Anda di halaman 1dari 11

Tindak Pidana

Korupsi
NAMA : WAFIQ FAYZA
NIM : 1102194085
KELAS : EL-43-GAB2
Pendahuluan
Kasus korupsi e-KTP adalah kasus korupsi di Indonesia terkait pengadaan KTP
elektronik untuk tahun 2011 dan 2012 yang terjadi sejak 2010-an. Kasus ini diawali
dengan berbagai kejanggalan yang terjadi sejak proses lelang tender proyek e-KTP
sehingga membuat berbagai pihak seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU), Government Watch, pihak kepolisian, Konsorsium Lintas Peruri dan
Komisi Pemberantasan Korupsi menaruh kecurigaan akan terjadinya korupsi. Sejak
itu KPK melakukan berbagai penyelidikan dan investigasi.
Kronologis Kasus Korupsi E-KTP
• 17 Juli 2017 : KPK mengumumkan penetapan Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi
pengadaan E-KTP. Pengadaan proyek itu terjadi pada kurun waktu 2011-2012. Saat itu, Setnov
menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI. Ia diduga ikut mengatur agar anggaran proyek
E-KTP senilai Rp 5,9 triliun disetujui anggota DPR. Selain itu, Novanto diduga telah mengondisikan
pemenang lelang dalam proyek E-KTP. Bersama pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong,
Novanto diduga ikut menyebabkan kerugian negara Rp 2,3 triliun.

• 4 September 2017 : Setelah sebulan lebih berstatus tersangka, Setya Novanto resmi mendaftarkan
gugatan praperadilan terhadap KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dengan nomor laporan
97/Pid.Prap/2017/PN Jak.Sel. Dalam surat tersebut pun, Setnov meminta penetapan statusnya sebagai
tersangka dibatalkan KPK.

• 11 September 2017 : KPK memanggil Setya Novanto untuk diperiksa sebagai tersangka. Namun,
Novanto tak hadir dengan alasan sakit. Menurut Sekjen Golkar Idrus Marham, Novanto menjalani
perawatan di RS Siloam, Semanggi, Jakarta. Hasil pemeriksaan medis, gula darah Novanto naik.
• 12 September 2017 : Setya Novanto mengirimkan surat ke KPK melalui Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan meminta
KPK menunda proses penyidikan terhadap dirinya sampai putusan praperadilan keluar.

• 18 September 2017 : KPK kembali memanggil Setya Novanto untuk diperiksa sebagai tersangka. Namun lagi-lagi
Novanto tidak hadir karena sakit. Bahkan kali ini kondisi kesehatannya memburuk.

• 25 September 2017 : Partai Golkar menggelar rapat pleno yang menghasilkan keputusan agar Setya Novanto non-
aktif dari posisi Ketum. Internal Partai Golkar mulai bergejolak dengan kondisi Novanto yang berstatus tersangka
KPK dan tengah sakit. Namun, atas permintaan rapat pleno itu ditunda. Sampai putusan praperadilan Novanto
diketok, rapat pleno belum juga terlaksana.

• 27 September 2017 : Hakim Cepi menolak permintaan KPK untuk memutar rekaman di persidangan. Padahal, KPK
yakin rekaman tersebut bisa menunjukkan bukti kuat mengenai keterlibatan Novanto dalam proyek E-KTP.

• 29 September 2017 : Setelah menjalani serangkaian sidang, Hakim tunggal Cepi Iskandar mengabulkan sebagian
permohonan Novanto. Penetapan Novanto sebagai tersangka oleh KPK dianggap tidak sah alias batal. Hakim juga
meminta KPK untuk menghentikan penyidikan terhadap Novanto.

• 10 November 2017 : KPK kembali Tetapkan Setya Novanto Ketua DPR RI Jadi Tersangka KTP Elektronik.
Pengumuman penetapan tersebut, di utarakan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Gedung KPK di kawasan
Kuningan Jakarta.Sebagai pemenuhan hal tersangka, KPK sudah mengantarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan (SPDP) kepada yang bersangkutan ke rumahnya (SN) di Wijaya, Kebayoran baru.
• 15 November 2017 : KPK menjemput paksa Setya Novanto karena sudah tiga kali mangkir saat dipanggil KPK untuk
dimintai keterangan. Enam pegawai KPK menyambangi Setya Novanto di kediamannya, Jalan Wijaya XIII Nomor 19,
Melawai, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 15 November 2017. Para penyidik menggeledah rumah Setya hingga
dinihari. Namun Setya tidak ada di rumah dan tidak diketahui keberadaannya hingga ditetapkan sebagai daftar
pencarian orang (DPO).

• 16 November 2017 : Setya Novanto dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau setelah mobil yang dia tumpangi
mengalami kecelakaan tunggal di daerah Permata Hijau, Jakarta Barat.

• 17 November 2017 : Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menahan Setya Novanto sebagai tersangka e-KTP. Namun,
karena sakit, Setya dibantarkan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

• 20 November 2017 : Setya Novanto menjalani pemeriksaan perdana selaku tersangka dan tahanan kasus dugaan
korupsi e-KTP di Gedung KPK, usai dijemput dari RSCM.

• 5 Desember 2017 :KPK menyatakan berkas perkara tersangka kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP Setya Novanto
telah P21 atau lengkap untuk dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

• 6 Desember 2017 : Berkas kasus e-KTP dengan tersangka Setya Novanto dilimpahkan jaksa KPK ke Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Berkas tersebut berupa dakwaan dan berita acara
pemeriksaan dalam enam buku. Tingginya mencapai 1 meter.
• 7 Desember 2017 : Sidang perdana praperadilan Setya Novanto digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

• 8 Desember 2017 : Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali menggelar sidang lanjutan gugatan praperadilan Setya
Novanto terhadap KPK dengan agenda mendengarkan jawaban dari KPK serta penyerahan barang bukti surat, dan
mendengarkan keterangan saksi dari pihak Setya. Di hari yang sama, dua pengacara Setya Novanto, Otto Hasibuan
dan Fredrich Yunadi, memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai kuasa hukum tersangka kasus dugaan korupsi
KTP elektronik tersebut.

• 11 Desember 2017 : Sidang lanjutan praperadilan Setya Novanto dengan agenda mendengarkan keterangan saksi
digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

• 13 Desember 2017 : Sidang putusan praperadilan Setya Novanto akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Di hari yang sama sidang perdana pokok perkara Setya juga akan digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Hakim tunggal praperadilan Setya Novanto, Kusno mengatakan gugatan Setya dinyatakan gugur saat hakim mulai
memeriksa pokok perkara kasus e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat
Hukuman tersangka
Sugiharto

Atas tindakannya dalam merugikan negara sebesar Rp 2,314 triliun dan


terbukti menerima uang sebesar USD 200 ribu dari Andi Narogong,
Sugiharto dijatuhi hukuman oleh majelis hakim berupa kurungan
penjara selama 5 tahun dan denda sebesar Rp 400 juta subsider 6 bulan
kurungan penjara. Selain itu, Sugiharto juga wajib membayar uang
pengganti senilai USD 50 ribu dikurangi USD 30 ribu serta mobil honda
jazz senilai Rp 150 juta dalam rentang waktu satu bulan setelah
berkekuatan hukum tetap. Harta benda Sugiharto akan disita jika ia tidak
membayarnya. Jika tidak cukup, harta benda tersebut diganti dengan
kurungan penjara selama 1 tahun. Keputusan ini diputuskan oleh Majelis
Hakim pada sidang dengan agenda pembacaan vonis pada 20 Juli 2017.
Vonis ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada sidang
dengan agenda pembacaan tuntutan pada 22 Juni 2017.
Hukuman tersangka
Irman

Berdasarkan penyelidikan KPK dan hasil sidang, Irman terbukti


menerima uang sebesar USD 300 ribu dari Andi Narogong dan USD 200
ribu dari Sugiharto. Oleh karena itu per 20 Juli 2017 majelis hakim
lewat sidang dengan agenda pembacaan vonis memberikannya hukuman
berupa kurungan penjara selama 7 tahun dan membayar denda Rp 500
juta subsider 6 bulan kurungan. Di samping itu Irman juga wajib
membayar uang pengganti senilai USD 500 ribu dikurangi USD 300
ribu dan Rp 50 juta dalam rentang waktu 1 bulan setelah berkekuatan
hukum tetap. Jika tidak dipenuhi, harta benda Irman akan disita. Jika
masih tak cukup, Irman wajib menggantinya dengan pidana 2 tahun
penjara.Vonis ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum KPK
pada sidang dengan agenda pembacaan tuntutan pada 22 Juni 2017.
Hukuman tersangka
Andi Narogong

Andi dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum KPK pada


sidang dengan agenda pembacaan tuntutan pada 7
Desember 2017 berupa hukuman penjara selama 8 tahun
dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider 6 bulan penjara
serta wajib membayar uang pengganti senilai USD 2,1
juta. Dengan harapan dapat meringankan vonis (sidang
dengan agenda pembacaan vonis belum dilakukan) yang
akan diputuskan nanti, ia pun berperan sebagai justice
collaborator.
Hukuman tersangka
Setya Novanto

Dijatuhi hukuman 16 tahun penjara, sedikit lebih ringan


dari tuntutan yang diajukan jpu. dan membayar uang
pengganti US$7,3 juta dalam kurs terbaru setara dengan
lebih dari 101 miliar. Serta pencabutan gak politik
selama 5 tahun.
Sumber

https://www.idntimes.com/news/indonesia/imansuryanto/perjalanan-panjang-kasus-dugaan-korupsi-e-k
tp-setya-novanto-1/13
https://nasional.tempo.co/read/1041781/begini-kronologi-kasus-setya-novanto/full&view=ok

https://id.wikipedia.org/wiki/Kasus_korupsi_e-KTP

Anda mungkin juga menyukai