA TETAP

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang dalam operasional bank


tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
bank, dengn masa manfaat lebih dari satu tahun.
Dalam perbankan, aktiva tetap perlu dibatasi karena penempatan
dana pada aktiva tetap dan inventaris yang berlebihan akan
mengakibatkan bank kesulitas likuiditas.
(A) PENGELUARAN UNTUK MEMPEROLEH AKTIVA TETAP

Pada dasarnya, biaya yang dikeluarkan atas aktiva tetap dapat diklasifikasikan menjadi 4 tahap yaitu :
a. Tahap Pendahuluan, fase perusahaan melakukan studi kelayakan dan analisis keuangan untuk menentukan
kemungkinan memperoleh aktiva tetap. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam tahap ini tidak dapat dikaitkan
dengan aktiva tetap tertentu, sehingga harus diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan
b. Tahap Pra-perolehan, tahap pembelian aktiva tetap telah menjadi kemungkinan, namun belum terjadi. Biaya
yang dikeluarkan dalam tahap ini sepertinya biaya survei, sudah dapat dikaitkan dengan aktiva tetap tertentu
yang akan dibeli sehingga harus diperlakukan sebagai pengeluaran modal.
c. Tahap perolehan, tahap dimana pembelian aktiva tetap telah terjadi. Biaya yang terkait langsung dengan
aktiva tetap yang dibeli harus dikapitalisasi dalam akun aktiva tetap.
d. Tahap Pemakaian, tahap ini adalah tahap aktiva tetap telah digunakan sehingga harus dilakukan penyusutan.
Segala aktivitas perbaikan dan pemeliharaan atas aktiva tetap yang sifatnya normal serta berulang harus
dicatat langsung kedalam akun beban.
Sehubungan dengan tahap diatas, pencatatan atas pengeluaran untuk memperoleh dan
penggunaan aktiva tetap dikelompokkan menjadi :
a. Pengeluaran Modal, pengeluaran untuk memperoleh manfaat yang akan dirasakan
lebih dari satu periode akuntansi dengan kapitalisasi ke dalam akun aktiva yang
bersangkutan (masuk dalam harga perolehan) contoh, pembayaran untuk pembelian
mobil, biaya balik nama dan sebagainya.
b. Pengeluaran Pendapatan, pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh manfaat
yang hanya bisa dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan, yang dibukukan
ke dalam akun biaya.
Contoh, pembelian oli, bensin dan reparasi
(B) PEROLEHAN AKTIVA TETAP

1. Perolehan Aktiva Tetap melalui Pembelian


a. Pembelian Secara Tunai, bank hanya akan membayar sebesar harga perolehan, contoh :
Bank ABC Cabang Semarang membeli tanah seluas 300 m² @Rp1.000.000. Biaya pemerataan tanah Rp5.000.000,
biaya notaris Rp7.500.000, biaya perantara Rp15.000.000, semua secara tunai. Pencatatannya sebagai berikut :
Kas 327.500.000
Pembelian aktiva tetap tetap secara gabungan sering terjadi, misalnya membeli tanah beserta bangunan yang berdiri
diatasnya. Contoh :
Dibeli tanah berikut gedung yang berdiri diatasnya seharga Rp500.000.000. Biaya nptaris Rp23.500.000, biaya
perantara Rp25.000.000. Berdasarkan perkiraan konsultan jasa penilai, bahwa harga tanah Rp400.000.000, sedangkan
harga gedung Rp120.000.000, Pembelian dilakukan secara tunai.
Aktiva Nilai Wajar Per Aktiva Total Nilai Wajar Harga Perolehan/aktiva
a b ((a/b)x537.500.000)
Tanah 400.000.000 520.000.000 413.461.540
Gedung 120.000.000 520.000.000 124.038.460

Pencatatan transaksi :
Aktiva Tetap dan Inventaris - tanah 413.461.540
Aktiva Tetap dan Inventaris - gedung 124.038.460
b, Pembelian secara kredit, pembelian secara angsuran dimana menimbulkan biaya bunga yang tidak dapat
dikapitalisasikan dalam harga perolehan aktiva. Hal ini dikarenakan biaya bunga adalah pengeluaran pendapatan.
Contoh:
Bank Bisnis Indonesia membeli mobil secara kredit pada PT Mitra Usaha dengan harga Rp440.000.000 DP ditentukan
Rp200.000.000 secara tunai. Bunga 9% per tahun flat, jangka waktu 1 tahun. Persetujuan dilakukan tanggal 3 Maret
2014 dan realisasi pembelian kredit pada tanggal 6 Maret 2014. Angsuran pokok dan bunga dilakukan pada setiap
awal bulan. Sehingga dikalkulasikan sebagai berikut :
- Angsuran Pokok Rp240.000.000 : 12 bulan = Rp20.000.000/bulan
- Angsuran Bunga (Rp240.000.000x9%) : 12 bulan = Rp1.800.000/bulan
Jadi total angsuran perbulan yang harus dibayar Bank Bisnis Indonesia adalah Rp21.800.000 sejak tanggal 6 Maret
2014 hingga 6 Maret 2015. Dengan pencatatan sebagai berikut :
3/3/2014 uang Muka 200.0000.000
Kas 200.000.000
6/3/2014 ATI-Mobil 200.000.000
Biaya Bunga 21.800.000
Utang Pembelian Angsuran 21.800.000
Uang Muka 200.000.000
6/3/2014 Utang Pembelian Angsuran 21.800.000
Biaya Bunga 1.800.000
Biaya Bunga ditangguhkan 1.800.000
Kas 21.800.000
2. Perolehan Dengan Pertukaran Surat Berharga, cara ini menilai aktiva tetap yang
diperoleh dengan nilai wajar, bila tidak maka didasarkan pada nilai pasar sekuritas.
Perbedaan nilai pasar sekuritas dengan nilai nominal dicatat sebagai agio atau disagio.
Contoh :

Bank ABC membeli sebidang tanah seluas 500 m² dengan cara ditukar
dengan saham biasa 10.000 lembar. Harga kurs pada saat pertukaran 102%.
Maka pencatatan transaksi ini ialah :

Aktiva Tetap dan Inventaris – Tanah Rp1.020.000.000


Saham Biasa Rp1.000.000.000
Agio Saham Rp20.000.000
3. Pertukaran Aktiva Tetap dengan Aktiva yang Tidak Sejenis, pertukaran aktiva dengan aktiva yang berbeda jenis
yang artinya beda ungsi, selain sekuritas. Perlakuan akuntansinya adalah pertukaran aktiva tetap dinilai sebesar nilai
wajar dari aktiva yang diperoleh atau aktiva yang diserahkan tergantung mana tang lebih layak berdasarkan bukti atau
data yang tersedia. Perbedaan antara nilai buku aktiva yang diseerahkan dengan nilai wajar digunakan pada tanggal
transaksi harus dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran. Contoh :
Bank ABC membeli tanah seluas 300 m² dengan harga Rp1.000.000/m². Perolehan tanah tesebut dengan cara ditukar
dengan mobil seharga Rp300.000.000 yang telah disusut sebesar Rp60.000.0000. Selai menyerahkan mobil, Bank
ABC juga membayar dengan tunai Rp40.000.000
Transaksi ini akan diperhitungkan laba ruginya seperti dibawah ini :

Harga Tanah 300.000.000


Penyerahan Uang Tunai 40.000.000
Harga Buku Mobil 240.000.000
(300.000.000-60.000.000)
Nilai Aset yang Diserahkan 280.000.000
Laba Pertukaran 20.000.000

Aktiva Tteap dan Investasi-Tanah 300.000.000


Akumulasi Depresiasi Mobil 60.000.000
Aktiva Tetap dan Inventaris Mobil 300.000.000
Kas 40.000.000
Laba Pertukaran 20.000.000
Misalkan dari contoh diatas, mobil tersebut telah disusut sebesar Rp80.000.000, sedangkan uang tunai yang
diserahkan sebesar Rp100.000.000, maka laba atau rugi dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Harga Tanah 300.000.000


Penyerahan Uang Tunai 100.000.000
Harga Buku Mobil 220.000.000
(300.000.000-80.000.000)
Nilai Aset yang Diserahkan 320.000.000
Laba Pertukaran 20.000.000

JURNAL :
Aktiva Tteap dan Investasi-Tanah 300.000.000
Akumulasi Depresiasi Mobil 80.000.000
Rugi Pertukaran 20.000.000
Aktiva Tetap dan Inventaris Mobil 300.000.000
Kas 100.000.000
4. Pertukaran Aktiva Tetap dengan Aktiva yang Sejenis, perlakuan akuntansinya untuk aktiva tetap yang
diperoleh melalui transaksi pertukaran aktiva non- moneter dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang
diperoleh atau aktiva yang diserahkan yang lebih layak berdasarkan bukti/data yang tersedia. Perbedaan
antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar aktiva yang diterima dalam hal terjadi
kerugian maka langsung diakui sedangkan bila terjadi laba maka harus ditangguhkan. Contoh :

Sebuah mobil sedan A seharga Rp120.000.000 dan telh disusut Rp40.000.000 ditukar dengan mobil sedan B seharga
Rp100.000.000. Maka laba pertukaran dipeprhitungkan dari harga mobil A dikurangi harga buku sedan B yaitu
Rp100.000.00 – (Rp120.000.000-Rp40.000.000) = Rp20.000.000.

Jurnal untuk transaksi ini yaitu :

Aktiva Tetap & Inventaris - Mobil B 80.000.000


Akumulasi Depresiasi Mobil A 40.000.000
Aktiva Tetap & Inventaris – Mobil A 120.000.000
Pada pencatatan tersebut aktiva baru (mobil B) dicatat lebih rendah dari harga tunainya (Rp100.000.000). Selisih sebenarnya
merupakan laba yang ditangguhkan, yang akan diakui secara berangsur-angsur selama umur aktiva baru melalui depresiasi pada
aktiva baru yang lebih kecil daripada yang sebenarnya, contoh :
Sebuah mobil Toyota Kijang lama seharga Rp40.000.000 yang telah disusut sebesar Rp10.000.000 ditukar dengan Toyota Kijang
baru. Harga mobil Kijang baru Rp150.000.000. dalam pertukaran ini Bank menyerahkan pembayaran tunai Rp130.000.000.
Perhitungan rugi pertukaran :

Harga Tunai Kijang Baru   150.000.00


0
Penyerahan Uang Tunai
130.000.000  
Harga Buku Kijang Lama = Rp40.000.000 – Rp10.000.000
30.000.000  
Nilai Aset yang Diserahkan
  160.000.00

Jurnal : 0
Rugi Pertukaran
Aktiva Tetap dan Inventaris – Mobil (baru) 150.000.000   10.000.000
 

Akumulasi Depresiasi Mobil (Lama) 10.000.000  

Rugi Pertukaran 10.000.000  

Aktiva Tetap dan Inventaris – Mobil Lama   40.000.000

Kas   130.000.000
5. Perolehan aktiva tetap melalui Pembuatan Sendiri, harga perolehan aktiva tetap meliputi biaya yang berkenaan
dengan pembuatan aktiva tersebut hingga siap digunakan. Biaya – biaya yang timbul dan menjadi komponen harga
perolehan adalah bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
6. Perolehan Aktiva tetap dari Sumbangan/Hibah/Hadiah, pencatatan aktiva sebesar harga pasar.
Contoh:
Bank ABC menerima hibah dari pemerintah berupa tanah dan gedung. Harga pasar tanah Rp400.000.000, harga
gedung Rp200.000.000. Maka pencatatannya adalah:

Aktiva Tetap dan Inventaris – Tanah 400.000.000  

Aktiva Tetap dan Inventaris – Gedung 200.000.000  


Modal Hibah   600.000.000

Bila bank mengeluarkan biaya untuk menerima hadiah/hibah sebesar Rp50.000.000, maka pencatatannya
adalah :
Aktiva Tetap dan Inventaris – Tanah 400.000.000  

Aktiva Tetap dan Inventaris – Gedung 200.000.000  

Modal Hibah   550.000.000

Kas   50.000.000
(C) PENCATATAN BIAYA UNTUK MENGGUNAKAN AKTIVA TETAP

Pada saat perolehan aktiva tetap ada biaya-biaya yang terkait langsung dengan aktiva tetap, contohnya adalah harga
beli mesin, pajak, biaya asuransi selama dalam perjalanan, dan ongkos pemasangan sampai mesin tersebut benar-benar
dapat dioperasikan dan biaya ini akan dicatat dalam akun mesin. Sedangkan dalam penggunakan aktiva tetap, juga
diperlukan biaya. Biaya-biaya dimaksud misalnya biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya penggantian yang relatif
kecil dan sebagainya. Jadi, jurnal yang diperlukan untuk membukukan pengeluaran ini adalah:

 Bila biaya pemeliharaan dan reparasi tidak menambah umur, yaitu:


Tgl Nama Akun Debit Kredit
01 Des Biaya reparasi dan pemeliharaan 100,000
Kas 100,000

 Bila biaya pemeliharaan dan reparasi menambah umur, yaitu:


Tgl Nama Akun Debit Kredit
01 Des Akumulasi aktiva tetap 100,000
Kas 100,000
Khusus biaya penggantian yang relatif besar maka harus diperhitungkan nilai komponen aset tetap yang diganti. Nilai
yang diganti tersebut harus dikeluarkan dulu dari buku dan kemudian memasukkan/mencatat nilai penggantian yang
baru ke dalam buku.
Contoh :
Bank telah melakukan penggantian salah satu bagian mobil yang telah disusut 80%. Sebuah suku cadang 10% diganti
dengan harga Rp 50.000.000 secara tunai. Sementara harga mobil pada waktu pembelian Rp 400.000.000. Pencatatan
jurnal pembelian aset tetap transaksi tersebut adalah:
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tgl Nama Akun Debit Kredit
Akumulasi Peny. aset Tetap 32.000.000
Rugi Penggantian  8.000.000
Aktiva Tetap-Mobil 40.000.000
Aktiva Tetap-Mobil 50.000.000
Kas 50.000.000

Perhitungan:
(D) DEPRESIASI AKTIVA TETAP

Penggunaan aset tetap yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan aset tetap aus. Untuk itu nilai aktiva tetap harus
dialokasikan setiap periode untuk mengimbangi penurunan manfaat yang telah diberikan.Secara umum dapat dijelaskan bahwa
depresiasi aset tetap dilakukan oleh bank karena:

1. Faktor fisik, artinya aset tetap tersebut dipakai terus menerus sehingga aus karena umur atau karena kerusakan.
2. Faktor fungsional, Faktor ini dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi produktivitas sehingga perlu diganti atau memang
adanya perkembangan teknologi yang menuntut aset tetap tersebut harus diganti.

Dengan pertimbangan tersebut, maka selanjutnya perlu mengalokasikan harga perolehan ke dalam biaya depresiasi. Untuk
mengalokasikan biaya depresiasi setiap periode pelaporan , maka harus diketahui:

1. Harga perolehan, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut hingga siap digunakan.
2. Umur ekonomis, yaitu taksiran suatu aset tetap secara ekonomis dapat memberikan manfaat.
3. Nilai residu, yaitu nilai sisa suatu aset tetap bila dijual atau ditukarkan, karena aktiva tersebut tidak mampu lagi memberikan
manfaat ekonomis.
Depresiasi yang telah ditentukan selanjutnya dicatat dengan mendebet rekening biaya depresiasi/penyusutan dan mengkredit
akumulasi depresiasi aset tetap. Akumulasi depresiasi aset tetap adalah rekening pengurang terhadap harga perolehan aktiva tetap.
Selisih harga perolehan dengan akumulasi depresiasi aktiva tetap. Nilai buku ini akan tampak setiap akhir periode pelaporan. Untuk
menentukan nilai penyusutan aset tetap ada beberapa metode, yaitu:
≥ Metode Garis Lurus (Straigth Line Method)
Dalam metode ini, bank akan menghitung depresiasi setiap periode dengan jumlah yang sama. Rumus metode garis lurus adalah:
Depresiasi =

Metode ini paling sederhana, namun penerapan metode ini harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Kegunaan aset tetap yang bersangkutan akan menurun secara proporsional setiap periode.
Biaya reparasi dan pemeliharaan setiap periode relatif tetap.
Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.
Kapasitas penggunaan setiap periode relatif tetap.
Contoh :
Mobil dengan harga Rp 400.000.000 ditaksir mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp 500.000.000. Contoh ini
bisa ditentukan nilai depresiasinya sebagai berikut:
= (400.000.000 – 50.000.000) : 5
= Rp 70.000.000
Pencatatan Depresiasi ini adalah:

Tgl Nama Akun Debit Kredit


Biaya Peny. aktiva tetap 70.000.000
Akumulasi Peny. aktiva tetap 70.000.000
≥ Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
Dalam metode ini, dengan cara menghitung nilai aktiva tetap yang mengasumsikan bahwa aset tetap yang
bersangkutan akan lebih cepat rusak jika digunakan secara penuh. Beban depresiasi di sini sangat tergantung pada
jumlah jam kerja yang digunakan. Rumus untuk metode penyusutan jam jasa adalah:
Depresiasi =
Contoh:
Peralatan komputer sebanyak 10 unit dengan harga perolehan Rp 3.500.000 akan dapat digunakan selama 18.000
jam.Nilai residu untuk masing-masing unit Rp 200.000.
Dengan demikian nilai penyusutan per jam adalah:
= (35.000.000 – 2.000.000) : 18.000
= 1.833,33 per jam
Jadi bila penggunaan pada tahap 1 (satu) selama 3.000 jam, maka nilai penyusutan pada akhir tahun ke-1 sebesar:
= Rp 1.833,33 x 3.000 jam
= Rp 550.000
Pencatatan jurnal sebagai berikut:

Tgl Nama Akun Debit Kredit


Biaya Peny. aktiva tetap & inventaris – Komputer 550,000
Akumulasi Peny. aktiva tetap & Inv – Komputer 550,000

Untuk tahun kedua, ketiga, dan seterusnya menggunakan cara yang sama tergantung jam jasa.
≥ Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Your Digit Method)
Dalam metode ini diasumsikan bahwa aset tetap yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aset tetap
yang lebih tua. Untuk itu biaya reparasi pada awal-awal tahun akan relatif kecil dan akan naik mengikuti umur aktiva tersebut.
Sebaliknya pada awal periode umur aktiva tetap tersebut, nilai depresiasi diasumsikan lebih besar.
Dan akan menurun seiring dengan tingkat manfaat yang diberikan aset tetap tersebut.
Penentuan depresiasi atau penyusutan melalui metode jumlah angka tahun adalah dengan cara mengalikan bagian pengurang yang
setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan setelah dikurangi nilai residu. Faktor pengurang dihitung dengan cara bahwa
untuk pembilang adalah bobot tahun yang bersangkutan dan untuk penyebut adalah jumlah angka tahun selama umur ekonomis atau
jumlah angka bobot.
Contoh:
Aset tetap mobil, harga Rp 100.000.000 akan dipakai secara ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp 20.000.000.
Penyusutan per tahun dengan metode angka tahun seperti pada tabel berikut:

Keterangan:
Depresiasi tahun 1 (pertama):
= 0,333333 x Rp 80.000.000
= 26.666.667
Bagian pengurang:
= 5/15
= 0,3333333
THANK
YOU
Unknowns

Anda mungkin juga menyukai