Anda di halaman 1dari 11

Assalamualaikum wr.wb.

Kami akan mempresentasikan hasil


diskusi kami yang berjudul:
Objek Dakwah (mad’u): Mudah
menerima, menghayati, dan
mengamalkan pesan
Yang di susun oleh:
Miranda Risang Ayu : 2041040315
Yuyun Puspita : 2041040334
2.1. Hakikat Dakwah

Pengertian Hakikat Dakwah


Hakikat dakwah adalah suatu upaya untuk merubah suatu keadaan menjadi
keadaan lain yang lebih baik menurut tolok ukur ajaran Islam sehingga
seseorang atau masyarakat mengamalkan Islam sebagai ajaran dan
pandangan hidup. Pengkondisian dalam kaitan perubahan tersebut, berarti
upaya menumbuhkan kesadaran dan kekuatan pada dari objek dakwah. agar
perubahan dapat menumbuhkan kesadaran dan kekuatan pada diri objek,
maka dakwah juga harus mempunyai makna bagi pemecahan masalahan
kehidupan dan pemenuhan kebutuhannya.
Hakikat Dakwah dalam Islam :

1.Syahdatain
Setiap rasul, semenjak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw., membawa misi dakwah yang satu, yaitu
syahadah.
2.Kebebasan
selam sebagai agama yang mengajak untuk memikirkan klaim terpenting tentang hidup, dan mati. kebahagiaan
dan siksaan, kebahagaiaan dunia dan siksaan. maka dakwah atau misi harus dijalankan dengan penih integritas
dari pendakwah dan objek dakwah.
3.Rasionalitas
Dalam islam, manusia merupakan makhluk Allah yang lebih unggul dibanding makhluk lain, ketinggian dan
kelebihan manusia terletak pada akal yang dianugrahkan Allah kepadanya, akallah yang membuat manusia
memiliki kebudayaan, dan peradaban yang tinggi,
4.Universal
Universal dakwah artinya bahwa objek dakwah islam adalah semua manusia tanpa mengenal batasan sedikit pun,
Islam memandang bahwa semua orang memiliki kewajiban untuk mendengarkan bukti dan menerima sebuah
kebenaran.
Klasifikasi Mad’u
Secara umum mad’u menurut imam habib abdillah haddad dapat di
kelompokan dalam delapan 8 kelompok, yaitu :
a. Para ulama
b. ahli zuhd dan ahli ibadah
c. penguasa dan pemerintah
d.kelompok ahli perniagaan, industri dan sebagainya
e.fakir miskin orang lemah
f.anak istri dan kaum hamba sahaya
g.orang awam yang taat dan yang berbuat maksiat
h. orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rosulnya.
Klasifikasi Mad’u Menurut Sikapnya terhadap Dakwah.
Pakar dakwah abdul Karim Zaida] dalam buku Ushul al-Dakwah, mengolompokkan manusia dalam
empat ketegori berdasarkan sikapnya terhadap dakwah. Empat kategori dakwah yang dimaksud secara
berturut-turut adalah;
A.al-mala (pembuka masyarakat), yaitu kelompok manusia yang memegang wewengan atas keadilan
masyarakat banyak;

B.Jumhur al-anas (mayoritas manusia), mereka itu terdiri dari kelompok alit masyarakat yang memiliki
kekuasaan penuh atas orang bayak;

C.Munafiqun (orang0orang munafik) adalah tife kelompok oportunis yang menyembunyikan kekufuran
di balik keislamannya.

D.Al-usat (para Pendurhaka) adalah ketegori orang-orang yang masih bimbang dalam menerima
kebenaran.
2. Pengolompokkan Mad’u Berdasarkan Antusiasnya Kepada Dakwah
Mengenai sikap mad’u terhadap seruan dakwah, al-qur’an menyebutkan tiga kelompok
Mad’u yaitu;.
A.Kelompok yang bersegerah dalam menerima kebenaran (al-sabiquna bi al-khirat). Menurut
pakar tafsir kenamaan Wahbah al-Zuhayli yaitu golongan mad’u yang cenderung antusias
pada kebaikan dan tanggap terhadap seruan-seruan dakwah baik sunnah apa lagi yang wajib.

B.Kelompok pertengahan (muqthasid), sedangkan golongan yang kedua ini menurut Zuhayli,
adalah golongan pertengahan

C.Kelompok yang menzalimi dirisendiri (zhalim linafsi) adalah kelompok yang sedang
melampaui batasan-batasan agama, kerap melakukan larangan-laranan agama. Menurut
alqa’i, kelompok ini yang justuru paling bayak ditemukan dalam masyarakat.
Pengelompokkan Mad’u Berdasarkan Kemampuannya Menagkap Pesan Dakwah
Kelompok ahl-Jidal, adalah kelompok mad’u menengah terkait dengan
tingkat pemahaman agamanya. Dlam menerima pesan dakwah mereka
belum mampu menyingkap hakikat-hakikat terdalam agama, dan baru
cukup didekati dengan dialog (jadal) melalui adu argumentasi.
Sedangkan kelompok ahl al khitab, menurut Ibn Rusyd, adalah
kelompok terbanyak dalam masyarakat. Karena tingkat pemahamman
agamanya sangat rendah, kelompok mad’u ini tidak terkait kepada
pendekatan-pendekatan dialektis dan belim mampu memahami hakikat
terdalam agama. Untuk itu, cara retorik (Khitaby) melalaui tutur kata
dan nasihat yang baik dalam menyampaikan pesan dakwah dipandang
sebagai jalan yang paling bijak.
2.2. Hak dan Kewajiban Mad’u
Hak-Hak Mad’u Dakwah Islam memiliki prinsip humanis. Jika logika ini ditarik lebih jauh
kemudian dikaitkan dengan hak-hak mad’u, maka sesungguhnya ia bukanlah hal yang lain
dari hak-hak manusia.Persoalan itu dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek sosial
antarpribadi (interpersonal relationship right) dan hak hubungan antar keterkaitan
komunikasi (communication interconnecting right). Hak manusia dalam tinjauan aspek
yang pertama, menekankan kecakapan kualitas pribadi seseorang dalam membangun
pola hubungan antarpersonal yang nyaman (comfortable) dan penuh keakraban
(friendliness/arab:al-rifq). Adapun hak dalam tinjauan aspek yang kedua,menekankan pola
hubungan ketergantungan (dependention) dan saling respons serta saling pengertian
(responsible dan understanding). Dari perspektif teori komunikasi tentang kaidah kesaling
tergantungan,maka selain kesadaran da’iakan haknya untuk menyampaikan dakwah, ia
pun harus mengerti bahwa mad’u juga memiliki hak untuk dipahami secara empati dan
simpati menjadi suatu kemestian yang mutlak.
Pengubahan sikap dalam dakwah:
1. Attention adalah perhatian terhadap pesan. Orang tidak akan
berubah sikap apabila tidak memperlihatkan pesan yang disampaikan.
2.Comprehension adalah pemahaman terhadap pesan dakwah.
Seseorang yang telah memperhatikan pesan dakwah diharapkan akan
mempunyai pemahaman terhadap pesan yang disampaikan.
3.Acceptance adalah penerimaan isi dakwah. dalam hal ini ditolak atau
diterimanya isi dakwah sebagai sikap hidup sangat ditentukan oleh
pemahaman terhadap pesan dakwah dan juga sejauh mana pesan
dakwah sesuai dengan kebutuhan dan nilai hidup pendengar
Kesimpulan
Objek dakwah merupakan manusia yang menjadi sasaran dari dakwah. Seorang da`i merupakan
subjek dalam dakwah yang bertugas untuk memperkenalkan Islam dengan segala macam
keyakinannya, seorang penyeru tentunya tidak akan mampu mencapai tujuan dari apa yang dierunya
apabila tidak ada yang menjadi sasaran seruan tersebut (objek seruan). Dalam hal ini, ada objek yang
disebut sebagai Mad`u yang menjadi sasaran dakwah tersebut. Mad’u berasal dari bahasa Arab yang
merupakan bentuk isim maf’ul dari kata da’aa yad’uu, da’watan, yang artinya orang yang diajak,
diseru, dipanggil, dalam hal ini dimaksudkan orang yang didakwahi (objek/sasaran dakwah).
Pembagian Objek dakwah:
1.Aspek usia
2.Aspek kelamin
3.Aspek agama
4.Aspek sosiologis
5.Aspek struktur kelembagaan
6.Aspek ekonomi
7.Aspek mata pencaharian
8.Aspek khusus
9.Aspek komunitas masyarakat
Sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai