Anda di halaman 1dari 7

MEKANISME

PERTAHANAN DIRI

TUJUAN
Siswa/i dapat memahami akan pentingnya
mekanisme pertahanan diri serta berbagai
jenis atau bentuk dari mekanisme
pertahanan diri yang dapat dilakuakan
SEBAGIAN FUNGSI ALAT-
ALAT SUDAH TER GANTI
KAN OLEH SMARTPHONE
MANUSIA ZAMAN NOW SUDAH SEPERTI
TERBELENGGU OLEH JEJARING SOSIAL
APERSEPSI

Setiap manusia pasti memiliki masalah atau kesulitan. Terkadang


masalah tersebut menyebabkan kesedihan, kegelisah, kekhawatir
ataupun menghadirkan emosi lain yang tidak menyenangkan.
Namun manusia yang sifatnya selalu mencoba untuk mengelak
dan membela diri dari kelemahan diri sendiri akan mencoba
untuk mempertahankan harga dirinya. cara individu untuk
mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress ataupun konflik
adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang
dia lakukan secara sadar ataupun tidak
PENGERTIAN
Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di
London, 23 September 1939) atau yang bernama
lengkap Sigismund Schlomo Freud, berpendapat apabila
kebutuhan seseorang tidak terpenuhi maka dia akan
mempertahankan dirinya. 
Freud yang merupakan seorang Austria pendiri aliran
psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi ini menggunakan
istilah Mekanisme Pertahanan Diri (Defence Mechanism)
untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si
individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan.
.
BENTUK ATAU JENIS DALAM
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
1. Represi (Repression)
2. Kompensasi (Compensation)
3. Penyangkalan (Denial)
4. Konversi (Conversion)
5. Memindahkan (Displacement)
6. Disosiasi (Dissociation)
7. Fantasi (Fantasy) atau Khayalan (Image)
8. Identifikasi (Identification)
Lanjutan....
9. Introyeksi (Introjection)
10. Negativisme (Negativism)
11. Proyeksi (Projection)
12. Rasionalisme (Rationalization)
13. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)
14. Regresi (Regression)
15. Sublimasi (Sublimation)
16. Menghapuskan (Undoing)
17. Simpatisme

Anda mungkin juga menyukai