Anda di halaman 1dari 23

Kebutuhan Cairan Tubuh

Manusia
Kurniawati, SKep.Ns.,MKep
Distribusi Cairan Tubuh
• Terdiri dari cairan ekstra sel dan intra sel
• Cairan ekstra sel terdiri dari cairan interstitiel (CIS)
dan cairan intra vaskuler.
• CIS: berada diantara sebagian besar sel tubuh (15
%)
• Carian intra vaskuler: plasma, bagian cairan limfe
dan darah. Plasma menyusun 5% berat tubuh
• Cairan intra sel : di dalam membran sel membentuk
40 % berat tubuh.
Komposisi Cairan Tubuh
• Cairan yang bersirkulasi di seluruh tubuh mengandung
elektrolit, mineral dan sel.
• Elektrolit yang memiliki muatan positif (kation), negatif
(anion).
• Mineral : unsur semua jaringan dan cairan tubuh serta
penting dalam mempertahankan proses fisiologis, mineral
juga sebagai katalis dalam respons saraf, kontraksi oto dan
metabolisme zat gizi, dan mengatur keseimbangan elektrolit
dan produksi hormon. Contoh mineral: zat besi, zink
• Sel : unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup.
Contoh: sel darah merah
Pergerakan Cairan Tubuh

Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui


difusi, osmosis, transportasi aktif atau filtrasi.
1. DIFUSI
• Proses materi padat, partikel berpindah dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke rendah.
• Substansi berdifusi ke cairan dengan
konsentrasi yang lebih rendah.
2. OSMOSIS
• Perpindahan pelarut murni (air) dari konsentrasi
rendah ke tinggi
• Isotonik: osmolalitasnya sama dengan plasma
darah
• Hipotonik: konsentrasi solut lebih rendah dari
plasma akan membuat air berpindah ke dalam sel
• Hipertonik: memiliki konsentrasi solut lebih besar
dari plasma akan membuat keluar dari dalam sel
3. FILTRASI
• Proses perpindahan air dan substansi yang
dapat larut secara bersamaan sebagai
respon terhadap adanya tekanan cairan.
• Dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah melalui selaput permiabel
4. TRANSPORT AKTIF
• Pergerakan zat yg memerlukan energi
• Contoh: pompa natrium dan kalium
Fungsi Cairan tubuh:

1. Sebagai media transportasi zat-zat makanan untuk sel-


sel
2. Sebagai media transportasi dari substansi-substansi
seperti hormone, enzim, sel darah putih, dan sel darah
merah
3. Penting untuk metabolisme seluler
4. Membantu mengatur temperature suhu normal
5. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
6. Membantu proses pencernaan dan eliminasi
7. Fungsi sekresi
Pengaturan Cairan Tubuh
1. ASUPAN CAIRAN
• Diatur melalui mekanisme rasa haus
• Pusat pengendali rasa haus: hipotalamus
• Stimulus fisiologis utama: peningkatan konsentrasi plasma dan
penurunan volume darah
• Kehilangan cairan >>> mengaktifkan pusat rasa haus
merasa haus dan minum
• Faktor lain yang mempengaruhi pusat rasa haus: keringnya
membran mukosa faring d mulut, angiotensin II, kehilangan
kalium dan psikologis
• Air juga bisa dari makanan dan dari oksidasi bahan makanan
selama proses pencernaan
2. HALUARAN CAIRAN
• Cairan dikeluarkan melalui ginjal, saluran
pencernaan, kulit dan paru-paru (lihat tabel di
fundamental)
• Jumlah urine dipengaruhi oleh ADH
• Kehilangan air melalui kulit terutama diatur
oleh saraf simpatis, yang mengaktifkan
kelenjar keringat
• Kehilangan air: IWL, SWL
3.HORMON
• Hormon utama yang mempengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit: ADH
dan aldosteron
• Hormon kelas tiga, glukokortikoid,
mempengaruhi keseimbangan air dan
elektrolit.
Variabel yang mempengaruhi
Keseimbangan Cairan
1. Usia
2. Ukuran Tubuh
3. Temperatur lingkungan
4. Gaya hidup
Macam-macam Gangguan Keseimbangan
Cairan

1. KEKURANGAN CAIRAN
• Dehidrasi
• Pengukuran Derajat Dehidrasi
a. Kehilangan BB
2 ½ % : tdk ada dehidrasi
2 ½ - 5 % : dehidrasi ringan
5 – 10 % : dehidrasi sedang
10 % : dehidrasi berat
b. Kekenyalan kulit
1 detik : dehidrasi ringan
1 – 2 dtk : dehidrasi sedang
2 dtk / > : dehidrasi berat
2. KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
• Oedem
• Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium
dipertahankan dalam proporsi isotonic sehingga
menyebabkan hypervolumia tanpa dosertai perubahan
kadar elektrolit serum.
• Klien yang berisiko mengalami kelebihan volume cairan
ini meliputi gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan
sirosis.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi kuat,
pernafasan cepat, hipertensi, distensi vena leher, suara
krakels di paru-paru, dan peningkatan berat badan yang
cepat
Proses Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Anamnesis riwayat kesehatan
• Kaji kondisi-kondisi tertentu: luka bakar, klien post
operasi, atau klien yang berada dalam masa
pemulihan gastroenteritis
• Kaji riwayat penggunaan obat kemoterapi yang
memiliki efek diare
• Pasien edema yang mendapatkan diuretik
• Pasien dengan gangguan kardiovaskuler, gangguan
pernafasan, gangguan ginjal dan cedera kepala
Pemeriksaan Fisik

Gangguan cairan dan elektrolit dapat


mempengaruhi semua sistem, perawat harus
mengidentifikasi secara sistematis setiap
adanya abnormalitas pada tubuh selama
melakukan pemeriksaan fisik
Penghitungan Asupan dan Haluaran
• Catat semua intake dan output dalam 24 jam
• Asupan mencakup semua cairan yang masuk:
melalui oral, NGT, dan parenteral.
• Haluaran meliputi: urine, diare, muntah,
pengisapan gaster, dan drainase dari selang
pasca bedah
• Pengukuran asupan dan haluaran yang akurat
merupakan tanggung jawab perawat, yang
membutuhkan keterlibatan klien dan keluarga
Pemeriksaan Laboratorium

• Kadar elektrolit serum


• Kadar BUN
• Kadar kretinin serum
• Hitung darah lengkap (DL)
• Berat jenis urin
• Kadar gas darah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA KLIEN
GANGGUAN CAIRAN
• Risiko kekurangan volume cairan b.d muntah
• Kekurangan volume cairan b.d perdarahan
• Kerusakan integritas jaringan b.d edema
• Gangguan pertukaran gas b.d perubahan suplay
oksigen
• Penurunan curah jantung b.d disritmia yang
berkaitan dengan ketidakseimbangn elektrolit
3. PERENCANAAN
• Rencana keperawatan bersifat individual, bergantung
pada ketidakseimbangan cairan yang dialami klien,
kronik atau akut.
• Tujuan rencana tersebut meliputi:
Klien akan memiliki keseimbangan cairan yang normal
Penyebab ketidakseimbangan dapat diidentifikasi dan
dikoreksi
Klien tidak akan mengalami komplikasi akibat terapi
yang dibutuhkan untuk mengembalikan status
keseimbangan
4. IMPLEMENTASI
Tindakan pada klien gangguan cairan:
• Memberi minum per oral
• Merawat luka infus
• Mengganti cairan infus
• Melepas infus
• Memonitor tetesan infus
• Mengumpulkan urin untuk pemeriksaan
5. EVALUASI
• Evaluasi keefektifan perawatan yang telah
diberikan pada klien yang menderita
ketidakseimbangan cairan
• Perawat menentukan, apakah tujuan telah
tercapai atau belum
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai