Anda di halaman 1dari 23

KONSEP

DALAM
ISLAM
JIHAD

Dosen Pengampu: Dr. Azzuhri Al Bajuri,


S.H.I., M.H.I.
KELOMPOK 11
REFIZA AMANDA
2109112513
GUSTIADI OKTA
SHIMA
2109112723
MUHAMMAD FATHIR AR
RASYID
1909124998
DAFTAR ISI
01
PENGERTIAN
02
ISLAM DAN
JIHAD
PLURALISME

03 04
PAHAM RADIKAL KESIMPULAN
BUKAN JIHAD
PENGERTIAN
01
Jihad adalah usaha
JIHAD
yang dilakukan
dengan sungguh-
sungguh untuk
mencapai kebaikan
manusia secara
keseluruhan.
SECARA ETIMOLOGIS

Jihad berasal dari kata juhd (‫ ) جه;د‬yang berarti


kekuatan atau kemampuan, sedangkan makna jihad
adalah perjuangan. Dari akar kata yang sama, jihad
juga dapat diartikan sebagai ujian, hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat Ali
Imran ayat 142.
SECARA ETIMOLOGIS SECARA TERMINOLOGIS
Jihad adalah mencurahkan kemampuan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, jihad untuk membela dan mengalahkan musuh
memiliki tiga makna yaitu: demi menyebarkan dan membela Islam.
1) Usaha dengan upaya untuk mencapai Para ulama fiqh pada umumnya
kebaikan. mendefinisikan jihad sebagai
2) Usaha sungguh-sungguh membela agama perang. Definisi para
Allah (Islam) dengan mengorbankan ahli fiqih yang menyamakan jihad dengan
harta benda, jiwa dan raga. perang (al-Qital) didasarkan hanya pada
3) Perang suci melawan kekafiran untuk pemahaman
mempertahankan agama Islam. bahwa qital adalah tingkatan jihad yang
paling tinggi.
MENURUT PARA ULAMA DAN IMAM
MADZHAB
Ibn Mandzur: Jihad ialah memerangi musuh, mencurahkan segala kemampuan dan tenaga
berupa kata-kata, perbuatan, atau segala sesuatu yang dimampui.

Al-Raghib al-Asfahani: Jihad adalah mencurahkan kemampuan dalam menahan serangan


musuh. Al-Asfahani juga menambahkan bahwa jihad itu ada tiga macam, yakni berjuang
menghadapi atau melawan musuh yang tampak, berjuang menghadapi syaithoon dan
berjuang menghadapi hawa nafsu.

Madzhab Maliki: Jihad ialah memerangi orang kafir yang tidak terikat perjanjian demi
meninggikan kalimatullah atau menghadirkan-Nya, atau menaklukan negerinya demi
memenangkan agama-Nya.
LIMA
SASARAN
DALAM JIHAD
Jihad Melawan Jihad Melawan Jihad Melawan
Hawa Nafsu Setan Orang Munafik

Meliputi pengendalian diri Setan mempunyai tekad Yaitu mereka yang berpura-
dalam menjalankan untuk senantiasa menggoda pura Islam dan beriman tetapi
perintah Allah dan manusia dan hati mereka sebenarnya masih
menjauhi larangan-Nya. memalingkannya agar selalu mengingkari keesaan Allah
durhaka kepada Allah Swt dan kerasulan Nabi
Muhammad saw.
Jihad Melawan Orang Kafir
Model jihad ini yang sering dipahami
sebagai jihad perang. Dalam
menafsirkan jihad perang ini para

LIMA ulama berbeda pendapat.

