Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI INDONESIA

DAN DUKUNGAN KEMENTERIAN PUPR DALAM


PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Direktorat Sanitasi
Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA
Capaian Pengelolaan Persampahan Nasional (Status April 2022) TARGET GAP

ton/tahun Jakstranas
Persampahan
Timbulan Sampah 26,4 juta 100%

Sampah Terkelola 17,1 juta 65%

• Pengurangan 15,2% 4 juta 30% 14,8% 3.9 juta


• Penanganan 49,8% 13,1 juta 70% 20,2% 5,3 juta

Sampah Tidak Terkelola 9,3 juta 35%

Sumber: KLHK, 2022

PENGURANGAN PENANGANAN

Merupakan kegiatan pengurangan Merupakan kegiatan pengolahan dalam bentuk


timbulan sampah, pendauran ulang karakteristik, komposisi dan jumlah sampah

sampah dan pemanfaatan Kembali termasuk pemrosesan akhir sampah dan/atau

sampah. residu ke lingkungan.


2
Permasalahan Pengelolaan Persampahan
1. Belum semua 1. Anggaran
1. Kesulitan mencari
kab/kota pengelolaan
lahan
memiliki sampah di kab/kota
2. Dokumen
payung ASPEK TEKNIS terbatas
perencanaan
ASPEK hukum ASPEK TEKNIS 2. Alternatif
PENGATURAN pengelolaan sampah
terhadap pendanaan
kurang memadai
pengelolaan pengelolaan
3. Kegiatan
sampah persampahan
pengurangan sampah
2. Belum adanya terbatas
pada sumbernya
penegakan
belum maksimal
hukum
4. Pengelolaan sampah
di TPA open dumping
5. Penerapan teknologi 1. Pemahaman masyarakat
pengelolaan sampah terkait pengelolaan
1. Belum ada sampah masih rendah
yang advance masih
pemisahan ASPEK
ASPEK PERAN
2. Keterlibatan masing-
terbatas (termasuk SERTA
operator dan KELEMBAGAAN masing pihak
TKDN masih rendah) MASYARAKAT
regulator (pemerintah, swasta
2. kemampuan dan masyarakat) yang
SDM terbatas belum terpadu
SKEMA PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 03 TAHUN 2013

Sumber Pewadahan & Pemilahan Pengumpulan Pengolahan Pengangkutan Pemrosesan Akhir

TPS 3R
TPA
Kertas Plastikd Sampah Limbah Residu
dsb sb Organik B3 Residu

3R Skala Rumah Tangga TPST

Pupuk, Maggot, Biogas

Material daur ulang

Off-taker
Dukungan Kem. PUPR: Ekonomi
• sirkular
Penyediaan fasilitas pengolahan (TPS3R / TPST)
• Pembangunan Tempah Pemrosesan Akhir (TPA)

PENGELOLAAN SAMPAH BERKELANJUTAN 4


PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

PEWADAHAN PENGUMPULAN PENGANGKUTAN

Merupakan metode penampungan sampah Merupakan proses pengambilan sampah


Merupakan proses pemindahan sampah
di sumber timbulan sebelum dari sumber timbulan ke tempat
dikumpulkan/dipindahkan ke tempat menuju lokasi pengolahan/ pemrosesan
pengumpulan/pengolahan atau sekaligus
akhir sampah
pemrosesan selanjutnya menuju ke TPA

Tempat sampah sisi jalan Motor sampah Truk sampah terkompaksi

Kontainer sampah Gerobak sampah Arm roll truck 5


PENGOLAHAN SAMPAH

TPS 3R TPST

Tempat Pengolahan Sampah dengan Prinsip 3R (reduce, reuse Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, adalah tempat
dan recycle) adalah tempat dilaksanakannya kegiatan dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
skala kawasan.

Proses Organik Proses Anorganik

Komposting

Pemilahan Pencancahan Proses Organik; Komposting dan Digester Anaerobik

Digester Anaerobic

Pengemasan Penjualan

Black Solder Fly (BSF) RDF/SRF Insinerator


Pemrosesan Akhir Sampah
Tempat Pemrosesan Akhir adalah tempat untuk
memproses dan mengembalikan sampah ke media
lingkungan.

KRITERIA DAN PERSYARATAN


a. Kriteria Lokasi TPA terdapat pada SNI 03-3241-1994
Pengoperasian TPA baik dengan lahan Sarana dan prasarana TPA:
b. Persyaratan TPA meliputi; 1. Fasilitas dasar; (jalan operasional,
urug terkendali maupun lahan urug
• Penyediaan saniter harus dapat menjamin fungsi: drainase)
• Pengoperasian, a. Pengendalian vektor penyakit; 2. Fasilitas perlindungan lingkungan;
b. Sistem pengumpulan dan (instalansi pengolahan lindi, sumur
• Memperhatikan: pemilihan lokasi, uji/pantau, penanganan gas)
pengolahan lindi;
• Kondisi fisik, c. Penanganan gas; 3. Fasilitas penunjang; (jembatan
• Kemudahan operasi, d. Pemeliharaan estetika sekitar timbang, garasi, tempat pencucian)
lingkungan; 4. Fasilitas Operasional; (alat besar
• Aspek lingkungan, dan e. Pelaksanaan keselamatan pekerja; dan teruk pengangkut tanah)
• Aspek sosial. dan
f. Penanganan tanggap darurat bahaya
kebakaran dan kelongsoran.

*Jika proses pengurangan dan pengelolaan sampah sudah berjalan optimal, seharusnya TPA sampah hanya menerima
residu 7
PERATURAN MENTERI PU NO. 03 TAHUN 2013
TENTANG PENYELENGGARAAN PRASARANA DAN SARANA PERSAMPAHAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH
SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

ISU – ISU PENTING

KRITERIA PERENCANAAN TPA SAMPAH


Persyaratan penyediaan dan pengoperasian TPA harus memperhatikan (Pasal 35):
a. Pemilihan lokasi
Memperhatikan aspek:
• Geologi: tidak berada di daerah sesar/patahan
• Hidrogeologi: kondisi muka air tanah tidak kurang dari 3m, jarak dari sumber air min. 100 m, kelulusan tanah tidak
lebih besar dari 10-6 cm/detik
• Kemiringan zona (maks. 20%)
• Jarak dari lapangan terbang >3000 m
• Jarak dari permukiman >1 km
• Tidak berada di kawasan lindung
• Bukan daerah banjir periode ulang 25 tahun
• Lokasi pada TPA lama yang sudah beroperasi harus dioperasikan dengan metode lahan urug terkendali/lahan urug
saniter
b. Kondisi fisik
c. Kemudahan operasi
d. Aspek lingkungan dan sosial: diperlukan kajian sosial, dan kajian lingkungan melalui dokumen AMDAL/UKL dan UPL
(Pasal 11)
8
SKEMA PENANGANAN SAMPAH DALAM
PERHITUNGAN

Perhitungan Biaya Penanganan Sampah

Total Biaya Biaya Operasional dan


Biaya Investasi
Penanganan Sampah Pemeliharaan

1 2 3 4 5
PEWADAHAN/ PEMROSESAN
PENGUMPULAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN
PEMILAHAN AKHIR

10
PERATURAN MENTERI PU NO. 03 TAHUN 2013
TENTANG PENYELENGGARAAN PRASARANA DAN SARANA PERSAMPAHAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SEJENIS
SAMPAH RUMAH TANGGA

Penutupan Atau Rehabilitasi TPA

Pasal 61 Ayat (1) Pasal 61 Ayat (2) Pasal 62


Pasal 70
PENUTUPAN TPA DILAKUKAN JIKA REHABILITASI TPA DILAKUKAN JIKA PENUTUPAN
PASCA
REHABILITASI
PENUTUPAN TPA

a. TPA telah penuh dan tidak mungkin diperluas; a. TPA telah menimbulkan masalah lingkungan; (1) Menteri melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup (1) Pemanfaatan lahan bekas TPA
b. Keberadaan TPA sudah tidak sesuai lagi dengan b. TPA telah mengalami bencana tetapi masih layak dalam penilaian indeks risiko untuk kota pasca penutupan
RTRW/RTRK kota/kabupaten; dan/atau secara teknis; metropolitan, kota besar, dan TPA regional. diperuntukan ruang terbuka
c. Dioperasikan dengan cara penimbunan terbuka c. TPA dioperasikan dengan cara penimbunan terbuka; (2) Menteri mengeluarkan rekomendasi penutupan hijau.
Kegiatan penutupan TPA d. Pemerintah kota/kabupaten masih sulit atau rehabilitasi TPA untuk kota metropolitan, kota (2) Tanaman yang digunakan
mendapatkan calon lahan pengembangan TPA baru; besar, dan TPA regional. untuk ruang terbuka hijau
e. Kondisi TPA masih memungkinkan untuk (3) Gubernur melakukan penilaian indeks risiko dan bukan merupakan tanaman
direhabilitasi, baik melalui proses penambangan mengeluarkan rekomendasi penutupan atau pangan
kompos terlebih dahulu atau langung digunakan rehabilitasi TPA untuk kota sedang dan kecil.
Penyusunan kembali; (4) Pemerintah kabupaten/kota wajib melaksanakan
rancangan teknis Pra penutupan f. TPA masih dapat diperasikan dalam jangka waktu penutupan atau rehabilitasi TPA paling lambat 2
penutupan*) minimal 5 tahun dan/atau memiliki luas lebih dari 2 (dua) tahun setelah dikeluarkan surat rekomendasi.
ha.

Pelaksanaan
Pasca penutupan
penutupan

*)
Disiapkan minimal 1 tahun sebelum TPA ditutup

11
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai