(MAD'U)
Filsafat Dakwah MD 3A
Kelompok 5
Muhammad 11200530000023
yang disebut oleh Al-Qur’an dengan predikat, bukan hanya dari aspek keimanan dan
ibadah semata, melainkan juga dari aspek-aspek sosial, seperti ekonomi, pendidikan,
hukum, iptek, dan sosial budaya, maka kepentingan dakwah itu berpusat kepada apa
yang dibutuhkan oleh komunitas atau masyarakat (mad’u), dan kepada apa yang
dikehendaki oleh pelaku dakwah (dai). Oleh karena itu dakwah mesti berorientasi
kepada kepentingan mad’u (mad’u centred preaching), dan tidak kepada kepentingan
redaksi al lisan, sebagai suatu simbol yang mengacu kepada aspek kemanusiaan
(humanitas) mad’u.
perhatikan firman Allah SWT ini:
َو َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِم ْن َّرُس ْو ٍل ِااَّل ِبِلَس اِن َق ْو ِم ٖه ِلُيَبِّيَن َلُه ْم
VI
Artinya: Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun kecuali dengan lisan
didefinisikan lebih luas lagi. Abdullah Yusuf Ali pakai tafsir menegaskan bahwa
M. Quraish Shihab juga merasa perlu memberikan penjabaran lebih luas soal
pemaknaan ini merupakan simbol dari arti yang lebih luas, yaitu pandangan hidup
interconecting right).
RT
XI
pihak yang diseru kejalan Allah, maka perbincangan mengenai klasifikasi mad’u
RT
da’wah.
Pakar dakwah Abdul Karim Zaidan dalam buku ushul al-dakwah, mengelompokan
Dalam al-Quran, terminologi al-mala’ digunakan untuk arti kelompok sosial yang
masyarakat.
dibalik keIslamannya.
pesan dakwah, dalam hal ini terdapat golongan orang yang sering bersinggungan
Dalam pandangan ini terbagi menjadi dua kelompok, Muslim dan non Muslim.
dalam kategori ini lebih ditekankan kepada mad’u yang non Muslim.
VI
secara empiris dan historis, dapat dilihat dalam praktik dakwah Rasulullah
SAW, sebagai teladan para dai, kemudian dalam praktik dakwah para
itu ada empat, yaitu arif bijaksana (bi al-hikmah), nasihat yang baik (al-
TERIMAKASI