Anda di halaman 1dari 16

Tugas Rutin : Pengertian Penjelasan Akun - Akun yang ada di dalam Laporan

Keuangan Bank Syariah

Disusun Oleh Kelompok 5

Nama Anggota : Afdala Talvi Hijja 7193520065

Annisa Lestari Lubis 7193220018

Indri Oktavia Harahap 7193220015

Kristin Maharani Purba 7193220029

Natasya Febivalen Naibaho 7193220028

Zefanya Christina Sinaga 7193520035

Kelas : Akuntansi 19C

LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

1. LAPORAN POSISI KEUANGAN

ASET

Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki perusahaan atau seseorang baik berwujud atau
tidak berwujud yang bernilai atau berharga yang akan mendatangkan manfaat bagi
perusahaan atau seseorang tersebut.

1) Kas : Kas merupakan aktiva perusahaan yang berbentuk uang tunai (uang kertas, uang
logam, wesel, cek dan lainnya) yang dipegang oleh perusahaan ataupun disimpan di bank
dan dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
2) Giro dan Penempatan pada Bank Indonesia : Giro adalah suatu istilah perbankan untuk
suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek, berupa surat
perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada
rekening lain yang ditunjuk surat tersebut.

Penempatan pada Bank Indonesia adalah penempatan/tagihan Bank baik dalam Rupiah
maupun valuta asing kepada Bank Indonesia.
Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari:
a. Giro pada Bank Indonesia, yaitu saldo rekening giro Bank di BankIndonesia, baik
dalam Rupiah maupun mata uang asing;
b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), yaitu surat berharga dalam mata uang Rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesiaberjangka waktu pendek berdasarkan prinsip
Syariah; dan
c. Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), yaitufasilitas simpanan dalam
Rupiah yang disediakan oleh BankIndonesia kepada Bank untuk menempatkan dananya
di BankIndonesia dalam rangka standing facilities berdasakan prinsipSyariah.

3) Penempatan pada Bank Lain : Penempatan pada Bank Lain adalah penempatan/tagihan
atau simpanan milik Bank pada Bank Lain untuk menunjang kelancaran aktivitas
operasional, dalam rangka memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary reserve.
Penempatan pada Bank Lain adalah penempatan dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito pada bank syariah lain serta giro dan tabungan pada bank konvensional.

4) Investasi pada Surat Berharga : Investasi dapat diartikan ialah sebagai penanaman modal.

Investasi pada Surat Berharga (Financial Asset) adalah investasi berupa surat-surat berharga
yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang di kuasai oleh entitas. Pilihan
aktiva financial dalam rangka invetasi pada sebuah entitas dapat di lakukan dengan dua
cara:

Investasi langsung (Direct Investment)

Investasi langsung dapat di artikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara
langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan
mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividend dan capital gains.

Investasi tidak langsung (Indirect Investment)

Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang di miliki di perdagangkan
kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara.
5) Piutang Murabahah

Piutang murabahah adalah suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan harga
asalnya meliputi harga barang, dimana nasabah mempunyai kewajiban membayar
seluruhnya pada waktu jatuh tempo serta menentukan keuntungan (margin) yang di
sepakati.

6) Istishna

Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatanbarang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yangdisepakati antara pemesan (pembeli/mustashni') dan
penjual (pembuat/shani').

7) Piutang Ijarah

Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu
dengan membayar sewa (ujroh), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang
itu sendiri.

8) Pinjaman Qardh

Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang
meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu.

9) Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan
nasabah selaku (mudharib) yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola
suatu usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut
dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.

10) Musyarakah

Musyarakah adalah bentuk pembiayaan dengan skema bagi hasil (syirkah), dimana Bank
menempatkan dana sebagai modal untuk usaha nasabah, dan selanjutnya Bank dan
Nasabah akan melakukan bagi hasil atas usaha sesuai nisbah yang disepakati pada jangka
waktu tertantu.
11) Tagihan Akseptasi

Adalah tagihan LPEI kepada bank dan pihak ketiga bukan bank yang timbul karena akseptasi
wesel atas dasar L/C berjangka. Dalam pos ini yang dilaporkan adalah nilai wesel atas
dasar L/C berjangka yangdiaksep.

CKPN – Tagihan akseptasi adalah cadangan kerugian penurunan nilai atas tagihan akseptasi.
Pos ini harus dirinci pada Daftar Rincian Tagihan Akseptasi.

12) Aset yang Diperoleh untuk Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset dalam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan. Aset ijarah adalah
aset baik berwujud maupun tidak berwujud, yang atas manfaatnya disewakan.

13) Penyertaan Modal Sementara

Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal oleh Bank, unit usaha syariah atau
kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, dalam bentuk saham pada
perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.

14) Aset Tetap (Aktiva Tetap)

Aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

15) Aset Lain

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan, dan piutang jangka panjang.

Aset Lainnya, antara lain:

 Aset tak berwujud;


 Kemitraan dengan pihak ketiga;
 Kas yang dibatasi penggunaannya; Uang Muka Rekening BUN; dan
 Aset Lain-Lain.

LIABILITAS

1. Liabilitas Segera : Kewajiban segera adalah kewajiban Bank kepada pihak lain yang
sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian
yang ditetapkan sebelumnya. Kewajiban segera antara lain terdiri dari: 01. Penerimaan
pajak termasuk potongan pajak yang masih harus disetor. 02. Kewajiban yang sudah
jatuh tempo namun belum ditarik seperti deposito mudharabah, bagi hasil yang belum
diambil shahibul maal. 03. Dana transfer/kiriman uang masuk/keluar. 04. Saldo rekening
tabungan yang sudah ditutup namun belum diambil oleh pemilik rekening. 05. Deviden
yang sudah ditetapkan tetapi belum dibayarkan. 06. Selisih lebih hasil penjualan agunan
yang merupakan hak debitur. 07. Komponen-komponen di atas apabila jumlahnya
material dapat dikelompokkan dalam pos tersendiri.

2. Dana Syirkah Temporer : Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai
investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian
hasil investasi berdasarkan kesepakatan.2. Contoh dari dana syirkah temporer adalah
penerimaan dana dari investasi mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah,
musyarakah, dan akun lain yang sejenis.

3. Giro Wadiah : Giro wadiah adalah Sarana penyimpanan dana dalam bentuk mata uang
rupiah pada Bank Aceh Syariah yang pengelolaan dananya berdasarkan prinsip syariah
dengan akad Wadiah Yad Dhamanah, yaitu dana titipan murni nasabah kepada Bank
yang dapat diambil setiap saat dengan menggunakan media Cheque dan Bilyet Giro.

4. Tabungan wadiah : Tabungan wadiah adalah Tabungan Wadiah adalah produk simpanan
dengan akad wadiah pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/bilyet giro,
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Ketentuan Umum Tabungan Wadiah
a. Bersifat simpanan.
b. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasar-kan kesepakatan.
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) yang
bersifat sukarela dari pihak bank.

5. Liabilitas akseptasi : Liabilitas akseptasi adalah liabilitas kepada pihak ketiga yang
timbul sebagai akibat akseptasi wesel atas dasar L/C berjangka. Dalam pos ini yang
dilaporkan adalah nilai wesel atas dasar L/C berjangka yang diaksep. Akseptasi adalah
acceptance yaitu janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan
tanda tangan pengesahan dalam surat wesel.

6. Pembiayaan diterima : Pembiaya diterima merupakan sumber dana yang berasal dari
bank lain, Bank Indonesia, atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai
dengan persyaratan perjanjian pinjaman.

7. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah taksiran kerugian akibat tidak
dipenuhinya komitmen dan kontinjensi oleh nasabah. Bank terkadang mengadakan
transaksi yang tidak berakibat pada pengakuan aset dan liabilitas pada Laporan Posisi
Keuangan, tetapi berakibat pada timbulnya komitmen dan kontinjensi. Transaksi seperti
itu seringkali merupakan bagian yang penting dari kegiatan usaha suatu Bank dan dapat
berdampak signifikan terhadap tingkat risiko yang dihadapi Bank tersebut. Pada
umumnya komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit digolongkan dalam
kualitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada umumnya komitmen dan kontinjensi yang telah
jatuh tempo dan nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya dialihkan menjadi
pembiayaan. Selanjutnya perlakuan akuntansi untuk komitmen dan kontinjensi yang
telah dialihkan tersebut mengikuti akuntansi untuk pembiayaan.

8. Liabilitas Lainnya adalah semua kewajiban kepada pihak lain atas kegiatan utama Bank
yang tidak dapat digolongkan ke dalam hutang salam dan hutang istishna. Termasuk
dalam pos Liabilitas lainnya, antara lain: a. Setoran jaminan/margin deposit untuk L/C
dan bank garansi; b. Pendapatan fee (ujrah) diterima di muka; dan c. Kewajiban pajak
tangguhan.

9. Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) : yaitu pihak pengusaha diberi kuasa
penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusan dalam proyek
tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, pelanggan. Investasi
tidak terikat ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan pada tabungan dan deposito.

10. Musyarakah : Adalah perjanjian pembiayaan antara Bank Syariah dengan nasabah yang
membutuhkan pembiayaan, dimana Bank dan nasabah secara bersama membiayai suatu
usaha atau proyek yang juga dikelola secara bersama atas prinsip bagi hasil sesuai
dengan penyertaan dimana keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan di muka.

11. Pinjaman Subordinasi : Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang berdasarkan suatu
perjanjian hanya dapat dilunasi apabila Bank telah memenuhi kewajiban tertentu dan
dalam hal terjadi likuidasi hak tagihnya berlaku paling akhir dari semua kewajiban dan
investasi tidak terikat.

EKUITAS

1. Modal Dasar adalah seluruh nilai nominal saham sesuai dengan anggaran dasar.

2. Modal Disetor adalah modal yang telah efektif diterima bank sebesar nilai nominal
saham.

3. Revaluasi Aset adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya
kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap dalam
laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga
nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi nilai tersebut.

4. Saldo Laba adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian
dividen dan koreksi laba rugi periode lalu.
2. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif didasarkan pada pendapatan dan beban yang
diakui dengan menggunakan dasar akrual sedangkan perhitungan distribusi pendapatan/hasil
usaha menggunakan dasar kas. Oleh karena itu, Bank harus mampu membedakan pendapatan
akrual dan pendapatan yang kasnya sudah diterima.

1. Pendapatan usaha utama (pendapatan Bank sebagai mudharib) terdiri dari pendapatan
dari jual beli, sewa, bagi hasil, dan pendapatan utama lain.

2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan bagian bagi hasil milik pihak ketiga
(misalnya nasabah penyimpan dalam tabungan dan deposito yang didasarkan pada akad
mudharabah dan musyarakah) atas hasil pengelolaan dana syirkah temporer oleh Bank.

Pendapatan usaha lain antara lain terdiri dari:


1. Pendapatan penyelenggaraan jasa Perbankan Syariah berbasis imbalan, terdiri dari:
2. Pendapatan fee wakalah;
3. Pendapatan fee kafalah;
4. Pendapatan fee hiwalah;
5. Pendapatan fee dana investasi terikat;
6. Pendapatan administrasi;
7. Pendapatan lainnya.
8. Pendapatan bonus giro pada Bank Syariah lain.
9. Keuntungan transaksi valuta asing.

Beban usaha antara lain terdiri dari:


1. Beban bonus simpanan masyarakat berdasarkan prinsip wadiah.
2. Beban kerugian penurunan nilai piutang.
3. Beban penyusutan.
4. Beban amortisasi.
5. Beban/kerugian transaksi valuta asing.
6. Beban premi dalam rangka penjaminan.
7. Beban sewa aset yang digunakan sendiri.
8. Beban promosi.
9. Beban personalia.
10. Beban administrasi dan umum.

Pendapatan non usaha antara lain terdiri dari:


1. Keuntungan pelepasan aset tetap.
2. Pendapatan hibah.
3. Pendapatan lain.
4. Beban non usaha antara lain terdiri dari:
5. Kerugian penurunan nilai aset tetap.
6. Kerugian pelepasan aset tetap.
7. Beban lain.

3. Pendapatan margin murabahah .

4. Untuk transaksi yang dilakukan secara non-tunai, maka keuntungan diakui secara
proporsional sesuai angsuran yang jatuh tempo selama masa akad, atau keuntungan
diakui dengan menggunakan metode effective rate of return (anuitas). Biaya transaksi
diakui selaras dengan pengakuan keuntungan murabahah.

5. Pendapatan neto salam paralel Pendapatan neto salam paralel diakui pada saat
penyerahan barang kepada nasabah sebesar selisih antara jumlah kas yang diserahkan
kepada pemasok dan jumlah kas yang diterima dari nasabah.

6. Pendapatan neto istishna paralel Selisih antara nilai akad dan nilai pemesanan barang
yang diakui secara proporsional selama masa akad, termasuk biaya transaksinya.

7. Penghasilan dari sewa

8. Pendapatan sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas aset telah diserahkan
kepada nasabah.

9. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan aset ijarah diakui pada saat pelepasan sebesar
selisih harga jual dan nilai tercatat aset ijarah.
10. Beban yang terkait dengan pengelolaan aset ijarah, antara lain beban penyusutan dan
amortisasi, beban pemeliharaan, dan beban sewa ijarah (transaksi ijarahlanjut), diakui
sebagai pengurang penghasilan dari sewa.

11. Pendapatan dari bagi hasil Pendapatan bagi hasil diakui pada saat Bank menerima
laporan periodik atas usaha yang telah dilakukan oleh nasabah, baik keuntungan
maupun kerugian.

12. Pendapatan usaha utama lain

13. Pendapatan dari pinjaman qardh diakui pada saat diterima dari nasabah.

14. Pendapatan investasi pada surat berharga berupa imbal hasil (dividen, kupon,
amortisasi atas premium, diskonto, dan biaya transaksi, dan keuntungan atau kerugian
pelepasan surat berharga).

15. Pendapatan lain.

16. Hak pihak ketiga atas bagi hasil Hak pihak ketiga atas bagi hasil diakui sebagai
pengurang pendapatan yang merupakan porsi Bank sebagai mudharib.

3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Saldo per 1 januari 2014 ( sebelum disajikan kembali)

1. Penyesuaian saldo aset lain adalah penyesuaian yang dilakukan karena adanya
pemakain
2. Penyesuaian imbalan kerja – keuntungan/(kerugian) aktuarial adalah penyesuian yang
dilakukan karna adanya beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang
belum menjadi beban.
3. Penyesuaian biaya jasa lalu adalah penyesuaian dari biaya yang belum dicatat dalam
jurnal
Saldo per 1 januari 2014 (disajikan kembali)

1. Imbalan kerja – keuntungan/(kerugian) aktuarial adalah adalah seluruh


bentuk imbalan yang diberikan Bank atas jasa yang diberikan oleh pekerja.
2. Pembentukan cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dan penyisihan laba
ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, mendapat persetujuan
rapat umum pemegang saham (baca : rapat umum tahunan) atau rapat anggota sesuai
dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar setiap bank.

Saldo per 31 desember 2014

1. Penerapan awal cadangan kerugian penurunan nilai – 1 januari 2015 (setelah pajak)
adalaah cadangan yang wajib dibentuk bank jika terdapat bukti objektif
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan sebagai satu atau lebih peristiwa yang
telah terjadi setelah pengakuan aset tersebut dan berdampak pada estimasi arus kas
masa depan.
2. Selisih revaluasi asset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang
diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena
rendahnya nilai aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh
devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi .
3. Penambahan modal saham adalah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal
disetor. Dengan demikian apabila perseroan ingin melakukan penambahan modal,
dalam hal ini adalah penambahan modal dasar maka terlebih dahulu disetujui oleh
forum RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi .

1. Penambahan modal saham adalah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal
disetor. Dengan demikian apabila perseroan ingin melakukan penambahan modal,
dalam hal ini adalah penambahan modal dasar maka terlebih dahulu disetujui oleh
forum RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
4. LAPORAN ARUS KAS

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

1. Penerimaan pendapatan jual beli, bagi hasil, sewa dan usaha utama lainnya.
2. Pembayaran bagi hasil dana syirkah temporer
3. Penerimaan pendapatan usaha lainnya dan non usaha : Pendapatan usaha utama
lainnya terdiri dari pendapatan dari Sertifikat Bank Indonesia Syariah,pendapatan dari
penempatan pada bank syariah lain dan pendapatan bagi hasil surat berhargasyariah.
Pendapatan usaha utama lainnya diakui pada saat diterima (cash basis).
4. Penerimaan dari pembiayaan dan piutang yang dihapus bukukan
5. Pembayaran beban karyawan
6. Pembayaran tantiem : Tantiem adalah bagian keuntungan perusahaan yang dihadiahkan
kepada karyawan, yang baru dapat diberikan bila perusahaan memperoleh laba bersih.
7. Pembayaran beban usaha selain beban karyawan
8. Pembayaran pajak
9. Pembayaran zakat : Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat
Muslim untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin
dan semacamnya, sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariah.
10. Penyaluran dana kebajikan : Jenis kegiatan penyaluran dana kebajikan dapat meliputi:
pembangunan/ renovasi sarana dan prasarana umum meliputi sekolah-sekolah, bantuan
korban bencana alam, bantuan kesehatan, pembagian buku-buku dan komputer untuk
sekolah-sekolah dan lain-lain.
11. Penerimaan pendapatan non usaha
12. Penempatan pada bank Indonesia : Penempatan pada Bank Indonesia adalah
penempatan/tagihan Bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing kepada Bank
Indonesia.
13. Surat berharga diukur pada nilai wajar piutang : Nilai wajar adalah nilai dimana suatu
aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length
transaction). Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu
transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan
keuangan.
14. Pinjaman qardh : Pinjaman Qardh yang diberikan adalah penyediaan dana atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu.
15. Pembiayaan mudharabah
16. Pembiayaan musyarakah
17. Tagihan akseptasi
18. Aset yang diperoleh untuk ijarah : Aset ijarah adalah aset baik berwujud maupun tidak
berwujud, yang atas manfaatnya disewakan.
19. Penyertaan modal sementara : Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal
oleh Bank, Unit Usaha Syariah atau kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar
negeri, dalam bentuk saham pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
20. Aset lain
21. Liabilitas segera
22. Simpanan wadiah : Tabungan Wadiah adalah Tabungan dalam mata uang rupiah
berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah yang penarikan dan setorannya dapat
dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter Mandiri Syariah.
23. Simpanan dari bank lain
24. Liabilitas akseptasi
25. Utang pajak
26. Liabilitas lain-lain
27. Investasi tidak terikat : Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak
pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan
apapun urusan dalam proyek tersebut, dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis,
perusahaan, pelanggan.
28. Investasi terikat : Investasi terikat (executing) adalah dana investasi dimana pemilik
dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan objek
investasi, serta bank ikut menanggung resiko hasil usaha dari proyek yang dibiayai.
2. Investasi musyarakah : Musyarakah adalah bentuk pembiayaan dengan skema bagi
hasil (syirkah), dimana Bank menempatkan dana sebagai modal untuk usaha nasabah,
dan selanjutnya Bank dan Nasabah akan melakukan bagi hasil atas usaha sesuai nisbah
yang disepakati pada jangka waktu tertantu
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

1. penerimaan dari surat berharga tersedia untuk dijual dan diukur pada harga perolehan
2. pembelian surat berharga tersedia untuk dijual dan diukur pada harga perolehan
3. pembelian aset tetap
4. Hasil penjualan aset tetap

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

1. pembayaran dan pembiayaan diterima


2. penambahan setoran modal

5. LAPORAN REKONSILIASI PENDAPATAN DAN BAGI HASIL

1. Pendapatan usaha utama(akrual) adalah pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum
dicatat dalam akun.
1) Pendapatan keuntungan Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan
nasabah. Praktik transaksi yang memungkinkan bagi nasabah untuk menyelesaikan
masalah finansial ketika kesulitan membeli suatu barang. Dalam kasus ini, Bank
syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
2) Pendapatan surat berharga adalah pendapatan dari suatu dokumen yang mempunyai
nilai uang serta diakui dan juga dilindungi oleh hukum untuk keperluan bertransaksi,
pembayaran, perdagangan, dan lain sebagainya.
3) Pendapatan bagi hasil mudharabah Prinsip mudharabah dilakukan dengan
menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan
kerugian yang timbul menjadi risiko pemilik dana sepanjang tidak ada bukti bahwa
pihak pengelola tidak melakukan kecurangan.
4) Pendapatan amortisasi selisih adalah Amortisasi atas pengeluaran harta tak berwujud
dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna
usaha, dan hak pakai yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, dilakukan dengan metode garis lurus (straight-line method)
dan atau metode saldo menurun (declining balance method) secara taat azas.
5) Pendaptan bagi Musyarakah adalah suatu pendapatan dari bentuk pembiayaan dengan
skema bagi hasil (syirkah), dimana Bank menempatkan dana sebagai modal untuk
usaha nasabah, dan selanjutnya Bank dan Nasabah akan melakukan bagi hasil atas
usaha sesuai nisbah yang disepakati pada jangka waktu tertantu.
2. Pendapatan yang tersedia untuk Bagi hasil merupakan suatu bentuk skema pembiayaan
alternatif, yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan bunga. Sesuai
dengan namanya, skema ini berupa pembagian atas hasil usaha yang dibiayai dengan
kredit/pembiayaan. Skema bagi hasil dapat diaplikasikan baik pada pembiayaan langsung
maupun pada pembiayaan melalui bank syariah (dalam bentuk pembiayaan mudharabah
dan musyarakah). Dalam kontrak bagi hasil, perlu didesain suatu skema bagi hasil yang
optimal, yakni yang secara efisien dapat mendorong entrepreneur (debitur) untuk
melakukan upaya terbaiknya dan dapat menekan terjadinya falsifikasi
1) pendapatan bagi hasil yang menjadi hak pemilik bank adalah Bank dapat bertindak
sebagai pemilik dana maupun pengeloladana. Apabila bank bertindak sebagai pemlik
dana, makadana yangdisalurkan disebut pembiayaan mudharabah.
2) pendapatan bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana adalah pemilik dana dapat
bertindak sebagai pemilik dana maupun pengeloladana. Apabila bank bertindak
sebagai pemlik dana, makadana yangdisalurkan disebut pembiayaan mudharabah.
Hak pemilik dana dirinci atas :
 hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didisttribusikan
 hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didisttribusikan
3. Sumber dana zakat, infak dan shadaqah berasaldari Bank dan pihak lain yang diterima
Bank untuk disalurkan kepada pihak yang berhak sesuaidengan prinsip syariah19.
Laporan penerimaan dana zakat pada bank syariah adalah penting karena nilai dana zakat
yang dihimpun dari perbankan cukup besar yaitu Rp. 58,6 Milyar.
1) Zakat dari bank adalah bank sosial yang berdasarkan pada prinsip syariah yang
selanjutnya disebut bank zakat. Bank zakat ini akan mengelola dana zakat sebagai
pooling funddan menyalurkan ke nasabahnya.
2) Zakat dari nasabah lain adalah nasabah lain akan mengelola dana zakat sebagai
pooling fund
3) Zakat dari pegawai bank adalah pegawai bank ini akan mengelola dana zakat sebagai
pooling funddan menyalurkan ke nasabahnya.
4. Dana Kebajikan adalah dana yang di dapat dari dana sumbangan baik dari internal
maupun eksternal. Dana yang berasal dari internal berupa pengembalian dana kebajikan
produktif, denda dan pendapatan non-halal sedangkan dana yang bersal dari eksternal
berupa infaq, shadaqah, hasil pengelolaan wakaf.
1) Denda adalah bentuk hukuman yang melibatkan uang yang harus dibayarkan dalam
jumlah tertentu. Jenis yang paling umum adalah uang denda, yang jumlahnya tetap,
dan denda harian, yang dibayarkan menurut penghasilan seseorang.
2) Dana sosial merupakan sebagian keuntungan hasil pengelolaan simpan pinjam dan
usaha ekonomi produktif.
3) Penerimaan non halal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari
bank konvensional.

Anda mungkin juga menyukai