SASARAN Jihad Menghadapi Orang yang


Berbuat Maksiat

DALAM Dalam jihad ini metode yang


digunakan yaitu amar ma’ruf nahi
mungkar. Hal ini sesuai dengan firman

JIHAD
Allah dalam QS. Ali Imran : 104.
02
ISLAM DAN
PLURALISM
E
KONSEP DASAR PLURALISME AGAMA

Kata “Pluralism agama” berasal dari dua kata, yaitu “Pluralisme” dan “Agama” dalam
bahasa Arab diterjemahkan dengan “al-ta’ddudiyah” dan dalam bahasa Inggris
“religius pluralism”. Dalam bahasa Belanda, merupakan gabungan kata plural dan ism.
Kata “plural” diartikan dengan menunjukkan lebih dari satu. Sedangkan isme diartikan
dengan sesuatu yang berhubungan dengan paham atau aliran.

Sedangkan kata “agama” dalam agama Islam diistilahkan dengan “din” secara bahasa
berarti tunduk, patuh, taat, jalan.

Dengan demikian yang dimaksud “pluralisme agama” adalah terdapat lebih dari satu
agama (samawi dan ardhi) yang mempunyai eksistensi hidup berdampingan.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP
PLURALISME AGAMA
Pluralisme agama menurut Islam adalah sebuah
aturan (sunnatullah) yang tidak akan berubah, juga
tidak mungkin dilawan atau diingkari. Ungkapan
ini menggambarkan bahwa Islam sangat
menghargai pluralisme karena Islam adalah agama
yang dengan tegas mengakui hak-hak penganut
agama lain untuk hidup bersama dan menjalankan
ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
AL-QUR’AN DAN PLURALISME
KEAGAMAAN
Kitab suci Al-Quran diturunkan dalam konteks kesejarahan dan
situasi keagamaan yang pluralistis (plura-religius). Setidaknya
terdapat empat bentuk keyakinan agama yang berkembang
dalam masyarakat Arab tempat Muhammad SA menjalankan
misi profetiknya sebelum kehadiran Islam, yaitu Yudaisme
(Yahudi); Kristen, Zoroastrianisme dan agama Makkah sendiri.
Tiga diantara-Nya yang sanat berpengaruh dan senantiasa
disinggung oleh Al-Quran dalam berbagai levelnya adalah
Yahudi, Kristen dan agama Makkah.
PENGAKUAN Pengakuan terhadap pluralisme atau
keragaman agama dalam Al-Qur’an,
AL-QUR’AN ditemukan dalam banyak terminologi
yang merujuk kepada komunitas agama

TERHADAP
yang berbeda seperti ahl al-kitab, utu al-
Kitab, utu nashiban min al-Kitab,
ataytum al-Kitab, al-ladzina Hadu, al-

PLURALISM nashara, al-Shabi’in, al-majusi dan yang


lainnya.

E AGAMA
PLURALISME AGAMA KENISCAYAAN
SEJARAH
Dalam bahasa agama, pluralisme atau kebinekaan merupakan sunatullah (kepastian
hukum Tuhan) yang bersifat abadi (perenial); argumen historis yang menunjukkan
keniscayaan sejarah akan pluralisme agama, dikemukakan oleh Ismail Raji al-Faruqi
bahwa kebinekaan atau pluralisme agama tersebut disebabkan oleh perbedaan tingkat
perkembangan sejarah, peradaban dan lokasi umat yang menerimanya. Ismail Raji al-
Faruqi menjelaskan bahwa asal dari agama itu satu karena bersumber pada satu
(Tuhan).

Sebagaimana Firman-Nya “Maka hadapkanlah wajahmu kepada (Allah) dengan lurus


(tetaplah) atau fitrah Allah yang telah menciptakan manusia di atas fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang benar, akan tetapi, kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-Rum: 30:30). Tetapi kemudian, sejalan dengan
tingkat perkembangan sejarah, peradaban, lokasi, dan kebutuhan umat yang
menerimanya, din al-fitrah tersebut menjadi suatu agama historis atau tradisi agama
yang spesifik dan beraneka plural.
MEMELIHARA
Pada dasarnya pluralisme tidak membutuhkan suatu sistem yang

PLURALISME
baku untuk memeliharanya, yang dibutuhkan adalah pemahaman
masyarakat beragama tentang pluralisme itu sendiri. Namun
walaupun demikian ada beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk menjaga keberlangsungan pluralisme, antara lain:

AGAMA
UPAYA

Adanya kesadaran Islam Amar Ma’ruf Nahi Dialog antarumat


yang sehat Munkar beragama
03
PAHAM
RADIKAL
BUKAN JIHAD
IDEOLOGI
Faktor ini hanya bisa diberantas
permanen melalui pintu masuk
pendidikan (soft treatment) dengan

FAKTOR
cara melakukan deradikalisasi secara
evolutif yang melibatkan semua
elemen

PENYEBAB NON-IDEOLOGI
Faktor ini lebih mudah untuk diatasi,

RADIKALIS suatu contoh radikalisme yang


disebabkan oleh faktor kemiskinan
cara mengatasinya adalah dengan

ME
membuat mereka hidup lebih layak
dan sejahtera.
FAKTOR INTERNAL
MUNCULN
Dari dalam umat Islam sendiri yang
telah menjadi penyimpangan norma-
norma agama.

YA
GERAKAN EKSTERNAL
Di luar umat Islam, baik yang

ISLAM
dilakukan oleh penguasa maupun
hegemoni Barat, seperti kasus gerakan
Warsadi, Salman Hafidz dan Imron
atau dikenal sebagai Komando Jihad

RADIKAL telah membangkitkan radikalisme di


Indonesia.
OLEH SOBIRIN
Apabila dalam
mewujudkan Apabila demi
kemaslahatan itu terwujudya

MASLAHAT Hukum itu dibuat untuk


kemaslahatan manusia.
menghendaki perubahan
hukum, maka hukum
pun harus diubah
kemaslahatan harus
dibentuk hukum baru
meskipun tidak ada
mengikuti peritah dalam syariah.
kemaslahatannya
tersebut.
TEORI

Apabila terjadi pertentangan Pembentukan hukum baru


atau perbedaan kemaslahatan melalui maslahat berdasarkan
satu sama lain, maka diambil akal manusia tidak boleh
maslahat yang lebih besar atau bertentangan dengan
kemaslahatan yang paling ketentuan Syariah.
unggul.
Radikalisme di Indonesia sudah banyak terjadi di hampir setiap lapisan baik
sekolah, oknum pebisnis, hingga ke pemerintahan. Hal yang kasat mata harus
ditanggulangi secara serius adalah teroris. UU Nomor 15 Tahun 2003 pasal 1
angka 1 menyatakan bahwa Tindak Pidana Terorisme adalah segala
perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
Perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan melawan hukum secara
sistematis dengan maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan
Negara dengan membahayakan bagi badan, nyawa, moral, harta benda dan
kemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum atau suasana teror
atau rasa takut terhadap orang secara luas.
KESIMPULAN
Jihad merupakan usaha sungguh- Pluralisme agama menurut Islam adalah sebuah aturan
sungguh untuk melaksanakan (sunnatullah) yang tidak akan berubah, juga tidak mungkin
amar ma’ruf nahi munkar dalam dilawan atau diingkari. Islam sangat menghargai pluralisme
upaya mendekatkan diri kepada karena Islam adalah agama yang dengan tegas mengakui hak-
Allah serta berusaha memperoleh hak penganut agama lain untuk hidup bersama dan
ridha dari-Nya. menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh
kesungguhan.

Paham radikal bukan merupakan jihad. Paham radikal timbul dikarenakan


pemahaman jihad yang tidak utuh berkembang dalam masyarakat. Jihad fi
sabilillah tidak boleh dimaknai dengan hanya perspektif tekstual dengan
menegakan yang maaruf dan mencegah yang mungkar sehingga membuat
korban berjatuhan dan kerusakan dimana-mana terlebih menganggu stabilitas
keamanan masyarakat Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai